Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44641 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leni Nopilia
"Perhitungan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) dengan menggunakan activity-based costing (ABC) memberikan hasil yang berbeda dengan perhitungan yang selama ini dipergunakan oleh Kementerian Agama sebagai penyelenggara haji. Kementerian Agama belum mempergunakan metode kalkulasi biaya pada penetapan biaya haji tahun berjalan, karena hanya menggunakan estimasi berdasarkan realisasi biaya yang dikeluarkan tahun lalu. Perhitungan BPIH yang dilakukan dengan pendekatan ABC menghasilkan harga pokok jasa penyelenggaraan ibadah haji yang lebih akurat karena masing-masing cost pool per aktivitas telah dialokasikan ke dalam unit jasa dengan menggunakan cost driver yang relevan. Sehingga biaya yang dibebankan ke jamaah sesuai dengan penggunaan sumber daya.

Calculation of the cost of organizing the pilgrimage (BPIH) using activity-based costing (ABC) gives different results with calculations that are currently used by the Ministry of Religious Affair as the organizer of the hajj. Ministry of Religious Affairs has not used the method of calculation on the cost of the current year costing pilgrimage, because only uses estimates based on the realization of the costs incurred last year. Calculation of BPIH is performed with the ABC approach to generating cost of goods services of organizing the Hajj more accurate because each cost pool per activity has been allocated to the unit services using cost drivers that are relevant. So that costs are charged to the pilgrims in accordance with use of resources."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30384
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Desti Kristarini
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis perhitungan biaya produksi PT X dengan menggunakan metode Activity-Based Costing pada dua pelanggan utamanya, PT A dan PT B. Studi kasus ini dilakukan melalui observasi, wawancara, dan pengolahan data-data internal yang dimiliki perusahaan.
Hasil akhir dari penelitian ini berupa hasil perhitungan biaya produksi dengan metode Activity-Based Costing yang menunjukkan bahwa komponen biaya produksi dalam memenuhi pesanan PT A lebih besar daripada PT B dan besarnya biaya produksi yang relatif lebih besar pada kedua pelanggan jika dihitung dengan metode Activity-Based Costing. Hal tersebut disebabkan karena terdapat biaya aktivitas yang besar untuk memenuhi pesanan PT A dan terdapat biaya yang tidak teralokasikan dengan sesuai dan masih berdasar pada perkiraan perusahaan pada metode tradisional.
Selanjutnya, rekomendasi yang dapat diberikan kepada perusahaan adalah menerapkan perhitungan biaya produksi dengan metode Activity-Based Costing, melakukan evaluasi atas biaya pelanggannya, meminimalisasi cycle time setiap produk, dan lebih fokus pada transaksi pembelian bahan baku dan aset secara lokal.

The purpose of this research is to analyze the calculation of product costs in PT X using Activity-Based Costing method for its two main customers, PT A and PT B. This case study is conducted by doing an observation, interview, and internal data processing owned by the company.
The final results of this research are product costs calculation in Activity-Based Costing method that shows the larger amounts of product costs? component in fulfilling PT A's orders than PT B's and the larger amounts of product costs with Activity-Based Costing method calculation. Those results occur because there are larger amounts of activity costs in fulfilling PT A's orders and some costs that are not allocated accordingly and still based on company's estimations in traditional method calculation.
Moreover, the recommendations that can be suggested to the company are implementing product costs calculation in Activity-Based Costing method, doing an evaluation of the customer costs, minimalizing cycle time to each product, and more focusing on the materials and asset purchasing locally.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Adi Virgana
"ABSTRAK
Tesis ini mengusulkan penerapan Activity Based Costing (ABC) untuk menghitung Biaya Pendidikan yang sebelumnya Perhitungan Biaya Pendidikan SMKN 28 Jakarta mengacu pada ketentuan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 109 Tahun 2012 tentang Biaya Operasional Pendidikan. Perhitungan dengan pendekatan Activity Based Costing menghasilkan perbedaan dengan pendekatan saat ini. pendekatan saat ini biaya per siswa untuk program akomodasi Perhotelan Rp 500.000,- per siswa setiap bulan dan untuk program Perawatan sosial Rp 600.000,- per siswa setiap bulan, sedangkan dengan pendekatan Activity Based Costing untuk program akomodasi Perhotelan Rp_556.809,- per siswa setiap bulan dan untuk program Perawatan sosial Rp_536.436,- per siswa setiap bulan. Biaya biaya pada program Akomodasi Perhotelan cenderung lebih besar dibandingkan program Perawatan Sosial karena jumlah siswa dan jumlah kelas lebih banyak. Pendekatan Activity Based Costing dapat menggantikan pendekatan yang lama agar distorsi biaya tidak terjadi.

