Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118463 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heny Suseno
"ABSTRAK
Dalam penyusunan disertasi ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah member masukan baik sebagai pembimbing, penguji maupun nara sumber. Terimakasih kepada Prof.Dr.Sumi Hudiyono PWS selaku promotor Dr.rer.nat.Budiawan dan Dr. Djarot S Wisnubroto selaku ko promotor dalam hal penyempurnaan ide, implementasi pelaksanaan penelitian dan penyempurnaan tulisan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada para penguji dimulai dari seminar proposal sampai dengan ujian disertasi yaitu: Dr. Endang Saefudin, Prof.Dr. Soleh Kosela, Prof.Dr.Usman Sumo Tambunan, Dr. Widayanti Wibowo, Prof. Dr. Wahyudi P Suwarsio, , Dr. Asep Saefummilah, Dr. Yoki Yulizar, Dr.Yuni K Krisnandi, Prof.Dr.Ir. Anondho Wijanarko,M.Eng dan Dr. Zaenal Abidin. Terimakasih disampaikan kepada Dr. Scott W Fowler, Dr. Fanny Houlbreque, Dr. Ross Jefrfy dan Mr. Jean Louis Teyssie dari Marine Environment Laboratory atas berbagai diskusi yang kontruktif sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
D-1308
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Dwi Ananda
"Waduk Ria Rio merupakan perairan tawar di Jakarta Timur yang dimanfaatkan masyarakat setempat untuk menangkap ikan. Jenis ikan yang paling sering ditangkap adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio kelamin, tingkat dan indeks kematangan gonad, fekunditas, dan diameter telur ikan nila di Waduk Ria Rio. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Februari 2023. Metode purposive sampling digunakan di sembilan stasiun untuk pengambilan sampel air, sedangkan pengambilan sampel ikan berdasarkan lokasi ikan sering ditemukan menggunakan jala tebar. Pengukuran panjang dan penimbangan berat ikan dilakukan secara langsung di lapangan. Gonad diawetkan dalam alkohol 70% dan diamati di Laboratorium Ekologi Departemen Biologi FMIPA UI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio kelamin jantan dan betina ikan nila tidak seimbang dengan perbandingan 1 : 2,04 yang didominasi oleh betina. Ikan nila betina yang diperoleh sebanyak 49 ekor, sedangkan ikan jantan sebanyak 24 ekor. Tingkat kematangan gonad bervariasi yang menunjukkan ikan nila dapat memijah sepanjang tahun. Ikan nila yang didapatkan sedang memasuki masa pemijahan dilihat dari banyaknya jumlah ikan yang telah matang gonad (TKG III dan IV). Nilai indeks kematangan gonad kurang dari 20% dengan kisaran 0,01—3,78%. Fekunditas ikan nila berkisar 258—1190 butir. Ukuran diameter panjang telur berkisar 0,86—2,75 mm dan diameter lebar telur berkisar 0,64—2,39 mm. Berdasarkan sebaran diameter telur, diketahui ikan nila memiliki pola pemijahan partial spawner.

Ria Rio Reservoir is a freshwater ecosystem in East Jakarta that is used by local people to catch fish. The most commonly caught fish is nile tilapia (Oreochromis niloticus). The aims of this research were to determine sex ratio, gonad maturity stage, gonadal-somatic index, fecundity, and egg diameter of nile tilapia in Ria Rio Reservoir. Sampling was carried out in February 2023. Purposive sampling method was used in nine stations for water sampling, while fish sampling based on fish location is often found using cast net. Measurement of the length and weighing of fish is carried out in the field. The gonads were preserved in 70% alcohol and observed in the Ecology Laboratory of Departement of Biology FMIPA UI. The results showed that sex ratio of male and female was unbalanced with a ratio of 1 : 2,04 and was dominated by females. The female caught were 49 fish, while the male were 24 fish. Gonad maturity stage was varies, indicating that nile tilapia can spawn throughout the year. The nile tilapia obtained was entering the spawning period seen from the large number of fish that have matured (stage III and IV). Gonadal-somatic index was less than 20% with a ranged of 0,01—3,78%. Fecundity of fish ranged from 258—1190 eggs. Egg length diameter ranged from 0,86—2,75 mm and egg width diameter ranged from 0,64—2,39 mm. Based on distribution of egg diameter, nile tilapia is a partial spawner."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilal Karyono
"ABSTRAK
Limbah cair rumah sakit adalah semua limbah cair yang berasal daii kegiatan rumah sakit. Melihat karakteristik dan sumber limbah cair rumah sakit, limbah jenis berbahaya.
