Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37918 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moeheriono
Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2012
658.312 5 MOE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Moeheriono
Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010
658.312 5 MOE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nandyto Widyanto
"Memiliki sumber daya manusia yang berkualitas merupakan suatu hal yang diinginkan oleh setiap perusahaan. Hal tersebut merupakan keunggulan kompetitif yang perlu dimiliki oleh perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan yang lainnya. Salah satu cara untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan memiliki pegawai-pegawai yang merasa engaged dengan pekerjaannya. Seorang pegawai yang engaged, akan memiliki kinerja yang baik selama bekerja berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, dan pegawai yang berkinerja baik adalah pegawai yang diinginkan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh dan menganalisis pengaruh dari work engagement terhadap kinerja pegawai pada salah satu perusahaan pertambangan di Indonesia. Metode yang digunakan dalam pengolahan data adalah metode structural equation modeling (SEM), dimana dari metode tersebut, diperoleh hubungan antar variabel dalam model penelitian, hubungan apa sajakah yang signifikan, serta seberapa signifikan hubungan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa work engagement memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja pegawai, dimana semakin tinggi engagement pegawai, maka semakin baik kinerja pegawai. Work engagement juga dipengaruhi oleh job resources seperti autonomy, developmental opportunities, dan social support dimana pengaruh yang paling signifikan diberikan oleh developmental opportunities. Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa work engagement memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja pegawai pada perusahaan, serta perusahaan perlu berfokus untuk meningkatkan developmental opportunities pegawai agar tingkat engagement pegawai dapat meningkat, yang dapat mengakibatkan meningkatnya kinerja pegawai tersebut.

Having qualified human resources is something that is wanted by every company. It is a competitive advantage that every company needs to keep it competitive with other companies. One way to get qualified human resources is by having employees that feels engaged with their job. An engaged employee, they will perform better when working based on previous studies, and employees that have good performance are the employees that is wanted by companies. This study aims to obtain and analyze the effect of work engagement on employee performance at one of mining company in Indonesia. The method that is used in processing the data is structural equation modeling (SEM) method, in which from that method, the relationships between variables in study model, which relationships are significant, and how significant the relationships were obtained.
Study results shows that work engagement have a significant relationship with employee performance, in which the higher the engagement level of an employee, the better the performance of that employee. Work engagement is also affected by job resources such as autonomy, developmental opportunities, and social support, in which the most significant effect are given by developmental opportunities. Therefore, based on the study results, it can be concluded that work engagement have significant relationship with employee performance in the company, and the company needs to focus on increasing employee?s developmental opportunities so that the engagement level of employees will increase, in which it will make the employee to perform better.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiyono Pontjo Haryo
"Industrilisasi merupakan salah satu upaya yang efektif dalam rangka menciptakan struktur ekonomi yang lebih kuat bagi pembangunan nasional. Di dalam proses industrialisasi tersebut, diperlukan strateji yang tepat mulai dan tingkat makro ekonomi sehingga secara terkoordinasi benar-benar dapat mengarahkan strateji di tingkat mikro ekonomi secara terpadu untuk mencapai tujuan industnialisasi tersebut.
Salah satu bidang industri yang cukup stratejik posisinya adalah bidang otomotif kendaraan bermotor roda dua (sepeda motor). Kemudian, salah satu strateji dalam proses industrialisasi di bidang otomotif kendaraan bermotor roda dua tersebut adalah integrasi vertikal ke hulu (backward integration), seperti yang dilakukan oleh PT Federal Motor di dalam Federal Group yang bertindak sebagai penanggung jawab garis industri sepeda motor PT Astra International Inc. Semakin panjang rangkaian industri dari hulu ke hilir atau semakin besar tingkat integrasi vertikal suatu industri, semakin besar pula nilai tambah yang dapat diciptakan. Nilai tambah yang diciptakan tersebut adalah dalam arti luas ekonomis maupun non ekonomis misalnya teknologi.
