Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55425 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parinduri, Wilda Yuni
"Nanokarbon adalah material karbon yang diproduksi dengan struktur dan ukuran nanometer yang dapat digunakan untuk membuat nanomaterial bagi peranti mikroelektronik, produk makanan, obat-obatan dan berbagai bidang lainnya. Dekomposisi katalitik metana merupakan salah satu sintesis nanokarbon dengan metode CVD (Chemical Vapour Deposition) yang cukup ekonomis untuk menghasilkan nanokarbon. Optimasi proses diperlukan untuk menghasilkan nanokarbon yang komersil dan berkualitas baik.
Penelitian ini dilakukan menggunakan katalis Ni-Cu-Al pada komposisi 2:1:1 yang dipreparasi dengan metode kopresipitasi menggunakan presipitan larutan sodium karbonat. Katalis direaksikan dengan metana pada kondisi operasi yang divariasikan yaitu suhu reaksi berada pada rentang 500°C-750°C, waktu reaksi pada rentang 1-60 menit, dan laju alir metana pada 40 mL/mnt - 120 mL/mnt. Produk dikarakterisasi dengan SEM, TEM dan BET.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kondisi optimum untuk memperoleh nanokarbon dengan morfologi yang baik berada pada waktu reaksi 20 menit dengan laju alir 120 mL/mnt dan suhu reaksi 7000C pada tekanan atmosferik. Bentuk nano karbon yang terbentuk adalah MWNT berdiameter 54-59 nm. Setelah direaksikan selama 10 jam, ternyata katalis masih terlihat stabil. Aktivitas katalis meningkat 5 menit pertama kemudian menurun secara drastis hingga aktivitas relatif stabil pada rentang 1-10 jam.

Nanocarbon is a carbon material produced by the nanometer structure and size that can be used to make nanomaterials for microelectronics devices, food products, medicines etc. Catalytic decomposition of methane is one of the economic methods for synthesis nanocarbon by CVD (Chemical Vapour Deposition) to produce nanocarbon. Optimization of the process required to produce a commercial nanocarbon and good quality.
The research was conducted using the catalyst Ni-Cu-Al in composition 2:1:1 prepared by coprecipitation method using a solution of sodium carbonate as presipitan. The catalyst is reacted with methane which the operating conditions of the reaction temperature was varied in the range of 500°C-750°C, reaction time on the range of 1-60 minutes, and the methane flow rate at 40 mL / min - 120 mL / min. Products were characterized by SEM, TEM and BET.
Based on results of this research, optimum conditions to obtain nanocarbon with good morphology is at the 20 minutes reaction times with a flow rate of 120 mL / min and the reaction temperature 7000C at atmospheric pressure. Nanocarbon formed is MWNT with diameter 54-59 nm. After treated for 10 hours, catalyst still looks stable. Catalytic activity increases for 5 minutes and then decreased drastically until the activity is relatively stable in the range of 1-10 hours.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1604
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gustian Jaya
"Studi oksidasi parsial metana ini dilakukan untuk mempelajari karakterisasi dan kinerja katalis Cu3(PW12040)2 (CuPW) dan Cu (II) zeolit alam yang diaktifkan (Cu-Z). Kedua katalis tersebut dipreparasi dengan metode pertukaran ion. Percobaan ini menggunakan reaktor unggun tetap dengan melihat pengaruh suhu (400-700°C), rasio umpan CH4/O2, dan rasio berat katalis terhadap laju alit umpan (W/F) pada tekanan atmosferik.
Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa CuPW mempunyai luas permukaan (3,38 m²/gram) yang jauh lebih kecil dari Cu-Z (62,67 m²/gram) akan tetapi kandungan Cu (II) di CuPW (4,2%) jauh lebih besar dari Cu-Z (0,5%).
Kekuatan adsorpsi Cu-Z terhadap metana lebih besar dari CuPW yang ditunjukkan oleh suhu desorpsi maksimum metana pada hasil Temperatur Program Desorpsi (TPD) 570 °C untuk Cu-Z dan 420 °C untuk CuPW, dan sebaliknya terhadap oksigen. Sedangkan Cu-Z mempunyai kekuatan asam lebih tinggi dari CuPW, yang ditunjukkan oleh suhu desorpsi maksimum piridin pada hasil TPD 680 °C untuk CuPW dan 780 ° C untuk Cu-Z.
