Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97283 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taurine Harfiyanti
"Persiapan dalam menghadapi kemajuan teknologi dialami oleh PT. X. Perusahaan ini bergerak hampir di seluruh sektor kelistrikan dan elektronik, komunikasi, peralatan kesehatan dan sistem pengendalian industri. Salah satu strategi yang digunakan untuk persiapan menghadapi kemajuan teknologi adalah dengan mengembangkan organisasi.
Pembahasan ini difokuskan mengenai perubahan budaya organisasi untuk mendukung kinerja perusahaan yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan dan persaingan dunia usaha. Masalah yang dihadapi PT. X adalah nilai-nilai kekeluargaan yang menyebabkan para karyawan kurang disiplin dalam menjalankan peraturan dan para atasan tidak tegas dalam mengambil tindakan untuk menegakkan peraturan. Hal ini sangat mempengaruhi kinerja perusahaan sehingga perlu dicari alternatif penyelesaian masalah. Sebelum melakukau intervensi, maka harus ditelaah lebih dalam mengusai budaya organisasi. Oleh karena itu perlu adanya rancangan kegiatan evaluasi budaya organisasi untuk mendapatkan gambaran budaya organisasi pada PT.X. Alat yang akan digunakan untuk memberikan gambaran utuh mengenai budaya organisasi pada PT. X adalah pedoman wawancara dan kuesioner. Kuesioner berisi beberapa pernyataan dan jawaban dalam skala sikap dari Likert. Kuesioner. Responden merupakan karyawan yang telah bekerja minimal 2 tahun di perusahaan dan dipilih berdasarkan tingkatan jabatan dan pekerjaan yang dilakukannya. Pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara yaitu wawancara terbuka dan pengisian kuasioner dari Denision Organizational Culture Survey (2000)yang terdiri dari 4 trait budaya. Kuesioner ini dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia. Oleh karena itu perlu diuji dulu mengenai validitas dan reliabilitas alat. Pengolahan data wawancara dilakukan dengan cara koding, sedangkan pengolahan data kuesioner dilakukan dengan menjumlahkan jawaban dan melihat kecenderungan dari setiap trait. Persiapan yang dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu terhadap karyawan di perusahaan, melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zora Arfina Wongkaren
"Organisasi merupakan media pematangan aktualisasi diri manusia. Secara
filosofis, kehadiran organisasi adalah bukti eksistensi manusia dalam interaksi sosial bersama manusia lain (Ostroff, 2004). Suatu perusahaan, pada dasarnya merupakan organisasi di mana manusia sebagai tenaga kerjanya berusaha menjalankan aktivitas pekerjaannya demi mencapai tujuan perusahaan tempat mereka bekerja. Dalam menjalankan aktivitas pekerjaannya tersebut, tenaga kerja tidak pernah lepas dari bantuan tenaga kerja lainnya. Schein (dalam Mangundjaya, 2002) mengemukakan bahwa organisasi adalah koordinasi sejumlah kegiatan yang direncanakan untuk
mencapai suatu maksud atau tujuan bersama melalui pembagian tugas dan fungsi kerja melalui serangkaian wewenang dan tanggung jawab.
Organisasi dalam kenyataannya tidak hanya merupakan hasil interaksi dari
subsistem-subsistem di dalamnya, akan tetapi berhubungan pula secara langsung dengan kondisi lingkungannya (Mangundjaya, 2002). Dengan kata lain, organisasi merupakan suatu sistem terbuka yang berinteraksi secara dinamis dengan lingkungannya (Robbins & Coulter, 1999). Dalam hal ini, lingkungan dapat memberikan masukan kepada organisasi, untuk kemudian diproses menjadi keluaran yang akan digunakan kembali atau mempengaruhi lingkungan (Mangundjaya, 2002).
Berdasarkan pengertian bahwa organisasi merupakan suatu sistem terbuka
yang selalu dapat mempengaruhi dan dipengaruhi baik oleh subsistem-subsistem di dalamnya maupun kondisi lingkungannya, maka perubahan subsistem di dalam (internal) maupun kondisi lingkungan di luar (ekstemal) organisasi dapat mempengaruhi organbasi, yang akhimya membawa perubahan dalam diri organisasi.
Tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk dapat memberikan usulan rancangan Pengmebangan Organisasi kepada PT. IP, yang berkaitan dengan struktur organisasinya. Rancangan tersebut diperlukan guna membantu pihak perusahaan dalam mencapai tujuan organisasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahayu Tri Lestari
"Kesenjangan antara tampilan kerja aktual dengan tampilan kerja yang diinginkan oleh perusahaan dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dari individu dalam menampilkan tugas tertentu. Beberapa ketrampilan-ketrampilan yang menyebabkan timbulnya kesenjangan tampilan kerja Supervisor Senior Pengendali Niaga UBP Priok merupakan ketrampilan mental yang berhubungan dengan aktivitas manajerial dan supervisi yang dibutuhkan untuk mendukung kinerja Supervisor Senior Pengendali Niaga Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dikembangkan suatu pelatihan mengenai ketrampilan manajerial dan supervisi.
Beberapa teori yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah teori mengenai organisasi dan pengembangannya., pelatihan dan pengembangan, tahap-tahap proses pelatihan dan pengembangan, metode analisa kebutuhan management match, kompetensi, peran manajer, dan peran supervisor.
Pelatihan yang efektif diperoleh melaiui beberapa tahapan, dimana tahap pertama adalah melakukan identifikasi atau analisa kebutuhan pelatihan PT X belum mempunyai metode analisa kebutuhan pelatihan yang menekankan pada ketrampilan manajerial dan supervisi. Salah satu metode analisa kebutuhan yang tepat digunakan adalah metode management match. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara pertama dapat dilakukan dalam waktu 1 (satu) hari dengan lama waktu wawancara masing-masing individu kurang lebih 90 menit Tahap kedua untuk mendiskusikan hasil temuan dari masing-masing wawancara dapat dilakukan dengan waktu kurang Iebih 60 menit.
Rancangan analisa kebutuhan pelatihan ini dilakukan pada salah satu level manajerial yaitu Supervisor Senior Pengendali Niaga PT X UBP Priok dengan menggunakan metode management match untuk mendapatkan gambaran mengenai:
a. Kekuatan dan area-area yang perIu dikembangkan dalam 10 (sepuluh)
aktivitas manajerial dan supervisi.
b. Kebutuhan organisasi akan ketrampilan dalam aktivitas manajerial dan supervisi.
c. Pengembangan perencanaan pelatihan bagi individu dan kelompok."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T37977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanti Suzanna
"Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mempelajari dan memberikan usulan rancangan program proses pembuatan struktur organisasi PT. ?AI? guna membantu pihak perusahaan dalam proses pembuatan struktur organisasi yang efektif bagi kondisi perusahaan.
Adapun tinjauan teoritis yang dirujuk sebagai dasar dalam usulan rancangan program proses pembuatan struktur organisasi yang efektif bagi PT. "AI" adalah teori-teori tentang organisasi dan struktur organisasi.
Pada saat ini departemen HRD & GA sedang mengalami kesulitan dalam perencanaan pembuatan perubahan struktur organisasi yang efektif bagi PT. ?AI?. Dalam hal ini PT. "A1" berkeinginan untuk menjadi efektif dan efisien dalam usahanya untuk mencapai target dan sasarannya.
Untuk dapat mencapai target dan sasarannya perusahaan perlu menyusun perubahan berencana sebagai suatu strategi untuk mengantisipasi berbagai kebutuhan dan tantangan organisasi dimasa depan, sehingga tujuan, target dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan tercapai.
Dalam hal ini untuk melakukan perubahan strategi organisasi, dalam hal ini Robbins & Coulte (1999) mengemukakan beberapa alternatif perubahan strategi yaitu perubahan struktur, teknologi, setting fisik dan manusia.
Perubahan struktur organisasi merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi penerapan strategi dan efektivitas suatu organisasi perusahaan Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dessler (1986) bahwa perubahan suatu organisasi membutuhkan perubahan struktur organisasi yang meliputi perubahan dalam departementasi, koordinasi, batas pengendalian atau sentralisasi dalam pengambilan keputusan. Dengan adanya struktur yang tepat maka strategi organisasi juga akan menjadi lebih efektif; yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kinerja organisasi secara keseluruhan (Mangundjaya, 2002).
