Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131422 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Rahayu Tri Lestari
"Kesenjangan antara tampilan kerja aktual dengan tampilan kerja yang diinginkan oleh perusahaan dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dari individu dalam menampilkan tugas tertentu. Beberapa ketrampilan-ketrampilan yang menyebabkan timbulnya kesenjangan tampilan kerja Supervisor Senior Pengendali Niaga UBP Priok merupakan ketrampilan mental yang berhubungan dengan aktivitas manajerial dan supervisi yang dibutuhkan untuk mendukung kinerja Supervisor Senior Pengendali Niaga Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dikembangkan suatu pelatihan mengenai ketrampilan manajerial dan supervisi.
Beberapa teori yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah teori mengenai organisasi dan pengembangannya., pelatihan dan pengembangan, tahap-tahap proses pelatihan dan pengembangan, metode analisa kebutuhan management match, kompetensi, peran manajer, dan peran supervisor.
Pelatihan yang efektif diperoleh melaiui beberapa tahapan, dimana tahap pertama adalah melakukan identifikasi atau analisa kebutuhan pelatihan PT X belum mempunyai metode analisa kebutuhan pelatihan yang menekankan pada ketrampilan manajerial dan supervisi. Salah satu metode analisa kebutuhan yang tepat digunakan adalah metode management match. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara pertama dapat dilakukan dalam waktu 1 (satu) hari dengan lama waktu wawancara masing-masing individu kurang lebih 90 menit Tahap kedua untuk mendiskusikan hasil temuan dari masing-masing wawancara dapat dilakukan dengan waktu kurang Iebih 60 menit.
Rancangan analisa kebutuhan pelatihan ini dilakukan pada salah satu level manajerial yaitu Supervisor Senior Pengendali Niaga PT X UBP Priok dengan menggunakan metode management match untuk mendapatkan gambaran mengenai:
a. Kekuatan dan area-area yang perIu dikembangkan dalam 10 (sepuluh)
aktivitas manajerial dan supervisi.
b. Kebutuhan organisasi akan ketrampilan dalam aktivitas manajerial dan supervisi.
c. Pengembangan perencanaan pelatihan bagi individu dan kelompok."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T37977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taurine Harfiyanti
"Persiapan dalam menghadapi kemajuan teknologi dialami oleh PT. X. Perusahaan ini bergerak hampir di seluruh sektor kelistrikan dan elektronik, komunikasi, peralatan kesehatan dan sistem pengendalian industri. Salah satu strategi yang digunakan untuk persiapan menghadapi kemajuan teknologi adalah dengan mengembangkan organisasi.
Pembahasan ini difokuskan mengenai perubahan budaya organisasi untuk mendukung kinerja perusahaan yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan dan persaingan dunia usaha. Masalah yang dihadapi PT. X adalah nilai-nilai kekeluargaan yang menyebabkan para karyawan kurang disiplin dalam menjalankan peraturan dan para atasan tidak tegas dalam mengambil tindakan untuk menegakkan peraturan. Hal ini sangat mempengaruhi kinerja perusahaan sehingga perlu dicari alternatif penyelesaian masalah. Sebelum melakukau intervensi, maka harus ditelaah lebih dalam mengusai budaya organisasi. Oleh karena itu perlu adanya rancangan kegiatan evaluasi budaya organisasi untuk mendapatkan gambaran budaya organisasi pada PT.X. Alat yang akan digunakan untuk memberikan gambaran utuh mengenai budaya organisasi pada PT. X adalah pedoman wawancara dan kuesioner. Kuesioner berisi beberapa pernyataan dan jawaban dalam skala sikap dari Likert. Kuesioner. Responden merupakan karyawan yang telah bekerja minimal 2 tahun di perusahaan dan dipilih berdasarkan tingkatan jabatan dan pekerjaan yang dilakukannya. Pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara yaitu wawancara terbuka dan pengisian kuasioner dari Denision Organizational Culture Survey (2000)yang terdiri dari 4 trait budaya. Kuesioner ini dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia. Oleh karena itu perlu diuji dulu mengenai validitas dan reliabilitas alat. Pengolahan data wawancara dilakukan dengan cara koding, sedangkan pengolahan data kuesioner dilakukan dengan menjumlahkan jawaban dan melihat kecenderungan dari setiap trait. Persiapan yang dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu terhadap karyawan di perusahaan, melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanti Suzanna
"Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mempelajari dan memberikan usulan rancangan program proses pembuatan struktur organisasi PT. ?AI? guna membantu pihak perusahaan dalam proses pembuatan struktur organisasi yang efektif bagi kondisi perusahaan.
