Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167763 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Ermawaty Ratna
"Tesis ini membahas mengenai pengaruh Country of Origin terhadap persepsi konsumen pada kualitas mobil dengan tiga tipe yang berbeda yaitu sedan, jeep, dan SUV, dimana negara asal mobil adalah Jerman, Amerika, dan Jepang. Penelitian ini bersifat kuantitatif dimana analisa dilakukan secara deskriptif. Adapun hasil penelitian ini secara keseluruhan adalah secara deskriptif mobil sedan dengan country of origin Jepang dipersepsikan memiliki kualitas yang lebih tinggi di bandingkan mobil sedan dengan country of origin Jerman dan Amerika, mobil jeep dengan country of origin Jerman dipersepsikan memiliki kualitas yang lebih tinggi di bandingkan mobil jeep dengan country of origin Jepang dan Amerika, dan untuk mobil SUV origin Jepang dipersepsikan memiliki kualitas yang lebih tinggi di bandingkan mobil SUV dengan country of origin Jerman dan Amerika.Hasil penelitian ini menyarankan untuk mobil sedan Jerman agar terus meningkatkan kualitas agar tidak kalah bersaing dengan mobil sedan Jepang, untuk mobil jeep Amerika agar dapat melakukan promosi terkait dengan kualitas mobilnya.

This thesis will discuss the effect of Country of Origin towards Consumer's Perception regarding the quality of three types of automobile; Sedan, Jeep and SUV from Germany, USA and Japan. This study will focus on the quantitative side. The findings of this study demonstrate that based on descriptive analysis Sedans with Japan as the Country of Origin are viewed to have a better quality compared to the other sedans with Germany and USA as the Country of Origins. Moreover, Jeeps with Germany as the Country of Origin are viewed to have a better quality compared to the other jeeps with Japan and USA as the Country of Origins. And furthermore, SUVs with Japan as the Country of Origin are viewed to have a better quality compared to the other sedans with Germany and USA as the Country of Origins. This analysis suggests that German sedans should improve their automobile quality thus will be able to match the quality of Japanese sedans, while American Jeeps should continue their promotion towards better quality products."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26618
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Alesandra
"Isu-isu lingkungan mulai meningkat terutama mengenai isu pemanasan global di mana semakin hari bumi semakin terancam akibat dari pemborosan energi yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Philips merupakan perusahaan yang bergerak di bidang elektronik mulai fokus dengan adanya isu pemanasan global ini dan memproduksi produk yang lebih ramah lingkungan dengan tujuan untuk mengurangi peningkatan dari pemanasan global. Produk tersebut adalah lampu hemat energi LED dari Philips yang dipasarkan dengan strategi green marketing. Penelitian ini akan mengukur pengaruh dari green marketing awareness dan perceived innovation pada purchase intention dengan mempertimbangkan mediasi perceived quality, perceived price, perceived risk, dan perceived value pada masyarakat di Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik purposive sampling pada 150 responden yang diperoleh secara online. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh dari green marketing awareness dan perceived innovation berpengaruh signifikan terhadap purchase intention.

Environmental issues are starting to increase, especially regarding the issue of global warming where the earth is increasingly being threatened as a result of wasting energy by humans in their daily lives. Philips is a company engaged in electronics starting to focus on the issue of global warming and producing products that are more environmentally friendly with the aim of reducing the increase in global warming. This product is an energy saving LED lamp from Philips which is marketed with a green marketing strategy. This study will measure the effects of green marketing awareness and perceived innovation on purchase intention by considering the mediation of perceived quality, perceived price, perceived risk, and perceived value in the community in Jabodetabek. This study uses a quantitative approach with a purposive sampling technique on 150 respondents obtained online. The results of this study indicate that the influence of green marketing awareness and perceived innovation has a significant effect on purchase intention."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arifin Djakasaputra
"Dunia usaha sekarang ini mengalami lingkungan persaingan yang kompleks dan dinamis. Di situasi seperti ini, pelanggan sangat berkuasa untuk menuntut. Mereka berharap memperoleh tingkat kualitas produk yang tinggi dengan biaya yang terjangkau. Perusahaan yang ingin maju harus mendapatkan keunggulan kompetitif untuk produknya, dan mereka harus melakukan inovasi secara kontinyu.