Sehubungan dengan permasalahan tersebut, pemecahan masalahnya adalah perlu adanya perubahan struktur organisasi oleh PT. "AI". Untuk itu PT. "AI" perlu merencanakan langkah-langkah pembuatan struktur organisasi secara matang. Dalam hal ini penulis mengajukan usulan rancangan program proses pembuatan struktur organisasi bagi PT. "Al" agar dapat berjalan lebih efektif.
Untuk dapat memperoleh hasil yang optimal dalam restrukturisasi organisasi, maka selain dari langkah-langkah pembuatan struktur tersebut, terdapat saran-saran yang perlu diperhatikan.
Disamping usulan rancangan program proses pembuatan struktur organisasi dan rekomendasi hal-hal yang perlu diperhatikan tidak dapat berjalan jika tidak ditunjang dengan komitmen oleh Manajemen Puncak dan sosialisasi serta komunikasi kepada karyawan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Patar
"Efektivltas merupakan tema sentral dalam semua pekerjaan pakar dan peneliti yang melakukan kajian tentang organisasi. Signifikansi dan relevansi efektivitas dijadikan sebagai variabel pengukuran kinerja organisasi didasarkan pada pendapat pakar dan hasil penelitian bahwa efektivitas reIevan dijadikan sebagai ukuran kinerja. Efektivitas organisasi saling berhubungan dan dipengaruhi oleh faktor organisasional. Ada dua permasalahan yang mengacaukan pemahaman tentang efektifitas organisasi, yakni sifat konstruk efektivitas organisasi yang tidak pernah dibicarakan secara tuntas dan adanya perbedaan penggunaan istilah efektivitas oleh praktisi dan teoritisi. Pada Sekretariat Negara RI, gejala inefektivitas dipicu oleh perubahan Struktur organisasi dan pergantian kepemimpinan yang menerapkan budaya kerja tertentu. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan efektivitas organisasi dengan menggunakan model nilai yang bersaing dilihat dan pengaruh struktur organisasi, kepemimpinan, dan budaya organisasi.
Studi ini menganut paradigma positivisme dengan struktur logika deduktif dan menggunakan pendekatan eksplanatif. Unit analisisnya ialah kegiatan pegawai dilihat dari pendekatan nilai yang bersaing bagi efektivitas organisasi. Populasi penelitian ini meliputi pegawai Golongan II, III, IV sebanyak 2058, dengan jumlah sampel yang ditarik secara stratified proportional random sebanyak 203 orang. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan teknik angket. Setiap item pertanyaan dilengkapi lima opsi jawaban. Data dianalisis dengan SEM menggunakan LISREL.
Hasil penelitian dan implikasinya ialah kedelapan indikator nilai yang bersaing bagi efektivitas organisasi pada Sekretariat Negara meneguhkan pemahaman bahwa efektivitas merupakan dimensi pengukuran kinerja. Ini sesuai dengan realitas bahwa organisasi yang dinamis selalu menetapkan tujuannya melalui pengembangan SDM, fleksibilitas, pengelolaan informasi, stabilitas, akuisisi sumber daya, produktivitas, kohesi, dan perencanaan. Selanjutnya, hasil analisis faktor yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas organisasi adalah kepemimpinan pengembangan, budaya organisasi, dan struktur organisasi. Kepemimpinan pengembangan diwakili oleh empat fokus orientasi yaitu: kinerja pelaksanaan tugas, organisasi, pekerja, dan intrinsik. Budaya organisasi diwakili oleh hakekat hubungan antara manusia, hakekat ruang, hakekat kegiatan manusia, hakekat waktu, hakekat sifat manusia, keterkaitan Iingkungan organisasi, dan hakekat realitan dan kebenaran. Struktur organisasi diwakili oleh aspek standardisasi, formalisasi, spesialisasi, hiraki, profesionalisme, dan sentralisasi. Hasil modifikasi indeks dengan nilai signifikansi 0.99990 memberikan makna tidak ada perbedaan yang berarli antara matriks kovarian model teoritik dengan matriks kovarlan data. Kesesuaian model yang dihasilkan menguatkan pemahaman awal bahwa setiap organisasi yang hidup, berkembang, dan mengikuti dinamika perubahan Iingkungan memerlukan sesuatu yang imperatif berupa tujuan yang akan dicapai melalui berbagai cara. Ketiga faktor organisasi yang berpengaruh terhadap efektivilas organisasi menunjukkan "persaingannya" dilihat dari bobot nilai signifikansinya. Artinya, secara terintegrasi tergambar bahwa budaya organisasi lebih kuat pengaruhnya daripada kepemimpinan pengembangan dan struktur organisasi terhadap efektivitas organisasi. Efektivitas organisasi dalam koridor model nilai yang bersaing yang dlwakili oleh delapan indikator divisualkan ke dalam kurva Iaba-laba (radar) untuk menunjukkan tingkat kontribusinya.
