Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106197 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hedi Wahyudi
"Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya, sebagai organisasi jasa pelayanan kesehatan, berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan secara terpadu dan menyeluruh dalam upaya membantu meningkatkan program kesehatan masyarakat. Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah, visi dan misi organisasi rumah sakit, diarahkan menjadi profit oriented guna menunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Instalasi Laboratorium Patologi Klinik, merupakan bagian dari sarana penunjang medis bidang pelayanan, tugas pokoknya melaksanakan pelayanan pemeriksaan darah, urine, faeces dan cairan tubuh.Instalasi ini dinilai masih belum menunjukan produktifitas seperti yang diharapkan, tercermin dari keluhan rendahnya kinerja instalasi tersebut.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, ditemukan indikasi yang mengarah pada gangguan stres kerja pada sebagian tenaga analis, terlihat dari dampaknya berupa gejala-gejala fisiologis, psikologis dan perilaku. Sumber stres kerja, berasal dari faktor-faktor yang ada di lingkungan, pekerjaan, organisasi dan individu pekerjanya.
Hasil Analisa menunjukan, kondisi kerja di instalasi tersebut kurang kondusif, peran pemimpin kurang efektif, komunikasi kurang terjalin dengan baik, hubungan antar pribadi pekerja kurang kompak, disiplin dan komitmen terhadap pekerjaan rendah.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dirancang program intervensi berupa pelatihan manajemen stres, dengan tujuan menghilangkan gejala stres yang dirasakan dan meningkatkan kemampuan beradaptasi dalam situasi kerja yang mengancam serta meningkatkan kerjasama tim agar lebih efektif dan produktif.
Rancangan intervensi diarahkan pada level individu dan kelompok kerjanya, melalui dua tahapan kegiatan yaitu :
1. Tahap pertama, berupaya meredusir stres pada individu pekerja, dengan metoda Personal stres profile feedback.
2. Tahap kedua, diarahkan untuk membangun kerjasama kelompok dan rencana perubahan, dengan metoda Team Building dan Balikan Survey."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irnamia Sugianti
"Penelitian ini membahas tentang stress dan strategi coping pada tenaga kerja komuter (penglaju) pengguna transportasi busway TransJakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam kepada 7 tenaga kerja komuter, 9 orang informan pendukung seperti keluarga, teman dan rekan kerja, 1 orang petugas busway dan 1 orang supervisor tiketing busway serta observasi di lokasi penelitian. Hasil penelitian ini didapat Bahwa hampir semua tenaga kerja komuter mengalami stress dalam menjalani aktifitas penglajunya dikarenakan permasalahan manajemen transportasi Busway TransJakarta yang masih buruk dan kemacetan yang dianggap sebagai sumber pembangkit stress (stressor). Disamping itu, adanya perbedaan karakteristik dan persepsi invidu saat berinteraksi dengan stressor yang ada, menyebabkan pula adanya perbedaan pada respon stress dan pemilihan strategi coping yang dilakukan oleh tenaga kerja komuter dalam mengatasi stress mereka.

This research discusses stress and coping strategies of commuters using public transportation “Busway TransJakarta”. This study used qualitative method such as in-depth interviews with 7 commuters, 9 supporter informans like family, friends and co-workers, 1 officer and 1 supervisor of busway ticketing and observations at the sites. The results are obtained that almost all commuters feel stress in doing their commuting activities due to problems of transportation management of Busway TransJakarta that is still bad and congestion are considered as a source of stress. In addition, the differences of individual characteristics and perceptions when interact with the existing stressors, also leading to the differences of response stress and coping strategies that choosen by commuter to overcome their stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44373
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Karin T.
