Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202471 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfa Fauzia
"Peningkatan konsumsi minuman bersoda secara terus menerus di kalangan remaja menimbulkan masalah kesehatan dan gizi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor individu dan faktor lingkungan dengan kebiasaan konsumsi minuman bersoda pada siswa SMP Islam PB Soedirman Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan terhadap 124 siswa secara acak sistematis pada bulan April 2012. Analisis yang digunakan univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan 40,3% siswa mengonsumsi minuman bersoda dengan frekuensi tinggi. Jenis kelamin, uang saku, preferensi, pengetahuan gizi, sikap, teman sebaya dan media massa memiliki hubungan yang signifikan dengan kebiasaan konsumsi minuman bersoda. Pihak sekolah memberikan edukasi gizi mengenai makanan dan minuman sehat yang sebaiknya dikonsumsi.

The increasing frequency of frequent carbonated soft drink consumption in adolescents contributes into the emerging problems related health and nutrition This research was conducted to examine the relations between individual and environmental factors to carbonated soft drink consumption behaviour of PB Soedirman Islamic School students in year 2012. The method used in this study was cross sectional design with 124 respondent by systematic random sampling on April, 2012. Analysis used in unvarit and bivariat.
The result showed that 40,3% students consume carbonated soft drink in high frequency. Sex, pocket money, preference, nutrition knowledge, attitude, peer group and mass media have significant association to consumption soft drink. The school committee is suggested to ban soft drink selling in school cafeteria and provide adequate education about healthy food and beverages to consume.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Ariani
"Minuman ringan berpemanis merupakan minuman ringan dalam kemasan yang menambahkan pemanis sebagai salah satu bahan atau kandungan dalam minuman. Belakangan ini minuman ringan yang mengandung pemanis berkontribusi sebanyak 9,2% terhadap total asupan energi masyarakat Amerika. Penelitian yang dilakukan Park et al (2011) terhadap remaja di Amerika menunjukkan bahwa 64,9% remaja mengonsumsi minuman ringan berpemanis ≥ 1 kali/hari. Selain itu, penelitian yang dilakukan Nurfitriani (2011) terhadap sejumlah mahasiswa menunjukkan bahwa 56% responden mengonsumsi 1-4 botol minuman berpemanis dalam satu minggu.
Menurut Gabungan Asosiasi Perusahaan Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), penjualan minuman ringan berpemanis mengalami kenaikan mencapai Rp 605 triliun pada 2010 yang sebelumnya hanya Rp 383 triliun pada 2007. Tingginya konsumsi minuman ringan berpemanis ini mungkin disebabkan oleh banyak faktor seperti tingkat pengetahuan gizi, sikap, pengaruh teman sebaya, keluarga, media massa, dan faktor lainnya. Penulis melalui penelitian ini ingin mengetahui gambaran konsumsi minuman ringan berpemanis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada siswa/i SMA Negeri 1 Bekasi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional, mengambil sebanyak 102 siswa kelas X dan XI sebagai responden penelitian dengan menggunakan metode quota sampling. Setiap responden diminta untuk mengisi sendiri (self-administered) kuesioner yang tersedia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65,7% responden sering mengonsumsi minuman ringan berpemanis yaitu sebanyak ≥ 30 kali perbulan. Hasil uji statistik dengan nilai p value = 0,038 (p < 0,05) menunjukkan bahwa sikap terhadap minuman ringan berpemanis berhubungan dengan konsumsi minuman ringan berpemanis pada remaja. Adanya upaya edukasi terkait kesehatan dan gizi yang dilakukan pihak sekolah perlu diadakan guna meningkatkan kesadaran siswa dalam memilih makanan minuman yang lebih sehat dan bergizi.

Sugar sweetened beverages is a beverage that contain the sweeteners as an ingredients in beverages. Currently, sugar sweetened beverages has contributed as much as 9.2% of total energy intake of American society. Research conducted Park et al (2011) of adolescents in the United States showed that 64.9% of adolescents consume sugar sweetened beverages ≥ 1 time/day. In addition, research conducted Nurfitriani (2011) toward a number of students showed that 56% of respondents consume sugar sweetened beverages as much as 1-4 bottles a week.
