Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58257 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dipta Adiwiguna
"Skripsi ini membahas nada teks cerita, dilihat dari motif tindakan para tokoh yang ada dalam dongeng. Pada dongeng Putri Teratai Merah karya Suyono H.R., ditemukan bahwa dalam motif tindakan yang dilakukan para tokoh dalam dongeng terdapat nilai-nilai yang bersifat kurang tepat untuk dibaca oleh pembaca anak. Nilai-nilai tersebut kurang tepat dibaca oleh anak-anak karena menggambarkan kepasifan perempuan, ketergantungan, kemalasan, dan iri hati. Pemaparan mengenai motif tindakan tersebut dilihat berdasarkan analisis struktural yang diinterpretasikan dengan pendapat beberapa ahli.

This thesis discuss character's motive in fairytales that show the text's tone. Based on the data taken from Putri Teratai Merah by Suyono H.R., characters' motive in the text are not appropriate for children because it represents certain values that are not suitable for children literature. Some of the values that unfavorable for children to read are that woman pictured being passive, dependant, lazy, and envy. The description of the text's tone can be analyzed by structural analysis, which then will be interpreted with references from experts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42504
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hyon Ye Jin
"ABSTRAK
Penelitian ini menenmui motif-motif cerita dalam dongeng Bawang Merah Bawang Putih dari Indoensia dan dongeng Kongjui Patjui dari Korea serta membahas kesamaan dan perbedaan motif cerita dari dua negara yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif cerita dongeng Bawang Merah Bawang Putih dan dongeng Kongjui Patjui memiliki motif percintaan, motif makhluk gaib, motif kekejaman ibu tiri, motif iri dan dengki, dan motif pengingkaran. Motif-motif tersebut terlihat pada tokoh, alur, dan tema dalam dongeng.
ABSTRACT
This thesis find out motives in fairytale of Bawang Merah Bawang Putih from Indonesia and Kongjui Patjui from Korea, and discussed about similarities and differences between two different countries. This research used qualitative method. The result showed that the fairytale of Bawang Merah Bawang Putih dan dongeng Kongjui Patjui contain love motive, mystical creatures motive, stepmother motive, jealousy motive, and negation motive in the stories. Those motives are shown in the character, plot, and theme of story."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Sunardi
"Berlandaskan teori ketaksadaran kolektif dan arketipe Carl Gustav Jung dirumuskan sebuah model pendekatan terhadap karya sastra yang menekankan analisisnya terhadap aspek-_aspek perulangan naluri dalam penciptaan sebuah karya sas-tra. Asumsi dasarnya adalah terdapatnya beberapa karya sastra yang mempunyai daya tarik khusus yang menggetarkan hati pembacanya karena adanya rangsangan bawah sadar pada jiwa pembaca. Rangsangan-rangsangan bawah sadar ini menurut Jung adalah 'citra keinsanan purba' atau arketipe. ia adalah pola. apriori dari tingkah laku psikis yang bersifat formal (kausi-instingtif) dan universal serta terdapat pada manusia secara potensial. Ia mengendap di dalam psike sebagai reka_man ketaksadaran mental dari perkembangan sejarah pengalaman seluruh umat manusia dan di wariskan dalam struktur otak manusia dari generasi ke generasi berikutnya. Dalam novel Brat'ja Karamazovy, arketipe hadir sebagai gagasan atau corak yang bersifat simbolis, dan muncul seba_gai motif yang beranalogi dengan tema-tema tertentu dalam mitos-mitos arkais. Melalui serangkaian analisis terhadap tokoh dan alur novel tersebut terungkap beberapa motif. Arketipe, di antaranya adalah arketipe karakter pahlawan yang diwujudkan sebagai figur Aljosa. Pada tahap awal, interpretasi psikologis terhadap figur Aljosa sebagai pahlawan menekankan sifat inferior dari seorang individu. la merupakan bayangan dari aspek-aspek kepribadian yang belum matang dan berkembang. Sedangkan sketsa ringkas tahap-tahap