Salah satu metode menguji tingkat toksisitas limbah cair adalah metode bioassay. Uji toksisitas perairan menggunakan organisme akuatik sebagai hewan uji seperti ikan nila merah. Dari hasil analisis uji toksisitas limbah cair rumah sakit dari ketiga rumah sakit diperoleh LC50-96 jam untuk Rumah Sakit St Carolus 30,834%, Rumah Sakit Cipto Mangunksumo 25,790% dan untuk Rumah Sakit Dharmais 25,715%. Berdasarkan data uji kualitas limbah cair ketiga rumah sakit didapatkan parameter seperti yang ada pada baku mutu masih dibawah baku mutu. Untuk Rumah Sakit St. Carolus Suhu 30C, zat padat tersuspensi 10, BOD 18.2Omg/l, COD 33.66mg/l, KMnO4 27.71mg/l, fenol 0.10mg/l, arnonia 0.41 mg-N/l, pH 7.30. Untuk Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo suhu 30C, zat padat tersuspensi 25mg/I, BOD 27.54mg/I, COD 53.40mg/l, KMnO4 57.10mg/I, fenol 0.2 5mg/I, amonia 1.20mg-N/L, pH 8.0, kuman koli 9/100ml. Untuk Rumah Sakit Dharmais suhu 30C, zat padat tersuspensi 25mg/i, BOD 25.40mg/I, COD 50.40mg/I, KMnO4 45.54mg/I, fenol 0.20mg/i, amonia 1.00mg-NIL, pH 7.60 dan kuman koli 6/100ml.

ABSTRACT
Effluen liquid from the hospital is evely effluen from hospital. From the caracter and source, efiluen hospital is dangerous thing.
One of method used toxicity test effluen liquid hospital use is metode bioassay. Aquatic toxicity test use aquatic organism, as animal sample Oreocromis niloticus. From the analyze result toxicity test for effluen liquid three hospitals result data LC50-96 hours for St Carolus hospital 30,834%, For Cipto Mangunkusumo Hospital 25,790% and for Dharmais Cancer Hospital 25,715%. According with data quality for the effluen liquids from three hospitals produce parameter like standart quality for effluen liquids. For St. Carolus Hospital temparture 30°C, total suspension solid 10mg/l, BOD 18.20mg/I, COD 33.66mg/i, KMnO4 27171 mg/I, fenol 0.1 0mg/I, amonia 0.41mg-NIL, pH 7.30. For Cipto Mangunkusumo Hospital temperature 30°C, total suspension solid 25mg/I, BOD 27.54mg/I, COD 53.40mg/i, KMnO4 57.10mg/I, fenol 0.25mg/l, amonia 1.20mg-NIL, pH 8.0, colyform 9/100ml. For Dharmais Cancer Hospital temperature 30C, total suspension solid 25mg/l, BOD 2540mg/l, COD 50.40mg/I, KMnO4 45.54mg/I, fenol 0.20mg/l, amonia 1.00mg-NIL, pH 7.60 and colyform 6/100mI.
"
2001
T3772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukukan penelitian bioakumulasi metil merkuri melalui jalur pakan menggunakan radioisotop."