ABSTRACT
This thesis recommends the use of Activity-Based Costing (ABC) to calculate the Education Costs which formerly referred to the Governor of DKI Jakarta Province?s Regulation Number 109/2012 regarding Operational Costs of Education. This Activity-Based Costing calculation results in a different number than the currently used calculation method, which is Rp 500,000 per student every month and Rp 600,000 per student every month, whereas the Activity-Based costing calculation results in Rp 556,809 per student every month in Hotel accommodation program and Rp 536,436 per student every month in Social Care program. The costs of Hotel Accomodation education tend to be higher than those of Social Care program due to higher number of students and classes. The Activity-Based Costing approach can replace the conventional calculation method to prevent cost distortion.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T55433
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hastuti Josefina Setyadi; Joseph Pulo
"ABSTRAK
Didalam era globalisasi seperti saat ini, dunia usaha
terus berkembang dan berubah cepat pada tingkat persaingan
yang semakin kompetitif sehingga manajemen membutuhkan informasi
yang akurat guna mendukung keputusan operasional maupun
perencanaan pengembangan perusahaan di masa-masa mendatang.
Pada mulanya akuntansi biaya konvensional mempunyai
peranan yang besar dan dapat memenuhi kebutuhan pihak manajemen
akan informasi baik berupa informasi operasional maupun
informasi biaya produksi.
Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dan kompleks
serta persaingan yang semakin tajam didalam era globalisasi
ini menyebabkan pihak manajemen membutuhkan informasi
yang semakin kompleks dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi
guna bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya di pasaran.
Pada saat inilah terbukti bahwa akuntansi biaya konvensional
semakin ketinggalan dan tidak mampu lagi menghasilkan informasi
yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
Menyadari akan ketinggalan tersebut maka para pakar
ilmu akuntansi bekerja keras untuk mengembangkan suatu sistim
biaya yang dapat memenuhi tuntutan kebutuhan pihak manajemen.
Pada tahun 1980 an ternyata kerja keras para pakar
tersebut membuahkan hasil suatu sistim biaya Activity-Based
Costing ( ABC ). Sistim biaya ABC ini pada prinsipnya bekerja
berdasarkan "kegiatan" yang terjadi di dalam proses produksi
dimana kegiatan proses produksi mengkonsumsi sumber daya
sementara produk mengkonsumsi kegiatan melalui pemacu biaya
yang digunakan.
Sistim biaya ABC ini dapat memberikan data kegiatan
akurat dari awal hingga akhir proses produksi suatu
sehingga dengan demikian dapat memberikan data biaya
terjadi pada setiap proses produksi yang pada akhirnya
dapat menyajikan data biaya produksi yang akurat kepada
pihak manajemen. Data biaya produksi yang akurat akan sangat
mendukung pihak manajemen didalam menetapkan keputusan - keputusannya,
baik keputusan yang menyangkut operasional, perencanaan
produk maupun penentuan harga jual yang kompetitif.