According to the data from Gabungan Asosiasi Perusahaan Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), sugar sweetened beverages sales increased to Rp 605 trillion in 2010, which was previously only Rp 383 trillion in 2007. The high consumption of sugar sweetened beverages may be caused by many factors such as level of nutrition knowledge, attitudes, peer influence, family, mass media, and other factors. Through the study authors wanted to know the description of sugar sweetened beverages consumption and factors that influence its consumption toward students of SMAN 1 Bekasi.
This study is a quantitative study with cross-sectional design, using 102 people from tenth and eleventh grade student as survey respondents taken by quota sampling method. Each respondent asked to fill the questionnaire by selfadministered way.
The results showed that 65.7% of respondents frequently consume sugar sweetened beverages as many as ≥ 30 times per month. Based on the result of statistic test (p value = 0,038) showed that attitude toward sugar sweetened beverages seems have a relation of sugar sweetened beverages consumption in adolescents. The educational effort related health and nutrition issue is needed to be held by the schools teachers to raise awareness of the students in choosing nutritious foods and beverages.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farisa Milla Shabrina
"Kalsium merupakan zat gizi yang berperan penting dalam pertumbuhan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan asupan kalsium berdasarkan frekuensi konsumsi susu, frekuensi konsumsi sumber kalsium lain, preferensi rasa susu, kebiasaan sarapan, aktivitas fisik, jenis kelamin, pengetahuan mengenai kalsium, dan uang saku. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dan dilakukan pada 120 siswa SMP Islam PB Soedirman Jakarta Timur selama bulan April 2016. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner dan asupan kalsium diukur dengan wawancara food recall 2x24 jam. Data dianalisis dengan menggunakan uji t-test independent.
Hasil penelitian ini menunjukkan 46% memiliki asupan kalsium kurang dengan rata-rata asupan kalsium 428± 340,3 mg. Analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan asupan kalsium yang signifikan berdasarkan frekuensi konsumsi susu, preferensi rasa susu, jenis kelamin, dan pengetahuan mengenai kalsium.

Calcium plays a central role in human's growth. This research aims to explore and determine the differences of calcium intake based on milk consumption frequency, other calcium-rich foods sources frequency, milk-taste preferences, breakfast habit, physical activity, sex, calcium-related knowledge, and pocket money. This research adapts cross-sectional design with a total of 120 students of PB Soedirman Islamic Junior High School in West Jakarta during April 2016. Data was collected using questionnaire and food recall (2x24 hours) method to measure calcium intake. The data was analyzed using t-test independent test.
The results showed that 46% of the students had calcium intake below 924 mg/day and the average calcium intake was 428±340.3 mg. Bivariate analysis results showed significant mean-difference of calcium intake based on milk consumption frequency, milk taste preference, sex, and calcium-related knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Dila Rohimah
"Fast food atau makanan cepat saji mengandung tinggi lemak, natrium, indeks glikemik, dan padat energi, namun rendah akan serat, vitamin, dan mineral lain. Mengonsumsi fast food secara terus-menerus tanpa diimbangi dengan olahraga dan konsumsi buah serta sayuran yang adekuat pada masa remaja akan berdampak pada tekanan darah tinggi saat dewasa.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi fast food pada remaja. Desain penelitian yang digunakan adalahcross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dan wawancara FFQ (Food Frequency Quantitative) semi kuantitatif pada bulan April 2016. Penelitian ini melibatkan144 siswa SMP Islam PB Soedirman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa median asupan energi fast food siswa adalah sebesar 372 kkal/hari atau setara 15% AKG remaja laki-laki dan 17,5% AKG remaja perempuan. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi fast food dengan jenis kelamin (p=0,001), uang saku (p=0,003), kebiasaan sarapan (p=0,0001), preferensi fast food(p=0,027), dan frekuensi konsumsi fast food orang tua (p=0,0001). Siswa disarankan untuk mengurangi konsumsi fast food terutama sebagai camilan, tidak melewatkan sarapan, dan memilih jajanan yang sehat.

