Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70169 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kandungan logam timbal yang diizinkan dalam "Air PAM" sesuai dengan ketetapan baku mutu air minum Penda DKI Jakarta PP No. 20/90 adalah sebesar 0,01mg/L. Sedangkan "Air PAM buatan", kandungan timbal sekitar 310 mg/L. Tujuan penelitian adalah mengurangi kadar limbah dalam "Air PAM buatan" sesuai baku mutu melalui proses adsorpsi dengan menggunakan 200gram karbon aktif granular dengan diameter 0,8-1,3 mm sebagai adsorben. Sistem kontinu digunakan untuk menyesuaikan dengan keadaan sebenarnya dalam dalam penelitian ini ditentukan waktu kontak yang terjadi selama proses Adsorpsi Isothermal dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi kesetimbangan."
Jurnal Teknologi, 15 (2) Juni 2001: 234-241, 2001
JUTE-15-2-Jun2001-234
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The maximum Cadmium content in tap water based on Drinking Ware Standard Quality of DKI Local
Government, is 0, 01 mg/L. This experiment is aimed to reduce Cadmium content by adsorbtion process
using 8-10 nun granular activated Carbon. By using continous system to adopt the real condition and
the contact time during isothermal adsorption and the time needed to achive equilibrium conditions
are observed The granular carbon is heated at 100 " C for 24 hours and the surface areas change tom
555,6 m2 /gr to 597,6 m2 / gr .The system reaches penetration curve after I4 hours for 10 minutes
contact rime and I8 hours for 20 minutes.
"
Jurnal Teknologi, 15 (3) September 2001 : 336-345, 2001
JUTE-15-3-Sep2001-336
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gultom, Michael BM
"ABSTRAK
Karbon aktif merupakan bahan yang di kenal sebagai bahan adsorben untuk di gunakan pada sector industri pangan maupun non pangan. Selain itu, penggunaan karbon aktif sangat erat hubungannya dengan usaha perlindungan lingkungan. Semakin ketat pelaksanaan peraturan tentang perlindungan ini, maka pemakaian karbon aktif semakin meningkat.
Pemerintah DKI Jakarta telah mengeluarkan ketetapan baku mutu air minum. Ketetapan tersebut antara lain berisi tentang kandungan logam timbal maksimum yang diperbolehkan dalam air minum sebesar 0.01 mg/L. Sedangkan ?air PAM? yang tersedia memiliki kandungan timbal sebesar 2.3 mg/L. Menyadari hal tersebut, maka dimulailah penelitian mengurangi kadar timbal dalam ?air PAM? dengan karbon aktif granular melalui sistim kontinu.
Pada penelitian ini karbon aktif yang diguuakan dipanaskan terlebih dahulu pada temperatur 100 °C selama 24 jam, perlakuan ini dimaksud untuk memeperluas permukaan karbon aktif yang selanjutnya akan digunakan untuk mengadsorpsi timbal dari air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakterisasi luas permukaan karbon aktif mengalami peningkatan pada saat sebelum aktivasi dan sesudah aktivasi yaitu sebesar 284 m²/gr menjadi 314.4 ml/gr.
Pada saat adsorpsi dengan vadasi waktu kontak didapat kondisi jenuh pada waktu kontak 10 menit disaat jam ke-16 dan pada waktu kontak 20 menit pada jam ke-10.
Untuk mendapatkan ?air PAM" dengan kandungan timbal sebesar 0.01 mg/L (sesuai dengan ketentuan baku mutu) akan di gunakan karbon aktif sebesar 0.061 gr/L air untuk waktu kontak 10 menit dengan Iaju alir sebesar 23.5 ml/menit, dan 0.029 gr/L air untuk waktu kontak 20 menit dengan Iaju alir 1 1.75 ml/menit.
Pada konsentrasi 312.3 untuk mendapatkan ?air PAM? dengan kandungan timbal sebesar 0.01 mg/L, maka diperlukan karbon aktif sebesar 480,44 gram untuk waktu kontak 10 menit dengan Iaju alir sebesar 23.5 ml/menit dan sebesar 227.02 gram untuk waktu kontak 20 menit dengan Iaju alir sebesar 11.75 ml/menit."