1997
S2474
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rully Zuldh Fermana
"Tesis ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis sumber-sumber stres yang dirasakan dan dialami oleh anggota Reskrim, mengidentifikasi dan menganalisis agresivitas yang dilakukan oleh anggota Reskrim, menjelaskan kaitan antara stres dan agresivitas, serta membuat rumusan mengenai strategi penanganan stres oleh organisasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode campuran, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif dilakukan dengan cara menyebar kuesioner kepada 30 anggota Reskrim. Metode Kualitatif dilakukan dengan mewawancarai narasumber sebanyak 7 orang yang kesemuanya adalah anggota reskrim. Teori yang digunakan dalam tesis ini yaitu teori coping stres dan teori agresivitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber stres yang dirasakan oleh anggota ada 3 yaitu stres pribadi, stres kerja, serta stres organisasi. Dari ketiga sumber stres tersebut, ditemukan bahwa sumber stres kerja dan stres organisasi adalah yang paling dominan dirasakan oleh anggota. Apabila stres tidak segera ditangani, anggota reskrim memiliki kerawanan untuk melakukan agresivitas. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa ada 4 bentuk agresivitas yang dilakukan anggota Reskrim yaitu agresi fisik, agresi verbal, kemarahan (anger), serta kebencian (hostility). Untuk mencegah terjadinya Agresivitas tersebut perlu dilakukan upaya Coping Stress oleh anggota, hal ini dapat dilakukan dengan problem-focused coping secara individu, emotion-focused coping secara individu, problem-focused coping organisasi, dan emotion-focused coping organisasi. Hasil penelitian menemukan bahwa upaya coping stres dari organisasi sangat jarang didapat oleh anggota. Diperlukan adanya mekanisme yang jelas yang dibuat oleh organisasi untuk mengatasi stres anggota agar terhindar dari perilaku Agresivitas.

This thesis aims to identify and analyze the sources of stress felt and experienced by members of the Criminal Investigation Police, identify and analyze the aggressiveness carried out by members of Criminal Investigation Police, explain the relationship between stress and aggressiveness, and formulate a strategy for handling stress by the organization. In this study, researchers used mixed methods, namely quantitative and qualitative. The quantitative method is carried out by distributing questionnaires to 30 members of the Criminal Investigation Unit. Qualitative methods are carried out by interviewing as many as 7 people who are all members of the Criminal Police Reskrim. The theory used in this thesis is stress coping theory and the theory of aggressiveness.
The results showed that there were 3 sources of stress felt by members, namely personal stress, work stress, and organizational stress. Of the three sources of stress, it was found that the sources of work stress and organizational stress were the most dominant felt by members. If stress is not immediately addressed, reskrim members have the vulnerability to aggressiveness. From the results of the study it was found that there were 4 forms of aggressiveness carried out by members of the Criminal Investigation Unit, namely physical aggression, verbal aggression, anger (hostility), and hostility. To prevent the occurrence of aggressiveness, Coping Stress is needed by members, this can be done by problem-focused coping individually, emotion-focused coping individually, problem-focused coping organizations, and emotion-focused coping organizations. The results of the study found that stress coping efforts from organizations were very rarely obtained by members. There is a need for a clear mechanism made by the organization to deal with members' stress to avoid aggressiveness.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T55481
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Puspita Ningrum
"[ABSTRAK
Besarnya jumlah wanita bekerja di DKI Jakarta saat ini menunjukan bahwa para
wanita saat ini memegang banyak peran dalam hidupnya. Semakin banyak peran yang
dipegang meningkatkan resiko para wanita untuk mengalami role overload dan distres.
Distres yang dialami seseorang diketahui memiliki dampak negatif pada diri dan
lingkungannya. Wanita multiperan yang mengalami distres tidak hanya merugikan dirinya
sendiri, tetapi juga berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan bayi,
konflik dengan pasangan, keluarga, rekan kerja, hingga orangtua. Telah diketahui bahwa
pemberian intervensi menggunakan teknik manajemen stres menjadi salah satu alternatif
untuk membantu mengelola stres yang dialami oleh para wanita yang memiliki anak.
