Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157213 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ertrina Wulaningtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu intervensi yang bertujuan mengatasi permasalahan mengenai Team Innovation yang kurang berjalan dengan baik pada PT UT dalam menjalankan program continuous improvement sebagai bagian dari usaha pencapaian visi PT UT menjadi perusahaan berbasis solusi. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan data menggunakan kuesioner yang terisi oleh 72 karyawan pada level kepala departemen cabang dan jobsite. Kuesioner dikembangkan berdasarkan alat ukur Team Innovation (Jackson, 1995), Multifactor Leadership Questionnaire (Avolio & Bass, 2004), dan Team Climate (Anderson & West, 1998). Kuesioner telah melalui modifikasi oleh peneliti yang kemudian diuji coba dan dianalisis itemnya hingga didapat bahwa keseluruhan itemnya valid. Dari hasil penelitian didapat bahwa Transformational Leadership memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap Team Innovation dibandingkan Team Climate dengan nilai Beta dan Sig sebesar 0,673 dan 0,000 untuk variabel Transformational Leadership serta 0,207 dan 0.067 untuk variabel Team Climate.
Melalui peninjauan lebih dalam, diketahui bahwa dimensi dari variabel Transformational Leadership yang paling rendah adalah Inspirational motivation dan Intellectual Stimulation. Hasil tersebut menunjukkan bahwa karyawan PT UT khususnya cabang dan jobsite belum merasa pimpinannya dapat membangkitkan motivasi mereka untuk bekerja lebih baik, belum menemukan tantangan dalam pekerjaan mereka sehari-hari untuk mencapai target bersama, serta kurangnya bimbingan dari pimpinan dalam hal stimulasi pola pikir kreatif dalam menyelesaikan masalah. Untuk itu, dirancang program intervensi untuk meningkatkan kemampuan pimpinan cabang dan jobsite untuk membangkitkan motivasi bawahan serta memberikan arahan dalam proses berpikir kreatif untuk penyelesaian masalah. Desain intervensi yang direkomendasikan adalah berupa pemberian tugas fasilitasi kelompok QCC untuk membuat sebuah improvement project di level cabang maupun jobsite yang sebelumnya diberikan pelatihan sebagai pembekalan untuk proses fasilitasi selama enam bulan ini.

This study aims to develop an intervention to overcome the problems of the poorly executed Team Innovation In PT UT, as part of a continuous improvement efforts in achieving the company's vision-to be a 'solution driven company'. This study was conducted with a quantitative approach with data collection techniques using questionnaires filled by 72 employees at the level of department heads of UT branches& jobsites. The questionnaire was developed based on Team Innovation (Jackson, 1995), Multifactor Leadership Questionnaire (Avolio & Bass, 2004), and Team Climate (Anderson & West, 1998). The questionnaire has been through a modification process then tested and analyzed to the result that the items are entirely valid. As shown from the results that transformational leadership had greater influence on Team Innovation than Team Climate with the value of Sig and Beta of 0.673 & 0.000 for the Transformational Leadership and 0.207 & 0.067 for Team Climate.
Through a deeper review, it was known that from the dimensions of Transformational Leadership, Intellectual Stimulation and Inspirational Motivation had the least score. These results indicate that most of employees of PT UT located in branches and jobsites were not well motivated by their leaders as well as having a lack of guidance in terms of stimulating the creative mindset in solving problems. Therefore, intervention programs were designed and recommended to improve the ability of the Branch and Jobsites Managers to rise the motivation of their subordinates and to provide guidance in the process of creative thinking for problem solving. The intervention that was recommended to PT UT was an act of facilitating QCC teams in making an improvement project at branch and jobsite level, by previously giving a series of training to Branch & Jobsite Managers as a debriefing training for facilitation process.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Afriliani Raihannah
"Profesi apoteker memiliki peran yang sangat penting, tidak hanya di bidang pelayanan kesehatan saja namun memiliki peran lain dengan tanggung jawab yang besar di bidang teknologi farmasi. Perkembangan teknologi yang terjadi di era digitalisasi ini, membuat perusahaan di seluruh dunia menghadapi tantangan baru setiap harinya untuk meningkatkan kualitas yang dimiliki, memberikan respon yang lebih cepat, dan fleksibilitas produksi yang lebih baik. Karena persaingan yang ketat dalam manufaktur dan service modern, continuous improvement menjadi hal yang semakin penting yang merupakan dasar bagi setiap perusahaan untuk mempertahankan daya saing. Hal ini menjadi fokus PT Kalbe Farma untuk dapat mempertahankan daya saing dengan perusahaan lain di bidang teknologi farmasi. PT Kalbe Farma telah menerapkan continuous improvement kepada seluruh karyawan sejak 2012 hingga saat ini dan masih akan terus berlanjut. PT Kalbe Farma mengadakan pelatihan untuk seluruh karyawan mengenai continuous improvement. Continuous improvement dilaksankan menggunakan sistem report individu dan kelompok. Improvement individu dilakukan melalui Suggestion System (SS) dan One Sheet Report (OSR). Sedangkan, improvement kelompok dilakukan melalui Quality Control Circle (QCC) dan Quality Control Project (QCP). Namun, di era digitalisasi ini, untuk mengefisiensikan waktu dan tenaga, perlu dibuat media pelatihan yang lebih menarik. Dengan demikian, materi pelatihan continuous improvement dikonversi dari bentuk power point menjadi video animasi. Selain itu, dibuat juga video yang menjelaskan tentang hal-hal yang seharusnya ditulis pada SS dan OSR serta hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan pada pengisian form SS dan OSR.