2000
S50848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bachtiar Firdaus
"ABSTRAK
Karbon aktif merupakan bahan yang dikenal sebagai bahan adsorben untuk digunakan pada sektor industri pangan maupun non pangan. Selain itu, penggunaan karbon alctif sangat erat hubungannya dengan usaha perlindungan lingkungan.
Semakin ketat pelaksanaan peraturan tentang perlindungan ini maka pemakaian karbon aktifsemakin meningkat.
DK1 Jakarta telah mengeluarkan ketetapan baku mutu air minum. Ketetapan tersebut antara lain berisi tentang kandungan logam kadmium maksimum yang diperbolehkan dalam air minum sebesar 0.01 mg/L. Sedangkan air yang tersedia rnemiliki kandungan kadmium sebesar 363.6 mg/L. Menyadari hal tersebut maka dimulailah penelitian mengurangi kadar kadmium dalam air dengan karbon aktif granular ukuran 0.8-1.0 mm melalui sistem kontinu.
Karbon aktif yang digunakan dipanaskan terlebih dahulu pada suhu 100°C selama 24 jam, perlalcuan ini dimaksud untuk memperluas permukaan karbon aktif. Dengan menggunakan Autosorb BET, karakterisasi luas permukaan karbon aktif diukur pada saat sebelum dan sesudah aktivasi, hasilnya mengalami kenaikan yaitu dari 555.5 m2/gr menjadi 597.6 m2/gr.
Pada proses adsorpsi dengan variasi waktu kontak diperoleh kondisi jenuh pada waktu kontak 10 menit disaatjam ke-14 dan pada waktu kontak 20 menit pada jam ke-18. Dengan permodelan Freundlich diperoleh konstanta kesetimbangan adsorpsi (Kr) untuk waktu kontak 10 menit sebesar 4.62l66, sedangkan untuk waktu kontak 20 menit diperoleh konstanta kesetimbangan adsorpsi (Kf) sebesar 6.53l45.
Penurunan konsentrasi air dari 363.6 mg/L menjadi air dengan kandungan kadmium 0.01 mg/L (sesuai ketentuan baku mutu) maka diperlukan karbon aktif sebesar 630.49 gram untuk waktu kontak 10 menit dengan laju alir sebesar 49.06 cm3/menit dan sebesar 548.55 gram untuk waklu kontak 20 menit dengan laju alir sebesar 24.50 cms/menit.

"
2001
S49146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tilani Hamid
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Khairina Ashar
"Kadmium adalah unsur toksik yang terdapat di lingkungan dan tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsumsi air sumur yang terpajan kadmium dengan kandungan kadmium di dalam urin. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional yang dilakukan di sekitar TPA Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Populasi adalah seluruh laki-laki dan perempuan dewasa, dengan sampel berjumlah 96 orang yang diambil dengan metode stratified random sampling. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 63 orang (65,6%) terpajan pada air sumur dengan kandungan kadmium yang telah melebihi baku mutu dan seluruh sampel masyarakat (100%) terdapat kadmium di dalam urin yang telah melewati nilai ambang batas. Tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi air sumur yang terpajan kadmium dengan kadmium di dalam urin.
Pada analsiis multivariat menunjukkan bahwa masyarakat yang mengkonsumsi air sumur yang terpajan Cd lebih dari 0,005 mg/l memiliki risiko 2,657 kali terdapat kadmium dalam urinnya setelah dikontrol dengan variabel umur, jenis kelamin, pekerjaan, kebiasaan merokok, durasi pajanan, dan jarak dari TPA. Oleh karena itu, masyarakat dianjurkan untuk tidak menggunakan air sumur sebagai sumber air minum dan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Kabupaten Deli Serdang sebagai dasar untuk membuat perencanaan daerah bidang air minum dan sanitasi di wilayah studi.

Cadmium (Cd) is a toxic element ubiquitous in the environment and not needed by the human body. The aim of this study was to determine relationship of consumption of well water exposed to cadmium with cadmium in urine. The study was performed with cross sectional design in the community residence around Namo Bintang Dumpsite. The population were adult males and females with a sample of 96 people taken by stratified random sampling. Data analyzed by logistic regression.
Study result showed that Cd levels from the dug wells revealed that 63 respondents (65,6%) had exposed to Cd higher than normal levels, 96 urine samples (100%) had high Cd levels above the normal limits. There were not significant correlations between the Cd levels from the wells and Cd in urine.