Dalam perkembangan industri itu sendiri, semakin kompleks tahapan aktifitas industri yang terintegrasi vertikal ini, semakin kompleks pula masalah operasional dan pengorganisasiannya. Agar organisasi yang semakin besar itu dapat beroperasi dengan baik, desentralisasi menjadi topik yang menarik. Untuk organisasi PT Federal Motor yang terintegrasi vertikal, optimasi antara pola desentralisasi untuk dapat beradaptasi terhadap perkembangan keadaan, dengan pola sentralisasi agar dapat mengarahkan berbagai aktifitas tersebut pada pencapaian tujuan bisnis secara efisien.
Dengan semakin kompleksnya aktifitas dalam konteks desentralisasi ini, diperlukan suatu sistem pengendalian manajemen agar dapat menjamin implementasi strateji secara efektif dan efisien. Sistem pengendalian manajemen mencakup dua hal pokok yaitu struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian manajemen. Salah satu hal pokok dalam struktur pengendalian manajemen adalah penetapan pusat pertanggungjawaban di samping struktur organisasi, pembagian wewenang dan tanggung jawab dan sistem informasi. Struktur pengendalian manajemen juga banyak mendapat pengaruh dan lingkungan, aspek perilaku manusia yang terlibat dan budaya.
Sedangkan hal pokok dalam proses pengendalian manajemen adalah evaluasi kinerja berdasarkan berbagai pengukuran kinerja, di samping secara otomatis proses penyusunan program, anggaran, pelaporan hasil kegatan, analisis selisih dan sebagainya, juga tercakup dalam proses pongendalian manajemen. Dalam operasinya, proses pengendalian manajemen ¡ni banyak dipengaruhi oleh struktur pengendalian manajemen, khususnya dalam hal pengukuran kinerja.
PT Federal Motor sebagai tipikal industri sepeda motor yang terintegrasi vertikal, bertanggung jawab atas kesuksesan garis industrinya, sehingga penanggung jawab garis industri tersebut perlu mengarahkan organisasinya pada pencapaian tujuan, dengan formulasi dan implementasi strateji yang dilengkapi dengan sistem pengendalian yang relevan.
Dalam pengendalian manajemen. kinerja dan aktifitas yang berurutan dari industri terintegrasi vertikal seperti PT Federal Motor ini harus dapat dievaluasi secara baik, mengingat kinerja dan unit industri yang berada di hilir sangat dipengaruhi kinerja dan unit yang lebih hulu. Untuk mengevaluasi kinerja dan industri yang tenintegrasi vertikal ini, penanggung jawab industri harus memiliki acuan yang benar-benar representatif dan andal, sehingga masalah dísfungsional dapat dieliminiasi.
Di dalam PT Federal Motor yang terintegrasi vertikal telah terdapat sistem pengendalian manajemen yang memungkinkan penanggung jawab industri sampai dengan penanggung jawab unit untuk dapat mengevaluasi pusat pertanggungjawaban di bawah wewenangnya. Berbagai peralatan pengukuran kinerja díkelompokkan dalam suatu paket yang disebut key result area.
Variabel pengukuran kinerja ini dapat dikelompokkan secara finansial dan non-finansial, secara jangka pendek dan jangka panjang, bahkan secara internal (yang controllable dan uncontrollable bagi unit) dan eksternal. Penetapan variabel pengukuran kinerja tersebut benar-benar harus memperhatikan key success factor dan bisnis PT Federal Motor dan konsisten dengan strateji.
Hal yang penting sekali untuk menunjang proses pengukuran kinerja PT Federal Motor adalah dikembangkannya sistem akuntansi manajamen yang relevan dengan key success factor dan strateji, sebagaimana konsep Strategic Cost Management yang mencakup tiga tema yaitu Value Chain Analysis, Strategic Positioning Analysis dan Cost Driver Analysis, yang menjadi paradigma akuntansi manajemen kontemporer dewasa ini. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alim Widyawan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh organisasi pembelajar terhadapat kinerja karyawan pada PT Bank BRI Kantor Cabang Pekayon. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan campuran dengan metode survey yang menggunakan teknik pengambilan total sampling terhadap seluruh karyawan yang berjumlah 42 responden untuk penelitian kuantitatif dan wawancara kepada dua partisipan untuk penelitian kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana. Sementara hasil penelitian ini menunjukkan bahwa organisasi pembelajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Bank BRI Kantor Cabang Pekayon.