Situasi pasar otomotif dunia pun sudah sedemikian dinamis dan kritis, hal ini mendorong produsen untuk terus menciptakan produk unggulan. Pasar menginginkan kualitas terbaik dengan harga yang terjangkau. Otomatis persaingan bisnis kian ketat, variabel harga dan merek pun menjadi parameter kritis konsumen. Bagi produsen, hal ini berarti efisiensi produksi.
Dalam penelitian ini, diduga konsumen mengevaluasi kualitas berdasarkan dimensi-dimensi kualitas yang penting bagi mereka, bukannya kualitas secara keseluruhan. Evaluasi konsumen yang seperti ini seringkali disebut sebagai pandangan multi dimensi terhadap kualitas. Menghantarkan produk berkualitas ke dunia konsumen membutuhkan semacam pemahaman terhadap dimensi-dimensi kritis yang dipakai oleh konsumen dalam menilai kualitas. Konsumen sering menilai kualitas suatu produk berdasarkan petunjuk yang bersifat informatif yang berhubungan dengan produk tersebut. Petunjuk yang informatif tersebut kadangkala berasal dari intrinsik produk itu sandhi dan dapat pula dari ekstrinsik yang berasal dari luar produk.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model 6 dimensi kualitas untuk produk mobil sedan berdasarkan model konseptual mengenai Perceived Quality yang dikembangkan oleh Bruck. Keenam dimensi kualitas tersebut adalah versatility, ease of use,durability, serviceability, performance dan prestige, yang digunakan untuk mencari tahu dimensi-dimensi kualitas apa saja yang berperan penting di persepsi konsumen dalam menilai produk mobil sedan di Jakarta, untuk itu dilakukan 4 macam treatmen terhadap variabel harga dan merek juga variabel pemasaran lainnya seperti jenis mobil. Dengan menggunakan metoda MANOVA GLM Repeated Measures, hasil akhir analisa dengan software SPSS ver 10.01 didapat dimensi kualitas durability, serviceability dan performance yang signifikan.
Durability mencerminkan daya tahan suatu produk dalam beroperasi, serviceability meliputi aspek perbaikan dan kemudahan akses untuk melakukan perbaikan serta tanggung jawab dan keramahan petugas dalam menanggulangi masalah yang dihadapi konsumen. Dan performance adalah kinerja produk yang keandalannya dapat dipercaya konsumen. Ketiga dimensi kualitas ini juga secara tidak langsung mencerminkan betapa rasionalnya persepsi konsumen dalam menilai kualitas produk mobil sedan. Kesimpulan yang didapat menunjukkan bahwa pemasar harus mampu memberi porsi yang lebih pada dimensi-dimensi kualitas yang dianggap signifikan dimata konsumen agar program-program pemasaran yang dilakukannya dapat berjalan sesuai dengan apa diharapkan oleh konsumen.

Recently business world have experienced complex and dynamic competitive environment. In this situation, customers are very powerful to demand. They wish got high grade quality product with the reached cost. The company which want to be better must get competitive advantage for their product, and they must do innovation in a continue manner.
In automotive world market also had dynamic and critical situation, this matter pushed producent always to create superior product. Market wants to the best quality product with the reached price. Automatically, the business competition is stricter, price and brand name variables become a critical parameter to consumer. For producent, this meant efficiency of production.
In this study, consumer was estimated to evaluation quality depend on which important dimension of quality for them, not an overall of quality. This evaluation often called as a multidimensional perspective of quality. Delivering quality products to consumer world requires an understanding of the critical dimensions and cues that consumer use to judge quality. Consumer often judges quality of product based on informative cues that relation with the product. The informative cues mentioned occasionally came from the product itself and also could from the outside of the product.
This study did with using six dimensions of quality model for car product, based on conceptual model about perceived quality that developed by Bruck. Six dimensions of quality are versatility, ease of use, durability, serviceability, performance and prestige, that used to know what dimension is more important on consumer perception when judge product of car in Jakarta. For that, four treatment did to price and brand name variables and also others marketing variables such as type of car, with using Manova GLM Repeated Measures that included in software SPSS ver 10.0I.The results shows that durability, serviceability and performance are dimensions of quality that significant for consumer.