Relevansli dan signifikansi kontribusi kedelapan indikator efektivitas organisasi menguatkan dandangan pakar mengenai model nilai bersaing sebagai salah satu dari enam model efektivitas organisasi, selain model tujuan rasional, model sistem terbuka, model proses internal, model inefektivitas, dan model hubungan manusia. Prinsip dan fokus orientasi kepemimpinan pengembangan dengan derajat yang tinggi membawa implikasi terhadap kekuatan pengaruh pimpinan dalam mengkoordinasikan dan menyamakan visi dan misi pegawai selaku keluarga besar Sekretariat Negara. Kekuatan pengaruh pimpinan ini meminimalisasi dan menetralisasi permasalahan kekuasaan, wewenang, dan tanggung jawab antar individu dan antar unit kerja. Pemahaman dan aplikasi nilai-nilai budaya organisasi dengan derajat yang tinggi membawa implikasi terhadap minimalisasi pemasalahan dalam hubungan kerja dan pelaksanaan tugas pegawai, karena salah satu asumsli dasar budaya organisasi adalah pemahaman dan aplikasi hakekat hubungan antar manusia. Selain itu, menguatkan pendapat Schein bahwa budaya organisasi berfungsi melakukan integrasi internal dan adaptasi eksternal. Dengan demikian, semangat integrasi dan kolaborasi yang dibangun oleh pegawai selama berlahun-tahun selain menjadi perekat yang mengikat kebersamaannya, juga sekaligus dapat mencegah dan mengeliminasi permasalahan dalam hubungan kerja dan pelaksanaan tugasnya.
Struktur organisasi Sekretariat Negara yang lebih berciri mekanistik daripada berciri organik dengan derajat yang tinggi membawa implikasi terhadap dinamika dan efektivitas organisasi. Dinamika kegiatan pegawai yang diwadahi oleh struktur organisasi ini mengeliminasi permasalahan koordinasi, pembagian tugas, dan rentang kendali. Kenyataan ini didukung oleh pendapat Mintzberg mengenai dua elemen dasar struktur organisasi yang menjadikan organisasi efektif yakni pembagian tugas dan koordinasi kegiatannya.
Berdsarkan realitas (anti tesis) dan pandangan pakar (tesis) diperoleh sintesis pemikiran (hasil uji konnrmalif) mengenai keefektifan dan kedinamisan kegiatan pegawai pada Sekretariat Negara yang diarahkan oleh kepemimpinan pengembangan berbasis nilai budaya birokrasi publik dalam struktur organisasi yang cenderung lebih berciri mekanistik daripada berciri organik. Dengan demikian, keefektifan organisasi (birokrasi) publik dapat dipotret berdasarkan kedelapan indikator dalam model nilai yang bersaing yang dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan pengembangan, budaya organisasi, dan struktur organisasi.
Saran penelitian, untuk menghindari timbulnya permasalahan organisasi yang dipicu oleh Peraluran Presiden Nomor 31 Tahun 2005, perlu diperjelas kekuasaan, wewenang, dan tanggung jawab Menteri Skretaris Negara berdasarkan pembagian tugas dan rentang kendali yang diemban, dengan menetapkan ?fungsi koordinasi? Menteri Sekretaris Negara menjadi ?fungsi pengaturan?, sehingga kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab, Serta pembagian tugas dan rentang kendali Menteri Sekretaris Negara semakin jelas dan kuat dalam membawahi dan mengatur Rumah Tangga Kepresidenan, Sekretariat Militer, dan Sekretariat Wakil Presiden."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
D807
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenny Ariesta
"Human being become the essential element in the organization. Organization needs human being to achieve it goals. On the other hand, human being also needs organizationas the place, to fulfill its not only material but also immaterial needs. One thing of immaterial needs that employee want is the actualization of positive organization behavior. Basically, organization put its concern comprehensively on organization behavior so that the primary goal can be really achieved.
