Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69559 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Extraction of itrium in the rare earth concentrate of xenotime sand Solvent extraction to yitrium (IQ
concentrate from xenotime sand with tributhyl phosphate (T BP) had been done. The concentrate was
extracted using TBP with variants from 20 -100 % (% vol). The attraction time varies from I0 - 60
minutes and addition of Ca(NO,), in the feed was 2 - I5 gr / i 0 ml., the result show that distribution
coefficient was (Kd) yttrium 16.53 and separation factor (og) Y-Gd = 2. 44 and Y-Dy = 1.4.
"
Jurnal Teknologi, Vol. 20 (1) Maret 2006 : 65-69, 2006
JUTE-20-1-Mar2006-65
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Husnul Fadhilla
"Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode adopsi dengan mengambil data-data sekunder dari perusahaan-perusahaan yang sudah terbukti dalam menghasilkan logam tanah jarang di beberapa negara seperti Australia, Amerika Serikat, India, Kanada dan Malaysia. Sehingga dengan menggunakan metode tersebut akan dibuat desain sirkuit benefisiasi logam tanah jarang yang diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomis. Dengan umpan yang diambil adalah monazite high grade 78,31% (dengan kadar REO 65,71%) dan monazite lower grade 35,09% (dengan kadar REO 62,10%) dari Kepulauan Bangka-Belitung.Tahapan-tahapan prosesnya meliputi pengolahan mineral mulai dari ore dressing, sizing, screening, separation. Dan tahapan benefisiasi mineral yang meliputi material handling, milling, digesting, neutralizing, solvent extraction, dan concentrating.

This research done by using adoption method by taking secondary data from proven have been companies in yielding rare earth metal in some states like Australia, United States, India, Canada and Malaysia. So by using the method will be made circuit design of beneficiation rare earth metal expected can increase economic value. With feed ore taken is monazite high grade 78.31% ( REO grade is 65.71%) and monazite lower grade 35.09% ( REO grade is 62.10%) from Bangka-Belitung archipelago. The process steps covering beneficiation to start from ore dressing, sizing, screening as of separation. And step beneficiation mineral covering material handling, milling, digesting, neutralizing, solvent extraction, ion exchange and concentrating."
2008
S51073
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Johny Wahyuadi Mudaryoto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Diara Dita Kenastiti
"Ekstraksi Logam tanah jarang dari limbah tailing bauksit menggunakan roasting dan ekstraksi padat cair di dalam ekstraktor unggun diam telah diteliti. Dalam studi ini, tailing bauksit digunakan sebagai bahan baku untuk mengekstraksi Logam tanah jarang dalam upaya mengurangi dampak negatifnya dan menghasilkan Logam tanah jarang yang dapat dimanfaatkan untuk industri. Beberapa penelitian telah berhasil dilakukan dalam ekstraksi Logam tanah jarang dengan menggunakan sistem batch namun studi lebih dalam mengenai ekstraksi Logam tanah jarang menggunakan sistem kontinu masih sangat terbatas. Untuk itu, pada penelitian ini dilakukan ekstraksi Logam tanah jarang menggunakan sistem kontinu didalam ekstraktor unggun diam.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil tertinggi Logam tanah jarang yang terekstrak dari limbah tailing bauksit dengan menggunakan ekstraktor unggun diam dengan menggunakan pelarut asam sulfat. Proses ekstraksi Logam tanah jarang dari limbah tailing bauksit terdiri dari tiga tahap, yaitu perlakuan panas roasting, ekstraksi padat-cair tailing bauksit didalam ekstraktor unggun diam, dan proses pengendapan. Tailing bauksit diberi perlakuan panas roasting pada suhu 650oC selama 1 jam. Kemudian ekstraksi padat-cair leaching tailing bauksit dilakukan didalam ekstraktor unggun diam pada suhu 25oC selama 4 jam dengan laju alir 1 mL/menit dengan menggunakan variasi asam sulfat H2SO4 2 dan 3 M. Proses terakhir adalah pengendapan pada larutan hasil ekstraksi. Logam tanah jarang hasil proses leaching diendapkan dengan dua tahap proses pengendapan menggunakan natrium sulfat dan natrium fosfat sebagai agen pengendapan.