604 JTPL 16:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Fishes are an economical and healthy source of protein for the majority of the world community. However the concentration of mercury in fish due to anthropogenic emissions pose health risks to humans. The concentration of organic mercury (methylmercury) dominates 80-90 persen total mercury concentrations in fish flesh. The Accumulation of mercury increases with the rise of water temperature, organism age, time of exposure, and the concentration of protein- bound mercury. The decline in salinity or hardness, pH, organic matter content, and the presence of Zn, Cd, or Se in solution will also increases the accumulation of mercury. The rate of accumulation of methylmercury in fish affects the toxicity, in which a low rate of accumulation associates with a higher tolerance. "
575 OSEANA 39 (4) 2014
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ganeshia Kristy Pratiwi
"Pencemaran perairan merupakan masalah kompleks yang belum terpecahkan, salah satunya adalah pencemaran perairan oleh CH3Hg+. Pencemaran tersebut membahayakan Perna viridis dan Anadara indica yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu, dilakukan suatu simulasi pencemaran CH3Hg+ melalui jalur air dan jalur pakan sehingga didapatkan pemodelan bioakumulasi CH3Hg+ pada Perna viridis dan Anadara indica. Untuk keperluan analisa bioakumulasi CH3Hg+ digunakan perunut radioaktif CH3203Hg+ yang digunakan sebagai alat untuk mendeteksi adanya konsentrasi CH3Hg+ dalam perairan.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan nilai faktor konsentrasi (CF) pada Perna viridis besar berkisar antara 1122,098 hingga 3850,828. Nilai faktor konsentrasi (CF) pada Perna viridis kecil berkisar antara 3495,316 hingga 4737,34. Nilai faktor konsentrasi (CF) pada Anadara indica besar berkisar antara 3474,513 hingga 8998,277. Nilai faktor konsentrasi (CF) pada Anadara indica kecil berkisar antara 7899,7 hingga 8670,17. Nilai faktor konsentrasi tersebut didapatkan setelah kekerangan terpapar CH3Hg+ selama 12 hari.
Efisiensi asimilasi Perna viridis dan Anadara indica setelah 24 jam sebesar 1,147% dan 0,393%. Nilai faktor bioakumulasi (BAF) pada Perna viridis adalah 5760,737 sampai dengan 10877,491 dan nilai BAF pada Anadara indica adalah 6756,617 sampai dengan 10522,492. Nilai tersebut merupakan acuan untuk menentukan batas aman mengkonsumsi kerang dalam satu bulan sesuai dengan dosis referensi menurut EPA (Environmental Protection Agency).

Water pollution is a complex problem which has not been solved yet,for instance is water pollution by CH3Hg+. Pollution can endanger Perna viridis and Anadara indica that are widely consumed by humans. Therefore, in this research was made a simulation of CH3Hg+ pollution through the water and feed so that it results the modell of CH3Hg+ bioaccumulation in Perna viridis and Anadara indica. 203 CH3 Hg+ as a radioactive tracer is used as a tool to detect the concentration of CH3Hg+ in the waters.
Based on the results of the study, the value of concentration factor (CF) in a big Perna viridis is ranged from 1122,098 to 3850,828. The value of concentration factor (CF) in a small Perna viridis is ranged from 3495,316 to 4737,34. The value of concentration factor (CF) in a big Anadara indica is ranged from 3474,513 to 8998,277. The value of Concentration Factor (CF) in a small Anadara indica is ranged from 7899,7 to 8670,17. These concentration factor are obtained after exposuring of CH3Hg+ until 12 days.
Assimilation efficiency in Perna viridis and Anadara indica after 24 hours are 1,147% and 0,393%. Factor Bioaccumulation (BAF) in Perna viridis is from 5760,737 to 10877,491 and BAF in Anadara indica is 6756,617 to 10522,492. That amounts are references to determine the safety of consumption these mussels in a month which according to the EPA (Environmental Protection Agency) reference dose.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S749
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sasqia Putri Soniansi
"Pada penelitian ini dilakukan simulasi pencemaran logam berat Seng (Zn) pada kerang hijau (Perna viridis). Proses bioakumulasi kerang hijau melalui jalur pakan dengan perunut radioaktif 65Zn. Pakan yang digunakan dengan diberikan kontaminasi logam seng yakni Botryococcus braunii. Proses Bioakumulasi dilakukan pada variasi suhu air laut 30, 31, dan 32°C. Setiap hari seluruh hewan percobaan dianalisis menggunakan spektrometer gamma untuk memperoleh data pengambilan kontaminan dari aktivitas 65Zn. Untuk mengurangi kandungan logam yang terdapat pada biota uji dilakukan metode depurasi.