Konversi metana pada katalis CuPW dua kali (2K) Cu-Z pada W/F dan CH4/02 yang sama, meskipun luas permukaan keduanya berbeda. Fenomena ini disebabkan oleh pengaruh berperannya beberapa besaran (luas permukaan, kandungan inti aktif Cu+2 dan keasaman) secara simultan.
Reaksi oksidasi tanpa umpan oksigen menunjukkan bahwa oksigen kisi kedua katalis berperan pada parsial oksidasi ini. Perbedaan kekuatan ikatan oksigen kisi pada kedua katalis memberikan selektivitas yang berbeda terhadap metanol/formaldehida. Cu-Z dengan kekuatan asam yang lebih tinggi dari CuPW mempunyai kapasitas adsorpsi terhadap metana lebih besar, sehingga konsentrasi metana yang besar di permukaan ini meningkatkan konversinya lebih besar dibanding terhadap CuPW.
Pada katalis Cu-Z, selektivitas metanol yang terbesar (sekitar 7,5%) didapat pada 600 °C, CH4/02 = 17,3 dan W/F =-0,2 gr-kat.menit/ml. Selektivitas optimum formaldehid (sekitar 9%) pada W/F = 0,3 gr-kat.menit/ml, CH4/02 = 3, 600 °C. Sedangkan pada katalis" CuPW, metanol tidak terbentuk. Selektivitas formaldehida optimum adalah sekitar 18%, pada 500 °C, CH4/02 = 3 dan W/F = 0,3 grkat.menit/ml."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Susanty
"Reaksi oksidasi parsial metana mulai diminati sejak 1990-an, karena reaksinya yang bersifat eksotermik dan juga rasio H2/CO yang dihasilkan adalah 2 yang cocok untuk reaksi Fischer Tropsch dan praduksi metanol. Proses ini menguntungkan dibandingkan dengan proses pembentukan sintesis gas dengan metode konvensional (reformasi kukus) yang sangat endotermik dan rasio H2/CO≥3 yang tidak sesuai untuk proses Fischer Tropsch. Katalis Ni/A1203 telah banyak digunakan untuk reaksi oksidasi parsial metana. Namur terjadinya deposit karbon dan deaktivasi katalis menjadi kendala utama pada proses ini.
Katalis serbuk Ni/ γ -A1203 dipreparasi dengan metode sol gel menggunakan aluminium isopropoksida sebagai prekursor untuk mendapatkan penyangga dengan luas permukaan tinggi dan lebih berpori, metode impregnasi dengan Ni(NO3)3.6H2O sebagai prekursor untuk mendapatkan inti aktif nikel dengan variasi penambahan promotor CeO2, La2O3, dan MgO alau kombinasinya. Perlakuan ultrasonik diberikan pada saat proses impregnasi dengan frekuensi 18 - 22 kHz selama 60 menit.
Katalis Nily-A1203 dengan variasi promotor CeO2 dari MgO (SG 5NCT--CeMg) dengan loading Ni 5% berat memiliki aktivitas katalitik yang tinggi dan stabil dalam waktu reaksi hingga 48 jam. Konversi metana rata-rata sebesar 97,06 % dan selektivitas produk H2 dan CO berturut-turut sebesar 83.38% dan 73,14% dengan rasio produk H2/CO adalah 2,28. Penambahan promotor CeO2 meningkatkan chemisorption H2 sedangkan promotor penambahan MgO meningkatkan jumlah inti aktif nikel dengan mencegah terbentuknya spinel NiA12O4 yang merupakan fasa tidak aktif dengan terbentuknya spinel MgAl2O4 sehingga kombinasi keduanya dapat meningkatkan kinerja katalis. Reaksi tersebut dilakukan pada kondisi tekanan atmosferik, pada temperatur 800°C, rasio reaktan CH4 : O2 = 2 : 1,2 dan WIF = 0,2 g.detiklml. Perlakuan ultrasonik yang diberikan dapat menaikkan selektivitas produk H2 dan CO hingga 9% dan 12% berturut-turut, karena memiliki diameter partikel yang lebih kecil dan komposisi yang lebih seragam dibandingkan dengan katalis tanpa perlakuan ultrasonik.

