Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176043 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Ibtida Prasetyaningtyas
"CNOOC SES Ltd. yang merupakan perusahaan minyak lepas pantai dengan pusat produksi di Pulau Pabelokan, Kepulauan Seribu memanfaatkan desalinasi air laut sebagai sumber air bersih dengan teknologi reverse osmosis. Peningkatan kebutuhan air secara pesat dan penurunan kualitas sumber menuntut adanya usaha untuk mendukung penyediaan air bersih yang berkelanjutan dan salah satunya adalah dengan daur ulang air limbah domestik. Alternatif ini dapat menjadi pemenuhan kebutuhan air di lokasi tersebut untuk mensubstitusi penggunaan air laut dengan tujuan mencegah pencemaran, konservasi air serta menghemat biaya pengolahan. Dari neraca air diperoleh masing-masing konsumsi sebesar 59,3 m3/hari, 144 m3/hari, dan 34,3 m3/hari. Dari hasil pemeriksaan di laboratorium diperoleh kulitas efluen IPAL eksisting untuk beberapa parameter seperti BOD5 21,0 mg/l; TDS 243 mg/l; TSS 12,3 mg/l; COD 42,5 mg/l; amonia 6,87 mg/l dan fecal coliform lebih dari 1600 MPN/100 ml. Beberapa potensi daur ulang limbah cair domestik di Pulau Pabelokan diantaranya untuk penggelontoran toilet, penyiraman taman, serta tower pendingin (cooling tower). Target kualitas air daur ulang mengacu pada kualitas air kelas dua berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, sehingga parameter yang harus diturunkan adalah BOD5, COD dan amonia. Untuk mencapai target kualitas tersebut dibutuhkan pengolahan lanjutan sebagai pengolahan daur ulang dengan alternatif unit ultrafiltrasi dan reverse osmosis. Berdasarkan metode pembobotan dengan aspek teknis dan biaya unit yang dipilih adalah ultrafiltrasi dengan pretreatment filter karbon aktif serta ultraviolet sebagai unit disinfeksi.

CNOOC SES Ltd, which is an offshore oil company with production center location in Pabelokan Island, uses seawater as the source of clean water by desalination water using reverse osmosis technology. The rapid increase in water demand and water resource degradation require efforts to support sustainable provision of clean water and one of them is domestic waste water reuse. Water reuse is an alternative to provide the water needs to substitute the use of sea water in order to prevent pollution, water conservation and save on processing costs. Effluent wastewater qualities from laboratory tests for several parameters such as BOD5 is 21,0 mg/l; TDS is 242 mg/l; TSS is 12,3 mg/l; COD is 42,5 mg/l; ammonia is 6,87 mg/l; and fecal coliform is over 1600 MPN/ 100 ml. The potential of water reuse in Pabelokan Island are for toilets flushing, gardens watering, and cooling water. Consumptions of water reuse obtained from water balance are 59,3 m3/day, 144 m3/day, and 34,3 m3/day. The quality target of water reuse refers to water quality class two based on Government Regulation No. 82 of 2001, so the parameter should be derived are BOD5, COD and ammonia. Ultrafiltration and reverse osmosis are tertiary treatments alternatives used as water reuse treatment. Weighting parameter consists of technical and cost aspects, the unit chosen as water reuse treatment is ultrafiltration with activated carbon filter as pretreatment and ultraviolet as disinfection."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1964
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Prima
"Berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Konservasi Sumber Daya Air dan berdasarkan Audit Energi Gedung Kantor Pusat Pertamina tahun 2010, maka perlu dilakukan upaya-upaya pelestarian sumber daya air dengan penghematan serta peningkatan efektifitas dan efisiensi penggunaan sumber daya air (PDAM dan air tanah) di Kantor Pusat Pertamina. Salah satu upaya yang akan diterapkan adalah penggunaan kembali air berpolutan rendah atau daur ulang air (water recycling) yang berasal dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan bentuk pemanfaatan dan bentuk pengolahan daur ulang air limbah yang sesuai kebutuhan dalam rangka mendesain Instalasi Daur Ulang air limbah yang efektif dan efisien di Kantor Pusat Pertamina. Penelitian dilakukan dengan menganalis potensi air limbah yang dapat didaur ulang, menganalisis aspek kebutuhan dan aspek teknis serta pembiayaan berdasarkan kondisi pemanfaatan dan karakteristik air limbah.Berdasarkan analisis potensi dan analisis aspek kebutuhan dan aspek teknis, air daur ulang dimanfaatkan untuk penggunaan cooling tower Gedung Utama. Instalasi Daur Ulang menggunakan kombinasi pengolahan filter karbon aktif, ultrafiltrasi (UF), dan ultraviolet (UV) yang dapat menghasilkan air daur ulang dengan kapasitas produksi 109 hingga 127 m3/hari atau 60 hingga 70 persen dari potensi sebesar 182 m3/hari yang bersumber dari Gedung Utama, Gedung Annex, Gedung Perwira, dan kantin Kantor Pusat Pertamina. Air daur ulang ini dapat mengurangi konsumsi PDAM sebesar 24 − 28%. Instalasi Daur Ulang Kantor Pusat Pertamina layak secara ekonomi dengan harga produksi air daur ulang sebesar Rp. 9.126 per m3 dibandingkan harga air PDAM sebesar Rp. 12.550 per m3. Penghematan yang diperoleh Kantor Pusat Pertamina sebesar Rp. 41.113.800 sampai Rp. 47.966.100 setiap bulannya dengan payback period selama 16 sampai 19 bulan.

Based on Regulation No. 7/2004 about Conservation of Water Resources and Energy Audit of Pertamina Head Office Building in 2010, it is indispensible to conserve water resources by increasing effectiveness and efficiency of water uses (PDAM and groundwater) at the Pertamina Head Office. One effort is the reuse of low pollutant water reuse or the recycling of effluent from the Waste Water Treatment Plant (WWTP).
The research is aimed to plan the use and configuration of wastewater recycling system in order to design an effective and efficient wastewater recycling plant in the Pertamina Head Office. The study was conducted by analyzing the potential of the wastewater which can be recycled, aspects of the water needs, technical aspects as well as the financial aspect based on the water utilization target and wastewater characteristics. Based on the analysis of the potential and the analysis of needs and the technical aspects, recycling water will be used for cooling tower of the Utama Building. The wastewater recycling installation will use a combination of activated carbon filter, ultrafiltration (UF), and ultraviolet (UV) which can produce recycled water with capacity of 109 to 127 m3/day or 60 to 70 percent of the potential of 182 m3/day wastewater originating from Utama Building, Annex Building, Perwira Building, and cafeteria. This recycled water can reduce PDAM consumption by 24 to 28 percent. Wastewater recycling plant in the Pertamina Head Office is economically viable at a price of recycled water production amounted to Rp. 9.126 per m3 compared to PDAM water price of Rp. 12.550 per m3. Savings gained by Pertamina Head Office will range from Rp. 41.113.800 to Rp. 47.966.100 per month with a payback period for 16 to 19 months."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1965
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Fatimah Azzahra
"Prinsip ekonomi sirkular yang memanfaatkan limbah agar dapat digunakan kembali sebagai bahan baku dapat membantu permasalahan manajemen sampah. Salah satu metodenya adalah menggunakan teknologi anaerobic digestion (AD) yang dapat mengolah sampah organik menjadi biogas dan digestat. Penerapan AD merupakan salah satu aspek dari sistem ekonomi sirkular karena berpotensi mengurangi masalah produksi limbah dengan menggunakan fasilitas produksi biogas untuk daur ulang menjadi sebuah produk. Hasil dari AD menggunakan substrat produk kelautan telah ditinjau dari beberapa riset. Namun, tinjauan mendalam khususnya hasil kelautan Indonesia masih diperlukan untuk pengembangan metana lebih lanjut, seperti jenis dan rasio pencampuran substrat untuk mengoptimalkan proses AD. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi implementasi limbah ikan menggunakan anaerobic digestion dalam ekonomi sirkular dengan menggunakan metode material flow analysis dan menganalisis nilai ekonomi yang dihasilkan dari pengelolaan limbah ikan berbasis anaerobic digestion. Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada kerangka kerja Circular Transition Indicator (CTI), dengan satu indikator yang digunakan yaitu close the loop berupa persentase sirkularitas material (material circularity). Hasil penelitian menunjukkan dengan jumlah sampah organik berupa limbah ikan dan digestat sampah sisa makanan sebanyak 0,3 kg, teknologi AD menghasilkan gas metana sebanyak 0,002 mL/grVS selama 7 hari dan tingkat sirkularitas sebesar 50%. Berdasarkan hasil analisis nilai ekonomi unit AD laboratorium rekayasa dan kualitas air, volume metana dapat dikonversi menjadi pengganti alternatif bahan bakar gas LPG sehingga dapat dihitung nilai ekonomis dari penelitian ini sebesar Rp194.000,00 yang juga merupakan biaya penghematan yang dihasilkan menurut Peraturan Menteri ESDM No. 28 tahun 2021 tentang Tentang Penyediaan dan Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas. Menurut CTI, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tingkat sirkularitas, limbah ikan dapat dimanfaatkan untuk alternatif pakan ternak dan pupuk organik. Metode pemanfaatan tersebut tidak hanya meningkatkan tingkat sirkularitas, namun juga dapat mencegah dampak buruk terhadap lingkungan yang dapat disebabkan oleh sampah organik.

Circular economy principles that utilize waste so that it can be reused as raw materials can help with waste management problems. One method is to use anaerobic digestion (AD) technology which can process organic waste into biogas and digestate. The application of AD is one aspect of a circular economic system because it has the potential to reduce the problem of waste production by using biogas production facilities for recycling into a product. The results of AD using marine product substrates have been reviewed from several studies. However, an in-depth review of Indonesian marine results is still needed for further methane development, such as the type and mixing ratio of substrates to optimize the AD process. This research aims to analyze the potential for implementing fish waste using anaerobic digestion in a circular economy using the material flow analysis method and analyzing the economic value resulting from anaerobic digestion-based fish waste management. This research was carried out by referring to the Circular Transition Indicator (CTI) framework, with one indicator used, namely close the loop in the form of the percentage of material circularity. The research results show that with the amount of organic waste in the form of fish waste and food waste digestate of 0.3 kg, AD technology produces 0,002 mL/grVS of methane gas for 7 days and a circularity level of 50%. Based on the results of the analysis of the economic value of the engineering laboratory AD unit and water quality, the volume of methane can be converted into an alternative substitute for LPG gas fuel so that the economic value of this research can be calculated as IDR 194,000.00 which is also the cost savings generated according to the Ministerial Regulation ESDM No. 28 of 2021 concerning the Supply and Distribution of Liquefied Petroleum Gas. According to CTI, efforts can be made to increase the level of circularity, fish waste can be used as alternative animal feed and organic fertilizer. This utilization method not only increases the level of circularity but can also prevent negative impacts on the environment that can be caused by organic waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Hermina Rudi
"Penelitian ini menggambarkan penerapan teori Planned Behavior (Fishbein & Ajzen, 1988) tcrhadap pcningkatan perilaku pada komunitas ibu-ibu dalam mendaur ulang sampah rumah tangganya.