Metode depurasi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pengaliran air berulang dan perendaman asam. Pada metode perendaman asam digunakan asam asetat dengan variasi waktu selama 30 menit, 60 menit, 120 menit dan 180 menit serta variasi konsentrasi 0.025 %, 0,050%, 0,075%, dan 0,100 %. Setelah selesai, kemudian dilihat pengaruh metode depurasi terhadap kandungan pada protein Perna viridis dengan metode kjehdahl.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai ku yang didapat dari nilai faktor konsentrasi paparan ion logam Zn selama 7 hari yakni 0,17 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 30oC, 0,18 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 31oC dan 0,27 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 32°C. Sementara nilai ke untuk perlakuan depurasi dengan metode pengaliran air berulang didapatkan 0,10 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 30°C, 0,09 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 31°C, dan 0,07 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 32°C. Selanjutnya pada penelitian ini didapatkan nilai BAF sebesar 21,13 Bq/gram.hari untuk variasi suhu 30°C, 26,67 Bq/gram.hari untuk suhu 31°C, dan 61,67 Bq/gram.hari untuk suhu 32°C.

In this study a simulation of heavy metal zinc (Zn) ion contamination in green mussel (Perna viridis) was carried out. Bioaccumulation process of green mussel through food pathway using 65Zn radioactive tracer. Botryococcus braunii was used to be food of heavy metal zinc contamination. The bioaccumulation process is carried out at variations in sea water temperature 30, 31 and 32°C. Every day all green mussels were analyzed using a gamma spectrometer to obtain contaminant retrieval data from 65Zn activities. To reduce the metal content found in the test biota, needs depuration method.
The depuration method used in this study is a method of repetitive water flow recirculating depuration and using acid. The acid method uses acetic acid with a variation of time is 30 minutes, 60 minutes, 120 minutes and 180 minutes and variations in concentration of acetic acid 0.025%, 0.050%, 0.075%, and 0.100%. After that, the effect of the depuration method on green mussels was analyzed by kjehdahl method.
Based on the results, uptake value (ku) obtained from metal ion Zn exposure during 7 days is 0.17 Bq /gram.day for 30oC sea water temperature variation, 0.18 Bq/gram.day for 31oC sea water temperature variation, 27 Bq/gram.days for 32°C sea water temperature variations. While the depuration value (ke) treatment with water flow method is obtained 0.10 Bq/gram.days for variations in sea water temperature of 30oC, 0.09 Bq/gram.days for variations in sea water temperature of 31°C, and 0.07 Bq/gram.days for 32°C sea water temperature variations. Furthermore, in this study the BAF value was 21.13 Bq/gram.days for temperature variations of 30°C, 26.67 Bq/gram.days for 31°C, and 61.67 Bq/gram.days for 32°C.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradilla Maulina
"Operasional Reaktor Serba Guna (RSG) 30 MW di kawasan Puspitek, Serpong yang memungkinkan terjadinya pelepasan radionuklida yang akan mengkontaminasi sistem perairan, salah saatunya adalah Cesium-137. Biota laut mampu mengakumulasi zat radioaktif sehingga konsentrasinya pada tubuh biota menjadi berlipat dibandingkan konsentrasi zat radioaktif di lingkungan. Kontaminasi dapat terjadi melalui jalur internal (ingesti) maupun jalur eksternal (radiasi lingkungan). Didukung oleh hal tersebut maka dilakukan studi bioakumulasi 137Cs oleh ikan kerong-kerong (Therapon jarbua) dari perairan Teluk Jakarta melalui jalur air laut.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari mekanisme bioakumulasi 137Cs dengan faktor pengaruh salinitas dan suhu air pada T. jarbua dengan menggunakan metode biokinetika kompartemen tunggal melalui tiga tahap percobaan yaitu, aklimatisasi, kontaminasi dan depurasi serta dilakukan pengukuran aktivitas 137Cs dengan spektrometer gamma HPGE. Hasil penelitian menunjukkan Nilai faktor biokonsentrasi (BCF) pada salinitas 26?; 29?; 32?; dan 35? berturut-turut adalah 2.22; 2.14; 1.56; dan 6.17 mL g-1, sedangkan nilai BCF pada suhu 28˚C; 31 ˚C;34 ˚C; dan 37 ˚C berturut-turut adalah sebesar 2.78; 3.25; 3.79; dan 3.51 mL g-1.