Multivariate analysis showed that community who consume well water exposed Cd more than 0,005 mg/l have 2,657 times higher risk cadmium in urine after adjusted by age, sex, occupation, smoking, duration of exposure, and the distance from dumpsite area. Therefore, Residents was suggested to not use wells water as a primary resource to drinking water and expected to be utilized by the government of Deli Serdang regency as a basis for regional planning areas water and sanitation in the study area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifuddin Ahmad
"Kadar nitrat yang tinggi pada air bersih penduduk di Kelurahan Kukusan berisiko menimbulkan gangguan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antar parameter nitrit dan nitrat serta mengestimasi tingkat risiko kesehatan dari air bersih dan air minum penduduk. Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko kesehatan lingkungan. Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan sampel air bersih pada 30 titik, dan wawancara serta pengukuran berat badan terhadap 41 responden. Pengambilan sampel air bersih diakukan untuk mengetahui kadar NO3-N, NO2-N, NH3, pH, Total Zat Padat terlarut (TDS), dan Daya Hantar Listrik (DHL). Jumlah responden dan sampel air bersih disesuaikan dengan data pemantauan kualitas air bersih dari Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2013.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna antara sebelum dengan sesudah dimasak terhadap variabel NO3-N, pH, TDS, dan DHL (p=0,0005), terdapat korelasi yang bermakna antara pH dengan NO3-N pada air bersih (r=-0,578; p=0,001) dan air minum (r=-0,571; p=0,01), dan tingkat risiko pajanan nitrat dan nitrit dari air minum pada durasi real time (RQNO3-N = 0,113; RQNO2-N= 0,07) dan pada durasi life span (RQNO3-N= 0,178; RQNO2-N= 0,09) masih aman. Hal ini diindikasikan bahwa air minum penduduk yang berasal dari air bersih masih layak dikonsumsi karena tidak berisiko oleh pajanan nitrat dan nitrit.

High levels of nitrate in clean water residents of Kukusan district pose a risk to human health. This study aims to know a correlation between inter parameters nitrates and nitrites and estimate the level of health risk from exposure to clean water and drinking water residents. Data collection was carried out with clean water sampling at 30 points, and interview as well as a measurement of the weight of 41 respondents. The sampling of clean water to determine levels of NO3-N, NO2-N, NH3, pH, Total dissolved Solids (TDS) and Electrical Conductivity (DHL). Respondents and sampling of clean water were selected based on quality monitoring clean water 2013 data from Department of Health in Depok.
The results show the difference between before and after means boiled on a variable NO3-N, pH, TDS, and DHL (p=0,0005), there is significant correlation between pH with NO3-N from clean water (r=-0,578; p=0,001) and drinking water (r=-0,571; p=0,01), and the level of risk exposure to nitrates and nitrites from drinking water on real time duration (RQNO3-N = 0,113; RQNO2-N= 0,07) and life span duration (RQNO3-N= 0,178; RQNO2-N= 0,09) is still safe. This indicated that residents of the drinking water that comes from the clean water consumed is still eligible because it is not at risk by exposure to nitrate and nitrite.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Pebriani
"Air memiliki peranan yang penting bagi tubuh, namun seringkali menjadi hal yang dilupakan sehingga tanpa disadari banyak remaja yang mengalami dehidrasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan minum air putih dan faktor lainnya dengan asupan air total pada siswa/i di SMP Negeri 1 Depok tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 dengan melibatkan 195 responden kelas 8 di SMP Negeri 1 Depok yang didapat dengan total sampling.
Variabel independen yang diambil adalah karakteristik responden (jenis kelamin dan uang jajan), status gizi, aktivitas fisik, pengetahuan gizi dan kebiasaan minum (berdasarkan waktu minum dan membawa bekal minuman ketika bepergian, kebiasaan minum air putih, berdasarkan jenis minuman yang tidak dianjurkan dan dianjurkan). Asupan air diperoleh dengan wawancara food recall 2x24 jam, variabel status gizi diperoleh dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan, sementara variabel lainnya diperoleh dengan pengisian kuesioner. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi-square. Sebanyak 53,3 % responden dengan asupan air total kurang dari 2000 ml/hari.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kebiasaan minum air putih merupakan satu-satunya variabel yang memiliki hubungan dengan asupan air total. Siswa/i diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kebiasaan minum yang baik, selain itu, kepada pihak sekolah agar memberi dukungan maupun menyelenggarakan kegiatan bersifat edukatif dan aplikatif untuk meningkatkan asupan air sehingga dampak kekurangan air bagi tubuh dapat diminimalisir.