Adapun tinjauan teoritis yang dirujuk sebagai dasar dalam usulan rancangan program proses pembuatan struktur organisasi yang efektif bagi PT. "AI" adalah teori-teori tentang organisasi dan struktur organisasi.
Pada saat ini departemen HRD & GA sedang mengalami kesulitan dalam perencanaan pembuatan perubahan struktur organisasi yang efektif bagi PT. ?AI?. Dalam hal ini PT. "A1" berkeinginan untuk menjadi efektif dan efisien dalam usahanya untuk mencapai target dan sasarannya.
Untuk dapat mencapai target dan sasarannya perusahaan perlu menyusun perubahan berencana sebagai suatu strategi untuk mengantisipasi berbagai kebutuhan dan tantangan organisasi dimasa depan, sehingga tujuan, target dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan tercapai.
Dalam hal ini untuk melakukan perubahan strategi organisasi, dalam hal ini Robbins & Coulte (1999) mengemukakan beberapa alternatif perubahan strategi yaitu perubahan struktur, teknologi, setting fisik dan manusia.
Perubahan struktur organisasi merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi penerapan strategi dan efektivitas suatu organisasi perusahaan Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dessler (1986) bahwa perubahan suatu organisasi membutuhkan perubahan struktur organisasi yang meliputi perubahan dalam departementasi, koordinasi, batas pengendalian atau sentralisasi dalam pengambilan keputusan. Dengan adanya struktur yang tepat maka strategi organisasi juga akan menjadi lebih efektif; yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kinerja organisasi secara keseluruhan (Mangundjaya, 2002).
Sehubungan dengan permasalahan tersebut, pemecahan masalahnya adalah perlu adanya perubahan struktur organisasi oleh PT. "AI". Untuk itu PT. "AI" perlu merencanakan langkah-langkah pembuatan struktur organisasi secara matang. Dalam hal ini penulis mengajukan usulan rancangan program proses pembuatan struktur organisasi bagi PT. "Al" agar dapat berjalan lebih efektif.
Untuk dapat memperoleh hasil yang optimal dalam restrukturisasi organisasi, maka selain dari langkah-langkah pembuatan struktur tersebut, terdapat saran-saran yang perlu diperhatikan.
