Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 237339 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rengkung, Stephanie
"Lingkungan kerja dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Kantor PLK adalah salah satu kantor yang terkena pajanan getaran dan kebisingan akibat jarak kantor yang cukup berdekatan dengan rel dan Warning Signal Kereta Api. Dalam penelitian ini penulis mencoba menganalisa apakah getaran dan kebisingan yang diterima para karyawan PLK sudah melebih nilai ambang batas yang telah ditetapkan. Setelah dilakukan pengukuran pajanan getaran dan kebisingan, hasil yang didapatkan adalah pajanan getaran yang dialami para karyawan PLK belum melebihi batas yang telah ditetapkan tetapi pajanan kebisingan yang dialami para karyawan PLK cukup tinggi terutama untuk karyawan di lantai 1 karena ruangan di lantai 1 merupakan ruangan terbuka sedangkan ruangan di lantai 2 adalah ruangan tertutup. Hasil penelitian menyarankan ruangan-ruangan di lantai 1 juga dibuat tertutup sama seperti di lantai 2. Selain itu, pembangunan pembatas di sekitar gedung PLK dan pemasangan peredam suara juga akan menurunkan level kebisingan tersebut.

Work environment can affect an individual's performance in carrying out their duties either directly or indirectly. ?Pembinaan Lingkungan Kampus? (PLK) office is one of the offices affected by exposure to vibration and noise due to the distance that the office is quite close to the rail and Warning Signal Railway. In this experiment the author tries to analyze whether the vibration and noise received by the employees of PLK are already exceeds the threshold value has been determined or not. After exposure to vibration and noise measurements, the results obtained is the vibration exposure experienced by the employees have not exceeded a predetermined limit, but the noise exposure experienced by the employees of PLK is quite high, especially for employees in the first floor because the room on the first floor is an open space while on the 2nd floor, the rooms are enclosed rooms. The results suggest the rooms on the first floor have to be covered as are made on the 2nd floor. In addition, construction of barrier around the building and installation of silencers in PLK will also reduce the noise level."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42590
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Geraldus Satrio Laksono
"Dalam menghadapi perubahan organisasi, perusahaan membutuhkan dukungan dari karyawan baik dalam bentuk perilaku kerja inovatif maupun keinginan karyawan untuk mempertahankan keanggotaannya di dalam perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan komitmen perubahan dengan perilaku kerja inovatif dan keinginan untuk berhenti pada karyawan yang bekerja pada perusahaan yang mengalami perubahan organisasi. Perilaku kerja inovatif diukur dengan The Innovative Work Behavior Scale, keinginan untuk berhenti diukur dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Peterson dan Samad (2006), dan Komitmen Perubahan diukur dengan menggunakan Commitment to Change Inventory (CCI). Penelitian dilakukan pada 158 karyawan dari tiga perusahaan yang merupakan bagian dari sebuah grup perusahaan media televisi di Indonesia. Penelitian ini menemukkan pengaruh yang positif dari komitmen perubahan dengan perilaku kerja inovatif, namun tidak signifikan (β=0,114, p<0,01). Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan negatif antara komitmen perubahan terhadap keinginan untuk berhenti (β=-0,213, p<0,01). Dari penelitian ini, dapat diketahui bahwa komitmen perubahan memberikan pengaruh yang lebih kuat terhadap turnover intention pada karyawan dibandingkan terhadap perilaku kerja inovatif.

