Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95446 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1982
S8399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1984
S8394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmatullah Muhammad
"Aktifitas perekonomian dan masyarakat di Desa Banten Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh pada lingkungan alami di sekitarnya seperti Bantaran Sungai Cibanten dan Sungai Karangantu yang melintasi desa tersebut selama ini menjadi sarana pembuangan limbah cair maupun sampah. Adanya relokasi masyarakat dari bantaran sungai ke Kampung Sawah berpengaruh pada kualitas hidup masyarakat dan lingkungan hidup di Desa Banten yang masih rendah. Untuk itu diperlukan suatu evaluasi terhadap kondisilkualitas lingkungan hidup di Desa Banten dan strategi untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan pelestarian daya dukung lingkungan hidup di Desa Banten tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi kondisi/kualitas lingkungan hidup di Desa Banten; (2) mengetahui variabel-variabel kualitas lingkungan alami, lingkungan sosial maupun lingkungan fisik yang mempunyai hubungan dengan kualitas lingkungan hidup di Desa Banten; (3) mengetahui peran/upaya relokasi untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Desa Banten; dan (4) merumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Desa Banten. Pada penelitian ini digunakan tujuh indikator untuk menentukan kualitas lingkungan hidup yaitu kemiskinan, pengeluaran non konsumsi, Crowding Index, pendidikan, kesehatan, kenyamanan dan daya dukung lingkungan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian adalah Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang, Propinsi Banten. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah penyebaran kuesioner, observasi lapangan, data sekunder. Analisis data mengunakan analisis deskriptif dan analisis statistik.
Berdasarkan hasil uji dan analisis yang dilakukan diketahui bahwa:
(1) kualitas lingkungan hidup di Desa Banten masih rendah apabila mencermati kondisinya bail( dari kualitas lingkungan alami, sosial maupun fisik. Kualitas lingkungan alami kondisinya yaitu 97,8% menyatakan bahwa kualitas air permukaan di sekitar lingkungan mereka buruk, 71,7 % responden mengatakan bahwa kualitas air tanah di tempat mereka tidak layak untuk dikonsumsi dan 26,1% responden mengatakan kualitas udara sudah buruk serta 94,6% responden merasa kebutuhan
air bersih dapat tercukupi. Kualitas lingkungan sosial kondisinya yaitu sebagian besar responden harus menanggung lebih dari 3 jiwa (52,2%), 96,7%-nya menyatakan pendidikan penting bagi anak-anak mereka, sebagian besar responden memiliki penghasilan diatas Rp. 300.000 per bulan (81,5%) dan 61,9% responden aktiflmemiliki hubungan yang erat dengan warga lainnya. Kualitas lingkungan fisik kondisinya yaitu sebagian responden telah memiliki jamban (73,9%), kualitas lantai rumah yang tergolong baik yaitu terbuat dari semen (58,7%) bahkan keramik (14,1%), sedangkan yang ventilasi rumahnya hanya 1 arah sebesar 67,4%, dan aloes jalan lingkungan di pemukiman respondenkondisinya sudah beraspal (56,5%), kondisi bangunan rumah responden sebagian bangunan permanen (52,2%) serta 75,0% responden melakukan pengelolaan limbah padat dengan cara di bakar.
(2) variabel-variabel kualitas lingkungan alami yang berkorelasi dengan kualitas lingkungan hidup ada dua variabel yaitu kuantitas air tanah dan kualitas air tanah; kualitas lingkungan sosial yang berkorelasi dengan kualitas lingkungan hidup yaitu variabel persepsi tentang pendidikan dan variabel pendapatan; dan kualitas lingkungan fisiklbuatan yang berkorelasi dengan kualitas lingkungan hidup ada lima variabel yaitu variabel lantai rumah, kondisi bangunan, ventilasi, jalan lingkungan serta variabel pengelolaan limbah padat. Variabel-variabel tersebut baik kualitas lingkungan alami, sosial maupun fisik mempunyai nilai probabilitas (p) < 0,05 sehingga memiliki signifikansi, selain itu variabel-variabel tersebut panting untuk diidentifikasi untuk mengetahui variabel apa raja yang berhubungan dengan kualitas lingkungan hidup, sehingga dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup dapat lebih di arahkan pada variabel-variabel tersebut, sehingga strategi yang dirumuskan dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup dapat lebih tepat sasaran dan disesuaikan dengan kondisi sesungguhnya;
(3) relokasi tidak mampu meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Desa Banten karma secara lingkungan sosial dan alami cenderung mengalami penurunan yang disebabkan pendapatan yang tidak meningkat, pengeluaran yang cenderung membesar dan tidak adanya program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan. Peningkatan hanya terjadi, pada lingkungan fisik yang disebabkan adanya penataan rumah dan lingkungan yang lebih tertata rapi.;
(4) solusi/strategi untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup antara lain: (a) penyediaan sarana air bersih; (b) pengembalian fungsi bantaran sungai; (c) peningkatan pendapatan dengan pemberdayaan masyarakat; (d) melakukan pengelolaan limbah padat; (e) pemberian pelatihan/keterampilan; (f) pemberian bantuan untuk penataan rumah; (g) mendirikan puskesmas pembantu di sekitar permukiman penduduk.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi masyarakat dan Pemda serta stakeholders terkait lainnya untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Desa Banten.