Disamping usulan rancangan program proses pembuatan struktur organisasi dan rekomendasi hal-hal yang perlu diperhatikan tidak dapat berjalan jika tidak ditunjang dengan komitmen oleh Manajemen Puncak dan sosialisasi serta komunikasi kepada karyawan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuningsih
"Seperti halnya makhluk hidup, organisasi pun memiliki Lifecycle mulai dari suatu ide, lahir, berkembang, hingga mati. Mempelajari Organization Lifecycle dinilai sangat membantu, karena setiap tahapan siklus memiliki tantangan dan permasalahan yang khas. Pendekatan Organization Lifecycle dari Adizes (1983), membagi tahapan siklus ke dalam 10 tahap yaitu : (1) Courtship (2) infancy (3) Go-go (4) Adolescence (5) Prime (6) Stable (7) Aristocracy (8) Early Bureaucracy (9) Bureaucracy (10) Death. Di setiap tahap memiliki karakteristik dan permasalahan yang khas. Permasalahan yang terjadi pada setiap tahap dapat dikelompokkan menjadi normal problem dan abnormal problem. Normal problem adalah masalah yang bisa diselesaikan oleh organisasi itu. Jika normal problem tersebut biasa terjadi pada kebanyakan organisasi yang sendiri berada pada tahap tertentu, maka masalah tersebut dinamakan Sensation, jika jarang terjadi, disebut Transition. Abnormal problem adalah masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh organisasi sendiri, perlu bantuan dari luar. Jika abnormal problem berasal dari Sensation yang tidak bisa diselesaikan, bahkan langkah penyelesaian yang diambil oleh perusahaan justru menimbulkan masalah lain, masalah tersebut adalah Complexity. Untuk abnormal problem yang jarang terjadi dan tidak bisa di atasi oleh perusahaan disebut Pathology. Pathology dapat membuat organisasi tertahan pada satu tahapan tertentu. Dengan mempelajari permasalahan apa yang terjadi dalam suatu organisasi, maka dapat disusun program intervensinya, baik intervensi kuratif untuk menyelesaikan masalah yang ada, atau bahkan intervensi preventif untuk mempersiapkan organisasi agar lebih siap menghadapi permasalahan di tahapan berikutnya. Pendekatan Adizes ini digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan di PT. ASV yang sedang berada pada tahap go-go. PT. ASV memiliki complexity problem, dimana foundemya tidak berhasil mendelegasikan otoritas kepada para manajernya, sehingga para manajer tidak dapat berfungsi efektif Program intervensi yang ditawarkan dalam rancanangan program intervensi ini adalah:
1. Intervensi tingkat Individual untuk Founder dan para manajer
2. lntervensi tingkat interpersonal
3. Intervensi tingkat organisasi
Semua itu disusun untuk meminimalkan resistensi perusahan karena tidak tahu, tidak mampu, dan tidak mau. Rancangan ini diharapkan dapat membantu PT. ASV dalam menyelesaikan masalahnya, sehingga ia dapat melangkah ketahap berikutnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38224
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zora Arfina Wongkaren
"Organisasi merupakan media pematangan aktualisasi diri manusia. Secara
filosofis, kehadiran organisasi adalah bukti eksistensi manusia dalam interaksi sosial bersama manusia lain (Ostroff, 2004). Suatu perusahaan, pada dasarnya merupakan organisasi di mana manusia sebagai tenaga kerjanya berusaha menjalankan aktivitas pekerjaannya demi mencapai tujuan perusahaan tempat mereka bekerja. Dalam menjalankan aktivitas pekerjaannya tersebut, tenaga kerja tidak pernah lepas dari bantuan tenaga kerja lainnya. Schein (dalam Mangundjaya, 2002) mengemukakan bahwa organisasi adalah koordinasi sejumlah kegiatan yang direncanakan untuk
mencapai suatu maksud atau tujuan bersama melalui pembagian tugas dan fungsi kerja melalui serangkaian wewenang dan tanggung jawab.
Organisasi dalam kenyataannya tidak hanya merupakan hasil interaksi dari
subsistem-subsistem di dalamnya, akan tetapi berhubungan pula secara langsung dengan kondisi lingkungannya (Mangundjaya, 2002). Dengan kata lain, organisasi merupakan suatu sistem terbuka yang berinteraksi secara dinamis dengan lingkungannya (Robbins & Coulter, 1999). Dalam hal ini, lingkungan dapat memberikan masukan kepada organisasi, untuk kemudian diproses menjadi keluaran yang akan digunakan kembali atau mempengaruhi lingkungan (Mangundjaya, 2002).
Berdasarkan pengertian bahwa organisasi merupakan suatu sistem terbuka
yang selalu dapat mempengaruhi dan dipengaruhi baik oleh subsistem-subsistem di dalamnya maupun kondisi lingkungannya, maka perubahan subsistem di dalam (internal) maupun kondisi lingkungan di luar (ekstemal) organisasi dapat mempengaruhi organbasi, yang akhimya membawa perubahan dalam diri organisasi.
Tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk dapat memberikan usulan rancangan Pengmebangan Organisasi kepada PT. IP, yang berkaitan dengan struktur organisasinya. Rancangan tersebut diperlukan guna membantu pihak perusahaan dalam mencapai tujuan organisasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandrina Hoezief Abubakar
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savirandha Putri Vidiasta
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasional pada karyawan tetap non-manajerial PT. Aero Systems Indonesia. Variabel independen akan diukur menggunakan Minnesota Satisfaction Questionnaire, sedangkan variabel dependen akan diukur menggunakan Organizational Commitment Scale."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herman
"Persaingan dalam bidang industri akan terus berlangsung secara terus menerus, untuk memperebutkan pangsa pasar di berbagai wilayah di belahan bumi ini. Pada saat ini persaingan antar perusahan telah mencapai pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu keunggulan produk, distribusi, informasi, teknologi, dan efisiensi. Suatu perusahan akan segera tertinggal dan mati jika tidak dapat mengikuti arus perubahan, yang terus diusahakan oleh setiap perusahaan dalam memenangkan persaingan.
Salah satu cara untuk melakukan hal di atas adalah dengan menerapkan strategi perubahan manajemen. Aktivitas perubahan manajemen dapat dilakukan dengan melalui aktivitas QCC, yaitu suatu aktivitas yang dilakukan oleh team work (kelompok kerja) dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan. Di antara peningkatan kinerja yang dapat dilakukan oleh kelompok kerja tersebut adalah: meningkatkan produktivitas, kualitas dan tingkat kepuasan pelanggan.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam tesis ini adalah: untuk melihat seberapa besar peningkatan kinerja perusahaan yang diperoleh PT.CMKS INDONESIA dalam melakukan QCC. Pengukuran yang dilakukan oleh penulis adalah melalui perbandingan tingkat produktivitas yang dicapai oleh perusahaan pada waktu sebelum aktivitas QCC, dengan tingkat produktivitas yang dicapai oleh perusahaan pada waktu sesudah aktivtas QCC. Dalam bidang kualitas pengukuran yang dilakukan adalah sama seperti pada bidang produktivitas, tetapi satuan yang digunakan adalah tingkat kerusakan PCB sebagai produk yang di hasilkan selama proses produksi. Sedangkan untuk mengukur tingkat kepuasan Pelanggan, penulis melakukan survey dengan mengajukan serangkaian pertanyaan terhadap persepsi dan harapan Pelanggan terhadap perusahaan.
Dari hasil penelitian atas dampak aktivitas QCC di dalam perusahaan, dapat diketahui bahwa: pada bidang produktivitas, terjadi kenaikan tingkat produksi sesuai dengan yang ditargetkan oleh perusahaan; pada bidang kualitas, terjadi penurunan tingkat kerusakkan PCB selama proses produksi. Sedangkan pada tingkat kepuasan Pelanggan, diketahui bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh adalah 80 dari skala 100. Nilai ini cukup tinggi meskipun belum mencapai 100% dari semua yang dikehendaki Pelanggan.
