Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99967 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firstyarinda Valentina Indraswari
"Tesis ini membahas pelaksanaan confidence building measures (CBMs) pada konflik Korea Selatan-Korea Utara periode 2008-2011. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kepustakaan. Hasil penelitian ini meyimpulkan bahwa peningkatan intensitas konflik antara Korea Selatan dan Korea Utara Periode 2008-2011 terjadi karena ukuran-ukuran CBMs tidak dilaksanakan secara konsisten, bertahap dan berkelanjutan, serta melibatkan komitmen seluruh pihak. Terdapat sejumlah penurunan intensitas pelaksanaan CBMs pada ukuran komunikasi, bantuan dan pendampingan atau investasi, serta sosial budaya yang memicu peningkatan intensitas konflik kedua belah pihak.

The focus of this study is application of confidence building measures on inter-Korean conflict in period of 2008-2011. The purpose of this study is to understand why CBMs failed to prevent inter-Korean conflict in period of 2008-2011. This study summarize that the CBMs failed to prevent inter-Korean conflict in period of 2008 because of the inconsistency application of CBMs. There are a decrease of application in communication's, aid, investment, and social culture which was increase the tensions of conflict between South Korea and North Korea.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30714
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Scherbak, Igor
New York: Unidir. United Nations, 1991
327.172 SCH c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Iran sebagai salah satu negara pihak NPT saat ini sedang menjalankan program pengembangan nuklir yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri mereka serta untuk keperluan medis. Akan tetapi upaya Iran untuk menguasai teknologi nuklir memicu kecurigaan dari berbagai pihak bahwa Iran juga sedang menjalankan program pengembangan senjata nuklir. Tulisan ini berupaya untuk mengetahui mengapa berkembang kecurigaan terhadap program nuklir Iran meskipun Iran telah mematuhi rezim non-proliferasi nuklir dan belum pernah sekalipun melakukan ujicoba ledak nuklir."
POL 1:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kharis Kurnia
"Penelitian ini bertujuan menganalisis dinamika Confidence Building Measures (CBMs) terhadap proliferasi senjata nuklir antara India dan Pakistan. Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik CBMs dalam keterkaitannya dengan proliferasi senjata nuklir. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menemukan faktor aplikasi CBMs dari segi kepatuhan hukum tidak terpenuhi secara maksimal sehingga mekanisme pengendalian senjata dan perlucutan senjata dalam proliferasi senjata nuklir antara India dan Pakistan tidak berjalan dengan baik.

This study aims to analyse the dynamic of Confidence Building Measures (CBMs) against the nuclear arms proliferation between India and Pakistan. The research is made through identification of CBMs characteristic in its relation with the nuclear arms proliferation. This research uses qualitative method with descriptive design. The result of this research finds that there is a factor in the CBMs application from the legal compliance point of view which is not fulfilled in maximum, hence the control mechanism and disarmament in the nuclear arms proliferation between India and Pakistan does not work properly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Un, Department for Disarmament Affairs
New YOrk: UN, 1990
327.11 UNI n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi
"Posisi kawasan perbatasan Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara yang secara geografis berbatasan langsung dengan Malaysia mengharuskan kawasan ini melakukan hubungan lintas batas Negara. Dalam konteks globalisasi, hubungan sosial antara dua negara atau lebih, baik secara ekonomi maupun politik menjadi sebuah kebutuhan Namun di sisi lain, globalisasi yang tidak tersaring akan menjadi ancaman secara transnasional bagi sebuah negara, khususnya di kawasan perbatasan negara. Pembentukan kader bela Negara yang telah dilaksanakan oleh kementerian pertahanan di seluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali di kawasan perbatasan perlu dinantikan perannya. Studi ini bertujuan untuk menganalisis peran dari Forum Bela Negara Sebatik di kawasan perbatasan dalam menghadapi dinamika lintas batas Negara dengan menggunakan analisis utama konsepsi Bela Negara yang dikaitkan dengan dinamika lintas batas kawasan perbatasan. Studi ini menggunakan metode kualitatif melalui pengumpulan data yang diperoleh dari wawancara, observasi dan studi pustaka. Hasil studi menunjukkan peran forum bela negara sebatik dilihat dari berbagai aspek yakni organisasi, perencanaan program, pelaksanaan dan hasil, semangat dan pengerahan SDM dan mitra dengan unsur lain."
Bogor: Universitas Pertahanan, 2017
345 JPUPI 7:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nazarudin
"Untuk menjaga kedaulatan NKRI dari gangguan keamanan di laut ataupun klaim sepihak atas pulau terluar maka dibutuhkan sarana pengamanan yang memadai. Suatu kapal patroli cepat tanpa awak atau US V (Unmanned Surface Vehicle) dapat menjadi solusi. US V dapat dipersenjatai dengan rudal, senapan mesin, ataupun torpedo. US V bergerak secara autonomous dengan menggunakan sistem navigasi yang menerapkan algoritma waypoint dan dengan menggunakan remote control. Permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada mission system USV yang dibangun.