ABSTRACT
This research aims to analyse the influence of learning organization to employee performance of PT Bank BRI Pekayon area. The method used is mix method with survey method using total sampling technique to all employee which total respondent is 42 for quantitative research and interview with two participants for qualitative research. Data analysis technique used in this study is a simple linier regression. The result showed that learning organization have positive effect and significant to employees performance in PT Bank BRI Pekayon area."
2017
S68334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Beta Hendriyanto
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris bagaimana pengukuran kinerja balanced scorecard dapat mempengaruhi kinerja pegawai di Lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. Pengujian awal menemukan bahwa penerapan balance scorecard dapat meningkatan kinerja pegawai. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner atas 138 responden diketahui bahwa pemberian tunjangan kinerja tidak memberikan pengaruh terhadap hubungan antara pengelolaan kinerja berbasis balanced scorecard dan kinerja pegawai.

This Research is aimed to provide empiric proof on how the implementation of balance scorecard performance measurement affects employee performance at Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan General Inspectorated Ministry of Finance . Initial test demonstrates that the implementation of balanced scorecard elevated performance. Based on questionnaire submitted by 138 respondents resulted that compensation given as performance allowance did not affect the relationship between balancde scorecard performance implementation with employee performance improvement"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jerry Heikal
"Toyota Tsusho Corporation merupakan sebuah perusahaan trading Jepang yang termasuk kedalam Sogo Sosha. Bisnisnya di Indonesia antara lain adalah pada divisi metal, mesin, kimia dan tekstil. Core business perusahaan adalah pada divisi metal dimana share terbesar untuk revenue perusahaan berasal darinya.
Dalam usaha mempertahankan keunggulannya, perusahaan dirasa sangat memerlukan suatu strategi yang efektif dimana diperlukan sistem penilaian kinerja perusahaan (company wide performance measurement) yang fleksibel dan mampu mengintegrasikan seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan.
Munculnya pendekatan Balanced Scorecard juga didorong oleh semakin tajamnya persaingan usaha dan meningkatnya tuntutan pasar bahwa untuk meraih sukses sebuah organisasi perlu mengelola seluruh sumber daya yang dimilikinya. Saat ini perusahaan-perusahaan yang ada sangat kental diwarnai oleh tolak ukur keuangan seperti ROI, EPS dan EVA. Masalahnya sekarang adalah bahwa kinerja yang hendak di ukur dalam suatu perusahaan ataupun dalam bidang usaha tidak terbatas pada faktor keuangan saja melainkan juga meliputi kondisi lainnya seperti visi, strategi, organisasi, tingkat pencapaian operasi, kondisi persaingan, pengembangan sumber daya manusia, tingkat kepuasan pelanggan dan indikator-indikator lainnya.
Cara penilaian kinerja Toyota Tsusho Corporation saat ini masih berdasarkan pada target-target pencapaian finansial. Hal ini cukup baik hanya saja target-target yang diberikan masih bersifat jangka pendek dan tidak mampu merefleksikan kondisi kinerja perusahaan secara jelas. Dengan kondisi lingkungan yang terus berubah, Toyota Tsusho sebaiknya diupayakan untuk tidak lagi mengukur kinerjanya dengan cara lama namun harus mampu secara lebih jelas, komprehensif dan terukur.
Salah satu metode pengukuran strategis yang ada adalah Balanced Scorecard. BSC mengetengahkan satu sistem terintegrasi yang menggabungkan tolak ukur keuangan dan non keuangan. Penjabaran dan penilaian kinerja melalui BSC membantu perusahaan melakukan integrasi seluruh rangkaian strategi manajemen Seperti rekayasa ulang proses bisnis, sistem manajemen yang terpadu dan pemberdayaan karyawan. Sistem yang dibangun melalui BSC juga memberikan gambaran strategis serta terdapat juga analisa sebab-akibat atas seluruh kegiatan dan kinerja perusahaan sehingga proses pelaksanaan strategi perusahaan dan kegiatan pembangunan kompetensi dasar tergambar.
