Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130977 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Wahyuliyaningtyas
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S10457
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Enny Lyli Evelina
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S10432
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlela Taslim
"Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mempunyai tugas untuk melaksanakan pemungutan pajak berdasarkan perundang-undangan yang berlaku untuk mendukung Pemerintah dalam menghimpun dana guna membiayai pembangunan.
Pedoman pelaksanaan tugas adalah Undang-Undang Perpajakan yang baru yaitu UU Nomor 9,10,11 dan 12 sebagai pembaharuan dari UU lama Nomor 6,7,8 dan UU PBB. Diantara ciri penting dalam UU ini sistem Self Assessesment yaitu Wajib Pajak (WP) diberikan kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan pajak yang terhutang.
DJP tetap malakukan tugas melakukan pembinaan,pelayanan dan pengawasan. Disamping itu DJP dapat melaksanakan kegiatan intensifikasi atas data yang disampaikan (WP) melalui SPT Bulanan maupun Tahunan, dan ekstensifikasi atas data dari pihak ketiga yang tidak didapatkan secara langsung dari WP.
Apabila dalam pelaksanaan intensifikasi dengan mengadakan pemeriksaan, penyidikan, dan penelitian ternyata diketahui adanya pajak yang masih harus dibayar, maka kepada WP diberikan Surat Keputusan Penetapan Pajak Tambahan Kurang Bayar berupa STP, SKPKB, SKPKBT yang harus dibayar pada waktu yang telah ditetapkan.
Jika WP tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana mestinya, maka terhadap WP dipatrapkan ketentuan perpajakan yang berlaku melalui Law Enforcement yaitu dengan melaksanakan Penagihan Aktif dengan Surat Paksa. Ketentuan yang berlaku dalamr penagihan aktif dengar Surat Paksa ini adalah Undang Undang Nomor 19 Tahun 1959, UU. Nomor 9 Tahun 1994 yang merupakan perubahan dari UU No.6 Tahun 1983 serta seperangkat Surat Keputusan Menteri Keuangan dan Surat Keputusan/Surat Edaran Dir.Jend.Pajak yang secara keseluruhan mengatur tentang tata cara dan Jadwal Waktu pelaksanaan Penagihan Pajak.
Dalam melaksanakan penagihan sering timbul conflict (reaksi kolektif) antara (WP) dengan petugas pajak (FISKUS) karena perbedaan kepentingan sehingga tunggakan pajak tidak dilunasi sebagaiman mestinya.
Berdasarkan penelitian atas dokumen berupa Laporan Perkembangan Tunggakan Pajak dan Laporan Kegiatan Penagihan serta penelitian di lapangan, ternyata pelaksanaan penagihan aktif dengan Surat Paksa ini tidak/belum dilaksanakan sebagaimana mestinya, sehingga mengakibatkan tunggakan pajak semakin lama semakin menumpuk.
Oleh sebab itu peneliti merasa perlu untuk mengadakan analisis agar mendapat informasi yang jelas tentang kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penagihan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kendaIa/hambatan dalam palaksanaan Penagihan Aktif berada pada Tingkat Operasional, yaitu pelaksanaan penagihan lemah, tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penyebabnya antara Iain dari faktor Intern adalah dalam penempatan Sumber Daya Manusia baik kualitas maupun kuantitas belum memadai dan perlu ditata kembali. Sedangkan faktor Ekstern adalah kurang tingginya kesadaran Wajib Pajak di Negara kita ini akan kewajiban perpajakannya, sehingga perlu diterapkan Law Enforcement yang yang merupakan jaminan pelaksanaan Undang-Undang.
Oleh sebab itu aparat yang terlibat langsung dalam pelaksanaan penagihan ini seyogianya harus mempunyai pengetahuan ganda yaitu menguasai Undang-Undang Perpajakan secara keseluruhan sebagai dasar pasti dalam bertindak, berwibawa agar menimbulkan respect dari WP mengingat status mereka mewakili Pejabat Departemen Keuangan dalam melakukan tugas tersebut.
Cara yang tepat antara lain, berikan mereka pendidikan dan praktek lapangan yang cukup agar mempunyai skill atau kemampuan yang cukup baik dalam penguasaan UU Perpajakan maupun ketentuan/tata cara penagihan aktif dengan Surat Paksa. Mengingat status para penagih/Juru Sita saat ini sebagai pegawai Sruktural, disarankan untuk dirubah sebagai pegawai fungsional, agar mereka dapat mengembangkan diri dalam tugas penagihan, karena tugas fungsional adalah salah satu cara dalam mencapai target yang ingin dicapai.
Tindakan Penagihan Aktif dengan Surat Paksa ini bila dilaksanakan dengan benar dan tepat waktu dapat membuat Wajib Pajak JERA untuk mengulang kesalahannya, karena pengumuman lelang melalui media cetak dan penjualan harta Wajib Pajak secara Lelang dimuka umum dapat menimbulkan rasa malu terhadap masyarakat khususnya mitra usahanya, ditambah lagi dengan sanksi/bunga keterlambatan membayar yang cukup memberatkan Wajib Pajak tersebut. Sehingga pada akhirnya diharapkan Wajib Pajak melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik dan benar sesuai dengan perundang undangan yang berlaku."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Leo Agustinus
"Penelitian ini membahas tentang analisis pemungutan PBB, khusus di Kelurahan Pasar Minggu Kecamatan Pasar Minggu Kota Administrasi Jakarta Selatan yang dilatarbelakangi dengan jumlah pokok ketetapan PBB yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak dengan target penerimaan PBB yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak sama, adanya SPPT bermasalah seperti ganda, tidak dikenal, dan tidak diketahui, serta prosentase realisasi penerimaan PBB belum mencapai angka target. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi penetapan dan penagihan SPPT PBB serta apa kendala dan bagaimana upaya dalam penetapan dan penagihan SPPT PBB. Metode yang digunakan dalam  penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif berdasarkan teknik pengumpulan data studi literatur dan studi lapangan.