Economic activity Existence and people's in Banter Village Kasemen District Serang Regency, Banten Province directly and also indirectly can have an effect on to natural environment in vicinity like of River side Cibanten and River side Karangantu getting through the countryside till now becoming supporting facilities for liquid waste disposal and also garbage. Existence of people?s relocation from river side to Kampung Sawah has an influence in with environment and public life quality in Banten Village still is low. For the purpose required an evaluation to environmental condition/quality in Banten Village and solution/strategy for increasing environmental quality and continuation of environment carrying capacity in Banten Village.
This research objective to: (1) identify environmental condition/quality in Banten Village; (2) to know natural, social and physical environmental qualities variables having relationship with environmental quality in Banten Village; (3) to know relocation effort for increasing environmental quality in Banten Village; (4) formulate solution/strategy is correct to increase environmental quality in Banten Village. At this research applied seven indicators for determining environment quality that is poorness, expenditure of non consumption, crowding index, health, education, comfort and carrying capacity.
This research applies quantitative approach. Research location is Banten Village Kasemen District, Serang Regency, Banten Province. Data collecting method taken are spreading of questionaire, field observation and secondary data. Data analysis using descriptive analysis and statistical analysis.
Based on analysis and test result which known that:
(1) environmental quality in Banten Village is low categorized if is careful of the condition either from natural environmental quality, social and also physical. Natural environmental quality of the condition that is 97,8% express that surface water quality around their environment are ugly, 71,7 % responder say that ground water quality in place they improper for consumed and 26,1% responder tell quality of air have been is ugly and also 94,6% responder feel cleanness amount of water required can be enough. Social environmental quality, the condition that is most responder have to responbilities more than 3 people (52,2%), 96,7% the express education necessary for their children, mostly responders have income of to Rp 300.000 per month (81,5%) and 61,9% responder have the relation of tightly with other citizen. Physical environmental quality have condition that is some of responders have owned latrine (73,9%), house floor that is made from cement (58,7%) even ceramic ( 14,1%), while ventilating the house only 1 direction equal to 67,4%, and access of area of in settlement of the condition responder have paved (56,5%), condition of responder house building some of permanent buildings (52,2%) and also 75,0% responder do solid waste management by the way of in burning.
(2) there are two variables natural environmental qualities variables which correlations with environmental quality that is ground water quality and quantity; environmental quality of social which correlation with environmental quality that is perception concerning education variable and income variable; there are five variables of environmental quality of physical which correlation with environmental quality that is house floor variable, condition of building; ventilated, street of area and also solid waste management variable. The variables like natural environmental quality, social and also physical significant because have a probability value (p) < 0,05, the variables are important for identified to know variable any kind of related to environmental quality, so that in the effort increasing of environmental quality earn more in aiming at the variables, so that strategy which formulated in increasing of environmental quality can be reach a goal and adapted by condition in fact;
(3) relocation unable to increase environment quality in Banten Village because social environmentally and natural tended to experience degradation what caused by income which don't increasing, big tending to expenditure and doesn't have a program enable ness of public for increasing income. Increasing is only happened at environmental of physical which caused existence of settlement environment and house which more natty arranged.;
(4) solution/strategy for increasing environmental quality are as follow: (a) preparation supporting facilities for clean water; (b) increasing income with enable ness of public; (c) do a solid waste management; (d) giving of training for increasing skill; (e) giving of aid for making renovation house; (f) providing a local government clinic which addressed for group of target (poor people's).