Hasil leaching dikarakterisasi dengan menggunakan ICP-OES untuk mengetahui kandungan Logam tanah jarang yang terkandung didalam larutan proses ekstraksi. Dari hasil penelitian didapatkan yield Logam tanah jarang maksimum sebesar 70,9660 dengan logam tertinggi yaitu noedimium sebesar 167,761 mg/L pada kondisi operasi suhu 25oC dengan waktu proses leaching selama 4 jam dengan menggunakan asam sulfat 3M dan dari proses pengendapan didapatkan padatan Logam tanah jarang hidroksida sebesar 2,6 gram.

he extracting rare earth elements from bauxite tailing effluents using roasting and solid liquid extraction in a fixbed extractor has been studied. In this study, bauxite tailings are used as raw materials for extracting rare earth elements in an effort to reduce their negative impacts and produce rare earth elements that can be utilized for industry. Several studies have been successful in the extraction of rare earth elements using a batch system but in depth study of rare earth elements extraction using continuous systems is still very limited. For that, in this study extraction of rare earth elements using a continuous system in the fixbed extractor.
The purpose of this study was to obtain the highest yield of rare earth elements extracted from bauxite tailings by using a fixbed extractor using sulfuric acid solvent. The process of extracting rare earth elements from bauxite tailings is comprised of three stages, namely the roasting, the solid liquid extraction of bauxite tailing in the fixbed extractor and the precipitation. The bauxite tailings were subjected to roasting at 650oC for 1 hour. Then bauxite tailing extraction was carried out in a fixbed exctractor at 25 C for 4 hours at a flowrate of 1 mL min using a variations of sulfuric acid H2SO4 2 and 3 M. The final process is the precipitation of the extraction solution. The rare earth elements of the leaching process are precipitated by two stages of the deposition process using sodium sulfate and sodium phosphate as precipitation agents.
The leaching results were characterized by using ICP OES to determine the rare earth metal content contained in the extraction process solution. The result of the research shows that the maximum rare earth metal yield was 70.9660 and the highest metal is neodymium 167,761 mg L at operating conditions 25 C with 4 hours leaching process using 3M sulfuric acid and from the precipitation process obtained a rare earth elements hydroxide solids of 2.6 grams.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andikaputra Brahma Widiantoro
"ABSTRACT
Recovery logam tanah jarang dari pasir silika menggunakan adsorben komposit Karbon Aktif / Pektin telah dilakukan. Pemanfaatan pasir silika di indonesia masih sangat kurang padahal di dalam pasir silika terdapat komponen logam tanah jarang yang sangat potensial untuk dimanfaatkan. Metode yang sering dilakukan adalah metode biosorpsi. Adsorben yang digunakan adalah adsorben komposit ini dikarenakan karbon aktif / pektin bisa lebih dimaksimalkan lagi untuk melakukan proses adsorpsi. Penelitian dimulai dengan mengekstraksi kulit pisang kepok untuk mendapatkan pektin dilakukan dengan mencampurkan asam klorida pada suhu 80C dan mengendapkan dengan etanol selama 15-17 jam. Proses pretreatment pasir silika dengan cara roasting hingga suhu 600 ? ?C selama 2 jam. Proses pembuatan adsorben komposit dengan cara mencampurkan karbon aktif dengan pektin selama 2 jam dengan suhu 30C. Proses adsorpsi pasir silika dengan cara mengaduk adsorben komposit dengan larutan pasir silika selama 2 jam. Variasi yang digunakan dalam percobaan ini adalah variasi waktu kontak dan variasi massa pektin. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah isolasi pektin dari kulit pisang dengan rata rata yield sebesar 13. Sintesis adsorben komposit untuk digunakan sebagai adsorben dalam pengujian adsorpsi logam tanah jarang yang ada di dalam pasir silika. Kondisi optimum yang didapat pada saat variasi waktu kontak adalah 1,5 jam. Kondisi optimum yang didapatkan untuk variasi massa pektin adalah saat berat pektin 0,35 gram. Kondisi terbaik yang didapat dari penelitian ini adalah pada saat massa pektin sebesar 0,35 gram dengan rincian 84,40 untuk Y, 54,38 untuk La, 59,38 untuk Nd, 79,50 untuk Ce, 68,00 untuk Sm. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorben komposit berpontensi untuk menyerap logam tanah jarang yang ada di pasir silika.