Hasil dan temuan dari penelitian ini adalah Implementasi Penetapan dan Penagihan SPPT PBB yang dilaksanakan antara lain dengan penetapan SPPT PBB dan target penerimaan PBB dan  pelaksanaan penagihan SPPT PBB untuk merealisasikan target penerimaan PBB, beserta kendala dan  upaya mengenai Penetapan serta Penagihan PBB di Kelurahan Pasar Minggu Kecamatan Pasar Minggu Kota Administrasi Jakarta Selatan. Saran dari penelitian ini adalah pelaksanaan pemungutan PBB yang akan dilaksanakan sepenuhnya oleh Pemda DKI disarankan untuk melakukan pemutakhiran data secara langsung dan berkesinambungan serta koordinasi dan pendampingan pemungutan PBB oleh Dirjen Pajak kepada Dinas Pelayanan Pajak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta


This study discusses the analysis of tax property collection, specifically in the Kelurahan pasar minggu District South Jakarta caused by the principal provisions of the property tax established by the government revenue target set by the city administration is not the same, the existence of such problematic SPPT, not known SPPT, and unknown SPPT, as well as the percentage of actual revenues haven’t reached the property tax target. The question in this research is how the establishment and implementation of billing SPPT and what constraints and how the efforts in setting and billing SPPT. The method used in this research is descriptive qualitative approach to data collection techniques based on literature studies and field studies.

            The results and findings of this study is SPPT determination and Billing Implementation  established such as by setting SPPT of property tax and its goals, and the implementation of  SPPT billing to realize its goals, along with the constraints and the efforts of the establishment and Billing of property tax in kelurahan pasar minggu district South Jakarta . Suggestions from this study is the implementation of the tax property collection to be carried out entirely by the Government of DKI recommended for updating the data directly and continuously and polling coordination and assistance to the tax service office by the Government."

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Tumonglo
"Pasien diabetes melitus tipe 2 berisiko tinggi mengalami penurunan fungsi kognitif yang dapat berkembang menjadi penyakit Alzheimer dan memperburuk manajemen mandiri pasien, termasuk manajemen pengobatan mandiri. Akan tetapi, tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan primer tidak rutin melakukan pemeriksaan fungsi kognitif. Selain itu, belum diketahui faktor lain yang memengaruhi penurunan fungsi kognitif. Maka dari itu, diperlukan analisis faktor-faktor yang memengaruhi fungsi kognitif pasien diabetes melitus tipe 2 agar menjadi dasar dalam pengambilan langkah tindak lanjut yang tepat. Penelitian potong lintang ini dilakukan untuk menilai prevalensi penurunan fungsi kognitif pada pasien diabetes melitus tipe 2 dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi fungsi kognitif pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan. Sebanyak 101 subjek penelitian diperoleh menggunakan metode consecutive sampling. Data diperoleh melalui observasi rekam medis, wawancara, dan pengukuran langsung. Instrumen asesmen fungsi kognitif yang digunakan adalah The Montreal Cognitive Assessment (MoCA) yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia atau MoCA-INA. Subjek penelitian dengan skor MoCA-INA di bawah 26 dinyatakan mengalami penurunan fungsi kognitif. Prevalensi tinggi (81,2%) penurunan fungsi kognitif ditemukan pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan. Pasien diabetes melitus tipe 2 memiliki penurunan subdomain fungsi eksekutif atau visuospasial, bahasa, dan memori tunda. Faktor-faktor yang memengaruhi fungsi kognitif pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan adalah usia (r=-0,351, p=0,001), waktu tempuh pendidikan (r=0,320, p=0,001), durasi menderita diabetes melitus (r=-0,374, p<0,001), durasi konsumsi metformin (r=-0,405, p<0,001), aktivitas fisik (p=0,005), dan diet (p=0,039).