Penelitian ini dilakukan dengan memodifikasi teknik manajemen stres LivingSMART dan
menggunakan bentuk intervensi kelompok. Tujuan dari pemberian intervensi ini adalah
untuk memberikan teknik-teknik yang dapat membantu proses penyesuaian emosional dan
menurunkan tingkat distres para wanita multiperan, khususnya pada ibu bekerja dalam
periode postpartum. Program manajemen stres LivingSMART yang telah dimodifikasi
kemudian dinamakan ?Stress Management Program for New Moms?. Program ini
dilaksanakan selama lima sesi mingguan yang masing-masing berlangsung selama 90
menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi manajemen stres dapat
memberikan dampak positif pada para partisipan, seperti meningkatkan kemampuan
mengenali stresor dan mengenali reaksi stres yang dialami, menurunkan tingkat stres, serta
meningkatkan kemampuan penggunaan teknik relaksasi, meditasi, dan visual imagery

ABSTRACT
The large number of working women in Jakarta nowadays shows that women
currently hold many roles in their life. It increases the risk of women to experience role
overload and distress. Distress experienced by an individual known to have some negative
impacts on themselves and their environment. Multiple role women experiencing distress
not only hurt themselves, but also potentially harm the development of the baby, causing
conflicts with their partner, family, co-workers, and also their parents and in-laws. It is
known that the administration of the intervention using stress management techniques
became one of the alternatives to help manage stress experienced by women who have
children. This thesis was carried out by modifying the LivingSMART stress management
techniques and was using group intervention. The purpose of this intervention is to provide
techniques that can help the process of emotional adjustment and to reduce the distress
levels of multiple role women, in particular on working mothers in the postpartum period.
LivingSMART stress management program that has been modified, then called "Stress
Management Program for New Moms". The program is implemented for five weekly
sessions, each lasting 90 minutes. These results indicate that stress management
interventions have some positive impacts on the participants, such as improving the ability
to identify and recognize the stressors experienced stress reactions, reducing stress levels,
and improving the ability to use relaxation techniques, meditation, and visual imagery.;The large number of working women in Jakarta nowadays shows that women
currently hold many roles in their life. It increases the risk of women to experience role
overload and distress. Distress experienced by an individual known to have some negative
impacts on themselves and their environment. Multiple role women experiencing distress
not only hurt themselves, but also potentially harm the development of the baby, causing
conflicts with their partner, family, co-workers, and also their parents and in-laws. It is
known that the administration of the intervention using stress management techniques
became one of the alternatives to help manage stress experienced by women who have
children. This thesis was carried out by modifying the LivingSMART stress management
techniques and was using group intervention. The purpose of this intervention is to provide
techniques that can help the process of emotional adjustment and to reduce the distress
levels of multiple role women, in particular on working mothers in the postpartum period.
LivingSMART stress management program that has been modified, then called "Stress
Management Program for New Moms". The program is implemented for five weekly
sessions, each lasting 90 minutes. These results indicate that stress management
interventions have some positive impacts on the participants, such as improving the ability
to identify and recognize the stressors experienced stress reactions, reducing stress levels,
and improving the ability to use relaxation techniques, meditation, and visual imagery., The large number of working women in Jakarta nowadays shows that women
currently hold many roles in their life. It increases the risk of women to experience role
overload and distress. Distress experienced by an individual known to have some negative
impacts on themselves and their environment. Multiple role women experiencing distress
not only hurt themselves, but also potentially harm the development of the baby, causing
conflicts with their partner, family, co-workers, and also their parents and in-laws. It is
known that the administration of the intervention using stress management techniques
became one of the alternatives to help manage stress experienced by women who have
children. This thesis was carried out by modifying the LivingSMART stress management
techniques and was using group intervention. The purpose of this intervention is to provide
techniques that can help the process of emotional adjustment and to reduce the distress
levels of multiple role women, in particular on working mothers in the postpartum period.
LivingSMART stress management program that has been modified, then called "Stress
Management Program for New Moms". The program is implemented for five weekly
sessions, each lasting 90 minutes. These results indicate that stress management
interventions have some positive impacts on the participants, such as improving the ability
to identify and recognize the stressors experienced stress reactions, reducing stress levels,
and improving the ability to use relaxation techniques, meditation, and visual imagery.]"
2015
T44267
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nastasia
"Stres sudah menjadi masalah kesehatan secara global karena dampaknya terhadap kesehatan. Penelitian tentang stres yang dialami pengasuh di panti jompo di Indonesia belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah melihat gambaran stres pengasuh di beberapa panti jompo di Provinsi DKI Jakarta berdasarkan karakteristik pengasuh, status psikologis pengasuh, karakteristik lansia dan panti jompo serta faktor yang berhubungan dengan stres pada pengasuh. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang (cross sectional) dari bulan Desember 2012 - Januari 2013. Penelitian menggunakan total sampling berjumlah 57 orang.