Penelitian ini merupakan tindakan intervcnsi lanjutan dari intervensi yang pertama kali dilakukan karcna untuk mcmpcrtahankan pcrilaku yang sudah tcrbcntuk dan lebih jauhnya lagi untuk meningkatkan perilaku tersebut diperlukan tindakan intervensi yang terus menems. Sasaran intervensi adalah pengurus dari organisasi
Gerakan Peduli Lingkungan (GPL) yang telah terbentuk pada intervensi pertama kali, dan komunitas ibu-ibu di 4 RT, RT Ol s/d 04, RW 08 PPI sebagai change target yang merupakan percontohan dalam program intervensi lanjutan. Strategi
intcrvcnsi yang digunakan dalam program intervensi ini adalah tiga tcknik intervensi yang dikombinasikan, yaitu injimrmation, incentives dan community management.
Dari tindakan intcrvcnsi lanj utan ini mcnghasilkan 4 (cmpat) tim kadcr sosialisasi program GPL dalam mendaur ulang sampah rumah tangganya, kelengkapan peralatan untuk simulasi dalam program sosialisasi, community management yang dilengkapi dengan website (www.gp(@kavon.com) dan peningkalau pada komunitas ibu-ibu yang mendaur ulang sampahnya dari 36 yang belum mengompos terdapat 22 (61 ,1%) yang melakukan uji coba mendaur ulang sampah setelah dilakukan program intervensi. Dari penerapan teori Planned Behavior
dalam program intentensi ini ditemukan bahwa ada perbedaan determinan yang signiiikan antara komunitas ibu-ibu yang belum dan sudah mengompos. Pada komunitas ibu-ibu yang sudah mengompos, detenninan munculnya pcrilaku
mendaur ulang sampah rumah tangganya adalah detenninan norma subjektif
dengan beta 0.680 (p<0.05) sedangkan determinan munculnya perilaku tidak mendaur ulang sampahnya pada komunitis ibu-ibu adalah deterrninan sikap dengan beta 0.450 (p<0.05). Dan setelah dilakukan program intervensi, determinan Perceived Behavioral Control (PBC) menjadi determinan yang signitikan dalam munculnya perilaku mendaur ulang sarnpah organik pada komunitas ibu-ibu yang baru melakukan pengomposan dengan beta 0,717 (p<0,05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38390
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Keumala Banaget
"Sampah yang dihasilkan di lingkungan kampus Universitas Indonesia sebagian besar berasal dari gedung perkuliahan dan administrasi, sampah kantin, dan sampah halaman dari setiap fakultas. Karakteristik sampah yang dihasilkan dari gedung kuliah dan administrasi berbeda dengan sampah yang dihasilkan dari kantin dan halaman sehingga dalam proses pengumpulannya sebaiknya sampah-sampah tersebut dipisahkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui timbulan dan komposisi sampah yang dihasilkan di lingkungan kampus Universitas Indonesia dengan studi kasus FISIP, FE, dan FT.
Pemilihan fakultas-fakultas tersebut didasarkan pada jumlah mahasiswa pada fakultas tersebut yang paling banyak diantara fakultas lainnya dan juga ketiga fakultas ini memiliki masalah terkait sampah kantin yang dihasilkan. Dari data timbulan dan komposisi sampah yang didapat kemudian dapat diketahui banyaknya sampah yang dapat didaur ulang dari sampel sampah gedung dan kantin. Dari hasil pengukuran timbulan dan komposisi diketahui bahwa persentase sampah yang didaur ulang sebesar untuk 29% untuk sampah gedung dan 10% untuk sampah kantin FISIP; 38% untuk sampah gedung dan 9% untuk sampah kantin FE; dan 37% untuk sampah gedung dan 10% untuk sampah kantin FT.

Solid waste generation in Universitas Indonesia campus largely derived from the lecture and the administration buildings, canteen, and yard from each faculty. Characteristics of waste generation from the lecture and administration buildings were different from waste generation from the canteen and yard, so in collecting process, solid waste should be separated. This study aims to determine the solid waste generation and composition in University Indonesia campus, with case study Faculty of Social and Political Science (FISIP), Faculty of Economics (FE), and Faculty of Engineering (FT).