Didalam perkembangannya, sistim biaya ABC ini masih
menemukan berbagai hambatan-hambatan terutama didalam proses
implementasinya karena dirasakan masih kompleks dan terlalu
mahal. Walaupun demikian, mengingat kemampuan sistim biaya
ABC dapat menghasilkan data operasional maupun data keuangan
yang akurat sehingga dapat memenuhi kebutuhan pihak manajemen
serta menjawab tantangan jaman maka sistim biaya ini tetap
akan dapat menjadi pilihan utama perusahaan menjelang abad ke
duapuluh satu mendatang.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjokorda Gde Indraputra
"Perusahaan manufaktur menghadapi meningkatnya persaingan dalam pasar global dengan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan berbiaya rendah. Untuk menghasilkan suatu keputusan tepat, suatu perusahaan harus mempunyai informasi biaya produksi yang akurat dan up-to-date. Sistem akuntansi biaya tradisional yang berdasarkan pengalokasian volume produksi (volume-based costing) bagi biaya overhead telah kehilangan relevansinya dalam suatu lingkungan manufaktur yang menunjukkan peningkatan yang tajam dalam biaya overhead dan adanya pengurangan yang signifikan dalam tenaga kerja langsung suatu produksi dengan menghasilkan suatu perhitungan biaya produk yang terdirtorsi dan mengarahkan pada pembuatan keputusan strategis perusahaan yang kurang menguntungkan perusahaan.
Satu inovasi metode manajemen biaya untuk informasi biaya produk yang akurat dan mengatasi kekurangan sistem biaya tradisional tersebut adalah Activity-Based Costing. Data menunjukkan banyaknya implementasi ABC di perusahaan manufaktur besar, tetapi hanya sedikit di perusahaan manufaktur kecil. Perusahaan manufaktur kecil berbeda dari perusahaan manufaktur besar di antaranya kurangnya kelengkapan data, sumber daya teknis, sumber daya keuangan, dan komputerisasi yang mencukupi. Yang paling utama yaitu kelengkapan data disebabkan masalah pengumpulan dan pemrosesan data sesuai dengan format ABC dengan biaya yang minimal. Karena informasi yang dibutuhkan ternyata mahal dan perusahaan kecil menghadapi keterbatasan keuangan.
Dua tahapan dalam pelaksanaan model Activity-Based Costing pada perusahaan kecil. Pertama, biaya-biaya ditetapkan pada suatu penampungan biaya berdasarkan atas suatu penyebab biaya. Kedua, biaya dialokasikan kepada produk berdasarkan atas jumlah aktivitas yang dikonsumsi menggunakan penyebab biaya tahap kedua. Pengumpulan informasi bobot adalah bagian panting dalam implementasi ABC pada perusahaan manufaktur kecil. Setiap aktivitas mengkonsumsi suatu porsi dari suatu kategori biaya. Setiap produk mengkonsumsi suatu porsi dari suatu aktivitas. Suatu porsi yang dikonsumsi pada tahapan tersebut diwakili oleh suatu proporsi (bobot). Tiga bentuk akurasi data dipergunakan dalam menentukan bobot, yaitu: (a) kumpulan data aktual. (b) perkiraan berdasarkan pengalaman, situasi dimana data aktual tidak dapat dikumpulkan, perkiraan berdasarkan pengalaman dilakukan. (c) proses analisa hirarki, Cara yang lebih scientific untuk memperkirakan proporsi dengan teknik sistematis seperti Analytic Hierarchical Process yang dicetuskan oleh Thomas L. Saaty.
PT. Kuta Kidz, perusahaan manufaktur pakaian jadi skala kecil, sebagian besar produksinya bagi pasar ekspor, membutuhkan suatu perencanaan, koordinasi, komunikasi, serta pengendalian yang baik dari semua kegiatan perusahaan dengan sistem informasi akuntansi biaya yang tepat. Sistem biaya yang diterapkan dinilai kurang efektif karena terdapatnya distorsi biaya dari berbagai produk dengan jumlah volume yang berbeda. Perusahaan menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional di mana total unit output digunakan sebagai alat penggerak aktivitas biaya. Dilakukan modifikasi dalam membebankan rate biaya overhead dengan membebankan sebesar 100%, 75%, 50%, dan terakhir proporsional 167% dengan alasan persaingan dan tingkat penjualan produk. Struktur biaya produksi dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tak langsung yang mendominasi sebesar 50,28% dari biaya produksi, yang ternyata cukup signifikan untuk mempertimbangkan penggunaan sistem akuntansi ABC sebagai alternatif.