Diabetes mellitus type 2 patients are at high risks of developing cognitive function impairment that can progress to Alzheimer’s disease and impair patients’ self-management, including self-medication management. However, primary care physicians do not routinely assess cognitive function. On the other hand, the other factors affecting cognitive function impairment have not been known. Therefore, analysis of factors affecting cognitive function is needed to take appropriate follow-up steps. This cross-sectional study aimed to assess prevalence of cognitive function impairment among diabetes mellitus type 2 patients at Pasar Minggu Community Health Center, South Jakarta and analyze the affecting factors. A total of 101 study subjects were selected by the consecutive sampling method. Data were obtained by medical record observation, interview, and direct assessment. The instrument used to assess cognitive function was The Montreal Cognitive Assessment (MoCA) which was translated to Bahasa Indonesia or MoCA-INA. Study subjects with MoCA-INA score below 26 were stated as having cognitive function impairment. A high prevalence (81,2%) of cognitive function impairment was found in diabetes mellitus type 2 patients at Pasar Minggu Community Health Center, South Jakarta. Diabetes mellitus type 2 patients was found to have impairments in executive or visuospatial function, language, and delayed recall subdomains. Factors affecting cognitive function of diabetes mellitus type 2 patients at Pasar Minggu Community Health Center, South Jakarta were age (r=-0,351, p=0,001), years of education (r=0,320, p=0,001) duration of diabetes mellitus (r=-0,374, p<0,001), duration of metformin consumption (p<0,001), physical activity (r=-0,405, p=0,005), and diet (p=0,039)."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S70499
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Widagdo
"Penyakit tuberkulosis merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia sebagai salah satu negara dengan penderita TB terbesar nomor tiga di dunia setelah India dan Cina. Pendekatan pengobatan TB dilakukan melalui Strategi Directly Observed Treatment Short course (DOTS) namun prevalensi TB masih tetap tinggi. Keberhasilan pengobatan penyakit TB terletak pada kepatuhan penderita dalam pengobatan TB selama 2 bulan fase awal dan 4 bulan fase lanjutan sehingga memberikan dukungan keberhasilan.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita dalam pengobatan TB di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 2002 dengan Desain Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah penderita TB paru yang telah mendapat pengobatan TB selama 6 - 8 bulan di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2002. Jumlah sampel sebanyak 81 orang dengan sampel klaster. Analisis data menggunakan Chi square untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan uji logistik untuk melihat faktor yang dominan yang paling berhubungan dengan kepatuhan penderita dalam pengobatan TB. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 50 orang (61,7 %) patuh dalam pengobatan dan 31 orang (38,3 %) tidak patuh dalam pengobatan TB. Hasil analisis bivariat menghasilkan variabel sikap penderita terhadap penyakit dan pengobatan yang berhubungan dengan kepatuhan penderita dalam pengobatan TB (p-value= 0,00). Hasil analisis multivariat dengan metode regresi logistik, dari 12 variabel bebas hanya tiga variabel, yaitu sikap, dukungan keluarga dan pengawas minum obat yang masuk untuk dianalisis.
Hasil analisis menunjukkan tidak ada variabel yang paling berkontribusi (p< 0,05) dengan kepatuhan penderita dalam pengobatan TB. Dengan demikian seluruh variabel yang ada memiliki kedudukan dan kesempatan yang sama dalam hubungannya dengan kepatuhan penderita dalam pengobatan TB. Implikasi dari penelitian ini meliputi : perlunya peningkatan pengetahuan penderita dan keluarganya melalui penyuluhan, perlunya pengawasan minum obat, khususnya penderita usia muda atau tua dan penderita yang mudah lupa, meningkatan kegiatan kunjungan rumah oleh perawat atau petugas kesehatan, mempertahankan dukungan pemerintah terhadap penderita TB dan meningkatkan kemampuan perawat komunitas melalui pendidikan dan pelatihan.