Water has an important role for the body, but it is often ignored by adolescents. As a result, they become dehydrated unconsciously. The purpose of this study is to find out the relationship between drinking water habits and other factors on the total water intake in Junior High School 1 Depok students in 2014. The study was conducted on April 2014. It used cross-sectional design which was involving 195 respondents of eighth grade students in Junior High School 1 Depok. All respondents were obtained by a total sampling.
The independent variables were the characteristics of respondents (gender and pocket money), nutritional status, physical activity, knowledge of nutrition, and drinking habits (based on drinking time and bringing drinks in traveling; drinking water; and the kind of beverages that are recommended or not recommended). The data about the total water intake for each respondent was obtained by food recall interview within 2x24 hours, and the nutritional status data was obtained by measuring weight and height. Moreover, the other variables were obtained by means of questionnaires. Bivariate analysis used chi-square test. From 195 respondents, 53.3% of them have a total water intake less than 2000 ml/day.
Statistical tests show that only drinking water habits variable has relationship with a total water intake. The students are expected to improve the knowledge about the important of water for their body, so they will have good drinking habits. Also, the school should give supports and facilitate educated and applicable activities to increase the intake of water. As a result, the bad impacts of lack of water for the body can be minimized.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurusysyarifah Aliyyah
"Kadmium di Kabupaten Gresik merupakan salah satu masalah lingkungan yang disebabkan oleh limbah kegiatan industri dan dapat menimbulkan risiko masalah kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat estimasi risiko pajanan kadmium pada air minum dan makanan dengan gangguan kesehatan penduduk di kawasan industri dan non industri. Disain studi yang digunakan adalah Public Health Assessment dan analisis spasial pada 1075 penduduk dewasa di Gresik. Data yang digunakan adalah data sekunder berasal dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Jakarta tahun 2012. Analisis risiko menunjukkan penduduk di kawasan non industri memiliki kecenderungan berisiko mengalami gangguan kesehatan akibat terpajan kadmium pada air minum yang lebih tinggi (RQreal time : 0,0476; RQlife span: 0,0476) dibandingkan penduduk di kawasan industri, (RQreal time: 0,0313; RQlife span: 0,0448). Tingkat risiko pajanan kadmium pada makanan di kedua kawasan sebagian besar tergolong berisiko (RQ>1) dengan nilai RQ tertinggi pada jagung (RQreal time industri: 5,86; RQreal time non industri: 10,04). Analisis statistik menunjukkan penduduk yang terpajan kadmium pada air minum dalam kategori tidak memenuhi syarat memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan kardiovaskuler dibandingkan penduduk yang terpajan kadmium pada air minum dalam kategori memenuhi syarat setelah dikontrol oleh variabel umur dan kebiasaan mengonsumsi rokok atau tembakau. Analisis spasial menunjukkan pola sebaran kadmium di media lingkungan dan gangguan kardiovaskuler di kedua kawasan tidak mengikuti pola tertentu.

Cadmium in Gresik Regency become one of environmental problem caused from industrial waste and could be the risk of health problems. The aim of this study was to identify risk estimate of cadmium exposure in drinking water and food with health disorders of residents in industrial and non-industrial area. Study design used in this study was Public Health Assessment and spatial analysis on the 1075 adults in Gresik. Data used in this study was secondary data from Agency for Health Research and Development Jakarta in 2012. Risk analysis showed that residents in non-industrial area was preference to get higher risk of health disorders due to exposure of cadmium in drinking water (RQreal time : 0,0476; RQlife span: 0,0476) than residents in industrial area (RQreal time: 0,0313; RQlife span: 0,0448). Risk level of cadmium exposure in food in both area showed that most of food sample classified as at risk (RQ>1) with the highest risk quotient was corn (RQreal time industry: 5,86; RQreal time non industry: 10,04). Residents exposed to cadmium with not qualified category had higher risk to experience cardiovascular disorders than residents exposed to cadmium in drinking water with qualified category after controlled with variable of age and cigarettes smoking. Spatial analysis showed the distribution pattern of cadmium in environmental media and cardiovascular disorders did not follow specific pattern."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>