perjalanan dan kehidupan spiritual figur pahlawan Aljosa adalah proyeksi karakteristik tahap-tahap penting dari proses perkembangan kepribadian dan psikis seorang individu. Arketipe karakter lainnya adalah arketipe Orang Tua yang Bijaksana yang diwujudkan sebagai figur Pendeta Zosima. Interpretasi awal terhadap figur simbolis ini adalah idea_lisasi dan personifikasi kematangan spiritual yang sempurna. Kehadiran figur simbolis ini merupakan pelengkap dari tahap perkembangan dan perjalanan psikis figur pahlawan, serta sekaligus memberi- jaminan pencapaian dan orientasi hidup bagi sang figur. Arketipe lainya yaitu Inisiasi dan Penuga_san hadir menandai tahap perkembangan psikis figur Aljosa dalam menentukan orientasi hidupnya yang Baru dan memasuki gerbang kedewasaannya sebagai seorang individu. Untuk ini pula Aljosa menjalani ritus Kematian dan Kelahiran Kembali yang juga menandai kematangan dan kesempurnaan psikis yang telah dicapai oleh Aljosa. Dengan demikian tahap-tahap perjalanan Aljosa yang menyusun citra kepahlawanannya merupakan manifestasi dari setiap tahap perkembangan kepribadian manusia dan refleksi dari isi psike yang dinamis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14950
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Nurdfaidah
"Banten dikenal sebagai salah satu wilayah yang kaya akan khazanah maupun sastra. Dua antologi cerita rakyat berjudul Legenda Ayam Emas dan Kisah lainnya dan Legenda Keong Gondang menunjukkan kedua hal tersebut. Penelitian ini ditulis dengan tujuan untuk membuktikan pola hidup harmonis warga Banten yang mampu mengawinkan konsep nenek moyang dahulu dan konsep yang terusung dalam agama islam. Selain itu, warga Banten juga tidak menyangkal kehadiran hewan dan benda benda yang dinilai memiliki peranan penting dalam kehidupan mereka."
Serang: Kantor Bahasa Banten, 2019
400 BEBASAN 6:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Natalia
"Ahmad Tohari lahir pada tanggal 13 Juni 1948 di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah. Secara formal, ia hanya mengantongi ijazah SMAN II Purwokerto. Beberapa fakultas, yakni fakultas ekonomi, sosial politik, dan kedokteran, pernah dijelajahinya. Akan tetapi, semuanya tidak ada yang ditekuninya. Selain itu, Tohari juga kerap menulis novelet, cerita pendek (cerpen) ataupun novel. Hasil tulisan-tulisannya itu dapat kita baca pada media massa cetak, seperti Kompas, Republika, ataupun majalah Kartini. Novel pertama yang ditulisnya, yaitu Kubah (Pustaka Jaya, 1980), langsung memperoleh hadiah pertama dari Yayasan Buku Utama Depdikbud tahun 1981; Lambaian Page Beningditerbitkan. dalam sari Bunga no. 12 tahun 1982; Ronggeng Dukuh Paruk (Novel, 1982) pernah dimuat di Kompas sejak tanggal 17 Juli sampai 21 Agustus 1981; Lintang Kemukus Dinihari (Novel, 1981) dimuat di Kompas sejak tanggal 23 September sampai 27 Oktober 1984; Lentera Bianglala {Novel 1985) dimuat di Kompas; Di Kaki Bukit Cibalak (Novel, 1989) memperoleh hadiah Sayembara Roman Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1978 dan dimuat di harian Kompas dalam bentuk cerita bersambung mulai tanggal 10 Oktober sampai 06 November 1979 ; Lingkar Tanah Lingkar Air (Novel, 1993) dimuat di harian Republika; Mas Mantri Gugat (Kumpulan kolom, 1994) dan Bekisar Merah (Novel, 1993) pernah dimuat di Kompas. Selain novel-novel tersebut, Tohari juga menulis karya-karya lain berupa novelet dan cerita pendek."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S10913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pepen Apendi
"Manusia adalah makhluk berpikir. Makhluk yang kreatif yang selalu ingin mengembangkan diri mencari sesuatu untuk kelangsungan hidupnya. Manusia tidak mau menderita. Maka dari itu dia melakukan berbagai cara mengumpulkan harta duniawi walaupun teman sendiri menjadi akibatnya. Dampak negatif dari tindakan manusia yang semena-mena tersebut merugikan orang lain, khususnya merugikan orang-orang yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan.