ABSTRACT
Recovery of rare earth element from silica sand using adsorbents composite activated carbon pectin has been performed. Utilization of silica sand in Indonesia is still very less when in silica sand there are rare earth element components that are potential to be utilized. The most common method is the biosorption method. Adsorbent used is adsorbent composite because the activated carbon pectin can be maximized again to do the adsorption process. Research begins by extracting banana peel skin to obtain pectin by mixing hydrochloric acid at 80 C and depositing with ethanol for 15 17 hours. Silica sand pretreatment process by roasting up to 600 C for 2 hours. The process of making composite adsorbent by mixing the activated carbon with pectin for 2 hours with temperature 30 C. Silica sand adsorption process by stirring the composite adsorbent with silica sand solution for 2 hours. Variations used in this experiment were variations of contact time and variations mass pectin. The results obtained in this study are pectin isolation from banana peel with an average yield of 13. The synthesis of composite adsorbents for use as adsorbents in the rare earth metal adsorption testing is present in silica sand. The optimum condition obtained when the contact time variation is 1.5 hours. The optimum condition obtained for pectin mass variation is when the weight of pectin is 0.35 gram. The best conditions obtained from this study were at the time of pectin mass of 0.35 grams with details of 84.40 for Y, 54.38 for La, 59.38 for Nd, 79.50 for Ce, 68.00 for Sm. The results show that the composite adsorbent has the potential to absorb rare earth metals present in silica sand."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merisa Aulia
"Ekstraksi padat cair logam tanah jarang dari limbah tailing bauksit dengan menggunakan asam sulfat telah diteliti. Dalam studi ini, limbah tailing bauksit digunakan karena kandungan logam tanah jarang yang terdapat didalamnya tinggi dan ketersediaanya yang melimpah di Indonesia. Limbah tailing bauksit didalamnya masih terdapat pengotor sehingga perlu dilakukan pre-treatment berupa pencucian, pengeringan dan grinding untuk memperkecil ukuran partikel, sehingga luas kontak antara asam sulfat dengan logam tanah jarang meningkat. Ekstraksi padat cair dengan asam sulfat dilakukan setelah pre-treatment dengan pemberian panas untuk mempercepat reaksi dan pengadukan untuk menghindari terjadinya penggumpalan. Untuk mendapatkan logam tanah jarang hidroksida dilakukan pengendapan dengan reagen garam natrium sulfat dan natrium posfat dengan penyesuaian pH dari leachate. Feed awal tailing bauksit dan hasil leachate pada tahap ekstraksi diuji dengan ICP-OES untuk mengetahui nilai konversi dari logam tanah jarang yang didapatkan dan juga analisis energi aktivasi reaksi kimia dan difusi pada proses ekstraksi. Logam tanah jarang hidroksida terbentuk dalam bentuk endapan sebanyak 9,8 gram dengan yield 90,75 melalui kondisi optimum sebagai berikut: pelarut asam sulfat 3M, suhu ekstraksi 60oC dan waktu ekstraksi 30 menit.