The selection of these faculties is based on the number of students which are the most among other faculties and also these faculties have problems related to canteen waste generation. From solid waste generation and composition data, we can find the amount of waste that can be recycled from the building and canteen waste. The results of composition and percentage of recycled waste measurements shows that 29% building waste and 10% canteen waste can be recycled in FISIP; 38% for building waste and 9% for canteen waste can be recycled in FE; and 37% for building waste and 10% for canteen waste can be recycled in FT."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defiana Darmastuti
"Timbulan sampah di Tempat Rekreasi terus meningkat akibat pertambahan jumlah pengunjung wisata yang semakin meningkat setiap tahunnya. Ancol merupakan tempat rekreasi yang telah memiliki Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu TPST sebagai upaya mengurangi timbulan sampah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi daur ulang serta alur perjalanan material sampah daur ulang di TPST Ancol. Untuk pemerolehan data dapat dilakukan dengan pemilahan sampah sesuai SNI 19-3964-1994, wawancara serta survey lapangan. Dari pelaksaan penelitian diperoleh recovery rate berdasarkan literatur US EPA, 1994 adalah 89,94 , dan untuk nilai recycling rate berdasarkan literatur US EPA, 1994 adalah 20,17 walaupun nilai recycling rate dari penjualan material daur ulang mencapai 5,89. Keuntungan ekonomi yang diperoleh setiap harinya adalah Rp 131.900,- namun tidak termasuk keuntungan kompos. Perjalanan material daur ulang sampah, dimulai dari TPST Ancol, lapak besar, dan indsutri daur ulang. Residu sampah yang diperoleh di TPST Ancol, terdiri dari popok bayi, pembalut, tekstil, sterefoam, plastik kemasan, tisu, debu, kayu, serta ayakan kompos. Sedangkan upaya peningkatan daur ulang adalah dari segi kinerja TPST Ancol, pelaku daur ulang dan kualitas sampah yang dijual. Melalui nilai recycling rate eksisting menunjukkan TPST Ancol belum optimum mencapai nilai recycling rate yang seharusnya bisa diperoleh, sehingga pencapaiaan nilai ekonomi belum maksimum.

Solid waste generation amusement park continues to increase due to the increasing number of visitors are increasing every year. Ancol is a recreation place that has owned Material Recovery Facility MRF as an effort to reduce solid waste generation. This research was conducted to find out recycling rate with recycling of recycle waste material at Ancol s MRF. To obtain data can be done by sorting waste according to SNI 19 3964 1994, interview and observation. From the research, the recovery rate based on US EPA literature, 1994 was 89,94 , and for the recycling rate based on US EPA literature, 1994 was 20,17 although the recycling rate of recycled material sales reached 5,89. Economic profit earned per day is Rp 131.900, but excludes compost benefits. Flow of waste recycling materials, starting from Ancol s MRF, large stalls, and recycling industries. The waste residue obtained at the Ancol s MRF, consisting of baby diapers, bandages, textiles, sterefoam, plastic packaging, tissue, dust, wood, and compost sieve. While efforts to increase recycling is from the aspect of performance of Ancol TPST, recycling agents and quality of waste sold. Through the existing recycling rate, the Ancol TPST is not yet optimum to reach the recycling rate that should be obtained, so that the economic value is also not maximized.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arlinsyah
"Sampah atau limbah padat menghasilkan leachate, cairan yang berwarna hitam akibat dari proses dekomposisi atau penguraian sampah. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya leachate adalah kadar air yang terdapat di dalam sampah, ketersediannya air hujan dan air tanah. Sedangkan kualitas leachate dipengaruhi oleh karakteristik dan jenis sampah, ketersediaan air yang masuk, proses dekomposisi dan cara pengelolaan TPA.