Pemaknaan "Tokoh kita" dalam Karya Iwan Simatupang: Merahnya Merah dan Kering, Suatu Kajian Filosofis, adalah judul yang dipilih penulis yang tujuannya untuk menggambarkan orang-orang yang hidupnya penuh dengan derita. Kedua novel tersebut Merahnya Merah dan Kering, menggambarkan kehidupan kaum gelandangan yang hidupnya di gubuk kecil-kecil, kekurangan makan dan minum.
Tokoh kita sebagai pembawa pesan (massage) Iwan Simatupang dalam kedua novel tersebut, adalah tipe manusia yang mampu bersosialisasi, tipe manusia yang sadar akan dirinya di mana hidupnya tidak terlepas dari orang lain, tipe manusia yang sadar bahwa kebebasannya ditentukan oleh kebebasan orang lain, meminjam pendapat Sarte. Tokoh kita ditengah kehidupan yang tak terpahami ini, dunia absurd, meminjam pendapat Albert Camus, mau tak mau harus menerima keadaan seperti ini demi mencari `manusia hanya manusia'.
Tokoh yang dikenal dengan "Tokoh kita" merupakan tokoh yang mempunyai karakteristik yang tidak dipunyai oleh tokoh-tokoh lain (antagonis). Dia adalah tokoh yang tegar, pantang menyerah terhadap masalah dan rintangan yang menghadangnya. Dia suka menolong orang-orang yang berada dalam kesulitan dan kelaparan. Itulah beberapa karakter yang ada pada diri tokoh kita yang dapat dijadikan contoh oleh pembaca dalam mengarungi dan menjalani kehidupan yang absurd ini.
Dalam beberapa kutipan dalam novel Merahnya Merah dan Kering, Iwan berpesan pada pembaca agar menjadi orang yang pemaaf, jangan menyakiti binatang, menghormati orang lain. Dan ada pesan lwan yang harus benar-benar diingat oleh pembaca yaitu bahwa manusia harus tahu dan sadar dari mana mereka berasal dan dari apa mereka terbuat. Melalui "Tokoh kita" pesan-pesan itu Iwan sampaikan. ltulah makna filosofis tokoh kita. Setelah membaca novel ini, pembaca diharapkan menjadi lebih arif dan bijaksana dalam hidupnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11825
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lavinia Budiyanto
"Konsep diri individu mempengaruhi tingkah lakunya dalam berbagai situasi. Diskrepansi yang terjadi antara konsep diri aktual dengan konsep din ideal dapat mempengaruhi seseorang dalam bertingkah laku. Dalam bertingkah laku, individu didorong oleh motivasi. Motivasi terdiri dari motif afiliasi, motif kekuasaan, dan motif berprestasi. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara diskrepansi konsep diri aktual dan konsep din ideal dengan motif berprestasi pada para remaja putri yang mendatangi agensi-agensi modelling untuk menjadi fotomodel. Penelitian ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa kuatnya motif berprestasi individu berhubungan dengan rendahnya diskrepansi antara konsep diri aktual dengan konsep diri ideal individu tersebut, sehingga hipotesis alternatif yang diuji berkorelasi negatif.
Sampel penelitian ini diambil dari populasi remaja putri berusia 18 sampai 21 tahun, pernah mendatangi dan mendaftar menjadi anggota agensi-agensi modelling, serta bertempat tinggal di DKI Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan alat tes berupa kuesioner dengan tiga bagian, yaitu konsep diri aktual, konsep diri ideal, dan motif berprestasi. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis secara kuantitatif. Hipotesis alternatif diuji signifikansinya pada l.o.s. 0,05 dengan perhitungan dua arah.
Para responden memiliki konsep diri aktual yang baik atau sehat, karena grafik distribusi statistik konsep diri aktual para responden normal (tidak skewed). Para responden juga memiliki konsep diri ideal yang baik atau sehat, karena walaupun grafik distribusi statistik tidak normal {skewed ke kiri) namun ini merupakan hal yang normal karena semakin kecil nilai konsep diri pada alat pengumpul data penelitian ini berarti semakin baik konsep diri tersebut. Diskrepansi antara konsep diri aktual dengan ideal para responden merupakan diskrepansi yang normal, karena grafik distribusi statistik normal (tidak skewed). Hal ini berarti konsep diri aktual para responden tidak terlalu jauh dengan konsep diri ideal mereka.