Penelitian menunjukkan prevalensi stres sebesar 77,2%. Kebanyakan pengasuh berumur ≥ 34 tahun (50,9%), berjenis kelamin laki-laki (59,6%), tinggal di wilayah Jakarta (68,4%), menempati rumah sendiri (36,8%), tamat SMA (64,9%), sudah menikah (75,4%), memiliki anak ≥ 2 (54,4%), berpendapatan tinggi (50,9%) dan berpengeluaran tinggi (50,9%), melakukan strategi koping adaptive (94,7%) dan merasa puas (78,9%). Pengasuh yang mengasuh ≥ 20 lansia secara langsung ada 56,1%, yang mengasuh selama ≥ 4 jam per hari sebanyak 52,6%. Kebanyakan pengasuh tidak memiliki jadwal kerja malam yang rutin (68,4%) dan tidak pernah mengikuti pelatihan khusus mengasuh lansia (50,9%). Pengasuh yang mengasuh ≥ 20 lansia secara langsung ada 56,1% dan rata-rata jumlah lansia demensia yang diasuh adalah 11 lansia, lansia demensia yang paling banyak diasuh adalah lansia demensia berumur > 70 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Sementara faktor yang berhubungan dengan stres pada pengasuh adalah kepuasan bekerja (nilai p = 0,05).
Kesimpulannya, stres pengasuh di panti jompo cukup tinggi dan berhubungan dengan kepuasan bekerja.

Stress has become a global health problem because of its impact on health. Research on the stress experienced by caregivers in nursing homes has not been done. The purpose of this research is to describe stress of caregivers in nursing homes in Province of DKI Jakarta based on the characteristics of caregiver, psychological status of caregiver, characteristics of the elderly and nursing home and factors related to stress of caregiver. The research design used was cross sectional from December 2012 - January 2013. Research using total sampling amounted to 57 people.
Research shows the prevalence of stress amounted to 77,2%. Most caregiver ≥ 34 years (50.9%), male (59.6%), living in Jakarta (68,4%), living in their own home (23%), finished high school (64,9%), married (75.4%), having child ≥ 2 (54.4%), high-income and high expenses (50.9%), do adaptive coping strategy (94,7%) and feel satisfied (78,9%). Caregiver who directly caring ≥ 20 elderly was 56.1%, caring ≥ 4 hours per day was 52.6%. Most caregiver also does not have regular night work schedule (68,4%) and never follow a special training in caring for the elderly (50.9%). Caregiver who directly caring ≥ 20 elderly was 56.1% and the average number of elderly dementia that is taken care of is 11 elderly, elderly dementia who the most widely taken care of are elderly dementia with age > 70 years and women are the most. While factors related to stress of caregivers is the satisfaction of working (p = 0.05).
In conclusion, the stress of caregivers in nursing homes is quite high and is associated with the satisfaction of working.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriela Batti
"Skripsi ini membahas mengenai stresor-stresor dalam bekerja yang dihadapi oleh guru-guru di SMPLB Khusus YPAC Jakarta, dan manajemen job stress mereka. Melalui wawancara dengan tiga informan yang merupakan guru dari masingmasing kelompok pada SMPLB Khusus YPAC Jakarta, hasil-hasil penelitian ini adalah bahwa stresor-stresor dalam bekerja yang dihadapi oleh guru-guru di SMPLB Khusus YPAC Jakarta adalah stresor yang berhubungan dengan peran dan stresor dari luar lingkungan kerja, serta mereka mengadopsi semua tahapan dalam manajemen job stress.

This research discusses about stressors in job faced by teachers in SMPLB Khusus YPAC Jakarta, and their job stress management. Through interview with three informers who are the teachers from each group in SMPLB Khusus YPAC Jakarta, results of this research are that the stressors in job faced by teachers in SMPLB Khusus YPAC Jakarta are stressor that connect to roles and stressor from outside work area, also they adopt all steps of job stress management."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Monintja, Aleta K.P.