Fast food contains of high fat, sodium,glycemic index, andenergy dense, however low of fiber, vitamin, and other minerals.Consuming fast food continuously without balanced by exercise and adequate consumption of fruit and vegetables in adolescence would impact on high blood pressure in adults. This study aims to determinethe factorsassociated with intake of fast food energy among teenagers. The study design that used in this research is cross sectional. Data was collected through questionnaire and interview of semi-quantitative FFQ (Food Frequency Quantitative) on April 2016. This study involved 144 students of SMP Islam PB Soedirman.
The result showed that the median intake of fast food energy among students is 372 kcal/day or 15% RDA (Recommended Daily Allowance) for boys and 17,5% RDA for girls. Bivariat analysis result showed significant relation betweenintake of fast food energy and gender (p=0,001), pocket money (p=0,003), breakfast routine (p=0,0001), fast food preference (p=0,027), and frequency of parents? fast food consumption (p=0,0001).Students are advised to lower the fast food consumption as snack, not to skip breakfast, and choose healthy snacks.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusi Indah Pratiwi
"Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) adalah minuman dengan jumlah gula tambahan yang tinggi, meningkatkan asupan kalori, dan mengandung sedikit atau tanpa nutrisi (Bogart et al., 2017; Haughton et al., 2018). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi SSB pada remaja di SMA Islam PB Soedirman Jakarta Timur pada tahun 2019. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2019 di SMA Islam PB Soedirman Jakarta Timur dengan total 115 responden, menggunakan desain penelitian cross sectional. Data dikumpulkan dengan mengisi kuesioner secara mandiri oleh responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan univariat, analisis bivariat dengan uji Chi-Square, dan analisis multivariat dengan model prediksi regresi logistik ganda. Berdasarkan hasil analisis univariat, ditemukan bahwa 62,6% responden mengkonsumsi SSB tingkat tinggi (≥ 2x / minggu). Hasil bivariat menunjukkan jenis kelamin, konsumsi SSB ibu, konsumsi SSB teman, ketersediaan SSB di rumah dan ketersediaan SSB di sekolah dikaitkan dengan konsumsi SSB pada remaja. Analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang terkait dengan konsumsi SSB adalah ketersediaan SSB di sekolah. Responden yang menganggap SSB tersedia di sekolah memiliki kesempatan 3,3 kali untuk mengkonsumsi SSB tingkat tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak menganggap SSB tersedia di sekolah. Peneliti menyarankan agar siswa secara selektif memilih minuman dan membawa botol minum untuk mengurangi konsumsi SSB di luar rumah. Sekolah disarankan untuk memberikan pendidikan mengenai konsumsi SSB, mendidik kantin dan membatasi SSB yang tersedia di kantin, melakukan gerakan untuk membawa air botolan, dan menyediakan fasilitas isi ulang air minum untuk siswa. Orang-orang disarankan untuk memperhatikan jenis minuman yang tersedia di rumah dan memberikan contoh konsumsi mengenai minuman sehat untuk anak-anak.

Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) are drinks with high amounts of added sugar, increase calorie intake, and contain little or no nutrition (Bogart et al., 2017; Haughton et al., 2018). This study aims to determine the factors associated with SSB consumption in adolescents at PB Soedirman Islamic High School in East Jakarta in 2019. This study was conducted in May 2019 at PB Soedirman Islamic High School in East Jakarta with a total of 115 respondents, using a cross sectional research design. Data is collected by filling out the questionnaire independently by the respondent. The data obtained were then analyzed by univariate, bivariate analysis with the Chi-Square test, and multivariate analysis with multiple logistic regression prediction models. Based on the results of univariate analysis, it was found that 62.6% of respondents consumed high levels of SSB (≥ 2x / week). Bivariate results showed that gender, SSB consumption of mothers, consumption of SSB friends, availability of SSB at home and availability of SSB in schools were associated with SSB consumption in adolescents. Multivariate analysis shows that the dominant factor associated with SSB consumption is the availability of SSB in schools. Respondents who considered SSB as available at school had a 3.3 times chance to consume high-level SSB compared to those who did not consider SSB as available at school. Researchers suggest that students selectively choose drinks and bring drinking bottles to reduce SSB consumption outside the home. Schools are advised to provide education regarding SSB consumption, educate the canteen and limit the SSB available in the canteen, make movements to bring bottled water, and provide drinking water refill facilities for students. People are advised to pay attention to the types of drinks available at home and give examples of consumption regarding healthy drinks for children.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qurratu A. Amran
"Kegemukan dan obesitas adalah kondisi kelebihan lemak di dalam tubuh dan dapat dilihat dari status gizi yang diukur dengan indeks masa tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik anak dan ibu, perilaku makan dan aktivitas fisik dengan status gizi, yang dilakukan dengan desain studi cross-sectional dengan metode random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa 47,4% siswa memiliki status gizi lebih. Variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan status gizi adalah asupan energi, protein dan lemak. Diperlukan upaya pencegahan dan penanggulangan status gizi lebih pada anak dengan memperhatikan asupan makanan seperti mengurangi jajan, dan konsumsi fast food.