The rare earth liquid element solid extraction of bauxite tailing waste using sulfuric acid has been investigated. In this study, bauxite tailing waste is used because of the rare earth element content contained in it 39 s high and abundant availability in Indonesia. The bauxite tailings waste therein still contains impurities which require pre treatment in the form of washing, drying and grinding to minimize particle size, so the contact area between sulfuric acid and rare earth metals increases. The liquid solid extraction with sulfuric acid is carried out after pre treatment with heat to accelerate the reaction and stirring to avoid precipitation. To obtain a rare earth element hydroxide was carried out a precipitation with a sodium sulfate salt reagent and sodium phosphate with a pH adjustment of the leachate. Initial feed of bauxite tailings and leachate at the extraction stage was tested with ICP OES to determine the conversion value of the rare earth elements obtained and also the energy activation analysis of chemical reaction and diffusion in the extraction process. The rare earth metal hydroxide formed in the form of sediment as much as 9.8 gram with 90.75 yield through the following optimum conditions 3M sulfuric acid solvent, 60oC extraction temperature and 30 minutes extraction time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky
"Permintaan terhadap logam tanah jarang meningkat sangat cepat akibat pertumbuhan yang tajam pada bidang teknologi terkini. Penelitian mengenai teknik pengambilan senyawa logam tanah jarang dari limbah pertambangan telah banyak berkembang, salah satunya adalah menggunakan limbah tailing bauksit yang dilakukan oleh Aulia 2018. Salah satu tahapan pengambilan kembali dari penelitian tersebut adalah ekstraksi padat-cair. Ekstraksi padat cair ini dilakukan dengan menggunakan asam sulfat. Melihat betapa tingginya permintaan terhadap logam tanah jarang, peningkatan skala ekstraksi logam tanah jarang dari skala penelitian menjadi skala industri sangatlah penting. Untuk dapat meningkatkan skala ekstraksi, maka perlu didesain alat ekstraktor dengan skala yang lebih besar pula. Dalam mendesain ekstraktor, pemodelan terhadap bagaimana ekstraksi logam tanah jarang ini harus dilakukan. Dengan adanya model ekstraksi, memprediksi ukuran ekstraktor yang diperlukan lebih mudah dengan biaya dan waktu yang lebih sedikit.
Pada penelitian ini dilakukan pengembangan pemodelan ekstraksi logam tanah jarang dari limbah tailing bauksit di dalam ekstraktor unggun diam. Tujuannya adalah untuk mengetahui yield ekstraksi tertinggi dan mendapatkan model yang dijadikan dasar landasan terhadap perancangan ekstraktor dengan aplikasi. Pada penelitian ini model matematik dan simulasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh kondisi operasi yaitu: ukuran partikel, laju alir fluida, dan konsentrasi asam terhadap yield yang didapatkan. Ekstraktor unggun diam dengan ukuran tinggi unggun 30 cm dan diameter unggun 3 cm menghasilkan total ekstrak logam tanah jarang sebesar 0,0065761 gram selama waktu ekstraksi 300 menit. Hasil ekstraksi meningkat apabila ukuran jari-jari partikel tailing bauksit yang digunakan semakin kecil, laju alir asam sulfat semakin kecil dan konsentrasi asam sulfat yang digunakan semakin besar. Berdasarkan studi kelayakan ekonomi maka ekstraksi menggunakan ekstraktor unggun diam pada penelitian ini dinilai tidak layak secara ekonomi karena mendapatkan nilai net present value yang negatif sebesar Rp465.094.967. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan melakukan pemodelan untuk ukuran ekstraktor yang lebih besar dimana perlu memperhatikan koefisien dispersi secara angular dan tangensial. Ukuran ekstraktor yang lebih besar juga diharapkan memberikan hasil yang lebih optimum sehingga dapat lebih ekonomis.

Demand of rare earth elements is growing rapidly due to significant growth in advance information technology industry and other electronic appliances. Research about rare earth elements recovery from mining waste has been developed widely, one of them from bauxite tailing is done by Aulia 2018. Leaching is one of these recovery technology step. This leaching method uses sulfuric acid as solvent. Due to the high demand of rare earth element, scaling up extraction of rare earth element from laboratorium scale to industry scale has become very important. In order to scale extraction up, a larger extractor scale need to be designed. In designing extractor, model of how rare earth element extraction phenomeno happen has to be made. With this model, it will help to predict extractor size needed with less cost and time.