Partial oxidation of methane has been an interested process since 1990s, because of the reaction is mildly exothermic and also the syngas obtained a suitable H2/CO ratio of 2 for Fischer Tropsch process and production of methanol. This process is more valuable than the process of syngas production through conventional method (Steam Reforming) which is a highly endothermic reaction and the H2/CO≥3ratio of 3 is not suitable for Fischer Tropsch process. Ni/Al2O3 catalyst has been widely used for partial oxidation of methane reaction. Nevertheless the carbon deposit and catalyst deactivation has become the main obstacle in this process.
The powder of Nily-Al2O3 catalyst was prepared by sol gel method using aluminum isopropoxide as a precursor to get a support with high surface area and more porous, impregnation method with Ni(N03)3.6H2O as precursor to get the active site of nickel with addition of various promoters CeO2, La2O3, and MgO or the combination of them. Ultrasonic treatment when impregnation process has been done with 18 - 22 kHz frequency for 60 minutes.
Nily-Al2O3 catalyst with promoters CeO2 and MgO (SG 5NU-CeMg) with 5 wt. % loading of Ni has high catalytic activity and stable for 48 hours time reaction. The mean methane convert-ion is 97,06 % and the product selectivity of H2 and CO is 83.38% and 73,14% respectively, with product H2/CO ratio of 2,28. The addition of CeO2 promoter increase the H2 chemisorptions while the addition of MgO promoter increase the active site of nickel with decreasing the formation inactive NiAl2O4 spine' by forming a stable MgAI2O4 spinel, therefore the combination of these two kind promoters increase the performance of the catalyst. These reaction was studied at atmospheric pressure, with temperature 800°C, CH4:O2 ratio is 211,2 and WIF ratio is 0,2 g.second/ml. Ultrasonic treatment increase the product selectivity of Hz and CO up to 9% and 12% respectively, because of has a smaller particle diameter and more homogeneous composition than the catalyst without ultrasonic treatment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiko Satiawan
"Parameter dari kualitas pembakaran pada motor pembakaran dalam dapat dilihat dari perfomanya dan emisi gas buang yang dihasilkan. Salah satu faktornya adalah kualitas bahan bakar yang digunakan. Metode untuk meningkatkan kualitas bahan bakar adalah dengan memberi katalis pada bahan bakar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahan bakar mengikat oksigen, sehingga dapat meberikan efek pembakaran yang lebih baik. Tujuan lainnya adalah penggunaan katalis diharapkan dapat menghemat konsumsi bahan bakar dan menghasilkan emisi gas buang yang lebih baik. Pengujian ini menggunakan bahan bakar dasar pertamax plus. Katalis yang digunakan antara lain type a (sebut tablet), yaitu katalis dimasukan kedalam tangki bahan bakar. Sedangkan katalis yang kedua type b, katalis yang dipasang pada saluran bahan bakar yang terletak diantara pompa bahan bakar dan karburator. Pegujian juga dilakukan dengan melakukan perpaduan antara kedua katalis. Hasil pengujian menunjukan bahwa penggunaan perpaduan kedua katalis tidak menghaslkan performance yang baik jika dipadukan dengan bahan bakar pertamax plus. Dari hasil yang ada, penggunaan pertamax plus lebih baik daripada menggunakan katalis ini.