Pola motivasi yang terdapat pada para responden adalah sebagai berikut: 38% responden memiliki motif berprestasi yang kuat; 32% memiliki motif berprestasi yang sedang; dan 30% memiliki motif berprestasi yang lemah. Berarti hanya sepertiga dari responden yang memiliki motif berprestasi yang kuat.
Ada hubungan negatif yang signifikan antara diskrepansi konsep diri aktual dan konsep diri ideal dengan motif berprestasi. Dengan perkataan lain, dengan bertambah kecilnya diskrepansi antara konsep diri aktual dengan konsep diri ideal akan diikuti meningkatnya motif berprestasi pada para responden.
Walaupun diskrepansi konsep diri para responden merupakan diskrepansi yang normal, namun hanya sepertiga responden yang memiliki motif berprestasi yang kuat. Mungkin hal ini menandakan bahwa ada faktor lain yang ikut berperan untuk meningkatkan motif berprestasi, di mana faktor ini tidak terkontrol oleh penulis.
Dalam hal pengambilan sampel, pemilihan responden perlu diperluas dan lebih melibatkan banyak agensi modelling. Selain itu, perlu mengadakan rapport yang baik dengan para responden sehingga mereka mau menjadi responden. Alat pengumpul data yang digunakan sebaiknya menggunakan item-item standar agar lebih akurat. Selain diskrepansi antara konsep diri aktual dengan konsep din ideal, penelitian ini dapat juga dilakukan untuk meneliti diskrepansi antara konsep diri aktual dengan konsep diri sosial dan konsep din ideal dengan konsep diri sosial, serta hubungannya dengan motif berprestasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Handayani Hasan
"Pengumpulan ragam sastra lisan yang ada di nusantara merupakan hal yang menarik untuk dilakukan. Hal tersebut dapat menunjukkan kekayaan budaya bangsa, dan menumbuhkan rasa bangga terhadap keaneka ragaman kekayaan sastra lisan nasional. Inventarisasi sastra lisan di kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku hingga saat ini masih jarang dilakukan. Hal tersebut dikarenakan desa-desa di kabupaten Kepulauan Aru masih sulit dijangkau karna dipisahkan oleh lautan. Walaupun demikian, penelitian ini encoba mengangkat beberapa cerita rakyat dari keabupaten Kepulauan Aru yang telah terinventarisasi untuk kemudian dikelompokkan dalam tipe dan motif. Tujuan dari adanya penelitian ini, yaitu untuk mengetahui cerita-cerita rakyat apa saja yang telah terinventarisasi, dan termasuk dalam tipe dan motif apa sajakah cerita-cerita rakyat tersebt. Metode yang digunakan yaitu analisis kualitatif. Setelah melakukan pengamatan, hasil yang diperoleh, yaitu terdapat sembilan cerita rakyat yang terinventarisasi, empat tipe dan empat motif cerita."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017
400 JIKKT 5:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Siskaningrum
"Skripsi ini membahas motif-motif keajaiban dalam kisah Peter Schlemihls wundersame Geschichte yang merupakan sebuah cerita pendek dari masa Romantik. Analisis dilakukan untuk melihat bagaimana Adelbert von Chamisso menjalin motif-motif yang berasal dari dongeng-dongeng yang berbeda-beda menjadi sebuah cerita fantastis sekaaigus memiliki tema modern yang realistis.
Hasil analisis memperlihatkan bahwa Chamisso menggunakan unsur-unsur keajaiban bukan untuk membangun sebuah dunia dongeng yang penuh keajaiban, melainkan hanya menempelkan motif-motif keajaiban ini di tengah suasana penceritaan yang realistis.
Dari sini dapat dilihat bahwa Chamisso hanya menggunakan unsur-unsur keajaiban sebagai slat untuk membungkus tema-tema yang modem. kisah ini dapat digolongkan sebagai Ku,istmi rchen karena is memiliki ciri-ciri Kunstmarchen, diantaranya yaitu tema modern dan juga unsur-unsur keajaiban."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S14645
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>