Dengan menerapkan BSC, perusahaan bukan saja memiliki tolok ukur kinerja yang komprehesif, tapi para karyawannya juga memahami keadaan perusahaan yang sebenamya. Dengan demikian alcan tumbuh semangat kebersamaan clan rasa tanggung jawab diantara para karyawan terhadap maju-mundumya perusahaan. Untuk itu seluruh karyawan seharusnya mengetahui dan memahanii semua tolok ukur kinerja keempat perspektif serta mengetahui dan memahami cara dan arti angka-angka tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T2889
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Helistiawan
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kompetensi, kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Imigrasi. Dengan menggunakan pengukuran kompetensi dari Lyne Spencer dan Signe M Spencer (1993), kepemimpinan dari Chapman dan Etzione, serta budaya organisasi dari Stephen Robbins (2001). Metode yang digunakan adalah diskriptif analisis dengan responden sebanyak 100 orang. Data dikumpulkan melalui kuisioner dan dianalisis menggunakan SPSS 11,5 Windows.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa : 1. variabel kompetensi mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai dimana dengan nilai 66,6%, 2. Variabel kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan kinerja sebesar 66,5%, 3. Variabel budaya organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan dengan kinerja sebesar 45,3% dan 4. Terdapat pengaruh antara Kompetensi, Kepemimpinan, dan Budaya Organisasi, terhadap Kinerja sebesar 60,8%. Hal ini menunjukkan bahwa Kompetensi, Kepemimpinan, dan Budaya Organisasi dapat memberikan kontribusi sebesar 60,8% terhadap Kinerja sedangkan sisanya sebesar 39,2% merupakan pengaruh dari faktor lain.
Kesimpulan dari penelitian ini diketahui bahwa kompetensi, kepemimpinan dan budaya organisasi baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai namun disamping itu masih terdapat kelemahan-kelemahan.
Saran yang dapat diberikan adalah dengan melakukan perbaikan dan peningkatkan guna mengoptimalisasi terhadap hal-hal yang dirasakan masih kurang baik dari variabel kompetensi, kepemimpinan, dan budaya organisasi dalam hubungan dengan kinerja pegawai maupun dari variabel kinerja pegawai itu sendiri.

This research is conducted to know how far the influence of competence, leadership and organizational culture factors to the staff?s performance at Directorate General of Immigration. The research is utilising the competence measurement from Lyne Spencer and Signe M Spencer (1993), leadership from Chapman and Etzione, and organizational culture from Stephen Robbins (2001). The method that had been used is the descriptive analytical accompanied with 100 samples. The data was collected through questioners and the analysis was processed by SPSS 11, 5 Windows.
From the research results, it could be concluded that: 1. Competence variable has the influence to the staff?s performance for 66, 6%, 2. Leadership variant has a strong correlation to the staff?s performance is up to 66, 5%. 3. The organisational culture variant also has a strong and positive correlation with the performance is up to 45, 3% from the respondents. 4. From this research it could be concluded that competence, leadership and organisational culture factors may influence up to 60,8% to the staff?s working performance and the other 39,2% is merely another factors.
This research concludes that competence, leadership and organisational culture whether as an independent or a combination factors clearly has a significant contribution to the staff?s performance although they also has a number of limitations.
The research suggests therefore that the organization should increase the element that could support the development of competence, leadership and organizational culture variable within the context of its relation with the staff?s performance and the variable of staff?s performance itself."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25354
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Handriansyah
"Pengukuran kinerja merupakan faktor yang sangat penting bagi setiap organisasi. Karena dengan adanya pengukuran kinerja, manajemen organisasi dapat memastikan tingkat keberhasilan usahanya dan dapat memberikan dasar perencanaan strategis dan operasional di masa datang. Dengan demikian pengukuran kinerja bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan manajemen atas misi yang diembannya.
Pada Penelitian ini peneliti menerapkan pendekatan Balanced Scorecard untuk melakukan pengukuran kinerja Rutan Klas I Jakarta Pusat. Pendekatan ini mengukur kinerja organisasi berdasarkan pada 4 (empat) aspek yaitu : Aspek pembelajaran dan pertumbuhan, aspek proses operasi internal, aspek pelayanan, dan aspek keuangan.
Penelitian ini dilakukan secara deskritif analistis untuk mendeskripsikan kinerja organisasi dengan pendekatan Balanced Scorecard dan bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja Rutan Klas I Jakarta Pusat.
