Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119863 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Antik Widayanti
"ABSTRAK
Manusia pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk memasuki kelompok dalam kelangsungan hidupnya. Dalam kelompok terjadi interaksi-interaksi antar anggota kelompok yang menyangkut komunikasi dari pihak-pihak yang berinteraksi. Masuknya individu menj adi anggota suatu kelompok didasarkan atas beberapa alasan, yakni untuk mencapai tujuannya akan dicapai dalam kelompok. Untuk itu, individu mengembangkan upaya pertukaran informasi. Mulai dari interaksi awal hingga kestabilan hubungan terjadi. Dalam penelitian ini,' terdapat pengurus dalam Klub Jantung Sehat (KJS), walaupun demikian antara anggota dan pengurus tetap bebas berinteraksi, tidak terdapat hierarki-hierarki. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan 9 anggota KJS yang menjadi subyek dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan interaksi awal hubungan antar anggota dalam KJS, dilalui melalui strategi pencarian informasi interaktif. Yaitu adanya kontak dengan target. Dalam interaksi awal menuju eskalasi hubungan hingga menjadi anggota 9 terjadi proses persepsi. Baik stategi pencarian informasi interaktif maupun persepsi pada awal hubungan hingga menjadi anggota bisa berjalan lancar. Walaupun informasi yang dimiliki sebelumnya mengenai KJS umumnya belum ada. Disinilah terjadi pemikiran individu bahwa dari interaksinya akan diperoleh imbalan. Dari hasil penelitian ini ternyata eskalasi hubungan hingga tahap pertukaran yang stabil seperti dikemukakan oleh Altman dan Taylor, umumnya bisa dicapai. Dalam pencapaian eskalasi hubungan tersebut individu menggunakan kesempatan untuk mengikuti kegiatan pelayanan, non pelayanan maupun dalam kepanitiaan dan kepengurusan dalam KJS. Keikut sertaan dalam kegiatan tersebut akan memungkinkan terjadinya intensitas pertemuan yang lebih sering i sehingga informasi yang dipertukarkan individu mengenai KJS semakin meluas dan bahkan mendalam. Analisis evaluasi hasil hubungan, yang merujuk pada Thibaut dan Kelley dari interaksi antar anggota KJS, umumnya mencapai hubungan yang puas dan stabil, dimana hasil yang diperoleh lebih dari yang dibayangkan. Yaitu bisa memenuhi kebutuhan manusia. Mulai dari tingkat dasar kebutuhan, yaitu kebutuhan psikologis, sampai pada kebutuhan yang paling tinggi yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pengurus Yayasan Jantung Indonesia, khususnya pengurus Badan Pelaksana Pusat KJS, sebagai pengelola KJS, yaitu agar memanfaatkan kesempatannya untuk menggunakan media sebagai usaha promosi agar masyarakat lebih mengenalnya ยป menciptakan suasana keakraban klub dengan melaku an kegiatan-kegiatan yang lebih mengarah pada pertukaran informasi hingga tahap emosional, disamping juga perlu ada kegiatan yang terintegrasi dengan masyarakat sekitar dalam bentuk yang lebih bermanfaat untuk kedua belah pihak."
1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmanto Agung Purawan
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Koesnadi
"Secara konseptual pendamping masyarakat merupakan suatu kegiatan yang menuntut pekerjaannya untuk melakukan berbagai jenis pekerjaan dalam suatu waktu dan menjalankan berbagai peranan yang dibutuhkan sehingga dalam prakteknya seorang pendamping masyarakat dapat berpindah peranan ke peranan yang lain secara simultan. Hanya saja dalam pelaksanaan pendampingan, menurut penilaian anggota kelompok sebagian besar dalam pelaksanaan peranan fasilitatif, pendidikan, representatif dan teknis di lokasi penelitian banyak yang tidak lakukan, dikarenakan berbagai sebab, antara lain pendampingan yang tidak berkesinambungan, kompetensi sebagai community worker tidak memadai, dan pendamping masyarakat yang bekerja lebih berorientasi pada tugas sesuai petunjuk teknis dan petunjuk operasional bukan pada proses dan kurang didukung juga oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang tersedia. Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa pelaksanaan peranan pendampingan masyarakat yang dilakukan belum memadai sesuai harapan seperti yang dikemukakan Ife (1995) sehingga kurang bermanfaat bagi anggota kelompok dan masyarakat pada umumnya. Ternyata banyak peranan yang dilakukan ataupun yang tidak dilakukan, baik yang sering maupun yang jarang, namun akhirnya intensitasnya menurun. Terlihat salah satunya dalam pelaksanaan peranan fasilitatif yang didalamnya ada aspek yang cukup menentukan keberhasilan pendampingan yaitu aspek antusiasme, komitmen dan integritas dimana pendamping masyarakat dituntut konsisten untuk terus bersemangat dalam bekerja untuk masyarakat dengan bekerja tanpa mengenal waktu siap memberikan pelayanan, sehingga diharapkan dapat menularkan semangat kepada masyarakat untuk tetap berusaha dan penuh semangat, serta bertanggungjawab dalam menjalankan kegiatan usahanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak tergantung pada bantuan orang lain. Karena permasalahan tersebut di atas, pendamping masyarakat tidak bisa berimprovisasi ataupun berinisiatif untuk melakukan peranan yang lebih, sehingga mengakibatkan Kejenuhan, bosan, penurunan semangat, serta kurang percaya, baik dalam menunggu realisasi yang memakan waktu sampal 6 bulan maupun dalam pelaksanaannya. Di sisi lain waktu penugasan 5 bulan untuk FD (Fasilitator Desa) daiam tahap sosialisasi program terlalu pendek, padahal FD sangat diperlukan juga daiam tahap pelaksanaan program dan FK (Fasilitator Kecamatan) sebagai pendamping masyarakat di tingkat kecamatan terlalu luas jangkauan tugasnya. Keadaan tersebut cukup mengganggu pelaksanaan peranan fasilitatif dan peranan lainnya yang sejak Tahap Persiapan atau Tahap Sosialisasi seharusnya dipertahankan ritme kegiatannya, dan akhirnya masalah tersebut menjalar pada tahap pelaksanaan, sehingga tidak ada bedanya pelaksanaan peranan pendamping masyarakat, baik pada tahap sosialisasi maupun pada tahap pelaksanaan kegiatan, malah semakin ada penurun intensitas peranan pendampingan masyarakat karena FK khususnya semakin bertambah jangkauan tugasnya disebabkan bertambahnya, desa yang mendapatkan PPK (Program Pengembangan Kecamatan) tahun 2000 ini. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa: pelaksanaan peranan pendamping masyarakat masih belum memadai dan kurang bermanfaat bagi anggota kelompok. Hal tersebut disebabkan karena kualifikasi pendamping masyarakat yang tidak memadai sehingga perananperanan tersebut tidak dilakukan sebagaimana mestinya, juga kurang didukung oleh kebijakan atau aturan di lapangan, malah menjadikan kontraproduktif bagi pelaksanaan peranan pendamping masyarakat, misalnya pelaksanaan sosialisasi program yang terlalu lama dan pendeknya masa tugas Fasilitator Desa sehingga pelaksanaan peranan pendamping masyarakat yang dilakukan dengan susah payah menjadi sia-sia. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang sifatnya deskriptif, sehingga dalam pelaksanaannya tidak menguji suatu hipotesis. Untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan utuh mengenal penilalan anggota kelompok terhadap manfaat pendamping, dalam penelitian ini dilaksanakan wawancara mendalam dan pengamatan terhadap informan. Kemudian dianalisis secara kualitatif, ditafsirkan dan diinterprestasikan terhadap data tersebut, serta ditarik implikasi teoritiknya. Data yang terkumpul selain disajikan dalam bentuk narasi, juga disajikan dalam bentuk kutipan-kutipan langsung dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, kemudian dibuat pembahasannya.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marinza Savanthy
"Franchise, yang sering disebut sebagai waralaba di Indonesia, merupakan suatu format usaha yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari lisensi. Franchise merupakan bentuk usaha yang marak berkembang pada tahun 1990-an di Indonesia. Oleh karena perkembangan yang begitu pesat itulah diperlukan adanya pengaturan lebih lanjut mengenai waralaba. Sehingga pada akhirnya dikeluarkan PP No. 16 Tahun 1996 tentang Waralaba dan juga Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 259/MPP/Kep/7/1997. Dengan demikian telah terdapat pengaturan yang jelas mengenai waralaba. Franchise merupakan suatu format bisnis yang memberikan hak kepada franchisee untuk menjalankan usaha dengan menggunakan merek dagang, logo, serta hak kekayaan intelektual lain, yang merupakan ciri usaha dari franchisor. Franchisee juga menjalankan usaha dengan menggunakan konsep usaha yang menyeluruh dari franchisor. Franchisee menjalankan usaha sepenuhnya menggunakan manajemen yang berasal dari franchisor. Franchisee mendapatkan bimbingan, bantuan dan pelatihan dari franchisor dalam menjalankan usahanya. Atas penggunaan hak kekayaan intelektual franchisor, serta konsep usaha yang menyeluruh dari franchisor, franchisee harus memberikan royalty pada franchisor. Usaha franchise memiliki beberapa keuntungan dibanding mendirikan usaha yang baru, selain tentunya kelemahan-kelemahan. Franchise juga memiliki faktor resiko yang sama atas kegagalan usaha. Penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan usaha franchise. Oleh karena itu pembahasan mengenai kelangsungan usaha dalam bentuk usaha franchise menjadi tema penulisan dalam skripsi ini. Namun dalam kenyataannya terdapat beberapa permasalahan sehubungan dengan perjanjian franchise, sehingga akan dibahas pula mengenai perjanjian baku dalam perjanjian franchise serta mengenai teori itikad baik dan juga disclosure documentation."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
S21140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sujud Kartawidjaja
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S16902
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizah Larashati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S5108
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>