"Mempunyai anak yang tidak normal seperti tuna rungu dapat menjadi sumber stres dalam keluarga (Suran &, Rizzo, 1979). Oleh karena ibu adalah tokoh yang selalu atau diharapkan siap mengasuh anaknya setiap waktu, maka tidak terelakkan ia mengalami stres. Usaha yang dilakukan individu untuk mengatasi keadaan yang menekan, menantang atau mengancam, serta emosi-emosi yang tidak menyenangkan disebut sebagai tingkah laku coping (Lazarus, 1976).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatitif dengan tipe metodelogi penelitian Studi kasus pada 3 orang ibu. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah wawancara (indepth interview).
Hasil telaahan menunjukkan bahwa para subyek mengalami stres yang bervariatif dan khas, sebagai akibat dan kondisi ketunaan yang disandang anaknya. Mereka pun berusaha untuk mengatasi stresnya tersebut. Stres yang diterima dan tingkah laku coping yang dilakukan timbul setelah melwati proses penilaian dari subyek yang dipengaruhi faktor-faktor internal (kontrol personal, hardy personality, pola perilaku) dan eksternal (ienis stres, kehadiran stres lain, dukungan sosial) masing-masing. Selain ilu, ada 6 faktor lain diluar kedua faktor temebut yang muncul pada setiap subyek penelitian yailu karakteristik individu/ibu (kepribadian, pendidikan), karakteristik anak (usia, tingkah laku anak), dan kondisi finansial, dukungan sosial, dan keyakinan agarna.
Kemampuan mengatasi keadaan stres bukanlah sualu kemampuan yang terberi, melainkan hams dipelajari oleh orangtua. Oleh karena itu, dalam upaya untuk dapat rnenghadapi stres yang timbul dari situasi anak yang menyandang ketunarunguan, orangiua perlu secara aktif mencari dan membekali diri dengan informasi yang dibutuhkan (berkaitan dengan ketunarunguan). Pihak orangtua (dalam hal ini ibu) juga tidak berarti semata-mata hanya mendedikasikan seluruh waktunya bagi anak tersebut. Meluangkan waktu bagi pribadi, mencari atau menciptakan cara yang sesuai untuk terlepas dari rutinitasnya. sehari-hari akan sangat membantu mengurangi intensitas stres."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T37591
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Rahmahidayani
"Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) telah menerapkan proses pembelajaran yang terintegrasi antara teori di kampus dengan praktik di lahan praktik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sumber dan tingkat stres serta strategi koping mahasiswa saat melaksanakan praktik klinik PKD II. Desain penelitian kuantitatif sederhana digunakan dalam penelitian ini dengan sampel sebanyak 97 mahasiswa yang dipilih dengan purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen kuisioner yang dimodifikasi dari Perceived Stress Scale (PSS) dan Coping Behaviour Inventory (CBI).
Hasil penelitian menunjukkan 61,9 % responden mengalami stres sedang, 35,1 % responden berada pada stres ringan, dan 3 % responden mengalami stres berat. Sumber stres yang paling banyak dirasakan adalah stresor dari teman sebaya dan kehidupan sehari-hari. Strategi koping yang paling banyak digunakan adalah penyelesaian masalah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan praktik klinik memberikan tingkat stres yang cukup tinggi kepada mahasiswa.
Peneliti merekomendasikan untuk dibentuknya sebuah kelompok belajar atau kelompok diskusi bagi mahasiswa untuk saling berbagi informasi dan ilmu saat melaksanakan praktik kilinik untuk mengurangi tingkat stres yang dirasakan oleh mahasiswa.

Faculty of Nursing Universitas Indonesia (FIK UI) has applied integrated learning process between theoretical and practical studies. This research aim to understand source of description, stress level and coping strategy of students in doing practical clinic PKD III. Simple quantitative research design used in this research involved 97 students as sample with purposive sampling technique. Collecting data in this research used questioner as the instrument modified from Perceived Stress Scale (PSS) and Coping Behavior Inventory (CBI).
The result shows 61,9% respondents having a moderate stress, 35,1% light stress and 3,1 % severe stress. The common stressor is stress from pair group and daily life. The most coping strategy used is problem solving. The result of this research shows that practical clinic environment influence the high level of stress to the students.