Didapatkan perbedaan yang cukup siginifikan antara kedua sistem akuntansi biaya. Bagi produk ekspor, tiga produk diberikan beban yang overcast, tiga jenis produk dibebankan undercost karena lebih besar dari 20%, satu di antaranya bahkan undercost mencapai 177%. Bagi produk toko, keseluruhan jenis produk diberikan beban undercost. Lima produk di antaranya mencapai 20% bahkan satu mencapai undercost lebih dari 180%. Didapatkan perbedaan perolehan yang cukup signifikan antara pendapatan yang diperoleh berdasarkan kedua sistem akuntansi. Modifikasi yang dilakukan bagi pendapatan perusahaan menghasilkan pengaruh negatif sebesar Rp. 101.844.283,- atau sebesar 11,8% dari total biaya overhead perusahaan yang berjumlah Rp. 864.573.715,﷓.
Perbedaan antara kedua sistem memberikan pengaruh yang cukup material dalam merumuskan masalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian biaya overhead perusahaan. Sistem akuntansi ABC jika diterapkan dapat memberikan hasil yang akurat pada beban overhead pada setiap jenis produk. Hasil evaluasi memperlihatkan beban overhead terdistribusi secara akurat dan seimbang dengan beban overhead yang dikeluarkan perusahaan. Implementasi ABC sebaiknya dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga dapat terus diperbaiki secara kesinambungan sehingga mendekati sempurna sesuai dengan kondisi yang ada. Seandainya diperlukan restrukturisasi organisasi berdasarkan sistem akuntansi ABC dilakukan bertahap sehingga tidak menimbulkan gejolak di dalam organisasi dan menerapkan sistem ini secara komprehensif dan menggunakannya sebagai dasar bagi semua keputusan manajemen. Keberhasilan sistem akuntansi ABC juga akan sangat dipengaruhi oleh dukungan dari semua manajemen puncak, dipahami oleh seluruh karyawan perusahaan, dapat menjangkau semua pemakai yang potensial, dan mempunyai rasa memiliki terhadap sistem yang diimplementasikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perhitungan biaya produksi teh hitam CTC dan teh hitam Orthodox pada unit usaha AA di PT. XYZ dengan penerapan Activity-Based Costing. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, menganalis dokumen organisasi, serta wawancara dengan manajer, kepala pabrik, dan kepala tata usaha keuangan. Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi aktivitas, membebankan biaya sumber daya ke aktivitas, mengukur jumlah konsumsi aktivitas setiap objek biaya, menghitung tarif aktivitas, dan membebankan biaya aktivitas ke objek biaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya produksi teh hitam CTC dinilai telalu rendah (undervalued) dan biaya produksi teh hitam Orthodox dinilai terlalu tinggi (overvalued). Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa hasil perhitungan Activity-Based Costing dapat membantu pengambilan keputusan serta dapat membantu analisis efisiensi biaya.

This study aims to analyze the calculation of production costs for CTC black tea and Orthodox black tea in the AA business unit at PT. XYZ with the implementation of Activity-Based Costing. This type of research is a case study with a qualitative approach. Research data were obtained from observations, analyzing organizational documents, and interviews with managers, factory heads, and heads of financial administration. Research is conducted by identifying activities, assigning resource costs to activities, measuring the amount of activity consumption for each cost object, calculating activity rates, and assigning activity costs to cost objects. The results of this study indicate that the production costs of CTC black tea are undervalued and the production costs of Orthodox black tea are overvalued. In addition, this study also shows that the results of Activity-Based Costing calculations can help decision making and can help analyze cost efficiency."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amin Widjaja Tunggal
Jakarta: Rineka Cipta, 1992
657.42 AMI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
P. Rustriono Gunadi
"Di jaman majunya perkembangan metode akuntansi biaya kontemporer, masih banyak perusahaan menggunakan sistem biaya konvensional untuk kalkulasi biaya pesanan ( Job Order Costing ) atau kalkulasi biaya proses ( Process Costing ) atau campuran dari keduannya. Sistem konvensional dapat mengakibatkan informasi biaya produksi yang terdistorsi. Dalam kenyataknnya, perusahaan yang menjual produk banyak yang melakukan keputusan kritikal tentang penetapan harga produk, melakukan penawaran, atau bauran produk berdasarkan data biaya yang tidak akurat. Dalam segala kemungkinan, masalahnya bukan pada membebankan biaya upah Iangsung atau bahan langsung. Biaya utama tersebut dapat ditelusuri ke produk individual, dan kebanyakan sistem biaya konvensional didisain untuk memastikan bahwa penelusuran tersebut terjadi, namun pembebanan biaya overhead ke produk individual merupakan suatu masalah yang lain. Menggunakan metode konvensional untuk pembebanan overhead ke produk, dan menggunakan tarif overhead yang ditentukan di muka (predetermined overhead rate ) berdasarkan satu tolok ukur aktivitas dapat menghasilkan biaya produk yang terdistorsi.