Durability reflects how well the product is in operation and the length of time the product works properly. Serviceability involves aspect maintenance of product and reliability of service and also the responsiveness of service personnel. And Performance refers to how well the product does what it is supposed to do. This three dimensions also reflect how rational consumer perception in judge quality product of car. This conclusion shows that marketer must determine the relevant quality dimensions for a product and the cues that are salient for judging those dimensions.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
O.K. Teguh Indrawan
"Persepsi nilai produk merupakan unsur utama didalam proses keinginan membeli untuk produk tur wisata. Namun demikian, persepsi nilai produk ini baru bisa didapatkan setelah konsumen sebelumnya pernah menggunakan jasa biro wisata untuk mengikuti tur wisata. Hal ini juga berkaitan dengan persepsi kepuasan konsumen setelah menggunakan jasa biro wisata tersebut. Oleh karena itu, penelitian untuk mengetahui sejauh mama peranan persepsi nilai produk terhadap keinginan membeli konsumen menjadi penting. Penelitian ini bertujuan untuk menguji model persepsi nilai dari produk tur wisata (leisure travel). Hal ini merupakan bagian dari usaha memperjelas persepsi nilai konsumen pada produk tur wisata.
Penelitian ini dibangun dalam enam bentuk hubungan yang diujikan terhadap 204 responden dimana responder dalam penelitian ini adalah orang yang sebelumnya pernah menggunakan jasa biro wisata dalam rangka mengikuti tur wisata Metode penentuan sampel yang digunakan adalah model corrvenience sampling. Analisis data yang digunakan adalah metode Structural Equation Model (SEM) dengan menggunakan program LISREL 8.30. Data yang dikumpulkan mendukung ke enam hipotesis.
Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi kepuasan keseluruhan (POS) menjadi faktor yang paling signifikan mempengaruhi kenginan membeli dari konsumen. Selain itu faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi keinginan membeli konsumen yaitu persepsi kualitas layanan dan persepsi nilai produk (product value).
Implikasi yang dapat diberikan melalui penelitian antara lain bahwa kepuasan konsumen saat melakukan tur wisata di waktu sebelumnya memberikan pengaruh yang kuat bagi konsumen tersebut untuk memakai jasa biro wisata itu kembali. Pemasar juga perlu memperhatikan harga tur yang cenderung mengalami kenaikan yang sangat signifikan pada saat musim liburan yang juga merupakan faktor bagi konsumen didalam membeli produk tur wisata.

Product perceived value is the main component to crafts buying intention for tour and leisure service. However, consumer can only get perceived value of product only after he/she has tried to use the product. Therefore, it is important to know the role perceived value of product in influencing buying intention. The aim cif this study is to determine perceived value for leisure travel product as well as to find dearer picture on customer perceived value through this substances.
Six types of relationship built in this research and tested to 204 respondents. The respondents are people who has tried a leisure travel before. Convenience sampling used as sampling method Structural Equation Model with applicable software package LISREL 8.30 used as data analysis method All hypotheses supported by data.
This research found that perceived overall satisfaction play the most important role to determine buying intention as well as perceived overall service quality and perceived overall product value show their significant consequence to effect buying intention.
The important finding from this research is that consumer satisfaction that has tried leisure travel play significant effect for them to use the travel agencies in the future. Marketer must also have to give more attention in the price of the leisure travel that have a significant rise in the peak season which also the main factor to consumer to buy the leisure travel product."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T 17910
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Kusuma
"Selain merek, country-of-origin merupakan pertimbangan penting bagi konsumen untuk menilai suatu produk, entah itu dalam mengevaluasi atau penilaian akan kualitas produk secara keseluruhan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor apa raja yang membuat country-of-origin menjadi pertimbangan penting konsumen. PeneIitian ini merupakan pengembangan penelitian terdahulu dari Schweiger, Otter & Strebinger (1995) mengenai pengaruh country-of-origin terhadap evaluasi produk dan implikasinya terhadap keputusan pemindahan lokasi. Penelitian dilakukan pada mahasiswa dan karyawan dengan golongan usia dan latar belakang yang beragam yang dianggap memiliki pengetahuan mengenai country-of¬origin. Untuk menguji hipotesis ini dengan menggunakan metode kuesioner terstruktur yang diberikan secara langsung inaupun melalui mills kepada responden. Data yang diperoleh sebanyak 223 responden. Analisis data yang digunakan adalah metode Structural Equation Modeling (SEM), dengan menggunakan program LISREL 8.30. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa country-of-origin memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap evaluasi produk dan persepsi kualitas, namun tidak mempengaruhi keinginan membeli konsumen. Ketertarikan untuk membeli lebih dikarenakan oleh persepsi kualitas terhadap suatu produk.