Berdasakan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa tingkat kinerja Rutan Klas I Jakarta Pusat dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard berada dalam kategori baik dengan total skor 38. Perincian pengukuran ini adalah sebagai berikut: kinerja pembelajaran dan pertumbuhan berada dalam kategori cukup baik dengan skor 17, kinerja proses operasi internal berada dalam kategori baik dengan skor 8, kinerja pelayanan berada dalam kategori sangat baik dengan skor 8, dan kinerja pada aspek keuangan berada pada kondisi sangat baik dengan skor 5, dengan tingkat penyerapan anggaran 90.69%.

Performance appraisal is a very substantial factor for each organizations. Considering the performance appraisal, organization?s management may ascertain its business success level and may provide basics for strategic and operation planning in the future. Therefore, the performance appraisal aims to identify the management?s success level on mission it runs.
In this study the writer applies Balanced Scorecard approach to conduct the performance appraisal at Rutan Klas I Jakarta Pusat. This approach measures the organization?s performance based on 4 (four) aspects they are: learning and growth aspect, internal operation process aspect, service aspect and financial aspect.
This study was conducted according to descriptive analytical method to describe an organization?s performance with Balanced Scorecard approach and how the efforts which could be conducted to improve the performance of Rutan Klas I Jakarta Pusat.
Based on the results of study conducted it was identified that the performance level of Rutan Klas I Jakarta Pusat by using Balanced Scorecard approach belongs to good category with total score 38. The details of this appraisal are as follows: learning and growth performance belongs to very good category with score 17, internal operational process?s performance belongs to good category with score 8, service?s performance belongs to very good category with score 8, and performance on financial aspect belongs to very good category with score 5, with budget absorption level 90.69%."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25018
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kuswardhanti Ariwati Rahayu
"Tesis ini membahas kinerja pegawai yang rendah sehingga menyebabkan buruknya kualitas layanan publik yaitu terdapatnya keterlambatan penyelesaian pendaftaran perlindungan merek. Kinerja pegawai sering menjadi masalah, yakni mengapa pegawai tertentu menunjukan kinerja lebih baik dibandingkan dengan pegawai lainnya. Motivasi adalah kekuatan potensial yang dapat dikembangkan untuk menghasilkan kinerja yang optimal. Kompetensi pegawai diasumsikan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja. Hal yang menarik untuk di kaji adalah buruknya pelayanan ditinjau dari aspek kompetensi dan motivasi yang mempengaruhi kinerja pegawai Direktorat Merek.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanasi, yang menempatkan teori kompetensi, motivasi dan kinerja sebagai titik tolak dan sumber jawaban utama. Kuisioner dibagikan kepada 105 pegawai Direktorat Merek secara acak berstrata proposional. Untuk mengetahui bentuk hubungan dan kekuatan hubungan antar varibel digunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Hasil penelitian adalah terdapat pengaruh positif yang signifikan untuk kompetensi terhadap kinerja; motivasi terhadap kinerja; serta kompetensi dan motivasi terhadap kinerja. Pada uji keeratan hubungan kompetensi terhadap kinerja dan motivasi terhadap kinerja menghasilkan korelasi positif sedang. Sedangkan pada uji keeratan hubungan kompetensi motivasi terhadap kinerja menghasilkan korelasi positif kuat.

This thesis explains about the impact of low performance on the quality of public service particularly on the lead time of trademark registration process. There are a number of issues identified concerning employees performance such as the reason of imbalance performance of certain employees. Motivation is potential power which can be developed in order to generate optimum performance. The competency of empleyees is assumed to influence the performance. An interesting issue which needed to be investigated is the low quality of the public service in terms of competency and motivation which influence employees performance at Directorate of Trademark.
This research is explanative quantitative research. Theory of competency and motivation which influence employees performance become the grand theory as well as the main sources of this research. Questionnaires were distributed to 105 employees of Directorate Trademark using proportionate stratified random sampling technique. In order to reveal the correlation and the strength of correlation, this research used both simple linier regression and multiple linier regressions. The result of the study prove that there is positively significant correlation between competency and performance; motivation and performance; as well as both competency and motivation on performance."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26322
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>