While facing organizational change, companies need the supports of their employees in the form of innovative work behavior and their willingness to retain their membership in the company. This study was aimed to examine the relationship of commitment changes with innovative work behavior and turnover intention of employees who work in companies experiencing organizational change. Innovative work behavior was measured by the Innovative Work Behavior Scale, while Turnover Intention was measured by using a questionnaire developed by Peterson and Samad (2006), and Commitment to Change was measured using the Commitment to Change Inventory (CCI). The study was conducted on 158 employees from the three companies that are part of a group of television media companies in Indonesia. The results showed that there is no significant impact of Commitment to Change to Innovative Work Behavior (β=0,114, p<0,01) but there?s a significant negative impact of Commitment to Change to Turnover Intention (β=-0,213, p<0,01). From this study, it found that the commitment to change provide a more powerful influence on employee turnover intention compared to innovative work behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Winanda Dekri
"Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama di seluruh dunia karena tingginya angka prevalensi dan hubunganya dengan komplikasi penyakit lanjutan yang erat kaitanya dengan penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung atau stroke, kebisingan merupakan salah satu bentuk resiko terjadinya kejadian hipertensi dikarenakan peningkatan level zat kimia seperti kortisol, adrenalin dan noradrenalin merupakkan bentuk respons tubuh terhadap stres yang disebabkan oleh kebisingan yang memberikkan dampak pada,peningkatan denyut jantung, dan peningkatan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kebisingan dan variabel faktor resiko lainya (usia, aktivitas fisik, riwayat hipertensi keluarga, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, penggunaan APT, lama kerja, durasi kerja, jenis pekerjaan, tempat kerja, jarak dari sumber kebisingan, dan gangguan pendengaran) dengan tekanan darah tinggi pada pekerja depo lokomotif. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan jumlah sampel 86 orang pekerja depo lokomotif Cipinang dan Tanah Abang. Hasil analisis penelitian menggunakan uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan (P value 0,136 ; OR 2,638 ; 95% CI 0,779 – 7,021) dengan kejadian hipertensi. Namun, didapatkan hubungan yang signifikan antara faktor indeks massa tubuh pekerja (P value 0,003 ; OR 4,583 ; 95% CI 1,732 – 12,132) dengan kejadian hipertensi. Sehingga dibutuhkan pelaksanaan promosi kesehatan secara rutin pada pekerja depo lokomotif, melakukkan pengukuran kebisingan secara berkala dan membentuk unit khusus EHS (environment, Health, and Safety) yang bertugas khusus dalam bentuk pencegahan dan pengendalian bahaya akibat kerja seperti pajanan kebisingan.

Hypertension is one of the major health problems around the world because of the high prevalence rate and its association with complications of advanced disease which are closely related to cardiovascular disease such as heart disease or stroke, noise is a form of risk of occurrence of hypertension due to increased levels of chemicals such as cortisol, adrenaline and noradrenaline is a form of the body's response to stress caused by noise which has an impact on, increased heart rate, and increased blood pressure. This study aims to determine the relationship between noise level and other risk factor variables (age, physical activity, family history of hypertension, body mass index, smoking habits, use of ear protection equipment, length of work, duration of work, type of work, workplace, distance from noise sources. and hearing loss) with high blood pressure in locomotive depot workers. This study used a cross sectional method with a total sample of 86 workers of the Cipinang and Tanah Abang locomotive depot. The results of the research analysis using the chi square test showed that there was no significant relationship between noise levels (P value 0.136; OR 2.638; 95% CI 0.779 - 7.021) and the incidence of hypertension. However, there was a significant relationship between the worker's body mass index (P value 0.003; OR 4.583; 95% CI 1.732 - 12.132) with the incidence of hypertension. So that it is necessary to carry out routine health promotion for locomotive depot workers, conduct regular noise measurements and form a special EHS (environment, Health, and Safety) unit which has a special task in the form of prevention and control of occupational hazards such as noise exposure."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumewu, Dicky A.
"Suhu panas di lingkungan kerja akan mempengamhi tubuh tenaga kerja sehingga akan mengganggu produktivitas kerja mereka. Rancangan penelitian berupa studi intervensi di mana identifikasi masalah dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara dan diperoleh hasil yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yaitu berupa faktor panas, debu, penerangan, bahan kimia, dan Esiologi kerja. Dengan cara menggunakan kriteria matriks, maka faktor cuaca panas mendapat prioritas pertama untuk diamati.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pengukuran lingkungan kerja dan penghitungan terhadap berbagai variabel dari reaksi tubuh terhadap panas lingkungan tersebut di atas. Dari hasil pemeriksaan terhadap 10 orang tenaga kerja maka yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah 6 orang tenaga kerja.
Dilakukan intervensi berupa penyuluhan tentang lingkungan kerja panas dan pencegahannya, memasang penyekat pada sumber panas, perbaikan ventilasi. Setelah dilakukan intervensi maka ke tiga variabel menurun rata-rata menjadi ISBB 27,9 °C 1 0,07 °C, HSI 388,33% ± 6,35% dan A (akumulasi panas tubuh) - 199,31 Kcal/jam ± 2,9 Kcal/jam. Hasil uji statistik untuk ke tiga variabel di atas menutun secara bermakna.