Overweight and obesity is a condition of excess fat which can be seen from nutritional status measured by body mass index. The purpose of this study is to determine the relation between children and maternal characteristic, eating behaviors and physical activities with nutritional status. This study used cross sectional design with random sampling method. The results show that 47,4% of students are overweight and obese. Energy, protein and fat intake are significantly related to nutritional status. To prevent and overcome obesity and overweight in children, they need to maintain their food intake by reducing buying snacks and fast food consumption."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mardatillah
"Kemajuan yang pesat dalam pembangunan nasional dan perkembangan ilmu pengetahuan menyebabkan meningkatnya taraf dan kualitas hidup masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah perkotaan yang menimbulkan perubahan yang sangat cepat akan perilaku kehidupan modern, perubahan aktivitas fisik sehingga dapat meningkatkan prevalensi gizi lebih yang merupakan faktor resiko terhadap penyakit degeneratif. Adapun dampak gizi lebih pada remaja khususnya antara lain menurunkan produktivitas dan daya tahan tubuh serta umur harapan hidup, lebih cepat lelah dan kurang aktif bergerak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian gizi lebih yang dilihat dari pengukuran indeks massa tubuh (IMT) yang dihubungkan dengan kebiasaan konsumsi makanan cepat saji modern (fats food), aktifitas fisik (waktu tidur, waktu menonton TV, main komputer/main video games), pola konsumsi (konsumsi energi, konsumsi karbohidrat, konsumsi lemak dan konsumsi protein), karakteristik siswa (jenis kelamin, pengetahuan gizi dan uang saku) dan karakteristik orang tua (pendidikan ibu dan pendapatan orang tua) pada remaja SMA Islam PB. Soedirman di Jakarta Timur tahun 2008.
Analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square dilakukan pada 113 responden laki-laki dan perempuan di SMA Islam PB. Soedirman kemudian dilakukan pengisian kuesioner oleh responden mengenai karakterik dan perilaku responden. Dimana recall 24 jam dan FFQ dilakukan untuk melihat konsumsi makanan responden. Sebanyak 33,6% responden mengalami gizi lebih (IMT ≥ 85 persentil) Proporsi responden dengan frekuensi makan fast food sering (≥ 2x/minggu) (60,2%) lebih tinggi dibandingkan responden dengan frekuensi konsumsi fast food tidak sering (< 2x/minggu). Sebanyak 81,4% responden memiliki lama waktu tidur sebentar (> 7 jam), 69,9% responden dengan waktu menonton TV, main komputer/ main video games > 2 jam sehari dan sebanyak 67,2% responden melakukan kebiasaan olahraga ringan. Konsumsi lemak dan protein dalam penelitian ini tergolong tinggi dengan proporsi 76,1% dan 80,5% dibandingkan dengan konsumsi energi dan karbohidrat dikategorikan cukup. Proporsi responden laki-laki (53,1%) lebih banyak dibandingkan responden perempuan. Sebagian besar responden (78,8%) memiliki pengetahuan tentang gizi baik dan 52,2% responden memiliki uang saku besar (≥ Rp. 20.000,-)/hari. Sekitar 61,1% tingkat pendidikan ibu responden ≤ SMA dan 62,8% pendapatan orang tua responden tinggi (≥ Rp. 4.000.000).