Likely as brand, country-of-origin has the equal value to become important consideration for consumer to evaluate a product, whether it as an evaluation or to judge the overall quality. The research is developed from previous study in country-of origin and product evaluation. Students and employees from varied age and background are considered as respondents in this research, and are assumed to understand the main point of country-of-origin. Total of 223 respondents are participated in the survey. Structural Equation Modeling (SEM) with applicable software package LISREL 8.30 is used as data analysis method. The research concluded that country-of-origin has a significant influence in product evaluation and quality perception, but has no strong influence in consumer's purchase decision. Consumer more intended to purchase a product based on quality perception rather than country-of-origin aspect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azmie Kasmy
"ABSTRAK
Dalam persaingan merek, merupakan tantangan bagi pemasar untuk meningkatkan
ekuitas mereknya karena ekuitas merek yang tinggi bisa menciptakan keuntungan yang tinggi
pula bagi manufaktur komputer Ekuitas merek yang tinggi akan menciptakan loyalitas dan
memberikan peluang bagi perusahaan untuk menawarkan produk dengan harga yang sesuai
dengan perceived quality dari konsumen.
Pada beberapa jurnal pemasaran khususnya mengenai co-branding ditemukan hahwa
Co-branding memberikan kesan tertentu terhadap kualitas suatu produk yang dipasarkan
sebagai contoh: Ssangyong dengan Mercedes-Benz, CitiBank dengan Visa atau Master Card,
diet Coke dengan Nutrasweet. Patria dengan Komatsu. Kesan tersebut tercakup didalamnya
kualitas dan harga produk yang dipasarkan. Sehingga tiga tujuan utama di dalam penelitian ini
yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui pengaruh co-branding terhadap kesan kualitas
produk komputer dan sejauh mana kesan kualitas itu berubah setelah dilakukan co-branding
dengan suatu processor, mengetahui perubahan harga dan sebelum dilakukan co-branding dan
setelah dilakukan co-branding untuk kategori produk komputer, mengetahui pengaruh Co-
branding komputer dengan prosessor terhadap dasar pertimbangan konsumen didalam
pembelian.
Bentuk penelitian yang dilakukan adalah dengan descriptive analysis. Survei dilakukan
di wilayah DKI Jakarta dengan jumlah responden 200 orang. Data primer diperoleh melalui
metode sample survey dengan instrumen utama kuesioner. Variabel utama yang diukur
didalam penelitian ini terdiri dari perceived quality, perceived price, serta variabel pendukung
Iainnya (product attribute, brand awareness, advertising awareness, buying behaviour,
product usage). Responden dalam penelitian ini mengisi sendiri kuesioner (self-administered
survey) yang diberikan kepadanya dengan cara drop-off Khusus untuk variabel brand
awareness dan brand association dilakukan dengan teknik in-depth interview.
Kuesioner yang digunakan berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai persepsi terhadap
kualitas dan harga produk komputer dan prosessor. Ada tiga merek yang di analisis untuk
kedua produk, masing-masing mewakili brand power: strong, moderate, dan weak. Untuk
produk prosessor digunakan merek Intel Pentium, AMD Athion. dan VIA Cyrix. Sedangkan
untuk produk komputer digunakan merek Compaq, Zyrex, dan Extron. Untuk mengukur
perceived qualiiv digunakan 6 points liken scale, dimana 1 berarti kualitas sangat rendah dan
6 berarti kualitas sangat tinggì. Untuk variabel perceived price ditanyakan kepada responden
persepsinya terhadap harga apakah lebib tinggi, Iebih rendah, atau sama saja (kira-kira berapa
persen), apabila diberikan sebuah zero origin dengan patokan 100%. Sedangkan dalam
meneliti variabel product attribut digunakan 6 points liken scale untuk tingkat kepentingan
atribut dan ordinal scale untuk prioritas kepentingan atribut.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka pada para responden ditanyakan
persepsinya terhadap kualitas dan harga sebelum dan sesudah co-branding. Hasil yang
diperoleh untuk kondisi perceived quality dan price adalah: pertama, bagi host brand terlihat
bahwa secara keseluruhan persepsi kualitas akan meningkat apabila beraliansi dengan
ingredient brand yang Iebih kuat danpada dengan ingredient brand yang lebih lemah. Kedua,
secara keseluruhan persepsi terhadap harga akan cenderung meningkat apabila beraliansi
dengan ingredient brand yang Iebih kuat daripada ingredient brand yang lebih lemah.