Analyzes Factors Related to Patients Compliance Tuberculosis Treatment in the Context Community Health Nursing in Pasar Minggu Health Centre South-Jakarta in 2002Tuberculosis is one of public health problems particularly in developing countries; include Indonesia as one of the country with the third number for tuberculosis in the World followed by India and China. Treatment approach for tuberculosis is done using a strategy called Directly Observed Treatment Short Course (DOTS). The succeed tuberculosis treatment depends on the patient's discipline in the treatment for tuberculosis for two months in the first period and four months for the second period.
The aims for this research is to analyze factors related to the client's compliance for tuberculosis treatment in Pasar Minggu Health Centre South- Jakarta in year 2002 with Cross Sectional Design.The population are the patients with tuberculosis who had received tuberculosis treatment for 6 - 8 months in Pasar Minggu Health Centre South- Jakarta in Year 2002. Total samples are 8I patients with cluster sampling method. Data analyzes is used Chi Square to correlate independence variables and dependent variable, as well as logistic analyze for the main factors which is correlated the patient's compliance in the treatment for tuberculosis. The results of this research shows that 50 patients (61,7 %) are were compliance for in treatment and 31 patients ( 38,3 %) were not compliance tuberculosis treatment.
The results of bivariate analyzes shows that the treatment related to the patient's compliance in the treatment for tuberculosis (p-value= 0,00). The results of multivariate analyzes with logistic regression method of 12 independence variables only three variables includes: attitudes, family supports and supervision drug administration for which were analyzed. The result shows that there is no variables were contributed (p < 0,05) into the patient's compliance in the treatment for tuberculosis. It is concluding that, all variables have the same opportunity in related to the patient's compliance in the treatment for tuberculosis. The Implication of the research involved the necessary to increase knowledge of the patients who has received medicines, particularly for the young adults? patient and the elderly patients who have memory disturbance. Increasing frequency of home visits by the nurse, volunteers, or health workers, as well as maintenance of the government supports for the patients with tuberculosis and to improve the ability of the community health nurse through education and training."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T 10024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Laila Karmila
"Tesis ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan penertiban pedagang kaki lima di Pasar Minggu Jakarta Selatan. penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa perlu adanya koordinasi yang intensif antar instansi yang terlibat di dalam penertiban pedagang kaki lima. Tanggung jawab fungsi koordinasi terpusat pada Kepala Kecamatan Pasar Minggu sebagai pihak yang berwenang menerapkan ketertiban umum di wilayahnya. Hal ini terkait dengan usaha mengikis keberadaan oknum-oknum yang melindungi dan memfasilitasi pedagang kaki lima untuk berjualan di tempat-tempat umum. Selain itu, perlu adanya perbaikan internal terkait dengan sumber-sumber (resources) yang melekat pada Satuan Tugas Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kecamatan Pasar Minggu khususnya peningkatan kuantitas dan kualitas petugas Satpol PP. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah perlu adanya peningkatan frekuensi sosialisasi kepada masyarakat khususnya pedagang kaki lima sehingga dapat memberikan pemahaman menyeluruh terkait ketertiban umum di DKI Jakarta. Dengan ini maka dapat mengikis penolakan masyarakat terhadap penegakan ketertiban umum.