Karakteristik pengetahuan gizi memiliki hubungan bermakna dengan kejadian gizi lebih. Kebiasaan konsumsi makanan cepat saji modern (fast food), waktu tidur, waktu menonton TV, main komputer/main video games, kebiasaan olahraga, konsumsi energi, karbohidrat, lemak, protein, jenis kelamin, uang saku, pendidikan ibu dan pendapatan orang tua tidak berhubungan dengan kejadian gizi lebih. Dari hasil penelitian ini diharapkan pihak sekolah dapat mengadakan penyuluhan kegiatan monitoring status gizi pada siswa secara rutin dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan pemanfaatan Kinik Soedirman yang dimiliki Yayasan sekolah untuk memantau status gizi pada siswa."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Carlita Rozetta
"Berdasarkan survei survei awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa sebanyak 56% siswa SMA di salah satu sekolah swasta di Tangerang menggunakan suplemen makanan. Angka ini ternyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi penggunaan suplemen makanan di dunia (31%). Dari hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui proporsi penggunaan suplemen makanan pada siswa SMA serta menilai hubungan antara status kesehatan dan faktor lainnya dengan konsumsi suplemen makanan.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional yang dilakukan pada bulan April di SMA Islamic Village Tangerang. Sampel yang digunakan sebanyak 135 responden yang dipilih secara systematic random sampling. Konsumsi suplemen makanan merupakan variabel terikat dalam penelitian ini. Sedangkan variabel bebas terdiri dari status gizi (Indeks Massa Tubuh), riwayat si, riwayat penyakit kronis, jenis kelamin, pengetahuan gizi, asupan karbohidrat, asupan protein, konsumsi sayur, konsumsi buah, praktek konsumsi suplemen orang tua, keterpaparan media promosi, dan pengaruh teman sebaya. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi kuesioner, form FFQ-SQ, timbangan seca, microtoise, dan food model. Penelitian ini melibatkan analisis univariat dan analisis bivariat berupa uji chi square.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan proporsi pengguna suplemen makanan pada siswa SMA Islamic Village Tangerang Tahun 2012 sebesar 53,3%. Selain itu, terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit kronis, praktek konsumsi suplemen orang tua, keterpaparan media massa, dan pengaruh teman sebaya dengan konsumsi suplemen makanan. Hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit kronis dengan konsumsi suplemen makanan (p value = 0,020) sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rock (2007). Hubungan yang bermakna antara praktek konsumsi suplemen orang tua dengan konsumsi suplemen makanan (p value = 0,000) juga didukung dengan penelitian Ramadani (2005). Adanya hubungan antara keterpaparan media promosi dengan konsumsi suplemen makanan (p value = 0,000) juga sejalan dengan penelitian Putri (2004). Sedangkan hubungan yang bermakna antara pengaruh teman sebaya dengan konsumsi suplemen makanan (p value = 0,000) didukung oleh penelitian O’Dea (2003).
Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat hubungan antara riwayat penyakit kronis dengan faktor lingkungan sosial dengan konsumsi suplemen makanan. Selain itu, diperoleh saran bagi pihak siswa dan orang tua agar lebih selektif dalam memilih produk suplemen makanan yang sesuai dengan kebutuhannya, serta bagi pihak sekolah dan pihak pemerintah (dinas kesehatan dan pendidikan Kabupaten Tangerang) agar lebih mensosialisasikan informasi terkait gizi kepada masyarakat.

There has been 56% of private high school students in Tangerang using food supplement based on the early survey that has been made. It was higher than the number of food supplement users in the world (31%) so that the researcher was interested to find out the proportion of the food supplement users in senior high students and also to evaluate the association between health status and the other factors with food supplement consumption.
This study used a cross sectional design study. It was held in April 2012 at Islamic Village Tangerang Senior High. There were 135 respondents which was selected by systematic random sampling. The food supplement consumption was a dependent variable of this study, meanwhile the body mass index, infectious disease history, chronic disease history, gender, nutrition knowledges, carbohydrate intake, protein intake, vegetable consumption, fruit consumption, supplement consumption by parents, media exposure, and also peers influences were independent variable. Questionnaire, FFQ-SQ form, seca scale, microtoise, and food model were used as the instruments of this study. This study used two kind of analysis, there were univariate analysis and bivariate analysis which was chi square test.