The parameters of the combustion quality of the internal combustion engine can be seen from perfomanya and exhaust emissions produced. One factor is the quality of fuel used. Methods to improve the quality of the fuel is to provide a catalyst to fuel. it aims to improve fuel bind oxygen, so it can not give a better burning effect. Other goal is the use of catalysts is expected to save fuel consumption and exhaust emissions better. This test uses the base fuel plus pertamax. Catalysts used include type A (called tablet), the catalyst is inserted into the fuel tank. While the second catalyst type b, a catalyst installed in the fuel line located between the fuel pump and carburetor. Test of also be done through a combination of the two catalysts. Test results show that use of a blend of the two catalysts not menghaslkan good performance when combined with fuel pertamax plus. Of the existing results, use pertamax plus better than using this catalyst.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S58399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Di Indonesia penggunaan bahan buangan telah banyak di lakukan tetapi masih dalam taraf penelitian apakah bahan buangan tersebut layak digunakan dalam perkerasan jalan. Banyak bahan buangan yang dapat langsung di gunakan dalam campuran beraspal, sebagai contoh: katalis bekas,slag,abu terbang(fly-ash) atau melalui proses agar dapat digunakan di dalam campuran beraspal seperti limbah plastik,limbah ban karet
"
JJJ 25:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Toni
"Tingginya kandungan CO2 yang terdapat pada sumur pengeboran merupakan masalah pada proses selanjutnya dan juga berdampak pada lingkungan. Alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengkonversi CO2 menjadi metanol.
Metanol merupakan salah satu produk kimia yang dalam jumlah besar digunakan sebagai bahan baku pada bermacam industri karena dapat direaksikan menjadi barbagai macam produk kimia lainnya seperti formaldehid, klorometana, asam asetat. Bahkan metanol berperan penting menjadi bahan bakar yang dapat bersaing dengan bahan bakar lainnya yang sudah ada.
Di dalam penelitian ini digunakan aditif Ga2O3 yang terbukti dapat memperluas permukaan katalis sehingga konversi yang dihasilkan meningkat dan juga berpengaruh dalam mengurangi energi aktivasi desorpsi yang diketahui setelah dilakukan uji TPD. Aditif Ga juga terbukti mempunyai konversi CO2 tertinggi dibandingkan dengan katalis yang berbasis CuO/ZnO/Al2O3 yang dibuat sebagai katalis pembanding."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T5732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifa Hasna Maristya
"Reaksi karboksilasi fenilasetilena dengan CO₂ dilakukan dengan menggunakan katalis Ni-Ga dan Ni-Ga termodifikasi timah (Sn) yang disangga oleh karbon mesopori (MC). MC disintesis dengan metode soft template dan dianalisis dengan TGA diperoleh kestabilan termal hingga 850 °C. Katalis dikarakterisasi dengan FTIR, XRD, Raman, SEM, TEM, dan BET. Hasil XRD menunjukkan puncak pada 24,47°; 32,73°; 43,83°; 50,96°; 74,32°yang merupakan difraksi Ni₅Ga₃ dan partikel Sn(0) pada penyangga MC. Penambahan Sn diketahui tidak mengubah kestabilan katalis Ni₅Ga₃/MC yang dikonfirmasi melalui FTIR dan Raman. Hasil SEM dan TEM juga menunjukkan partikel Ni-Ga-Sn tersebar merata pada permukaan karbon mesopori. BET menunjukkan katalis termasuk dalam ukuran mesopori 2-50 nm. Uji aktivitas katalitik berdasarkan analisa HPLC menunjukkan hasil optimum diperoleh dengan menggunakan katalis Ni₅Ga₃Sn₀‚₅/MC pada suhu 50°C selama 8 jam. Sedangkan berdasarkan LC-MS, diketahui terbentuk produk asam sinamat dan asam fenil propiolat dengan yield masing-masing 2,14% dan 3,04% dengan konversi fenilasetilena mencapai 93,06%.