Hot temperature in the workplace would influenced the body of workers, and will reduce work productivity. This study was intervention method study. Problem were identified through observation, questioners, and the results showed that heat, dust, lighting, chemicals, and work physiology had influenced the worker's health Using matrix criteria, heat was first priority to be studied.
Data collection study completed by personal interview, physical examination, laboratorium examination, measurement of workplace and calculation to various variables from the body reaction toward hot environment. Based on the criteria, finally 6 workers was selected as sample of study from 10 workers. The intervention were education about hot in workplace and prevention, to install aluminium shielding, and improvement ventilation.
Atter intervention WBGT Index decrease became 27,9 °C _+ 0,07 °C, body heat accumulation (A) decrease became - 199,31 Kcal/hour ± 2,9 Kcal/hour, and HSI decrease became 38,33% ± 6,35%. Statistically test showed that WBGT Index, A, and HSI decrease significantly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus Jaya Permana
"Tujuan penelilian ini adalah untuk mengetahui pcngaruh lingkungan kerja, motivasi keija, ability perawat terhadap kinerja pcrawat. Dirnana kinerja perawal merupakan variabel terikat dan Iingkungan kerja, motivasi kerja serta ability perawat menjadi variabel bebas. Dalam penelitian ini digunakan studi korelasi dengan pendekatan analisis korelasi, regresi Iiniar sederhana dan regresi liniar ganda sei-ta analisis jalur, mcnggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian.
Pada penelitian ini didapat hasil bahwa lingkungan kerja berpengaruh secara signiiikan terhadap motivasi kerja (17%) yang tercapai pada tingkat signifikansi 0. = 0,000 Lingkungan kexja berpengaruh secara signiiikan terhadap kinerja perawat (29,69%), yang tercapai pada tingkat signifikansi or. = 0,000. Motivasi kerja berpengaruh secara signiiikan terhadap kincrja perawat (69,39%), yang tercapai pada tingkat signinkansi <1 = 6,000 Abilinf pezawat berpengar'.:h seem. signitiknn ierhadap kinezja perawat(53,73%), yang tercapai pada tingkat signifikansi 0. = 0,000. Ability perawat berpengaruh secar signitikan terhadap motivasi kezja (56,l%), yang tercapai pada tingkat signitikansi on == 0,000. Lingkungan kerja, motivasi kerja, dan ability perawat secara simultan berpengaruh terhadap kinerja perawat (76,2%), yang secara sthtislik kebermaknaannya terjadi pada tingkat 0. = 0,001 untuk Iingkungan kerja, a= 0,000 untuk motivasi kerja , dan or. = 0,02I untuk ability perawat.
Pada penelitian ini didapatkan kcsimpulan bahwa seluruh hipotesis yang dirancang tclah terbukti secara signifikan dan model yang diajukan penulis sebagai kerangka konsep dapat dipergunakan untuk model analisisjalur pengaruh lingkungan kerja, motivasi kerja, dan abiliry perawat terhadap kinerja perawat di Rumah Sakil Umum Kota Bekasi.

The aims of this research were to investigate the effects of Work Environment, Work Motivation, and Nurse Ability to Nurse Perfonnance. Wheter Nurse Perfomance such as dependent variable and Work Environment, Work Motivation, Nurse Ability as independent variables. 4 Four methods were used in this research, i.e. Correlation analysis, Simple regression, Multiple regression, and Path Analysis approaches, with questionare as a research instrument.
The results of this research _indicated that work environment gave significant effect to work motivation (17%) in level of o. = 0,000. Work environment gave significant effect to nurse performance (29,69%) in level of or = 0,000. Work motivation gave significant effect to nurse performance (69,39%) in level of a = 0,000. Nurse ability gave significant effect to nurse performance (53,73%) in level of ot = 0,000. Nurse ability gave significant effect to work motivation (56,l%) in level of or = 0,000.Work environment, work motivation, and nurse ability gave significant simultaneous effects to nurse performance (76,2%) in differences level of ot, wheter work environment in ot = 0,00l, work motivation in o. = 0,000, and nurse ability in <1 =o,o21.
The conclusion of this research that all of hypothesis design were accepted, and path analysis model can be used as a path analysis model of effects of work environment, work motivation, and nurse ability to nurse performance in Bekasi District General Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34448
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wildayani
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi kandidosis kutis inguinalis pada pekerja di bagian "Calender" dan "Emboss" di pabrik plastik PT.A - Depok dan mengetahui hubungan lingkungan kerja panas dan lembab dengan prevalensi kandidosis kutis inguinalis. Metode penelitian ini menggunakan kros-seksional dengan uji statistik chi-kuadrat (bivariat). Parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat pajanan panas adalah lndeks Suhu Basah dan Bola (ISBB). Penelitian dilakukan terhadap 132 responden terpajan panas. Untuk melihat pengaruh tekanan panas dan kelembaban terhadap tenaga kerja yang terpajan dilakukan dengan menggunakan kuesioner, pengamatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium serta pengukuran lingkungan kerja.
Hasil penelitian menunjukkan tekanan panas di lingkungan kerja bagian "Calender" dan "Emboss" melebihi batas yang diperkenankan, sedangkan kelembaban masih dalam batas kenyamanan. Hasil pemeriksaan pada semua responden menunjukkan 59,1% responder mengalami kandidosis kutis inguinalis.
Faktor yang berpengaruh pada penelitian ini adalah higiene perorangan dan riwayat tuberkulosis. Hal ini ditunjang dari hasil uji statistik (p<0,05 dan OR>1).