This research question is how the employees perception toward the implementation of corporate culture at PT. Telekomunikasi Selular? The kinds of research is quantitive approaches and sampling method that used is purposive sampling. The amount of sampleis 20 employees. The result show that the employees have positive perception toward corporate culture which created in PT. Telekomunikasi Selular. The corporation culture is quite good with the strong culture. The succesfull organization which is able to manage its human resources with balance and innovation. One of human resources management is through implementation of organizational culture. Employees positive perception about organizational culture and increase employees performance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hernita Wahyuni
"Masalah pokok yang diangkat pada penelitian ini adalah sebagai berikut : bagaimana pengaruh kompetensi terhadap kinerja auditor kehutanan , bagaimana pengaruh perilaku terhadap kinerja auditor kehutanan , bagaimana pengaruh budaya organisasi audit terhadap kinerja auditor kehutan an. Latar belakang dari masalah pokok ini adalah konsekuensi yang timbul akibat adanya pergeseran paradigma Inspektorat Jenderal Departemen Kehutanan dari peran pemeriksa ( watchdog) menjadi peran pengubah (agent of change) dan pembina (catalisator).
Kerangka teori dari penelitian ini adalah bahwa dalam manajemen kinerja, bentuk kompetensi mengacu pada dimensi behavioral suatu peranan ? perilaku yang diperlukan orang untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara memuaskan, dan budaya organisasi dapat mendukung kinerja apabila mampu membantu kemampuan individu anggotanya, mampu memberikan sarana bagi pengembangan bakat individu anggotanya, serta menciptakan lingkungan kerja yang nyaman. Secara komprehensif interaksi ini digambarkan dalam sebuah model konseptual yang dikenal dengan nama model MARS (motivation, ability, role perceptions, dan situational factors). Keempat faktor yang melatarbelakangi perilaku kinerja seseorang harus hadir secara bersama -sama untuk suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Kemampu an seseorang tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya motivasi, persepsi yang jelas akan peran annya dalam organisasi serta faktor situasional yang kondusif.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian dengan menggunakan metode deduktif yaitu dimulai dengan hipotesis, selanjutnya diuji kebenarannya dengan analisis data. Teknik pengambilan data adalah sensus populasi terhadap populasi auditor pada Inspektorat Jenderal Departemen Kehutanan. Data yang diperoleh meliputi data primer dan data s ekunder. Data sekunder meliputi dokumen yang diperoleh di Bagian Kepegawaian, sedangkan data primer berupa pendapat yang dihimpun dengan kuesioner. Skoring kuesioner menggunakan skala ordinal Likert. Untuk menjamin validitas dan reliabilitas instrumen pe nelitian, maka dilakukan pre-test. Penelitian dilakukan menggunakan Instrumen yang valid. Tahap selanjutnya, analisis data dengan menggunakan analisis regresi dan analisis korelasi (parsial dan ganda) Berdasarkan analisis statistik yang dilakukan dapat diketahui bahwa kinerja auditor kehutanan dipengaruhi oleh unsur -unsur kompetensi, perilaku dan budaya organisasi. Unsur yang memberi dampak positif terhadap kinerja adalah kompetensi, perilaku dan budaya organisasi. Namun yang memberikan pengaruh langsu ng terhadap kinerja adalah unsur kompetensi dan budaya organisasi, sedangkan perilaku tidak berpengaruh terhadap kinerja. Analisis temuan tersebut berdasarkan pada beberapa temuan yang dihasilkan yaitu : 1) Kompetensi adalah faktor yang signifikan menentu kan kinerja auditor dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor kehutanan, oleh karena itu diperlukan standar kompetensi auditor kehutanan ; 2) Perilaku adalah bukan faktor yang signifikan terhadap kinerja auditor, namun memberikan dampak positif terhadap kinerja auditor kehutanan. Jadi untuk menjamin perilaku auditor perlu adanya suatu badan yang memantau dan menilai perilaku auditor; 3) Budaya organisasi audit adalah faktor yang signifikan menentukan kinerja auditor dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor kehutanan. Dengan demikian, untuk menciptakan lingkungan kerja kondusif perlu ada dukungan dari manajemen organisasi audit.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa kompetensi dan budaya organisasi adalah faktor yang menentukan kinerja auditor kehutanan ; namun ada faktor lain yang tidak menentukan kinerja tetapi memberikan dampak positif yaitu faktor perilaku. Dengan demikian disarankan untuk 1) melakukan analisis kebutuhan penilaian kompetensi yang dibutuhkan auditor kehutanan ; 2) Perlu adanya Dewan Penilai Auditor (DPA) yang memantau perilaku auditor ; 3) Manajemen perlu memfasilitasi dan membentuk sistem tata kelola dan tata administrasi yang baik dan sistematis dalam menciptakan stabilitas lingkungan kerja.