Pharmacist has a very important role, not only in health services but has other roles with great responsibility in pharmaceutical technology. Technological developments that occur in this era of digitalization, make companies around the world face new challenges every day to improve their quality, provide faster response, and better production flexibility. Due to the intense competition in modern manufacturing and services, continuous improvement is becoming increasingly important which is the basis for every company to maintain competitiveness. This has become PT Kalbe Farma focus on maintain competitiveness with other companies in the field of pharmaceutical technology. PT Kalbe Farma has implemented continuous improvement for all employees since 2012 until now and will continue. PT Kalbe Farma held training for all employees regarding continuous improvement. Continuous improvement is carried out using individual and group report systems. Individual improvement reported through the Suggestion System (SS) and One Sheet Report (OSR). Meanwhile, group improvement reported through the Quality Control Circle (QCC) and the Quality Control Project (QCP). However, in this digitalization era, in order to streamline time and effort, it is necessary to create more attractive training media. Thus, continuous improvement training materials are converted from power point form to animated videos. Apart from that, a video was also made explaining things that should be written in SS and OSR and things that should not be done in filling out the SS and OSR forms."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Niode, Siti Hajar Maharani
"Perilaku inovatif pada karyawan dapat didorong dengan menerapkan sebuah proses pembelajaran yang telah tersistem dengan baik di dalam perusahaan, hal ini dapat dinamakan dengan organisasi pembelajaran. Selain perilaku inovatif, organisasi pembelajaran juga dapat dipercayai meningkatkan keterlibatan kerja dari karyawan,yang selanjutnya dapat meningkatkan perilaku inovatif yang dimiliki dari parakaryawan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari organisasi pembelajaran terhadap perilaku inovatif karyawan dengan keterlibatan kerja sebagai mediasi, penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Modelling SEM .Data penelitian diperoleh dari 244 karyawan 2 dua perusahaan dealer mobil di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi pembelajaran memiliki pengaruh positif terhadap keterlibatan kerja, dimana keterlibatan kerja memiliki pengaruh yang juga positif terhadap perilaku inovatif karyawan. Sedang kanorganisasi pembelajaran juga memiliki pengaruh langsung yang positif terhadap perilaku inovatif karyawan. Sehingga menunjukkan peran mediasi keterlibatan kerja yaitu partial mediation.

Iovation has been regarded as one of the most important aspect in a succesful company. Innovation is not something that could take place in a second, a company has to nurture and develop the innovative behaviors of their employees. Innovative behaviors can be nurtured and developed by continuous learning and developing a learning a culture, or becoming a learning organization. Besides inonovative behavior, a learning organization can also develop a sense of well being, that is work engagement, which in turn can also develop innovative behavior of the employees.
This study aims to analyze the effect of learning organization towards employees rsquo innovative behavior and mediated by work engagement using Structural Equation Modelling SEM method. Research data were collected from 244 employees of 2 two automobile dealers company in Indonesia using questionnaires.
The study result showed that learning organization has a positve effect towards work engagement, in which work engagement has a positive effect toward employees rsquo innovative behavior. Also, learning organization has a positive effect towards employees rsquo innovative behavior, which means work engagement has a role of partial mediation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S67544
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ofila Irhamna
"Kualitas merupakan elemen kunci yang tidak dapat diabaikan dalam persaingan dan merupakan salah satu masalah penting bagi keberhasilan perusahaan, termasuk dalam perusahaan konstruksi. Di sisi lain, jika kebijakan manajemen mutu tidak dilaksanakan atau partisipasi terbatas akan berdampak negatif terhadap daya saing perusahaan. Pencapaian kinerja dapat lebih baik jika penerapan manajemen mutu terpadu didukung oleh perusahaan. Gugus Kendali Mutu GKM telah ditemukan menjadi teknik sederhana dan produktif dari Total Quality Management TQM dan diusulkan dapat diterapkan dalam perusahaan konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keefektifan gugus kendali mutu terhadap kinerja perusahaan konstruksi di Indonesia. Regresi digunakan untuk menganalisis efek hubungan antara tujuan gugus kendali mutu terhadap kinerja perusahaan konstruksi dengan aplikasi SPSS 22. Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari survei, disimpulkan bahwa tujuan gugus kendali mutu berpengaruh terhadap variabel kinerja perusahaan konstruksi di Indonesia sebesar 61.