The focus of this study is factors that influence the policy implementation for Regulating street vendors in pasar minggu jakarta selatan. This type of research is a qualitative descriptive research. The result of this study is that researcher suggests that local government has to improve the coordination amongst working units which regulating street vendors. The responsibility of coordination function is centered in the hand of Head of Pasar Minggu District as the only authorize person in implementing public order in his area. This coordination can eliminate the existence of persons which protect and fasilitate the street vendors existence in public area. Moreover, it needs some improvement in the resources which attach to Civil Servant Police Unit (Satpol PP) Pasar Minggu especially for the personels’ quantity and quality. Another factor that has to be counted too is the improvement of socialization frequency amongst society especially street vendors in order to give holistic perception related to public order in DKI Jakarta. By this condition, it can eliminate the resistent of society about the implementation of public order."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T32956
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni K Lely Aryani Merkusiwati
"ABSTRAK
Tax Amnesty is elimination tax owed should not sanction tax administration and criminal sanctions in field of taxation, by way uncovering treasure and pay ransom money. Based on previous studies, shows the willingness to follow the tax amnesty is influenced by several factors taxpayer awareness, knowledge taxpayer, service tax authorities, and tax penalties. This study aimed to examine the effect of consciousness, knowledge taxpayer, service tax authorities, and tax penalties on the willingness to follow the tax amnesty. Samples in this study as many as 105 people registered taxpayers in east Denpasar and have followed the tax amnesty. The sample in this study was determined by convenience sampling method and slovin formula. Data collected using questionnaires and analysis technique is Multiple Linear Regression. Based on analysis awareness of the taxpayer, the consciousness taxpayer, knowladge taxpayer, the service tax authorities, and tax penalties positive effect on the willingness to follow the tax amnesty."
Jakarta : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018
657 ATB 11:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sefti Fazila
"TB merupakan penyebab utama kematian yang kedua setelah Human Imunnodeficiency Virus (HIV). Sekitar 80 % dari kasus TB yang dilaporkan, terjadi di 22 negara pada tahun 2013. Di pasar minggu kasus TB terus meningkat secara signifikan. Pada tahun tahun 2014 terjadi 332 kasus TB paru BTA (+). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian TB Paru BTA positif di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Pada Tahun 2015, meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status ekonomi, status gizi, kepadatan serumah dan sekamar tidur, ventilasi rumah dan kamar tidur, cahaya matahari masuk rumah dan kamar tidur, sumber penular, dan perilaku merokok.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi kasus kontrol, sampel penelitian adalah penderita TB Paru BTA positif berusia ≥ 15 tahun dan tercatat dalam buku register TB dari seluruh puskesmas di Kecamatan Pasar Minggu pada bulan januari - September 2015, dan tetangga terdekat dari kasus (penderita TB) yang berusia ≥ 15 tahun. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat. Dari hasil analisis bivariat, variabel yang berhubungan signifikan secara statistik dengan kejadian TB adalah jenis kelamin (OR=3,07), status ekonomi (OR=5,71), status gizi (OR=23,58), dan, cahaya matahari masuk kamar (OR=5,3).

TB is the second leading cause of death after Imunnodeficiency Human Virus (HIV). Approximately 80% of TB cases were reported, occurred in 22 countries in 2013. In the Pasar Minggu of TB cases continued to rise significantly. In the year 2014 occurred 332 cases of pulmonary TB BTA (+). This study aims to identify factors related to the incidence of pulmonary TB smear positive in Puskesmas Subdistrict Pasar Minggu In 2015, included age, sex, occupation, education, economic status, nutritional status, overcrowding at home and roommates sleep, ventilation houses and bedrooms, solar light into the house and bedroom, a source of transmitting and smoking behavior.
This research was conducted with the approach of case-control studies, the study sample was patients with pulmonary TB smear-positive individuals aged ≥ 15 years and recorded in the register of TB from all health centers in the district Pasar Minggu in January ? September 2015, and the nearest neighbor of cases (TB) which aged ≥ 15 years. Data was analyzed using univariate and bivariate analyzes. From the results of the bivariate analysis, the variables associated with a statistically significant incidence of TB is gender (OR = 3.07), economic status (OR = 5.71), nutritional status (OR = 23.58), and, incoming sunlight room (OR = 5.3).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esmi Herayati Z.
"ASI Eksklusif berperan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada tahun 2016 Cakupan ASI Eksklusif di Wilayah Kelurahan Pejaten Timur tidak mencapai target Renstra. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah Kelurahan Pejaten Timur Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 2017. Desain Penelitian yang digunakan adalah cross secrional, penelitian dilakukan dengan sampel ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan sebanyak 97 responden dengan teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, dengan analisis univariat dan bivariat.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebanyak 57,7 tidak memberikan ASI eksklusif. Variabel yang memiliki hubungan diantaranya adalah pekerjaan p=0,002 Pengetahuan p=0,001, Dukungan Suami p= 0,001, dan Kebiasaan Keluarga Memberikan MPASI < 6 bulan p=0,001. Sementara Variabel yang tidak memiliki hubungan diantaranya Umur p=0,605, pendidikan p=0,103, dukungan tenaga kesehatab p=0,405, pelaksanan IMD p= 0,308.

Exclusive breastfeeding plays an important role in improving public health. In 2016 exclusive breastfeeding coverage in Pejaten Timur Urban Area did not reach the Renstra target. The relate to of study was know description and faktors that influence the exclusive breastfeeding in Pejaten Timur Pasar Minggu South Jakarta. The design study was a crosssectional study, with a sample of mothers who have a infants aged 6 12 month, as many 97 responden using a random cluster technique. The instrument was use questionnaire, with univariate and bivariate analysis.
The results of this study showed that 57.7 respondent did not give exclusive breastfeeding. Variables that have statistically significant relationships are mother rsquo s job p 0,002, knowledge p 0,001, husband support p 0,001, and family habits provide mpasi.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>