The objective of this study are to identify the prevalence of inguinal coetaneous candidiasis among workers at "Calender" and "Emboss" sections, at "A" plastic manufacturing in Depok and to identify it's relationship with exposure to heat stress and humidity in the work environment. The design used in this study is a cross-sectional method. Chi-square test (bivaried) were used for statistical analysis. Heat exposure level in the working environment was measured by using the Wet Bulb Globe Temperature Index. This sample is 132 workers who are exposed to heat stress. Questionnaire, survey and to measurement of working environment, physical and laboratory examinations have been used to know the influence of heat stress and humidity on exposed workers.
This study shows that heat exposure level of working environment at "Calender" and "Emboss" sections is above the recommended limits, meanwhile the humidity level is none. The result of the examinations prevalence of all workers shows 59,1% workers suffering from inguinal cutaneous candidiasis.
Other important factor associated with the prevalence are personal hygiene, tuberculosis disease (p<0,05 and OR>1).
Bibliography : 18 ( 1983 -2003 )
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinto Abimanyu
"Dalam menghadapi era persaingan ini dibutuhkan jajaran manajemen yang mampu membuat suatu kondisi dimana para karyawan dapat meningkatkan kinerja dari waktu kc waklu schingga ugiuan yang tclah ditctapkan dapat tcrcapai. Kineqia karyawan yang mcningkal dulam hal ini pcrawat dapat membcrikau kontribusi yang positif pada kineqia rumzih snkil danjuga pelayanan kcpada pasicn dapat terlaksana lebih optimal.
Penelitian ini di latarbelakangi pentingnya meningkatkan kinelja perawat agar rumah sakit mampu bcrsaing di wilayah cakupannya. Tujuan penelitizm ini untuk mcngelahui pengaruh Iingkungan keqia, motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kincrja pcmwnl. Pcnclitiun dilakukun di RSIA I-lcrmina Bugor dcngan menggunakan kuesioner scbagai instrumen pengumpul data dan jumlah sampel sebanyak 45 orang dari jumlah populasi 80 orang. Analisa data dilakukan dcngan menggunakan metode analisis jaluf.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh lingkungan kerja, motivasi kexja dan kepuasan kerja tcrhadap kinerja pérawat sebesar 83 % dan signiiikan. Juga terdapat korelasi yang kuat antara variabcl-varibel tersebut.