Bila tidak ditangani dengan baik, leachate dapat mencemari air tanah dan air permukaan, oleh karenanya perlu diketahui bagaimana kuantitas dan kualitas leachale yang dihasilkan oleh sampah tersebut dengan tepat sehingga pengelolaan leachate pada fase bentukannya dapat diatasi dengan baik. Keseimbangan air dalam sampah dapat digunakan untuk menghitung pembentukan leachate di tempat pengumpulan sampah Kampus Universitas Indonesia, Depok, yaitu dengan menghitung air yang digunakan dalam reaksi pembentukan gas, menghitung air yang menguap selama proses penguraian sampah, menghitung pembentukan volume leachate, dan mengevaluasi kualitas leachate selama proses dekomposisi sampah.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental di laboratorium, dengan cara membuat kotak percobaan tembus pandang yang diisikan dengan sampah padat dari FTUI. Leachate yang ke luar ditampung dan diukur lalu dianalisis. Hasil perhitungan percobaan menginformasikan bahwa air yang digunakan dalam pembentukan gas pada proses dekomposisi sampah adalah sebesar 0.017 lb H2O/ft3 (0.271 kg H20/m3) hingga 0.025 lb H20/ft3 (0.399 kg H20/m3), selama percobaan. Sedangkan perkiraan air yang menguap adalah 0,0074 lb H2O/ft3 (0,1189 kg H2O /m3) sampai dengan 0,0049 lb H2O/ft3 (0,0784 kg H2O/m3). Volume pembentukan leachate cenderung menurun (decay), sejalan dengan pertambahan waktu. Total volume leachate yang terbentuk di awal percobaan sebesar 1.745 mili liter atau setara dengan 12 persen. Pada akhir percobaan volume leachale yang terbentuk sebanyak 5.143 mililiter atau setara dengan 34 persen. Hasil percobaan tersebut mengindikasikan bahwa fluktuasi volume leachate dipeugaruhi oleh air yang masuk. Proses pembentukan gas dan uap-air sangat kecil pengaruhnya dalam pembentukan volume leachate.
Kualitas leachate berupa pH, suspended solid dan COD yang dihasilkan meugindikasikan bahwa percobaan yang dilakukan sudah berada di antara fase ke-2 (anaerobic-acid phase) dengan fase ke-3 (anaerobic-intermediate methanogenic phase). Secara umum parameter kualitas yang dihasilkan masih dalamn taraf ideal atau masih di bawah standar Baku Mutu Limbah Cair, Keputusan KABAPEDAL, nomor. Kep-04/Bapedal/90/1995.

Garbage and solid waste produce leachate, a black liquid formed from its decomposition process. The leachate needs to be managed properly because if it didn't handled carefully it may polluted the water body. The principle of determination the leachate water by using water balancing system during composting process of garbage, determination of water balanced by measuring the sum of water used in gas formating process, the water evaporate in the process, leachate volume establishment and evaluating leachate quality along the process. The garbage used in this research comes from Faculty of Engineering, University of Indonesia, Depok.
This research was experimental research by using several box fill with garbage and measured by pH, suspended solid and COD produced. The type and characteristic of garbage, availability of the water inflow, decomposition process, garbage disposal management method and the period of garbage accumulation are assumed to influence water disappearance and leachate quality. It means there is an interrelation between the length of the time with leachate and vapor debit forming.
The empirical result inform that the water used in gas forming on decomposition process in the range of 0.017 lb H2O/ft3 (0.271 kg H20/m3) until 0.025 lb H20/ft3 (0.399 kg H20/m3), and evaporate water in the process is between 0.0074 lb H20/ ft3 (0.1189 kg H20/m3) and 0.0049 lb H20/ft3 (0.0784 kg H20/ m3). Leachate forming volume has a tendency to decrease decay along time. The study indicates diet leachate volume fluctuation determined by water- feeding. The water used in vapor and gas-forming process is not significant to determine leachate-forming process. Leachate quality, measured as pH, suspended solid and COD produced indicate that the study was between the second (anaerobic-acid) phase and the third (anaerobic-intermediate methanogenic) phase. Generally, quality parameter produced still in an ideal stage of KABAPEDAL indicators.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindyolaras Cahyo Pramusinto
"Instalasi pengolahan air minum dalam prosesnya akan menghasilkan limbah yang berupa lumpur. Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum pasal 9 ayat 3 bahwa limbah akhir dari proses pengolahan air baku menjadi air minum wajib diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sumber air baku dan daerah terbuka. Instalasi Pengolahan Air Minum Cibinong merupakan salah satu instalasi yang belum melakukan pengolahan limbah dari proses pengolahan air karena limbah yang dihasilkan langsung dibuang ke sungai Ciliwung. Jumlah timbulan debit lumpur dengan aliran kontinyu IPAM Cibinong I sebesar 394,35 m3/hari dan IPAM Cibinong II sebesar 187,44 m3/hari.