Basic problem of this research are: how competency influences performance of forestry auditor, how behavior influences performance of forestry auditor, and how culture organization influences performance of forestry auditor. Basic of these problem s are consequence of impact for changing organization paradigm from supervising role (watchdog) into changing role (agent of change) and also the supervisor (catalisator). Basic theory of this research that is competency of the performance management is to aim for the act of behavioral ? behavior is need people to do their job as well as. By the way, the element of organization culture can be support performance if helping the ability of member organization, can help to develope the talent of member of organization, also to create the nice job. As comprehensive, these interaction can be illustrated in a conseptual model, knows as MARS model (motivation, ability, role perception, and situational factors). These factors that are background of human performance ability must be present together in an organization to reach goals. Human ability will not means without motivation, the true perception of their act in organization, also condusively situational factor.
Methode research that used is deductive method , which start to do the hypothetions. Then, these are tested with data analysis. The technic of the data taking with population sensus of auditor population in Inspectorate General of Forestry Department. The acquisition of data is primer and secondair d atas. Secondair datas were acquired from Personalia Department, and primer datas are opinions that was collected with questionaire. Scoring of questionaire used the Ordinal Scala of Likert. To guarantee of the validity and realibity reasearch instrument, was doing a pre-test.
Instruments of this research are valid. The next step, to analyze data with the regretion and correlation analysis (partial and multiple). As statistic analysis can be knows that performance of forestry auditor that can be influenced competency, behavior and culture organization. The elements that gives positive performance are competency, behavior and organization culture. However that gives direct influence to performance is competency and organization culture, but behavior don?t gives the influence of performance. Those finding analysis based of the finding that result consist of : 1) Competency is significant factor that determine auditor performance and gives significant influence to the forestry auditor performance, so it needs the standard of the forestry auditor competency ; 2) Behavior is not signicant auditor performance hovewer it gives signicant positive impact of the performance forestry auditor. So, to guarantee the auditor behavior, it needs a board that monitoring and assesing of auditor behavior; 3) Audit organization culture is significant factor that determine the auditor performance and gives significant influence of the forestry auditor performance. So that, to create condusive of environmental work, it needs sup port from audit organization management.
Conclusion of this research that is compentency and culture organization are the important factors of performance of auditor forestry ; there are the other factor that is not important but gives positif impact to p erformance of auditor. So to be recommended to 1) analyze of needs of competency assesment for forestry auditor; 2) Need a Board of Auditor Assesment (BAA) that monitoring the auditor behavior; 3) The management needs to falicilitate and build the govern ance system and the good and systematic administrative to create the work environment."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T22725
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuningsih
"Seperti halnya makhluk hidup, organisasi pun memiliki Lifecycle mulai dari suatu ide, lahir, berkembang, hingga mati. Mempelajari Organization Lifecycle dinilai sangat membantu, karena setiap tahapan siklus memiliki tantangan dan permasalahan yang khas. Pendekatan Organization Lifecycle dari Adizes (1983), membagi tahapan siklus ke dalam 10 tahap yaitu : (1) Courtship (2) infancy (3) Go-go (4) Adolescence (5) Prime (6) Stable (7) Aristocracy (8) Early Bureaucracy (9) Bureaucracy (10) Death. Di setiap tahap memiliki karakteristik dan permasalahan yang khas. Permasalahan yang terjadi pada setiap tahap dapat dikelompokkan menjadi normal problem dan abnormal problem. Normal problem adalah masalah yang bisa diselesaikan oleh organisasi itu. Jika normal problem tersebut biasa terjadi pada kebanyakan organisasi yang sendiri berada pada tahap tertentu, maka masalah tersebut dinamakan Sensation, jika jarang terjadi, disebut Transition. Abnormal problem