Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41469 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Neibauer, Alan
Jakarta : Elex Media Komputindo, 2001
003.72 NEI st
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Neibauer, Alan
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2001
005.74 NEI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gates, Bill
Jakarta: Gramedia, 2000
658 GAT b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ajie Tri Hutama
"Meningkatnya kebutuhan untuk pengambilan keputusan bisnis yang efektif dan tepat waktu pada pasar yang kompetitif telah mendorong perusahaan untuk mengadopsi sistem Business Intelligence (BI). Keberhasilan adopsi teknologi BI memungkinkan organisasi memiliki efektivitas bisnis dan investasi Teknologi Informasi (TI) yang lebih baik. Pada organisasi yang baru mengadopsi teknologi BI, proyek implementasi sistem BI seringkali mengalami kegagalan. Pada organisasi yang telah mengimplementasikan sistem BI, seringkali juga gagal dalam mendapatkan manfaat penuh dari sistem BI. Pengukuran tingkat kematangan adalah suatu metode yang populer untuk mengukur sebuah organisasi melalui perspektif proses, sumber daya manusia, dan data dalam penerapan suatu sistem tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur sejauh mana sistem BI diterapkan di sebuah perusahaan otomotif Indonesia melalui kacamata kematangan organisasi dan faktor mana yang perlu ditingkatkan. Dalam hal ini, model kematangan Business Intelligence (biMM) yang dikembangkan oleh Dinter diadopsi untuk menetapkan tingkat kematangan BI di sebuah perusahaan otomotif Indonesia. Studi ini pada akhirnya menjawab tingkat kematangan implementasi sistem BI di sebuah perusahaan otomotif di Indonesia dan faktor-faktor yang perlu ditingkatkan beserta rekomendasi terhadap hal tersebut.

The increasing need for effective and timely business decision making in a competitive market has driven companies to adopt Business Intelligence (BI) systems. Successful adoption of BI technology enables organizations to have better business effectiveness and Information Technology (IT) investments. In organizations that have just adopted BI technology, BI system implementation projects often fail. In organizations that have implemented BI systems, they often fail to get the full benefits of BI systems. Maturity level measurement is a popular method for measuring an organization through the perspective of processes, human resources, and data in the implementation of a particular system. The purpose of this study is to measure the extent to which the BI system is implemented in an Indonesian automotive company through the lens of organizational maturity and which factors need to be improved. In this case, the Business Intelligence (biMM) maturity model developed by Dinter is adopted to determine the maturity level of BI in an Indonesian automotive company. This study ultimately answers the maturity level of BI system implementation in an automotive company in Indonesia and the factors that need to be improved along with recommendations for this."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afuah, Allan
Boston: McGraw-Hill, 2006
658.84 AFU i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Afuah, Allan
New York: Mc Graw-Hill, 2003
658.84 AFU i;658.84 AFU i (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mandell, Terri
New York: McGraw-Hill , 1996
650.1 MAN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Yasin
"Saluran Rumbai - Jakarta, PT Caltex Pacific Indonesia, saat ini menggunakan dua buah leased-line masing-masing berkapasitas 384 kbps dan 256 kbps. Sementara itu saluran Jakarta - Houston juga menggunakan leased-line 256 kbps. Masing-masing saluran tersebut digunakan untuk data dan suara. Volume lalu-lintas cukup tinggi, terutama bila digunakan untuk video-confrence. Sementara itu baik data maupun suara sulit untuk berbagi saluran karena sifat keduanya yang berbeda. Hal ini menyebabkan pemakaian saluran tidak optimum sehingga diperlukan peningkatan kapasitas dan efisiensi saluran.
Kecenderungan berkembangnya teknologi komunikasi, baik data maupun suara, berbasis paket membuka peluang bagi digunakannya teknologi WAN altematif, misalnya Frame Relay, yang memungkinkan pengiriman data dan suara dalam satu saluran. Teknologi ini umumnya diselenggarakan oleh penyedia jasa layanan telekomunikasi dimana pelanggan melakukan kesepakatan dengan penyedia jasa layanan telekomunikasi berdasarkan parameter parameter tertentu yang dituangkan dalam Service Level Agreement (SLA). Salah satu parameter utama di dalam SLA adalah Commited Information Rate (CIR).Besar-kecilnya OR menentukan besarnya biaya berlangganan.
Pada tugas akhir ini penulis rnemposisikan diri sebagai talon pelanggan France Relay yang akan menghitung kebutuhan laju hit saluran transmisi dan menetapkan besar CIR, Bc, dan Be sebagai dasar ncgosiasi SLA pada perencanaan jaringan Fame Relay di PT Caltex Pacific Indonesia.
Hasil analisa menunjukkan bahwa saluran CIR Jakarta-Rumbai perlu ditingkatkan dari nilai lebarpita saat ini, sementara itu saluran Jakarta-Houston tetap bisa menggunakan CIR setara dengan lebar-pita saat ini. Apabila diperlukan CIR tersebut bisa ditingkatkan sesuai kebutuhan, karena Frame Relay memungkinkan dilakukan penambahan CIR secara administratif dan cepat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadus Toto P.
"Salah satu parameter kinerja manajemen di perusahaan distribusi distribusi adalah nilai SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) dan SAIDI (System Average Interruption Duration Index) sistem jaringan distribusi. Nilai ini menunjukkan besarnya kegagalan atau pemadaman yang mengakibatkan pelanggan tidak mendapatkan layanan listrik. Nilai SAIFI dan SAIDI sistem yang semakin besar menunjukkan buruknya unjuk kerja manajemen. Nilai SAIFI dan SAIDI dipengaruhi oleh laju kegagalan (failure rate) sistem jaringan distribusi, yang berasal dari probabilitas kegagalan peralatan-peralatan jaringan distribusi atau probabilitas kegagalan pada titik bebannya. Disisi lain adanya kegagalan atau pemadaman mengakibatkan hilangnya pendapatan dari pelanggan, semakin lama dan sering pemadaman yang terjadi mengakibatkan semakin besar pula kehilangan pendapatan dari pelanggan tersebut. Selain itu pemadaman yang lama dan sering akan bercitra buruk di mata pelanggan dan mengurangi nilai parameter kinerja manajemen untuk pelayanan pelanggan dan ada kemungkinan bahwa perusahaan distribusi harus membayar biaya kompensasi ke pelanggan bila nilainya lebih besar dari TMP (Tingkat Mutu Pelayanan). Nilai probabilitas kegagalan tersebut dapat dikurangi dengan cara melakukan pemeliharaan, yang tentunya memerlukan biaya, semakin lengkap pemeliharaan yang dilakukan, semakin besar pula peluang nilai SAIFI dan SAIDI sistem dapat diturunkan, akan tetapi semakin besar pula biaya pemeliharaan yang diperlukan. Agar efektif diperlukan strategi prioritas pemeliharaan peralatan. Metode perencanaan prioritas pemeliharaan yang digunakan adalah berbasis keandalan sistem dan biaya akibat pemadaman. Peralatan-peralatan yang mendapatkan prioritas utama dalam perencanaan pemeliharaan di GI Plumpang trafo satu untuk empat penyulang adalah PGDB1.A, Trafo3.A, PB3.A, Trafo2.A, Trafo4.A, PB4.A, PB2.A dan Trafo5.A di penyulang Astra1 dan PGDB1.B di penyulang Bibir."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26213
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ellsworth, Jill H.
New York : Wiley, 1994
650.028 54 ELL i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>