Tujuan dari penelitian ini untuk merencanakan instalasi pengolahan lumpur guna mentaati peraturan yang berlaku. Berdasarkan neraca massa dapat diketahui unit penghasil lumpur yang signifikan adalah unit sedimentasi, dikarenakan massa lumpur yang dihasilkan cukup besar. Akan direncanakan unit pengolahan lumpur yang terdiri dari proses thickening, chemical conditioning, dan dewatering. Pemilihan unit tahap dewatering pengolahan tersebut berdasarkan analisa SWOT dan metode decision matrix, kemudian diperoleh mechanical dewatering dengan menggunakan centrifuge.
Berdasarkan luas lahan, timbulan cake lumpur, dan kebutuhan polimer dipilih instalasi pengolahan lumpur yang terdiri dari 2 buah bak ekualisasi. Dimana 1 bak ekualisasi mengumpulkan lumpur dari unit flokulasi dan air pencucian filter, selanjutnya menuju chemical conditioner, recovery basin¸ dan gravity thickener. Sedangkan bak ekualisasi lainnya mengumpulkan lumpur dari unit sedimentasi menuju gravity thickener kemudian menuju centrifuge.

Water treatment plant produced sludge in a large quantity. Based on Government Regulation No. 16, 2005 in which under item 3 of the article 9, it is stipulated that the waste produced from any processing must be treated before it is discharged into water sources and open areas. The sludge generated from WTP Cibinong I and II is directly discharge into stream Ciliwung. The sludge generation of WTP Cibinong I in continuous flow is 394,35 m3/day and WTP Cibinong II is 187,44 m3/day.
The aim of this study is to plan for sludge treatment plant in order to comply with applicable regulations. Based on the mass balance, sedimentation is a unit which significantly produced sludge in large quantity. Sludge treatment plant will be planned consists of thickening process, chemical conditioning, and dewatering. The selection of dewatering processing unit is based on SWOT analysis and decision matrix method, with this tools it can be concluded that centrifuge will be used.
Based on land area, sludge generation, and need of polymer, will be selected sludge treatment plant which has 2 equalization basins. One equalization basin will collect the sludge from flocculation unit and backwash water and towards to chemical conditioner, recovery basin, and will be mixed in gravity thickener with outflow from other equalization basin which collects sludge from sedimentation. After that, it will toward to mechanical dewatering centrifuge.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Zaglul Pasya
"ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan ini membahas tentang timbulan dan komposisi limbah padat yang dihasilkan oleh Apartemen Margonda Residence 3. Metode yang digunakan untuk teknis pengabilan sampah adalah metode SNI 19-3964-1994 mengenai Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan Komposisi Sampah Perkotaan. Hasil penelitian adalah alternatif sistem teknis operasional, yang dimulai dari pewadahan hingga pembuangan akhir. Timbulan sampah yang dihasilkan oleh apartemen adalah 0.213 kg/orang/hari dan 1.7 L/orang/hari. Komposisi yang terdapat pada gedung Apartemen Margonda Residence 3 setelah melakukan sampling selama 8 hari adalah sampah organik sebesar 552.881, sampah plastik 17.819, sampah kertas 15.356, sampah pampers dan pembalut 5.085, sampah kaca 3.440 sampah logam 1.570, sampah tekstil sebesar 1.010, sampah B3 0.163 dan sampah lainnya seperti karet, sterofoam, kayu sebesar 2.768. Komposisi yang terdapat pada area parkir dan jalan pada apartemen adalah sampah kertas sebesar 43.091, sampah plastik sebesar 46.136, sampah logam 3.981, sampah kaca 2.576, sampah tekstil 1.639, sampah B3 1.405 dan sampah lainnya 1.171. Perencana pemanfaatan limbah pada anorganik pada apartemen adalah dengan menerapkan sistem bank sampah dan untuk sampah organik dengan melakukan pengomposan agar dapat meminimalisasi timbulan sampah yang dihasilkan.