The result of this study was showed that there were 53,3% food supplement users among Islamic Village Tangerang students in 2012. Besides, there were a significant assocation between chronic disease history, supplement consumption by parents, media exposure, and also peers influences with food supplement consumption. A significant association between a chronic disease history and food supplements consumption (p value = 0.020) was in line with research by Rock (2007). A significant association between supplement consumption by parents with food supplements consumption (p value = 0.000) are also supported Ramadani's research in 2005. An association between media exposure with the food supplements consumption (p value = 0.000) also in line with research by Putri (2004). While a significant association between peers influences with the food supplements consumption (p value = 0.000) supported by O'Dea’s research in 2003.
In conclusion, this study showed that there are a significant association between chronic disease history and social environment influences with food supplements consumption. Besides, it was obtained the suggestions for the students also the parents to be more selective in choosing food supplements product that suit their needs and for the school and government to socialize nutrition information to society, especially for high school students.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hafsah Fibrihirzani
"Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa SDN Beji 5 dan 7 Depok tahun 2012. Penelitian dilakukan karena anak usia sekolah cenderung kurang mengonsumsi buah dan sayur, padahal buah dan sayur sangat penting dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan serta mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler kelak. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional melalui pengisian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan hanya 18,9% responden yang mengonsumsi buah ≥ 2 porsi per hari dan sayur ≥ 1 ½ porsi per hari. Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan bermakna antara karakteristik individu (jenis kelamin, pengetahuan, kesukaan dan keyakinan diri), orang tua (kebiasaaan dan dukungan orang tua) dan lingkungan (ketersediaan buah dan sayur serta pengaruh teman sebaya) dengan konsumsi buah dan sayur.

This study discussed about factors associated with the consumption of fruit and vegetables in SDN Beji 5 and 7 Depok. It was conducted because school age children tend to consume less fruit and vegetables, whereas fruits and vegetables is very important for their growth and reduce risk of cardiovascular disease. This study used cross sectional design with self administered questionnaire. The result showed only 18.9% of respondents who consumed ≥ 2 servings of fruit per day and ≥ 1 ½ servings of vegetables per day. Statistical analysis showed a significant relationship between individual characteristics (gender, knowledge, liking and self efficacy), parental (habits and parental support) and environmental (availability of fruit and vegetables and peer influence) with the consumption of fruits and vegetables."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dianita Ratnasari
"Perilaku makan menyimpang adalah gangguan perilaku makan yang menyebabkan efek atau dampak yang serius untuk berdiet setiap hari, seperti mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sangat sedikit atau makan secara berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor individu dan faktor lingkungan dengan perilaku makan menyimpang yang dilakukan dengan studi crosssectional. Hasil penelitian menunjukan bahwa 6,8% remaja putri menderita anoreksia nervosa, 50,0% menderita bulimia nervosa, 6,4% menderita binge eating disorder, 0,4% menderita EDNOS, dan 36,4% remaja putri normal. Variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku makan menyimpang adalah pengetahuan diet, citra tubuh, rasa percaya diri, pengaruh keluarga, pengaruh teman sebaya, keterpaparan terhadap media massa khususnya acara televisi dan situs internet.
Penulis menyarankan agar dilakukan upaya konseling dan penyuluhan dengan mengembangkan peran sekolah, orang tua, dan media massa dalam melaksanakan program edukasi gizi pada remaja putri tentang pengetahuan diet, citra tubuh yang ideal, rasa percaya diri, dan pentingnya asupan gizi pada remaja.

Deviation of eating behavior is a disorder of eating behavior that causes serious effects or impacts to diet every day, such as eating foods in very small amounts or eat excessively. This study aims to determine the relationship of individual factors and environmental factors with eating behavior deviation is done by cross-sectional study. The results showed that 6.8% of adolescent girls suffering from anorexia nervosa, 50.0% suffering from bulimia nervosa, 6.4% suffering from binge eating disorder, 0.4% had EDNOS, and 36.4% are normal girls. Variables that have a significant relation with deviation of eating behaviors are knowledge about diet, body image, self-confidence, family influence, peer friendship influence, exposure to mass media, especially television and internet sites.
The author suggested that counseling and education efforts to develop the role of schools, parents, and the mass media in implementing the nutrition education program on teenage girls on a diet of knowledge, the ideal body image, self-confidence, and the importance of nutrition in adolescents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>