The carboxylation reaction of phenylacetylene with CO2 was carried out using Ni-Ga and Ni-Ga-modified tin catalysts supported by mesoporous carbon (MC). MC was synthesized using the soft template method and analyzed using TGA and obtained thermal stability up to 850 0C. To determine the modification effect of Sn addition, catalysts were synthesized with variations of Ni5Ga3/MC, Ni5Ga3Sn0.1/MC, Ni5Ga3Sn0.3/MC, Ni5Ga3Sn0.5/MC, Ni5Ga3Sn0.7/MC, Ni5Ga3Sn0.9/MC. The catalysts were characterized by FTIR, XRD, Raman, SEM, TEM, and BET. XRD results show peaks at 24.47o; 32.73 o; 43.83o; 50.96 o; and 74.32o which is the diffraction of the Ni5Ga3 phase and Sn (0) particles on the MC support. The addition of Sn metal is known not to change the stability of the Ni5Ga3/MC catalyst which was confirmed through FTIR and Raman spectra. SEM and TEM results also show that Ni-Ga-Sn particles are evenly distributed on the mesoporous carbon surface with a spherical shape. BET-SAA shows the pore diameter size of the materials Ni5Ga3/MC, Ni5Ga3Sn0.1/MC, Ni5Ga3Sn0.3/MC, Ni5Ga3Sn0.5/MC, Ni5Ga3Sn0.7/MC, Ni5Ga3Sn0.9/MC respectively, are 6.24 nm; 6.22nm; 7.22nm; 6.24 nm, 7.22 nm, and 10.46 nm which are included in the mesopore size of 2-50 nm. The catalytic activity test was carried out through the carboxylation reaction of phenylacetylene with CO2 using variations of catalyst, time and temperature. HPLC analysis showed that optimum results were obtained using the Ni5Ga3Sn0.5/MC catalyst at a temperature of 500C for 8 hours. Meanwhile, based on LC-MS, it is known that cinnamic acid and phenyl propiolic acid products were formed with yields of 2.14% and 3.04% respectively with 93.06% phenylacetylene conversion."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damar Wibisono
"Penambahan air dalam umpan dapat menghambat deaktivasi katalis. Kandungan umpan 60% air memberikan deaktivasi katalis yang lebih lambat dibandingkan kandungan umpan 30% dan 15 % air. Selain itu, dengan laju umpan yang besar didapatkan konversi jauh lebih besar, namun akan terjadi penurunan konversi yang signifikan yang menyebabkan katalis terdeaktivasi. Penurunan aktivitas katalis (deactivation) tersebut dikarenakan penutupan inti aktif asam oleh kokas (coke). Hal ini dapat diketahui dengan uji keasaman katalis yang mengalami penurunan dan hasil FTIR didapatkan ikatan coke pada bilangan gelombang 1540-1600 cm-1.

Adding water to feed may inhibit deactivation of the catalyst. Sixty percent of water content in feed giving catalyst's deactivation which is slower than the feed with 30% and 15% water content. Besides that, the more faster of feed flowrate given, the more bigger conversion that earned, but there will be a significant decrease of the conversion that caused deactivation of catalyst. Deactivation of catalyst is due to the closure of the active core acid by the coke. This can be identified by testing catalyst's acidity value which has decreased and the FTIR test that contains a bond coke at a wave numbers of 1540-1600 cm-1."
2011
S186
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muh Nur Afif Luthfi
"Dalam penelitian ini, nanokomposit CoMoO4/SBA-15 disintesis sebagai katalis bimetal untuk mengubah asam lemak menjadi parafin melalui reaksi deoksigenasi tanpa kehadiran hidrogen atau pelarut. SBA-15 disintesis menggunakan metode sol-gel, dan CoMoO4/SBA-15 (Co:Mo = 5:5 wt%) dibuat melalui metode impregnasi kering (incipient wetness), bersama dengan katalis monometalik Co3O4/SBA-15 ( 10% berat Co), dan MoO3/SBA-15 (10% berat Mo) untuk mengamati pengaruhnya terhadap struktur dan yield serta selektivitas produk hidrokarbon. Difraktogram sinar-X dan mikroskop elektron transmisi menegaskan bahwa proses impregnasi kering partikel logam tidak mengubah struktur heksagonal pendukung katalis, SBA-15. Analisis fisisorpsi isoterm N2 menunjukkan bahwa katalis hasil sintesis memiliki struktur meso dengan kisaran diameter pori 5-6 nm. Uji katalitik dilakukan dalam reaktor semi-batch pada suhu 350 °C selama 2 jam, dan produk dianalisis menggunakan metode Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa (GC-MS). Terlihat bahwa komponen utama produk hidrokarbon dari reaksi deoksigenasi adalah pentadekana, salah satu komponen dalam bahan bakar penerbangan. Aktivitas katalitik pada proses deoksigenasi menunjukkan bahwa MoO3/SBA-15 memiliki rendemen tertinggi (94,87%) dan Co3O4/SBA-15 memiliki selektivitas tertinggi untuk C-15 (86,32%). Kondisi reaksi optimal untuk katalis CoMoO4/SBA-15 adalah dengan jumlah katalis 5% wt, dan suhu reaksi 375 °C.