Untuk mengukur tingkat signifikansi perubahan pada perceived quality dan price
dilakukan uji paired sample t-test. Dan uji yang dilakukan diperoleh hasil bahwa: pertama,
persepsi kualitas konsumen terhadap merek komputer secara signifikan dipengaruhi oleh
semua merck co-brand prosessor kecuali co-branding antara merek Intel Pentium dengan
Compaq dimana kedua merek merupakan brand yang sama-sama kuat. Kedua, untuk host
brand Compaq, Zyrex, dan Cyrix, perceived price akan menìngkat secara signifikan apabila
melakukan co-branding dengan ingredient brand yang kuat seperti Intel Pentium. Sebaiknya,
perceived price akan menurun secara signifikan apabila dilakukan co-branding dengan
ingredient brand yang lemah seperti VIA Cyrix. Sedangkan apabila host brand melakukan co-
branding dengan ingredient brand yang kuat secara moderat, maka terdapat kecenderungan
bahwa perceived price akan meningkat atau menurun secara tidak signifikan.
Dari analisis terhadap atribut fisik maupun non fisik, diperoleh kesimpulan bahwa
prosessor merupakan atribut penting dan diprioritaskan di dalam proses pertimbangan
konsumen dalam melakukan pembelian komputer. Sehingga dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa co-branding manufaktur komputer dengan processor sebagai secondary
association merupakan Iangkah yang tepat. Uji anova yang dilakukan terhadap tingkat
kepentingan dan prioritas atribut, membuktikan bahwa kecepatan dan merek prosessor tidak
secara signifikan dipersepsikan berbeda dalam proses pembelian PC baik bagi owner maupun
non owner.
Dari hasil penelitian yang didapat, maka beberapa hal yang dapat disarankan. Pertama,
bagi manufaktur komputer secara umum, co-branding meniiliki pengaruh yang signifikan
untuk mempengaruhi perceived quality dan price terhadap produk komputer sehngga
merupakan langkah yang potensial untuk melakukan aliansi dengan prosessor untuk
menerapkan pemasaran bersama dengan co-branding atau lebih spesifik dengan ingredient
branding. Namun perlu diingat, persepsi kualitas dan harga akan cenderung meningkat secara
signifikan apabila metakukan co-branding dengan merek prosessor yang lebih kuat daripada.
host brand.
Kedua, bagi merek-merek komputer yang diteliti, untuk merek Zyrex dan Extron co-
branding seharusnya dilakukan dengan merek prosessor yang kuat seperti Intel Pentium agar
peningkatan terhadap perceived quality dan price dapat Iebih signifikan. Bagi Compaq yang
cenderung memiliki brand power yang sama dengan merek kuat seperti Pentium, ada baiknya
untuk mempertimbangkan untuk melakukan alternatif co-branding dengan merek produk
komplementer seperti Windows atau melalui peningkatan terhadap value to the customers
dengan mengeksploitasi atribut-atribut produk lainnya yang penting bagi konsumen seperti
garansi dan afler sales service. Hal ini disebabkan karena peningkatan terhadap perceived
quality cenderung tidak bertambah secara signifikan apabila Compaq melakukan co-branding
dengan intel Pentium.
Ketiga, bagi para akedemisi, hasil yang diperoleh dari penelitian ini menguatkan
kesimpulan bahwa co-branding dapat secara signifikan meningkatkan perceived quality dan
price bagi host brand apabila dilakukan dengan ingredient brand dengan kekuatan merck
( brand power) tertentu.
"
2002
T3574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Maulana Tumulo
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S9772
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>