Pengelolaan dan analisis biaya mcliputi proses memperoleh data kalkulasi biaya yang akurat dan mengelola data tersebut untuk membantu manajer dalam membuat keputusan kritis, seperti penetapan harga, bauran produk dan keputusan teknologi proses serta menganalisis data biaya, menerjemahkan data, biaya tersebut ke dalam informasi yang berguna untuk perencanaan dan pengendalian manajerial. Fase ini termasuk pengukuran data biaya yang akurat dan relevan serta menganalisis data biaya tersebut untuk pengambilan keputusan. Activity-Based Costing (ABC) merupakan perkembangan baru sebagai usaha dalam peningkatan akurasi kalkulasi biaya produk yang dapat menghilangkan biaya produk yang terdistorsi sewaktu menggunakan sistem biaya konvensional serta menganalisis aktivitas yang pada akhimya diupayakan untuk pengendalian efisiensi biaya.
Hasil penelitian dari karya akhir ini menunjukkan bahwa adanya perhitungan harga pokok berdasarkan sistim biaya konvensional yang diterapkan perusahaan menghasilkan distorsi antara tipe kain yang dihasilkan sehingga harga pokok yang diperoleh tidak menggambarkan keadaan yang sebenamya dan dari analisis aktivitas yang dilakukan, yaitu dengan membedakan aktivitas penambah nilai dengan aktivitas bukan penambah nilai, dapat diketahui bahwa banyaknya aktivitas bukan penambah nilai aktivitas merupakan aktivitas yang memberikan kontribusi biaya yang cukup signifikan pada PT X yaitu totalnya sebesar Rp.1.348.478.337 atau dapat dikatakan memakan biaya kurang lebih 23.47% dari total biaya overhead perusahaan.
Temuan ini memberikan beberapa implikasi, yaitu bahwa sistem biaya tradisional untuk penetapan harga pokok produk menggunakan satu dasar alokasi biaya yaitu unit produksi menyebabkan biaya produk yang terdistorsi dan tidak mencerminkan tingkat akurasi yang memadai, sehingga diperlukan pengalokasian biaya overhead pabrik berdasarkan aktivitas menggunakan cost driver yang berbeda-beda yaitu jam kerja mesin, unit produksi, jurnlah frekuensi order sehingga mendapatkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.
Saran yang dapat diajukan penhlis adalah Sistim Informasi akuntansi perlu disesuaikan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengumpulan biaya rnenurut aktivitas yang lebih baik dari masing-masing fungsi di dalam suatu cost center, Penerapan sistem ABC perlu didukung oleh informasi yang menggambarkan semua aktivitas di sepanjang mata rantai penciptaan nilai, baik berupa data keuangan rnaupun non keuangan dan melakukan efisiensi pada aktivitas-aktivitas non value added activity sehingga dapat dilakukan perbaikan yang berkelanjutan dan rnenuju kepada Activity-Based Management System."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Nurul Fatimah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendesain Activity Based Costing ABC pada PT X dan menganalisis perbandingan hasil perhitungan beban pokok penjualan BPP metal fastener MF , vislon fastener VF , dan plastic fastener PF tipe open dan close antara sistem akuntansi biaya tradisional dan sistem ABC. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan, penelitian lapangan, dan metode deskriptif. Hasil yang didapat adalah penerapan sistem ABC pada PT X dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: mengidentifikasi aktivitas, membebankan biaya sumber daya ke aktivitas dan membebankan biaya aktivitas ke objek biaya. Terdapat perbedaan hasil perhitungan BPP antara sistem ABC dengan sistem akuntansi biaya tradisional, yaitu terjadi overpricing pada produk PF open dan PF close dan underpricing pada produk MF open, MF close, VF open, dan VF close.