This research result can be made by consideration for people's and local government also stakeholders are related to increase environmental quality in Banten Village.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muaz Munziri
"Menurut Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1984, pola pembinaan dan pengembangan koperasi secara implisit menganut dua pola yaitu pola KUD dan Non KUD; di satu pihak pembinaan KUD diarahkan untuk menjadi suatu lembaga ekonomi yang otonom, efektif dan efisien, dimiliki dan diatur oleh warga desa sendiri serta dijadikan sebagai alat Pemerintah dalam melaksanakan program-program Pembangunan Nasional. Ini menunjukkan bahwa adanya keinginan Pemerintah agar sektor koperasi diharapkan dapat secara seimbang dengan sektor-sektor lain memberikan peranan dalam Perekonomian Nasional sebagai konsekuensi dari salah satu pelaku ekonomi di Indonesia yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945.
Untuk tujuan itu tentunya, efisiensi usaha koperasi merupakan titik sentral yang perlu dijadikan ukuran agar koperasi dapat tumbuh dan berkembang serta dapat bersaing secara sehat dengan sektor-sektor lain. Pada prinsipnya efisiensi usaha koperasi merupakan suatu kemampuan koperasi dengan seluruh kekayaan yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan Sisa Hasil Usaha.
Sisa Hasil Usaha yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa koperasi itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan Sisa Hasil Usaha yang diperoleh itu dengan kekayaan atau modal yang digunakan untuk menghasilkan Sisa Hasil Usaha tersebut atau menghitung rentabilitas ekonomisnya.
Berdasarkan hasil perhitungan trend dan penggunaan rata-rata hitung terhadap 24 KUD sebagai sample yang terdiri dari 12 KUD Mandiri dan 12 KUD Non Mandiri yang penulis teliti, pada periode tahun 1987 - 1991, baik secara keseluruhan maupun per kelompok masing-masing 12 KUD Non Mandiri dan 12 KUD Non Mandiri ternyata pertumbuhan Rentabilitas Ekonomisnya tidak efisien.
Berbagai informasi yang berkaitan dengan masalah rentabilitas ekonomi baik yang berasal dari aspek finansial maupun non finansial digali dalam studi ini untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu faktor-faktor manakah yang menyebabkan menurunnya tingkat rentabilitas ekonomis di tiga kelompok penelitian KUD di Lampung Selatan ini; faktor apakah yang menyebabkan KUD Mandiri lebih efisien dibandingkan KUD Non Mandiri.
Untuk menjawab persoalan di atas telah dilakukan survey dengan menggunakan daftar pertanyaan penelitian kepada 24 KUD yang terpilih menjadi sampel yang tersebar di daerah tingkat II Lampung Selatan dan lembaga-lembaga pemerintah yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.
Hasil studi ini dapat diringkas sebagai berikut: Rendahnya rentabilitas ekonomis KUD-KUD Lampung Selatan baik secara keseluruhan maupun per kelompok yaitu KUD Mandiri dan KUD Non Mandiri ternyata disebabkan tingkat pertumbuhan SHU lebih kecil dibandingkan pertumbuhan Total Aktiva, dan karena lebih tingginya tingkat perputaran aktiva KUD Mandiri dibandingkan KUD Non Mandiri yang menyebabkan KUD Mandiri lebih efisien."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T4336
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1995
S33556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research intends to detemine paddy farming in Serang District, including the application of insus type D, production per season, and the effect of such tehcnological application to the production and income of paddy farming. The study employs survey method while the research sites are purposevely selected, i.e.Pontang, Kasemen, and Tirtayasa subdistricts. The study interveiwed 30 farmers who were selected using stratified random sampling, i.e: board and regular member of farmers group. The study suggests that production of paddy farming has improved by 94% after using insus type D technology. Average production of irrigated paddy farming is 61,2 quintal per hectare of GKP which is only 68% of the intended production target, i.e. 90 quintal per hectare per season. Break Even Point is reaced at Rp. 2.468.449, or production of 2.194 kg, or at farm size of 0,36 ha, with ratio of revenue to cost or R/C at 1,74. In conclusion, the tehcnology is proved to be profitable for farmers."
330 JSE 12:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dachlan Abdul Hamied
"Koperasi Unit Desa (KUD) dalam perjalanannya banyak tersendat dan banyak kalangan akademis memandang bahwa lembaga ekonomi ini kurang mampu dalam meningkatkan harkat dan martabat rakyat banyak. Studi-studi yang pernah dilakukan oleh para ahli lebih banyak menunjuk pada lemahnya permodalan (economic capital) dan sumbernya manusia (human capital) sebagai faktor penghambat perkembangan lembaga ekonomi ini. Pandangan ini telah menjadi "conventional wisdom" kalangan perencana dan pengambilan keputusan dalam membangun dan mengembangkan koperasi di Indonesia. Namun hingga kini koperasi tetap menjadi aktor pinggiran di arena ekonomi nasional. Studi ini mencoba menggunakan konsep modal sosial (social capital) dalam mempelajari perkembangan lembaga ekonomi ini.