Alternatif yang dapat diajukan adalah:. aktivitas QCC hendaklah terus dilakukan secara berkala dengan tema dan waktu yang disesuaikan pada kondisi perusahaan. Masih terdapat peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas yang lebih tinggi lagi, sehingga diperoleh tingkat yang maksimal, serta tingkat kerusakan mencapai 0%. Demikian juga dalam bidang pelayanan, melalui kajian-kajian yang lebih mendalam tentang keinginan dan harapan Pelanggan, serta potensi yang dimiliki, perusahaan masih.dapat memberikan apa yang menjadi keinginan Pelanggan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T2844
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Ferbi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh organizational learning culture terhadap kinerja karyawan tetap dengan employee engagement sebagai variabel mediasi pada Detmold Group. Peneliti menggunakan organizational learning culture sebagai variabel independen, kinerja karyawan sebagai variabel dependen dan employee engagement sebagai variabel mediasi. Pada penelitian ini peneliti meggunakan teori organizational learning culture dari Watkins dan Marsick, teori employee engagementdari Hewitt dan pengukuran kinerja karyawan berdasarkan indikator penilaian kinerja yang dimiliki oleh Detmold Group. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan metode survei. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 115 karyawan tetap Detmold Group dengan menggunakan total sampling, dengan tingkat responsi 85%. Teknik analisis Partial Least Square dengan bantuan perangkat lunak SmartPLS v.3. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa organizational learning cultureberpengaruh terhadap employee engagement dan kinerja karyawan secara signifikan. Employee engagement sebagai variabel mediasi dari organizational learning culture juga berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

ABSTRACT
The purpose of this research is to examines the effect of organizational learning culture on employee performance with employee engagement as intervening variable case study in Detmold Group. This research used organizational learning culture as independent variable, employee performance as dependent variable and engagement as intervening variable. This research applied the theory of organizational learning culture by Watkins and Marsick, employee engagement theory by Hewitt and Employee perfomance measurement by Detmold Group measurement tools. This researchused quantitative approach to gather the data by utilizes a survey method. This research distributed self administrated to 115 respondents. The respondents were permanent employee in head office. Data were analyzed with Partial Least Square by using SmartPLS v.3. The result shows that organizational learning culture has a significant effect on employee engagement and employee performance, meanwhile employee engagement as intervening variable from organizational learning culture has a significant effect on employee performance."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Erfina Ningsih
"ABSTRAK
Generasi Milenial diakui sebagai kelompok yang kuat dalam angkatan kerja. Berada pada usia produktif, PNS generasi milenial jelas menjadi bagian organisasi birokrasi yang perlu dipertimbangkan. Schein dalam teorinya mengenai budaya organisasi mengemukakan bahwa asumsi dasar merupakan esensi budaya. Artinya ketika ingin memahami isi budaya organisasi, maka meniliknya pada level asumsi merupakan pilihan yang paling baik karena asumsi merupakan esensi budaya. Penelitian ini berusaha untuk menjelaskan tentang bagaimana asumsi dasar budaya organisasi birokrasi pada generasi milenial pegawai negeri sipil di Kementerian Pariwisata serta bagaimana konsep budaya kerja yang dihasilkan dari asumsi dasar budaya organisasi birokrasi pada generasi milenial. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan paradigma konstruktivis. Temuan dari hasil penelitian menunjukan bahwa faktor distribusi kekuasaan dan status serta misi organisasi berperan penting dalam pembentukan asumsi budaya organisasi. Perilaku budaya kerja yang muncul dikalangan milenial generasi Y bahwa kepuasan dalam bekerja didapatkan ketika memperoleh pengetahun baru, paradigma baru dalam menganalisis sebuah permasalahan, serta dapat mengimplementasikan ide-ide nya dalam ruang lingkup pekerjaanya. Sedangkan milenial generasi Z memperoleh kepuasaan dari pekerjaannya ketika mereka mengerjakan pekerjaan sesuai dengan passion, sifat pekerjaan yang dinamis (tidak rutinitas), dan mendapatkan apresiasi dari pimpinan.

ABSTRACT
Millennials are recognized as a tenacious group in the workforce. Being in the productive age, Millennials civil servants are clearly need to be considered as a part of bureaucratic organization. Schein in his theory of organizational culture suggests that basic assumptions are the essence of culture. Therefore, to understand an organizational culture, examination at the level of basic assumptions need to be done. This study will explain the basic assumptions of bureaucratic organizational culture within Millennials civil servants in the Ministry of Tourism and explain the concept of work culture that is generated from the assumptions. This research is a qualitative study with constructivist paradigm. The findings found that the factor of power, status and mission distribution play an important role in the formation of organizational cultural assumption. The work culture behavior that emerges among the Y Millennials shows that satification is obtained through acquiring new knowledge, finding new paradigm in analyzing a problem, and implementing ideas within the scope of the work. Whereas satisfication of Z Millenialls is achieved when they are doing jobs according to their passion, working in dynamic nature (not routine), and obtaining appreciation from the leaders.

"
2019
T53355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>