The 30MW-Serba Guna Reactors (RSG) in puspitek ,Serpong may allow the release of the radionuclides that would contaminate the water system, one of them, is Caesium-137. Marine organisms are capable of accumulating the radioactive substances, resulting a higher concentration of it inside their body in contrast to the environment. Contamination can occur through internal pathways (ingestion) or external pathway (radiation in the environment). Supported by these statement, the 137Cs bioaccumulation study was performed by observing Target Fish (Therapon jarbua) from the Jakarta Bay.
This research is intended to study the bioaccumulation's mechanism of 137Cs with the influence of salinity and water temperature on T. jarbua using a single-compartment biokinetic model by doing three experimental processes, namely acclimatization, contamination, and depuration. The activity of 137Cs was measured by High-purity Germanium (HPGE) gamma spectrometer. The results shows the values of bioconcentration factor (BCF) on T. jarbua at 26 ?; 29 ?; 32 ?; and 35 ? salinity, which are 2.22; 2.14; 1.56; and 6.17 mL g-1, respectively. On the other hand, the BCF values at 28°C; 31 °C; 34 ° C; and 37 ° C temperature are 2.78; 3.25; 3.79; and 3.51 mL g-1, respectively.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Arifin Senjaya
"One of the environmental changes which caused by the environmental activities is contaminated river and sea by mercury. In the water mercury is changed into methylmercury and through a food chain accumulated in the fish body. Therefore, there will be a methylmercury exposure to human being through the consumption of the fish.
This research aims to obtain information on the amount of methyl mercury which go into the human's body through the consumption of the contaminated fresh sea fish. On the other hand, it is important to know the type of fresh sea fish, the consumption of the fish in average, individual characteristic which influences the consumption and the clinical symptoms that cause the symptoms of the mercury chronicle poisoning.
The design of the research is cross sectional with the population of adult men of Muara Angke, Jakarta, age between 17 to 60 years. The involving samples in the research are 160 respondents, taken with multi stage random sampling. The data is drawn by interview and neurological test. The collected data are run by computer, followed by data analyst of univariat, bivariat and multivariat with SPSS for Windows.
It is found that the concumption of all types of fresh sea fish in average is 211,77 gram/person/day. The types that mostly consumed are Kembung, Tongkol, and Bandeng Fish. The amount of the exposure of methlmercury from the consumption of 13 types of fresh sea fish which checked by Rachmadhi et all (1997) is 12,12 ug/person/day. Some respondent positively certain about the clinical sign and symptoms of cronicle mercury poisoning which are: 56 clinical symptoms (35%) respondents, 49 ataxia (30,6%) respondents and 66 tremor (41,3%) respondents.
In the bivariat analysis it is found that there is a meaningful correlation between the fresh sea fish which has mercury concentration and the intake total amount of methylmercury. The individual characteristic in general does not associate meaningfully with the consumption of the fresh sea fish, or with the methylmercury intake. In the t-test, it is found that there is a meaningful association between clinical symptoms with age and consumption of all types of fress sea fish, and tremor with the length of stay and consumption all types of fresh sea fish. In the multivariat analysis, it is found that the length of stay associates meaningful with clinical symptoms; the length of stay and age associates meaningful with ataxia; and the length of stay and age associates meaningful with tremor.