ABSTRACT
This research discusses about solid waste generation and composition at Margonda Residence Apartmen 3. The method which being used is SNI 19 3964 1994 on Methods Of Sample Collection and Measurement Of The Compositian and Urban Waste. The result of study alternative are technical operational system, which start from lug to landfill. Generation of solid waste generated apartement is 0,213 kg person day and 1,7 L person day. The composition of solid waste in Margonda Residence 3 Apartment after sampling for eight days is organic waste 552,881 , plastic 17,819 , paper 15,356 , garbage diapers and sanitary napkins 5,085 , glas 3,440 , metal 1,570 , garbage textiles by 1010 , 0163 B3 and other debris such as rubber, Styrofoam, wood amounted to 2,768 . The composition contained in the parking area and the road to the apartment is a waste of paper 43,091 , plastic 46,136 , metals 3,981 , 2,576 glass , 1,639 textile trash, B3 1,405 and 1,171 more. Planning inorganic waste utilization in the apartment is to implement the system of waste banks and for organic waste by composting in order to minimize the generation of waste generated."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifa Tariqa Imani
"Sampah telah menjadi sebuah permasalahan yang semakin tersorot untuk diselesaikan di Indonesia, serta rumah tangga merupakan sumber penghasil sampah terbesar. Layanan curbside recycling muncul sebagai solusi dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan juga memiliki peran yang penting dalam pengimplementasian ekonomi sirkular. Studi ini bertujuan untuk mengestimasi kesediaan membayar (WTP) rumah tangga atas layanan curbside recycling di DKI Jakarta, Indonesia, didukung dengan meneliti faktor apa saja yang memengaruhi kemauan rumah tangga untuk berpartisipasi dalam pemilahan sampah, kemauan rumah tangga untuk berpartisipasi dalam layanan curbside recycling, dan nilai WTP rumah tangga atas layanan curbside recycling. Dengan menggunakan metode valuasi kontingensi, ditemukan bahwa rata-rata rumah tangga bersedia membayar sebesar 107.265 rupiah (7,34 dolar AS) per bulan untuk layanan curbside recycling. Perempuan (gender) memiliki pengaruh positif terhadap kemauan rumah tangga untuk berpartisipasi dalam pemilahan sampah dan layanan curbside recycling. Untuk nilai WTP rumah tangga, perempuan (gender) memiliki pengaruh negatif, sementara pengeluaran rumah tangga dan perilaku pemilahan sampah memiliki pengaruh positif.

Waste problems have become one of the most critical issues that need to addressed in Indonesia, and households contribute the most to the national waste production. The curbside recycling service is introduced as a solution to household waste management, while it is also having an essential role in the circular economy implementation. This study aims to estimate the households' WTP value for the curbside recycling service in Jakarta, Indonesia, supported by the assessment of factors affecting the households' willingness to participate in the waste separation activity, the households' willingness to participate in the curbside recycling service, and the households' WTP value for the curbside recycling service. Using a contingent valuation method (CVM), we found that households' average WTP value for the curbside recycling service in Jakarta is 107,265 rupiahs or about 7.34 dollars per household per month. Moreover, gender (female) positively affects households' willingness to participate in the waste separation activity and curbside recycling service. Factors affecting households' WTP value are female (negative effect), expenditure (positive effect), and waste-separating behaviour (positive effect)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>