Quality is a key element that can not be ignored in the competition and is one of the critical issues for the success of the company, including in the construction industry. On the other hand, if the quality management policy is not implemented or limited participation will both negatively affect the management of the project and competitiveness of the firms. This will also decrease the survival potential of construction firms within the industry. Achievement of performance can be better if the implementation of integrated quality management is supported by the company. Quality Control Circle QCC has been found to be a simple and productive technique of Total Quality Management TQM and is proposed to be applicable in construction companies. This study aims to determine the effect of quality control group objectives on the performance of construction companies in Indonesia. Regression was used to analyze the effect of the relationship between the objectives of the quality control group on the performance of the construction company with software SPSS 22. Based on the data analysis obtained from the survey, it was concluded that the objective of the quality control circle influenced the performance variable of construction companies in Indonesia by 61.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gebrina Ghaisani
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keterlibatan kerja terhadap komitmen keorganisasian karyawan. Dalam penelitian ini variabel keterlibatan kerja menggunakan instrumen penelitian baku dari Lodhal dan Kejner 1965. Sedangkan untuk komitmen keorganisasian menggunakan instrumen penelitian dari Porter et al 1974 yang menyatakan bahwa komitmen keorganisasian dapat dilihat dari 3 tiga dimensi yaitu penerimaan oleh karyawan terhadap tujuan dan nilai organisasi kesediaan berupaya lebih keras untuk mencapai tujuan organisasi dan memiliki keinginan kuat untuk tetap mempertahankan keanggotannya dalam organisasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner dengan sampel sebanyak 72 karyawan non manajerial PT Virama Karya Uji yang digunakan adalah uji validitas menggunakan korelasi pearson reabilitas menggunakan aplha cronbach dan analisis regresi sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif meskipun lemah dari keterlibatan kerja terhadap komitmen keorganisasian karyawan.

This researched study aimed to examine the influence of job involvement on employees organizational commitment. In the research job involvement is using standard research instruments as proposed by Lodhal and Kejner 1965 For the organizational commitment is using theory and research instruments as proposed by Porter Steers and Mowday 1974 which states that the organizational commitment can be seen from three dimensions i.e including acceptance of the organization 39's goals and values by employees willingness to work harder to achieve the organization 39's goals and a strong commitment to maintain his membership in the organization. This quantitative research is using data that is collected through questionnaires from a sample of 72 non managerial employees of PT Virama Karya Data analysis is using the validity test of Pearson Correlation the Cronbach Alpha Reliability and also a Regression Analysis. Results from this study indicates that there is a positive but weak influence job involvement on employee's organizational commitment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S61851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunar Kussetiarso
"Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh antara komponen-komponen QWL terhadap motivasi kerja karyawan? Adapun tujuan dan penelitian mi adalah untuk mengetahui penganth komponen-komponen QWL terhadap motivasi kerja karyawan baik secara parsial maupun simultan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kausal dengan objek seluruh karyawan PT. YKK Alumico Indonesia pada Bagian Ready Made dan Order Made. Penelitian ini berlokasi di PT. YKK Alumico Indonesia Tangerang. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan Instrumen kuesioner, wawancara, observasi dan studi pustaka. Untuk mengetahui pengaruh vaniabel-variabel QWL terhadap motivasi kerja karyawan digunakan analisis regresi berganda (multiple regression).
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai intercept (a), yang dalam hal ini dapat diinterprestasikan bahwa jika koefisien regresi X1,X2, X3 dan X4 dianggap tidak ada, maka persepsi karyawan mengenai motivasi kerja sebesar nilai intercept tersebut. Sedangkan koefisien regresi untuk variabel keterlibatan karyawan mempunyai anti bahwa apabila terjadi kenaikan tingkat persepsi karyawan terhadap keterlibatan karyawan sebesar satu, sedangkan variabel-variabel lain dianggap tetap, maka persepsi karyawan terhadap tingkat motivasi dìharapkan naik sebesar nilai koefisien tersebut. Nilai t yang lebih besar dan t tal1 menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh keterlibatan karyawan terhadap motivasi kerja dapat diterima.