In this research, rare earth element extraction from bauxite tailing waste inside fixed bed extractor model is developed. Aim of this research are to know highest extraction yield and to obtain a model to be used in extractor designing. In this research, mathematics modelling and simulation are done to understand effect of operation condition such as particle size, fluid velocity, and acid concentration to yield obtained. Fixed bed extractor with size of 30 cm in height and 3 cm in diameter extracts 0.0065761 gram of rare earth element for 300 minutes of extraction. Extraction yield will increase if particle size is decreased, sulfuric acid flow rate is decreased and concentration of sulfuric acid is increased. Usage of this fixed bed extractor is not economically feasible with a negative net present value of Rp465.094.967. Research advancement could be done by creating model for bigger extractor size which consider angular and tangensial dispersion coefficient. Bigger extractor output is expected to have higher yield so that it will be more economic.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iftironi Haritsah
"Telah dilakukan pemisahan logam tanah jarang Ce, La dan Nd dari konsentrat logam tanah jarang hasil olah pasir monasit. Pemisahan dilakukan melalui proses leaching menggunakan asam nitrat HNO3 dan oksidasi menggunakan asam nitrat berlebih. Selanjutnya dilakukan proses dijesti menggunakan natrium hidroksida NaOH. Penambahan amoniak NH4OH kedalam larutan hingga mencapai tingkat keasaman denga pH = 4.0 ditemukan efektif memisahkan serium Ce dan konsentrat lainnya. Endapan berwarna kuning yang terbentuk adalah endapan konsentrat Ce. Penambahan larutan amoniak NH4OH hingga pH = 8.0 untuk memisahkan konsentrat Nd dan filtratnya yaitu konsentrat La. Prosedur pengendapan bertingkat ini bertujuan untuk memperoleh hasil ekstraksi dalam bentuk senyawa oksidanya yaitu CeO2, La2O3 dan Nd2O3 dengan fraksi massa mencapai berturut-turut 48.3, 71.1 dan 54.8. Proses leaching dan presipitasi bertingkat yang diterapkan dalam penelitian ini memiliki tingkat perolehan yield masing-masing 80,38, 9,4 dan 10,21 untuk ketiga jenis oksida tersebut.

Results of separation of rare earth metals consisted of Ce, La and Nd from monazite sands are reported. Separation was carried out through a leaching process employing a nitric acid HNO3 as the leaching agent and oxidized by an excess nitric acid. Furthermore, the process is done using sodium hydroxide NaOH. Additional treatment of digestion was applied to the solution using ammonia NH4OH until the acidity level of pH 4.0 was achieved and found to effective to separate the cerium Ce and other concentrates. The yellow precipitates which formed from this selective pH was Ce concentrates. The addition of an ammonia NH4OH into the solution with intended pH 8.0 has resulted in Nd concentrate as the precipitates and La in the filtrate. This multilevel precipitation procedure aims to obtain the extraction results in the form of the oxidation compounds CeO2, La2O3 and Nd2O3 with respective mass fraction reaching 48.3, 71.1 and 54.8. The leaching and precipitation processes which applied in this study has succeeded in obtaining the above mentioned rare earth oxides with yield level respectively 80.38, 9.4 and 10.21.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T49519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aninda Visakha Gunawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan logam tanah jarang dari terak timah berdasarkan konsentrasi asam sulfat dan rasio padat-cair yang paling optimum pada proses pelindian asam. Penelitian ini melakukan variasi terhadap konsentrasi asam sulfat sebesar 4, 6, 8, dan 10 M, serta rasio padat-cair (S/L) sebesar 1:10 dan 1:15 g/mL. Perlakuan awal sampel terak timah, yaitu diayak untuk mendapatkan ukuran seragam ≤ 100 mesh, kemudian dipanaskan dengan furnace pada suhu 700°C, dilanjutkan dengan pelindian asam menggunakan asam sulfat. Pelindian asam dilakukan dengan bantuan magnetic stirrer pada suhu 40°C selama 30-180 menit dan ditentukan yield ekstrak unsur serium (Ce), niobium (Nb), dan total unsur logam tanah jarang berupa serium (Ce), lanthanum (La), neodymium (Nd), praseodimium (Pr), dan itrium (Y). Ekstrak hasil pelindian dikarakterisasi dengan uji ICP-OES (inductively coupled plasma - optical emission spectrometry) untuk mendapatkan kandungan logam tanah jarang pada setiap variasi waktu, konsentrasi asam, dan rasio padat-cair. Yield Nb tertinggi didapatkan pada pelindian dengan rasio S/L 1:10 g/mL dengan konsentrasi 8M selama 120 menit, yaitu 68,75%. Yield Ce tertinggi diperoleh pada pelindian dengan rasio S/L 1:15 g/mL dengan konsentrasi 10 M selama 150 menit, yaitu 61,50%. Yield total 5 unsur LTJ tertinggi diperoleh pada pelindian dengan rasio S/L 1:15 g/mL dengan konsentrasi 10 M selama 150 menit, yaitu sebesar 84,06%.