Nowadays in globalisation an organization must have a skillfull management to raise employes job performance, therefor they can reach a goal. This raising job perfonnance give a positive contribution to the hospital performance and to the customer services.
The background of this studies are important to raise the employes performance especially nurse so the hospital can compete in the area. The goal of this studies are finding the influence of work environment, work motivation and job satisfaction on nurse job performance in RSIA Hermina Bogor. As a data collector the author use an questionare and 45 person for sample fiom 80 person in population. Path analysis is use for analyse data.
The result shows that there is an influence of work environment, work motivation and job satisfaction on nurse job performance in RSIA Hermina Bogor. The percentage is 83 % and its significant, also ther is strong correlation among those variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34503
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Afdillah
"Penelitian ini menganalisis pengaruh teleworking, job resources, dan
psychological empowerment terhadap work engagement, serta bagaimana peran job
resources dan psychological empowerment sebagai mediator. Sampel pada
penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di perusahaan BUMN di seluruh
Indonesia dan sedang menjalankan pekerjaan dari rumah dengan melakukan
teleworking yang berjumlah 271 responden. Teknik pengambilan sampel
menggunakan non-random sampling dengan teknik purposive sampling dengan
cara menyebarkan kuesioner melalui google form melalui berbagai aplikasi seperti
social media (LinkedIn, Instagram, Whatsapp) kepada para responden yang
memenuhi kriteria. Adapun analisis data dan uji hipotesis pada penelitian ini
menggunakan software SPSS 23 dan LISREL 8.8. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa penerapan teleworking di masa pandemi saat ini memiliki
pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap work engagement karyawan
BUMN di Indonesia. Job resources memiliki pengaruh langsung terhadap work
engagement karyawan, serta memiliki peran sebagai mediator dalam pengaruh
antara teleworking dan work engagement. Selain itu, psychological empowerment
memberikan peran mediasi dalam pengaruh job resources terhadap work
engagement.

This study analyzed the effect of teleworking, job resources, and
psychological empowerment on work engagement, and how the role of job
resources and psychological empowerment as a mediator. The sample in this study
were employees who worked in state-owned companies (BUMN) in Indonesia and
were working from home by doing teleworking. The sample in this study was 271
respondents using non-random sampling with purposive sampling technique by
distributing questionnaires via google form through various applications such as
social media (LinkedIn, Instagram, Whatsapp) to respondents who met the criteria.
The data analysis and hypothesis testing in this study used SPSS 23 and LISREL
8.8 software. The results of this study indicate that teleworking during this current
pandemic has a negative but insignificant effect on the work engagement of BUMN
employees in Indonesia. Job resources have a direct influence on employee work
engagement, and have a role as a mediator in the influence between teleworking
and work engagement. In addition, psychological empowerment had a significant
influence in mediating the effect of job resources on work engagement"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keysha Karnira Chairunnisa
"Di era abad ke-21, transformasi signifikan di tempat kerja akibat ketergantungan terhadap teknologi memunculkan dampak mendalam pada karyawan dan organisasi, mendorong perlunya strategi untuk mencapai kinerja maksimal. Organisasi, di hadapan perubahan yang cepat, kini fokus pada pemanfaatan kreativitas dan keahlian individu karyawan sebagai sarana untuk meningkatkan kinerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Optimisme terhadap Employee Performance melalui mediasi Workplace Happiness di Kantor Pusat Bank Indonesia. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan menggunakan teknik penarikan sampel non-probability sampling. Kualifikasi untuk menjadi responden adalah karyawan tetap non-manajerial yang sudah bekerja minimal 6 bulan di Kantor Pusat Bank Indonesia, dengan total 235 responden. Hasil analisis regresi, uji interaksi, dan uji Sobel menunjukkan adanya pengaruh secara parsial dan signifikan dari Workplace Happiness sebagai mediasi dari pengaruh antara Optimisme terhadap Employee Performance di penelitian ini. Temuan ini memberikan implikasi strategis bagi Bank Indonesia untuk meningkatkan Optimisme, Workplace Happiness, dan Workplace Happiness, sejalan dengan tujuan organisasi dalam menghadapi perubahan industri yang cepat dan tidak terduga. Integrasi penelitian ini dapat membantu merumuskan strategi jangka panjang untuk mencapai kesuksesan organisasi di tengah dinamika perubahan.

In the 21st century, workplace transformations driven by technological dependence necessitate strategies for optimal performance. Organizations, adapting to rapid changes, focus on leveraging employees' creativity and skills to enhance performance. This study examines the impact of Optimism on Employee Performance, mediated by Workplace Happiness at the Central Office of Bank Indonesia. Using a quantitative approach with non-probability sampling, 235 non-managerial permanent employees with a minimum 6-month tenure were surveyed. Regression analysis, interaction tests, and Sobel tests reveal a significant partial influence of Workplace Happiness as a mediator between Optimism and Employee Performance. These findings hold strategic implications for Bank Indonesia to improve Optimism, Workplace Happiness, and overall performance amid dynamic industry changes. Integrating this research can aid in formulating long-term strategies for organizational success."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>