Modal sosial semakin banyak diperbincangkan, khususnya oleh para ahli ilmu sosial. Modal sosial dianggap sebagai hal yang penting untuk mengembangkan ekonomi suatu masyarakat. Pada tataran perkembangan pedesaan keberadaan jaringan yang kuat dari organisasi tingkat bawah (grassroots) masyarakat sama pentingnya sebagaimana layaknya perkembangan industri fisik dan teknologi. Elemen modal sosial seperti kepercayaan, norma dan jaringan dapat berkembang di suatu komunitas. Demikian juga, keberhasilan kolaborasi dalam suatu usaha akan membangun hubungan-hubungan dan kepercayaan yang pada gilirannya akan memfasilitasi ikatan-ikatan pada masa depan di bidang lain. Dengan kaitan tersebut masalah yang mendasar yang diteliti adalah bagaimana keberadaan modal sosial di masyarakat Banyuresmi bisa diterapkan di Koperasi Unit Desa (KUD) Banyuresmi. Kemudian, bagaimana peran anggota dalam roda perjalanan organisasi. Selain itu, bagaimana peran Pemerintah dalam mendorong perkembangan KUD sehingga kemandirian dan nilai-nilai otonomi dari sebuah lembaga sosial yang bergerak dalam bidang ekonomi menjadi tidak nampak.
Penulisan tesis ini didahului dengan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan ilmiah yang bersifat kualitatif dengan memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang berlangsung baik di KUD Banyuresmi maupun lingkungannya. Kemudian dianalisis dengan menggunakan kerangka acuan sosial ekonomi masyarakat yang dikonsentrasikan pada modal sosial. Hasil tersebut dianalisis kembali dengan menggunakan seperangkat teori yang berlaku. Dengan pendekatan kualitatif ini akan menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari pimpinan/lembaga yang bersangkutan dan terkait, orang-orang atau informan dan pelaku yang diamati.
Hasil penelitian membuktikan bahwa di tengah-tengah masyarakat Kecamatan Banyuresmi, interaksi antar sesamanya ada sikap dan nilai-nilai kerukunan, hidup gotong royong, saling bantu, ingin membangun lebih baik tolong menolong, tidak menutup diri dan ingin maju serta kerja keras untuk menghidupi keluarga secara mandiri. Hal tersebut selaras dengan norma-norma koperasi. Sayangnya, sosialisasi kehidupan masyarakat yang bermuatan modal sosial tersebut tidak bisa memberi warna dalam jalannya kehidupan KUD Banyuresmi. Hal ini antara lain disebabkan oleh faktor internal dan eksternal terutama yang berkait dengan ketidakberdayaan para pengurus KUD dalam menciptakan lingkungan kondusif yang mengundang modal sosial sebagai wahana yang menjembatani kemunduran organisasi.
Pada tataran empirik di Koperasi Unit Desa (KUD) Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut terjadi suatu krisis, dimana masyarakat, khususnya para tokoh masyarakatnya kurang tertarik untuk turut serta membina dan membangun KUD sebagai jalan dalam penciptaan peningkatan kesejahteraan masyarakat lingkungannya. Walaupun dalam batas-batas tertentu para tokoh-tokoh tersebut masih juga memberikan kritik dan saran-sarannya. Sementara pada tingkat anggota keikutsertaan dalam menentukan kebijaksanaan dan program operasional masih menampakkan sikap yang lebih mementingkan dirinya masing-masing.
Pada akhirnya studi ini hanya berusaha menterjemahkan pentingnya modal sosial di satu sisi dan jalannya KUD Kecamatan Banyuresmi di sisi lain. Kalau dalam realitasnya ada ketimpangan, harapannya mampu menawarkan konsep perbaikan seperti perlunya penataan ulang semua perangkat kebijaksanaan, perlu dialog jujur, memperhatikan potensi yang tersedia seperti alam, masyarakat dan kemampuan-kemampuan lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T2402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1982
S6531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Venda
"Untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia FISIP-UI, penulis melakukan penelitian dengan judul tersebut diatas dengan tujuan untuk mengetahui mengapa KUD Sungai Pua kurang berhasil dalam mengembangkan industri konveksi rakyat di Nagari Sungai Pua Kecamatan Sungai Pua Kabupaten Agam dan faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dan hambatannya, serta untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang diperlukan dalam meningkatkan upaya KUD Sungai Pua dalam mengembangkan industri konveksi rakyat di Nagari Sungai Pua.