Nilai koetisien regresi sistcm imbalan yang inovatif dapat di interprestasikan apabila terjadi kenaikan tingkat persepsi karyawan terhadap sistem imbalan yang inovatif sebesar satu sedangkan nilai variabel-variabel lain dianggap tetap, maka persepsi karyawan terhadap tingkat motivasi kerja diharapkan naik sebesar miai koefisien tersebut, Nilai t hitung yang lebih besar dan t menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh variabel sistem imbalan yang inovatif terhadap motivasi kerja dapat diterima.
Sedangkan nilai koefisien regresi konfigurasi kerja dapat diinterprestasikan bahwa apabila terjadi kenaikan tingkat persepsi karyawan terhadap konfigurasi kerja sebesar satu, sedangkan variabel-variabel lain dianggap tetap maka persepsi karyawan terhadap motivasi kerja karyawan turun sebesar nilai koefisien tersebut. Nilai t variabel konfigurasi kerja yang lebih besar dan tabel menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh konfigurasi kerja terhadap motivasi kerja karyawan ditolak.
Diperoleh juga nilai koefisien regresi untuk perbaikan lingkungan kerja dapat diinterprestasikan apabila terjadi kenaikan tingkat persepsi karyawan terhadap perbaikan-perbaikan lingkungan kerja sebesar satu sedangkan variabel-variabel lain dianggap tetap, maka persepsi karyawan terhadap motivasi kerja diharapkan naik sebesar nilai koefisien tersebut. Diperoleh t untuk variabel perbaikan-perbaikan Iingkungan kerja yang lebih besar dari t tabel. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh perbaikan-perbaikan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja diterima.
Diperoleh juga nilai F yang lebih besar dari F tabel. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan vaniabel-variabel QWL berpengaruh secara bersama-sama terhadap motivasi kerja karyawan dapat diterima. Selain ini diperoleh juga bahwa perbaikan-perbaikan lingkungan kerja memiliki pengaruh yang paling besar terhadap motivasi kerja karyawan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterlibatan karyawan berpengaruh yang berarti terbadap motivasi kerja karyawan, dìberlakukannya sistem imbalan yang inovatifakan memberikan tingkat motivasi yang tinggi pada karyawan, konfigurasi kerja kurang memberikan pengaruh yang berarti terhadap motivasi kerja karyawan dan perbaikan-perbaikan lingkungan kerja memberikan pengaruh yang berarti terhadap motivasi kerja karyawan serta secara bersama-sama variabel-variabel QWL berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan.
Saran yang diberikan dari kesimpulan tersebut adalah bahwa dalam melaksanakan suatu kebijakan terutama kebijakan yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan, memperlakukan karyawan sebagai manusia dan perlu adanya suatu usaha ke arah pemahaman-pernahaman mengenai komponen komponen QWL."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T3806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tokyo: Asian Productivity Organization, 1972
658.5 JAP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianthi Sugiharto
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi sistem pengukuran kinerja yang digunakan oleh PT. Honda Astra Engine Manufacturing. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian lapangan dan metode penelitian kepustakaan. Metode penelitian lapangan yang dilakukan yaitu dengan pengamatan langsung dan dengan tanya jawab dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Era globalisasi yang dihadapi dunia sekarang ini mendorong adanya perubahan dramatis dalam proses manufaktur. Banyak perusahaan yang menanggapi dengan menerapkan pendekatan baru terhadap kualitas produksi, teknik produksi JIT, perubahan dalam mengelola tenaga kerja, dan pendekatan fleksibilitas dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Konsep ini dikenal sebagai World Class Manufacturing. DEngan adanya perubahan-perubahan tersebut, pengukuran akuntansi tradisional seringkali tidak mencukupi bahkan menyesatkan. Oleh karenanya dibutuhkan pengukuran baru yang dapat mengatasi keterbatasan-keterbatasan pengukuran akuntansi tradisional tersebut. Pengukuran kinerja baru yang cenderung kualitatif ini harus memperhatikan faktor-faktor yang kritis bagi perusahaan yang sehubungan dengan strategi perusahaan. Dengan demikian, pengukuran kinerja tersebut dapat dijadikan pedoman bagi pengendalian kegiatan perusahaan sehari-hari. DSelain itu, pengukuran kinerja yang dilakukan masing-masing fungsi perusahaan pun harus saling mendukung satu sama lain. Pengukuran kinerja yang digunakan perlu dievaluasi secara kontinu agar selalu dapat mengukur kemajuan perusahaan dilihat dari implementasi strateginya. {Pengukuran kinerja perusahaan hendaknya tidak hanya dijadikan alat untuk memantau kemajuan perusahaan, melainkan lebih untuk memperbaiki kinerja perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>