Researcher recommends to create study group or discussion for student to share information and knowledge to each other during clinical practice to decrease stress level of students.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43350
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Aditya
"Pendahuluan: Selama pandemi COVID-19, terjadi peningkatan beban kerja, serta kewaspadaan dan kepatuhan yang lebih besar dalam bekerja. Tenaga kesehatan harus menjalankan tugasnya dalam menghadapi ketakutan terhadap infeksi COVID-19 yang dapat memicu dan/atau memperparah stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan stres petugas kesehatan pada masa pandemi dengan menekankan pada perubahan situasi psikososial di rumah sakit.
Metode penelitian: Studi potong lintang ini dilakukan dari bulan Januari sampai Maret 2021 dengan menggunakan kuesioner online yang terdiri dari kuesioner pribadi dan pekerjaan, serta kuesioner stres dan stres yang divalidasi menggunakan uji validitas dan reliabilitas (Cronbach's alpha 0,8 dan 0,9). Untuk analisis multivariat, digunakan regresi logistik multinomial untuk mengidentifikasi faktor determinan (p<0,05). Data dianalisis menggunakan software SPSS versi 20 (IBM Corp, USA).
Hasil: Gambaran perubahan stresor pada responden adalah peningkatan stresor ringan 59,7%, peningkatan stresor sedang 20,6%, peningkatan stresor berat 5,1%, stresor tetap 11.1%, penurunan stresor 3,3%. Dengan gambaran persepsi stres adalah stres sedang 56,1%, stres berat 27,2%, stres ringan sebanyak 16,7%. Faktor determinan pada kejadian stres berat adalah tingkat perubahan stresor sedang berat dibandingkan dengan stresor menetap [aOR 8(95% CI, 2.2–29.7)], stresor tetap dibandingkan dengan stresor yang menurun [aOR 11(95% CI, 0.01–0.9)] dan lokasi kerja zona merah[aOR 3.2(95% CI, 0.1–0.8)], faktor determinan pada kejadin stres sedang adalah stresor menetap dibandingkan dengan yang menurun [aOR 25(95% CI, 0.7–0.9)], lokasi kerja zona merah[aOR 2.6(95% CI, 0.2-0.9)] dan usia kurang dari 3030[aOR 1.8(95% CI, 1.1-3.2)].
Kesimpulan: Faktor determinan kejadian stres berat pada tenaga kesehatan adalah perubahan stresor kerja dan zona kerja, untuk kejadian stres sedang adalah perubahan stresor kerja, zona kerja dan usia

Background: During the COVID-19 pandemic, there has been an increase in workload, as well as greater vigilance and compliance at work. Healthcare workers must perform their duties while facing fear of COVID-19 infection, which can trigger and/or aggravate stress. This study aimed to obtain the determinant factor of stress among the healthcare workers during the pandemic by emphasizing the change in the psychosocial situation at the hospital.
Methods: This cross-sectional study was conducted from January to March 2021 using an online questionnaire consisting of personal and occupational questionnaires, as well as a validated stressor and stress questionnaires using validity and reliability tests (Cronbach's alpha 0.8 and 0.9). For the multivariate analysis, multinomial logistic regression was used to identify the determinants factor (p<0.05). Data were analyzed using SPSS software version 20 (IBM Corp., USA).
Results: More than half of respondents had a moderate stress (56.1%) and then followed by severe and mild stress. Determinant factors in the occurrence of severe stress are the alteration of stressors, moderate-severe stressors compared to constant stressors [aOR 8(95% CI, 2.2–29.7)] constant stressors compared to decreased stressors [aOR 11(95% CI, 0.01–0.9)], and working in the red zone [aOR 3.2(95% CI, 0.1–0.8)].The determinants of moderate stress events were constant stressors compared to decreased stressors [aOR 25(95% CI, 0.7–0.9)], working in the red zone [aOR 2.6(95% CI, 0.2-0.9)] and age less than 30[aOR 1.8(95% CI, 1.1-3.2)].
Conclusions: The determinant factors for the occurrence of severe stress in health workers are changes in work stressors and work zones, for moderate stress events are changes in work stressors, work zones and age.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>