Koperasi Unit Desa Sungai Pua ini telah berdiri sejak tahun 1973 di Nagari Sungai Pua ini, namun dalam perkembangannya selama ini KUD Sungai Pua ternyata belum mampu untuk dapat lebih meningkatkan dan mengembangkan usaha konveksi yang dibuat oleh para anggota KUD Sungai Pua itu sendiri. Terdapat beberapa hal yang didugaldiasumsikan sebagai penghambat dari KUD Sungai Pua dalam pengembangan industri konveksi, yaitu : masih serba terbatasnya sumber daya yang dimiliki dari KUD Sungai Pua yang meliputi masih rendahnya profesionalisme untuk mengembangkan kreatifitas, masih rendahnya tingkat pendidikan pengurus baik formal maupun non formal, keterbatasan modal dalam usaha pengembangan dan pembinaan serta terbatasnya sarana dan prasarana administrasi dan teknis dan juga masih kurangnya bantuan dari pemerintah dan pihak lain dalam pembinaan, kerjasama maupun pengembangan dalam bantuan dana tambahan dana baik itu kepada koperasi sendiri maupun yang langsung kepada pengusaha konveksi.
Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, dalam studi ini dilakukan kajian dengan konsep bahwasanya agar koperasi dapat mengembangkan suatu industri kecil maka upaya yang dilakukan hendaknya adalah dengan penanaman jiwa wirausaha, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pola kemitraan yang saling menguntungkan, perluasan jaringan informasi dan komunikasi serta peningkatan kualitas produk.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berdasarkan analisis pads data primer dan salt-under juga melalui pengkajian literatur, observasi lapangan dan wawancara mendalam dengan para informan. Pemilihan informan dilakukan secara purposive, dengan lingkup informan mencakup 1 (satu) orang pengurus koperasi yaitu ketua KUD Sungai Pua, 3 (tiga) orang anggota koperasi yang sekaligus sebagai pengusaha konveksi dan 1 (satu) orang tokoh masyarakat yang juga sebagai Wali Nagari di Nagari Sungai Pua. Dengan dernikian dari keseluruhan studi ini, didapat suatu data deskriptif yang menjelaskan tentang penyebab masih kurang berkembangnya industri konveksi yang ada di Nagari Sungai Pua melalui KUD Sungai Pua.
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa penyebab dari kurang berkembangnya industri konveksi yang ada di Nagari Sungai Pua disebabkan karena KUD Sungai Pua masih belum ada melakukan upaya- upaya yang optimal untuk kemajuan dan berkembangnya industri konveksi rakyat tersebut sebab yang selama ini upaya yang dilakukan KUD Sungai Pua dalam membantu mengembangkan industri konveksi itu hanya dengan memberikan simpan pinjam, pelatihan membuat pola dan menjahit serta membawa basil produksi konveksi pada waktu ada pameran raja.
Untuk mengatasi berbagai masalah agar industri konveksi rakyat di Nagari Sungai Pua dapat berkembang, maka KUD Sungai Pua hendaknya dapat melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
1. Melakukan pembinaan dalam menanamkan prinsip-prisip wirausaha kepada pengusaha konveksi agar dapat memiliki falsafah wirausaha (berfikir kreatif dan berwawasan kompetitif}, sikap wirausaha (penghargaan kualitas dan pemanfaatan peluang usaha), kiat wirausaha (strategi bisnis, pendekatan relasi dan kepercayaan yang berkelanjutan).
2. Mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia para pengusaha konveksi yaitu dengan menambah pelatihan pada manajemen usaha, keuangan dan permodalan serta pemasaran.
3. Melakukan upaya pola kemitraan yang saling menguntungkan dengan membantu mendapatkan pola kerjasama modal usaha antara intern anggota, dengan lembaga lain maupun dengan pemerintah serta juga ikut mempromosikan, mempublikasikan ataupun mensosialisasikan dari hasil produksi konveksi yang ada di Nagari Sungai Pua tersebut.
4. Membuat suatu upaya agar dapat memperluas jaringan informasi dan komunikasi usaha, sehingga para pengusaha konveksi menjadi mempunyai jangkauan informasi dan komunikasi yangluas dalarn mengembangkan hasil usaha konveksinya.
5. Mengupayakan dapat membuat penentuan pads kualitas produk layanan atau barang, seperti dalam penentuan standarisasi produk balk itu kualitas, kuantitas maupun kemasannya dan juga dalam menentukan ketepatan penyediaan produk mulai dari promosi, distribusi ataupun purna layan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>