In this study, CoMoO4/SBA-15 nanocomposite was synthesized as a bimetallic catalyst for converting fatty acids into paraffin through a deoxygenation reaction without the presence of hydrogen or solvent. SBA-15 was synthesized using the sol-gel method, and CoMoO4/SBA-15 (Co:Mo = 5:5 wt%) was prepared through dry impregnation (incipient wetness) method, along with monometallic catalysts Co3O4/SBA-15 (10 wt % of Co), and MoO3/SBA-15 (10 wt % of Mo) to observe their effect on the structure and yield and selectivity of the hydrocarbon products. X-ray diffractograms and transmission electron microscopy confirmed that the dry impregnation process of metal particles did not change the hexagonal structure of the catalyst support, SBA-15. Physisorption analysis of the N2 isotherm shows that the as-synthesized catalyst had a meso-structure with a pore diameter range of 5-6 nm. The catalytic test was carried out in semi-batch reactor at 350 °C for 2 hours, and the product was analyzed using Gas chromatography-mass spectroscopy (GC-MS) method. It is shown that the major component of the hydrocarbon product from the deoxygenation reaction is pentadecane, one of components in aviation fuel. The catalytic activity in the deoxygenation process reveals that MoO3/SBA-15 has the highest yield (94.87%) and Co3O4/SBA-15 has the highest selectivity for C-15 (86.32%). The optimal reaction conditions for the CoMoO4/SBA-15 catalyst was 5% by weight of the catalyst, and the reaction temperature was 375 °C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zulkifli
"Triisobutilalumunium (TIBAL) adalah kokatalis dalam sistem katalis Ziegler-Natta, yang mempunyai peran yang sangat besar dalam meningkatkan kinerja/keaktifan katalis. Pengaruh triisobutilalumunium (TIBAL) dalam karakteristik polietilena densitas finggi (high density polyethylene, HDPE) telah diteliti dengan tujuan untuk mempelajari mekanisme aktifasi yang terjadi dalam sistem katalis tersebut.
Pengujian dan evaluasi katalis secara prinsip melibatkan simulasi proses operasi skala pilot plant untuk uji performan dan karakterisasi. Katalis Ziegler Natta direaksikan dengan kokatalis triisobutilalumunium (TIBAL) pada level konsentrasi dari 0,1 sompai 1,0 M yang diikuti dengan proses eksotermis dan perlakuan hidrotermal. Uji performan dari kokatalis triisobutilalumunium (TIBAL) pada sistem katalis Ziegler-Natta dilakukan dengan menggunakan Reakfor Autoklave M,odel Tunggal (Autoclave Single Mode Reactor, ASMR).
Unsur penyusun bahan baku (fresh feed) dianalisa dengan metode kromatograpi gas (gas chromafography, GC) dan inductively coupled plasma emission spetroscopy (ICPES), sedangkan struktur molekul polietilena densitas tinggi (HDPE) sebagai produk hasil reaksi dikarakterisasi dengan teknik indeks laju leleh (melt flow index, MF!) dan kolom kerapatan berjenjang (density gradient column) sedangkan identifikasi produk hasil-reaksi berdasarkan prinsip absorpsi spektrum inframerah spektrofotometer (infrared spectrophotometers, FTIR).
Hasil penelitian menunjukan bahwa kokatalis triisobutilalumunium (TIBAL) dalam sistem katalis Ziegler-Natta pada proses polimerisasi etilena ternyata dapat meningkatkan performan katalis (0,5 M TIBAL ), namun pada suatu konsentrasi tertentu (0,7M - 1,OM TIBAL ) cenderung semakin menurun, demikian juga untuk indeks laju leleh (MFR) dan densitasnya. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>