ABSTRACT
This research aims to analyze and formulate Activity Based Costing ABC in PT X and Activity based costing of Cost of Goods Sold COGS result calculation, metal fastener MF , vislon fastener VF , and plastic fastener PF open and close type between traditional cost accounting system and ABC. This research method is library research, field research, and descriptive method. Obtained result is the ABC system implementation at PT X can be done in three stages, which are activity identification, charge resource costs to activity and charge activity costs to object costs. Different COGS calculation results obtained between ABC system with traditional cost accounting system, which occured overpricing on product of PF open and PF close and underpricing on product of MF open, MF close, VF open and VF close."
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Bagus Kresna
"Dengan semakin kompleksnya aktivitas dalam perusahaan, semakin banyaknya segmen nasabah yang dilayani sería semakin banyaknya lini produk/jasa yang dihasilkan, perusahaan cenderung memiliki proporsi biaya tidak langsung yang juga sernakin meningkat. Cara terbailc saat ¡ni untuk mengalokasikan biaya tidak langsung tersebut ke cost objectivenya, adalah sistem Activity Based Costing.
Activity Based Costing merupakan sistem yang mengenali bahwa biaya timbul karena aktivitas-aktivitas yang teijadi dalam perusahaan. Karenanya sistem ini menjadikan aktivitas sebagai dasar akumulasi biaya, dan activity drivernya digunakan sebagai dasar alokasi biaya.
Kaplan dan Cooper menyatakan bahwa terdapat 4 macam level activities, kareflaflYa terdapat pula 4 macam activity driver. Keempat macam level activities tersebut adalah unit-level, batch-level, productsustaifliflg-IeVe sería fàcility-sustaining-level activities. Model Sistem ABC yang dikembangkan dalam kaiya akhir ini merupakan sistem ABC tahap awal, karenanya hanya menggunakan activity cost driver. Adapun coSt driver lain yang tidak dibahas / dipergunakan adalah duration cost driver sería intensity cost driver.
Perusahaan yang menjadi tempat pilihan pembuatan model ABC ini adalah sebuah card center, yaitu perusalman yang menerbitkan kartu kredit. Hasil perhitungan profitabilltas yang dilakukan pada karya akhir ini, mernrniukkan bahwa terdapat seglflen yang rrienghasilkan kerugian (loss), yaitu segmen Biru Reguler. Segmen ini menghasilkan proporsi revenue sebesar 26% dibandingkan segmen Iainnya, namun la juga memiliki proporssi biaya sebesar 43% dan total biaya selunih segmen.
Meskipun segmcn Biru Reguler menghasilkan kerugian, narnun segmen ¡ni tetap dipertahankan karena Card Center XYZ pada saat ini memang sedang memfokuskan kegiatannya untuk menumbuhkan juniiah pemegang kartunya. Melihat relatif kecilnya Sumbangan pendapatan segmen Biru Reguler, perusahaan memiliki kesempatan untuic meningkatkan lagi pendapatan segmen tersebut.
Hasil perhitungan yang didapatkan dail model ABC pada kaiya akhir ini, rnerupakan perkiraan dan keadaan yang tengab terjadi Untuk mendapatkan angka profitabilitas yang lebib akurat, harus dibangun model ABC yang lebih advanced. Hal ini dapat dilaicukan dengan cara membagi lagi activity center yang ada menjadi sub activities yang lebih kecfl, dengan rncnambah cost driver, dengan menggunakan sehuiih activity driver pada masing-masing activity level, dengan menggunakan pula duration cost driver & intensity cost driver, dan lain-lain."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3598
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>