This research aims to obtain rare earth metals from tin slag based on the most optimum sulfuric acid concentration and solid-liquid ratio in the acid leaching process. This research varied the sulfuric acid concentration of 4, 6, 8, and 10 M, as well as the solid-liquid ratio (S/L) of 1:10 and 1:15 g/mL. The initial treatment of the tin slag sample was sifted to obtain a uniform size of ≤ 100 mesh, then heated in a furnace at a temperature of 700°C, followed by acid leaching using sulfuric acid. Acid leaching was carried out with the help of a magnetic stirrer at a temperature of 40°C for 30-180 minutes and the yield of extracts of the elements cerium (Ce), niobium (Nb), and total rare earth metal elements in the form of cerium (Ce), lanthanum (La), neodymium were determined. (Nd), praseodymium (Pr), and yttrium (Y). The leached extract was characterized using the ICP-OES (inductively coupled plasma - optical emission spectrometry) test to obtain the rare earth metal content at each variation in time, acid concentration and solid-liquid ratio. The highest Nb yield was obtained in leaching with an S/L ratio of 1:10 g/mL with a concentration of 8M for 120 minutes, namely 68.75%. The highest Ce yield was obtained in leaching with an S/L ratio of 1:15 g/mL with a concentration of 10 M for 150 minutes, namely 61.50%. The highest total yield of 5 REE elements was obtained in leaching with an S/L ratio of 1:15 g/mL with a concentration of 10 M for 150 minutes, namely 84.06%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johny Wahyuadi Mudaryoto
"ABSTRAK
Dijesti bahan mineral (pembuatan konsentrat itria), pembuatan umpan kolom dari konsentrat LJTJ hasil dijesti, pembuatan eluiter (alat otomatisasi), optimasi kolom penukar ion dengan bahan simulasi dan analisis hasil.
Proses dijesti bahan mineral (pasir senotim) terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
Proses dijesti pasir senotim dengan asam sulfat pekat 95% proses pemisahan kelompok itria dari kelompok seria dengan membentuk garam rangkap sulfat memakai Na2SO4 pengendapan kelompok itria dengan NaOH pembentukan konsentrat itria dengan pengendapan bertingkat memakai NH4OH untuk memisahkan Th dari konsentrat itria
Bahan-bahan yang diperlukan untuk proses dijesti ini adalah 2,5 Kg pasir senotim asal P. Bangka yang telah digerus menjadi butiran dengan ukuran 100-200 mesh, 5 Lt H2SO4 pekat 95%, 1,5 Kg NaOH pelet, 1,25 Kg Na2SO4, 15 Lt NH4OH pekat 25%, I Lt HCI pekat, 5 Kg H2C204, dan 125 Lt aquades.
Sedang pembuatan umpan kolom terdiri dari 2 tahap proses, yaitu proses ekstraksi caircair dan kalsinasi. Proses ekstraksi dilakukan menggunakan pelarut TDA (tridodesilamine) 20% dalam n-dodekan dengan penggaram AI(NO3)3 1000 gr/lt. Rafinat diendapkan dengan asam oksalat dan dikalsinasi selama 5 jam pada suhu 1000 °C. Hasa kalsinasi dijadikan umpan kolom dengan dilarutkan dalam HNO3 dengan keasaman lanian tertentu. Pada tahap ini dibutuhkan bahan : 2,5 Lt HNO3 pekat 65%, 1 Lt TDA, 5 Lt n-Dodekan, 5 Kg Al(NO3)3, 1 Kg H2C204, dan Aquades."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>