Penelitian ini menggunakan metode studi literatur untuk mendapatkan rancang bangun mission system USV Hasil yang dzperoleh berupa kebutuhan komponen-komponen yang akan dipasangkan pada wahana US V sesuai dengan misi yang akan diembannya. Dalam penelitian ini, terdapat sepuluh perangkat elektronik utama yang digunakan, yaitu Inertial Reference System dan Global Positioning System (IRS/GPS), Electro Optical/Infra Red (EO/IR), Radar, Automatic Identifcation System (AIS), Alission Computer; Video Acquisition, Ethernet Data Bus, Wzreless Digital Data Link, Sonar, dan Power Supply."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertahanan RI , 2017
355 JIPHAN 3:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku yang berjudul "Handbook of building security planning and design" ini merupakan sebuah buku panduan mengenai perencanaan dan desain gedung. "
New York: McGraw-Hill, 1979
R 690.02 HAN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Hamidah
"Konflik Laut China Selatan merupakan salah satu bentuk baru ancaman keamanan pasca perang dingin di wilayah Asia Tenggara. Konflik ini melibatkan enam negara sebagai pengklaim secara langsung. Hal ini disebabkan lokasi strategis Laut China Selatan dan potensi yang terkandung didalamnya. Mengingat langkah untuk menyelesaikan konflik ini perlu waktu panjang karena rumitnya permasalahan, maka diperlukan upaya yang bisa tetap menjaga kawasan tetap aman hingga terselesaikannya permasalahan klaim wilayah ini.
Salah satu upaya untuk mengelola konflik tersebut adalah dengan peningkatan saling percaya (CBMs). Konsep CBMs yang dikembangkan di Asia Pasifik, adalah konsep CBMs yang unik dimana keamanan dimengerti secara konprehensif meliputi aspek militer dan non-militer. CBMs umumnya dimengerti secara longgar yang meliputi segala upaya formal dan informal pada tingkat unilateral, bilateral atau pun multilateral yang ditujukan untuk mencegah eskalasi konflik atau menyelesaikan ketidak pastian. CBMs yang dikembangkan di LCS tidak hanya terbatas pada CBMs standard yaltu melalui komunikasi, transparansi, constraint measures dan declaratory measures yang umumnya menyangkut bidang politik dan militer, tetapi mencakupkan kerjasama dalam bidang-bidang ekonomi, sosial, lingkungan hidup dan lain-lainnya.
Perundingan untuk pengelolaan dan upaya pencarian penyelesaian damai konflik Laut China Selatan, sejauh ini baru pada tahap disepakatinya suatu non-legally binding code of conduct antara ASEAN dengan China dengan ditandatanganinya Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea pada KTT ASEAN China, 4 November 2002 di Phnom Penh, Kamboja.
ASEAN sejak awal menginginkan dikeluarkannya suatu legally-binding code of conduct for the South China Sea, namun karena adanya berbagai kepentingan yang saling tarik menarik, untuk sementara baru dihasilkan suatu 'perjanjian sementara' berupa deklarasi yang akan dijadikan sebagai 'aturan main' dalam senketa di LCS.
Berdasarkan uraian diatas penulis melakukan suatu penelitian untuk mengetahui faktor apakah yang meyebabkan ketidakberhasilan ASEAN untuk menghasilkan suatu legally-binding code of conduct in south china sea, dan akan dikaji lebih jauh bagaimana mekanisme CBMs yang telah dibentuk melalui Declaration on the conduct to parties in the South China Sea ini dapat mengelola konflik Laut China Selatan dengan cara mengubah potensi konflik menjadi potensi kerjasama yang efektif. Untuk membahas pokok permasalahan dalam penulisan ini digunakan pendekatan CBMs yang akan dijabarkan sebagai definisi konseptual dan definisi operasional menjadi asumsi-asumsi dalam kerangka analisis. Metode penelitian yang digunakan bersifat Deskriptif Analitis yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa hal-hal yang ada sehingga hasil penlitian dari data-data yang telah diperoleh dapat memberikan dukungan yang kuat terhadap teori atau konsep yang digunakan dalam penulisan ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak berhasilnya ASEAN merumuskan suatu legally-binding code of conduct disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Keberadaan ASEAN yang lebih banyak 'dikendalikan' oleh kekerasan pendirian China yang selalu menegaskan bahwa kedaulatannya di LCS adalah sesuatu yang tidak dapat diganggu-gugat.
2. Penegasan China yang hanya akan menyepakati suatu non legally-binding code of conduct dan membatasi pada isu Spratly serta memfokuskan pada dialog untuk memelihara stabilitas dikawasan dengan pengembangan kerjasama dan tidak membahas masalah yurisdiksi kedaulatan.
3. China menunjukkan kemampuannya untuk mengkontrol negosiasi seputar konflik territorial tersebut dengan menjalin jaiur bilateral yang telah menghasilkan bilateral code of conduct.
4. Posisi tawar ASEAN yang lemah karena adanya perbedaan pandangan dikalangan ASEAN sendiri.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penandatanganan dokumen tersebut merupakan kemajuan dari upaya CBMs antara ASEAN dan China yang tengah dibangun selama ini, mengingat selama ini China hanya menginginkan pembahasan sengketa secara bilateral dan menolak segala bentuk internasionalisasi sengketa. Sebagai langkah awal deklarasi tersebut telah membawa negara-negara yang terlibat khususnya untuk memberikan komitmen dan pernyataan sikap bersama untuk menyelesaikan masalah sengketa di LCS secara damai. Deklarasi ini juga dapat dijadikan pendukung bagi pelaksanaan kerjasama yang telah dirintis melalui Workshop on Managing Potential Conflict in the South China Sea dan starting point untuk pembentukan suatu legally-binding code of conduct.
Daftar Pustaka : 24 Dokumen + 16 Buku + 23 Artikel + 3 Paper Diskusi/Seminar + 2 Disertasi + Internet"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>