Although, means the methylmercury exposure on adult men of Muara Angke population is based on few assumptions which used under the secured limit regulated by WHO (1979). Nevertheless, it is found that some respondents which mercury intake over limit, the secured limit and some respondents whose clinical symptoms would cause the clinical symptoms of mercury cronicle poisoning. It is advisable to follow those respondents up to able to have a necessary action. Furthermore, in order to detect that there may be an effect of the mercury cronicle poisoning, it is important to have the similar research with analytical design.

Salah satu perubahan lingkungan yang diakibatkan pembangunan adalah pencemaran sungai dan laut oleh merkuri. Merkuri di air sebagian besar diubah menjadi metil merkuri dan melalui rantai makanan dapat terakumulasi di dalam tubuh ikan. Selanjutnya akan terjadi pemajanan metil merkuri terhadap manusia melalui konsumsi ikan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang jumlah metil merkuri yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi ikan laut segar tercemar metil merkuri. Disamping itu ingin pula diketahui jenis ikan laut segar yang dikonsumsi, rata-rata konsumsi ikan tersebut, karakteristik individu yang mempengaruhi konsumsi ikan but segar serta ada tidaknya gejala/tanda klinis yang dapat merupakan gejala/tanda klinis keracunan kronis merkuri.
Rancangan penelitian ini adalah cross sectional dengan populasi penelitiannya laki-laki dewasa penduduk Muara Angke Jakarta, yang berusia 17-60 tahun. Sampel yang terlibat dalam penelitian ini 160 responden, yang diambil dengan metoda multi stage random sampling. Data diambil dengan wawancara dan uji neurologis. Data-data yang terkumpul diolah dengan bantuan komputer, selanjutnya dilakukan analisis univariat, bivariat dan multivariat, menggunakan SPSS for Windows.
Ditemukan rata-rata konsumsi semua jenis ikan laut segar adalah 211,77 gram/orang.hari. Jenis ikan yang paling sering dikonsumsi adalah Kembung, Tongkol dan Bandeng. Besar pajanan metil merkuri dari konsumsi 13 jenis ikan laut segar yang diperiksa kadar merkurinya oleh Rachmadhi dkk (1997) adalah 12,12 ug/orang/hari. Sejumlah responden positip mengalami gejala/tanda klinis keracunan kromis merkuri, yaitu: gejala klinis 56 (35%) responden, ataxia 49 (30,6%) responden dan tremor 66 (41,3%) responden.
Pada analisis bivariat diketemukan adanya korelasi yang bermakna antara ikan laut segar yang diperiksa kadar merkurinya dengan total asupan metil merkusi. Karakteristik individual pada umumnya tidak berasosiasi secara bermakna dengan konsumsi ikan laut segar, maupun dengan asupan metil merkuri. Pada uji-t ditemukan asosiasi yang bermakna antara gejala klinis dengan umur dan konsumsi semua jenis ikan laut segar, serta tremor dengan lama menetap dan konsumsi semua jenis ikan laut segar. Pada analisis multivariat ditemukan lama menetap berasosiasi secara bermakna dengan gejala klinis, lama menetap dan umur berasosiasi secara bermakna dengan ataxia, serta lama menetap dan umur berasosiasi secara bermakna dengan tremor.
Walaupun rata-rata pajanan metil merkuri pada laki-laki dewasa penduduk Muara Angke berdasarkan beberapa asumsi yang dipergunakan masih di bawah batas aman yang ditetapkan oleh WHO (1979). Namun ditemukan sejumlah responden yang asupan merkurinya melebihi batas aman tersebut dan sejumlah responden memiliki gejala/tanda klinis yang dapat merupakan gejala/tanda klinis keracunan kronis merkuri. Disarankan untuk menindak lanjuti responden-responden tersbeut agar dapat diambil tindakan yang memadai. Selanjutnya untuk memastikan adanya efek keracunan kronis merkuri perlu dilakukan peneltian sejenis dengan desain analitik."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>