adalah masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh organisasi sendiri, perlu bantuan dari luar. Jika abnormal problem berasal dari Sensation yang tidak bisa diselesaikan, bahkan langkah penyelesaian yang diambil oleh perusahaan justru menimbulkan masalah lain, masalah tersebut adalah Complexity. Untuk abnormal problem yang jarang terjadi dan tidak bisa di atasi oleh perusahaan disebut Pathology. Pathology dapat membuat organisasi tertahan pada satu tahapan tertentu. Dengan mempelajari permasalahan apa yang terjadi dalam suatu organisasi, maka dapat disusun program intervensinya, baik intervensi kuratif untuk menyelesaikan masalah yang ada, atau bahkan intervensi preventif untuk mempersiapkan organisasi agar lebih siap menghadapi permasalahan di tahapan berikutnya. Pendekatan Adizes ini digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan di PT. ASV yang sedang berada pada tahap go-go. PT. ASV memiliki complexity problem, dimana foundemya tidak berhasil mendelegasikan otoritas kepada para manajernya, sehingga para manajer tidak dapat berfungsi efektif Program intervensi yang ditawarkan dalam rancanangan program intervensi ini adalah:
1. Intervensi tingkat Individual untuk Founder dan para manajer
2. lntervensi tingkat interpersonal
3. Intervensi tingkat organisasi
Semua itu disusun untuk meminimalkan resistensi perusahan karena tidak tahu, tidak mampu, dan tidak mau. Rancangan ini diharapkan dapat membantu PT. ASV dalam menyelesaikan masalahnya, sehingga ia dapat melangkah ketahap berikutnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38224
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Erfina Ningsih
"ABSTRAK
Generasi Milenial diakui sebagai kelompok yang kuat dalam angkatan kerja. Berada pada usia produktif, PNS generasi milenial jelas menjadi bagian organisasi birokrasi yang perlu dipertimbangkan. Schein dalam teorinya mengenai budaya organisasi mengemukakan bahwa asumsi dasar merupakan esensi budaya. Artinya ketika ingin memahami isi budaya organisasi, maka meniliknya pada level asumsi merupakan pilihan yang paling baik karena asumsi merupakan esensi budaya. Penelitian ini berusaha untuk menjelaskan tentang bagaimana asumsi dasar budaya organisasi birokrasi pada generasi milenial pegawai negeri sipil di Kementerian Pariwisata serta bagaimana konsep budaya kerja yang dihasilkan dari asumsi dasar budaya organisasi birokrasi pada generasi milenial. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan paradigma konstruktivis. Temuan dari hasil penelitian menunjukan bahwa faktor distribusi kekuasaan dan status serta misi organisasi berperan penting dalam pembentukan asumsi budaya organisasi. Perilaku budaya kerja yang muncul dikalangan milenial generasi Y bahwa kepuasan dalam bekerja didapatkan ketika memperoleh pengetahun baru, paradigma baru dalam menganalisis sebuah permasalahan, serta dapat mengimplementasikan ide-ide nya dalam ruang lingkup pekerjaanya. Sedangkan milenial generasi Z memperoleh kepuasaan dari pekerjaannya ketika mereka mengerjakan pekerjaan sesuai dengan passion, sifat pekerjaan yang dinamis (tidak rutinitas), dan mendapatkan apresiasi dari pimpinan.

ABSTRACT
Millennials are recognized as a tenacious group in the workforce. Being in the productive age, Millennials civil servants are clearly need to be considered as a part of bureaucratic organization. Schein in his theory of organizational culture suggests that basic assumptions are the essence of culture. Therefore, to understand an organizational culture, examination at the level of basic assumptions need to be done. This study will explain the basic assumptions of bureaucratic organizational culture within Millennials civil servants in the Ministry of Tourism and explain the concept of work culture that is generated from the assumptions. This research is a qualitative study with constructivist paradigm. The findings found that the factor of power, status and mission distribution play an important role in the formation of organizational cultural assumption. The work culture behavior that emerges among the Y Millennials shows that satification is obtained through acquiring new knowledge, finding new paradigm in analyzing a problem, and implementing ideas within the scope of the work. Whereas satisfication of Z Millenialls is achieved when they are doing jobs according to their passion, working in dynamic nature (not routine), and obtaining appreciation from the leaders.

"
2019
T53355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Organization culture determines a successful accounting system, application.It ensures a standardized application of all components of the accounting system..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>