Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102572 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pane, Sutan Batara P.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S8229
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalasari Soepiter
"Tesis yang ditulis dengan deskriptif analitis ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis skenario pendudukan Israel terhadap Lebanon 12 juli 2006 serta mengulas kegagalan PBB dalam menyelesaikan konflik Israel dan Lebanon dalam hal ini Hezbollah. Menurut Israel, pemicu konflik Israel-Lebanon berawal dari penangkapan 2 militer Israel oleh Hezbollah dan membunuh 8 (delapan) orang lainnya pada tanggal 12-18 Juli 2006, itu yang membuat Israel menyerbu serta menduduki Lebanon dengan alasan tersebut.
Agresi Israel ke Lebanon disikapi oleh Masyarakat Intemasional sebagai bentuk dari pendudukan atau penjajahan terhadap Lebanon apalagi ketidakbedayaan PBB dalam merespon Agresi Israel ke Beirut, menjadi bahan kajian pertimbangan dalam penulisan tesis ini.
Sebenarnya serangan Israel ke Lebanon sudah jauh hari tersusun dan terencana bahkan sebelum Hezbollah menyandera tentara Israel, pertengahan July 2006, dan Keterlibatan AS dalam skenario rancangan serangan militer terhadap kelompok Hezbollah di Lebanon sangat dalam. Fakta laporan tersebut tentu saja mengukuhkan adanya suatu konspirasi tingkat tinggi dan yang paling jelas bisa menggugurkan alasan Israel yang sering diberitakan bahwa mereka menggempur Lebanon dikarenakan dua tentaranya yang disandera oleh Hezbollah. Keterlibatan AS terendus semakin kuat dengan dukungan penuh Gedung Putih pada Israel untuk mendukung serangan bom Israel, dengan agenda tersembunyi dari pihak AS jika ada opsi serangan militer terhadap Iran, serangan itu sekaligus akan dapat menghentikan pasokan senjata untuk Hezbollah yang selama ini digunakan untuk melawan Israel.
Keterlambatan inisiatif yang diambil oleh PBB dalam menghentikan serangan Israel terhadap Lebanon yang banyak rnenimbulkan banyak korban jiwa dari rakyat sipil yang tidak berdosa merupakan salah satu bukti impotensi atau ketidakberdayaan PBB dalam menyelesaikan konflik antara Israel dan Hezbollah. Makin mernbuat masyarakat Internasional semakin skeptis pada PBB terutama dalam menyelesaikan konflik Israel-Lebanon."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Alverdian Arie
"Tesis ini mengevaluasi kinerja dari dimensi operasional strategi deterens kumulatif Israel selama perang Lebanon kedua yang berlangsung selama tigapuluh tiga hari dari (12 Juli 2006 sampai dengan 13 Agustus 2006) dalam konteks perang asimetris yang terjadi diantara Israel dengan Hezbollah. Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini akan mencakup evaluasi efektivitas dan pengaruh dimensi operasional dalam strategi deterens kumulatif Israel melalui pengkajian interaksi strategi yang diterapkan dalam operasi militer angkatan bersenjata Israel dengan Hezbollah dalam suatu perang asimetris diantara kedua aktor. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kinerja dari dimensi operasional strategi deterens kumulatif Israel berdampak pada pencapaian strategi tersebut secara keseluruhan.
Tesis ini pada awalnya akan memaparkan strategi Israel secara keseluruhan terutama prinsip-prinsip dasar dalam elemen operasional serta taktik dalam dimensi operasional strategi deterens kumulatif Israel. Selain itu penulis juga akan menjelaskan dimensi operasional dari strategi Hezbollah serta hubungan asimetris diantara kedua aktor pada tataran operasional. Untuk menjelaskan sejauh mana efektivitas dimensi operasional strategi deterens kumulatif Israel terhadap Hezbollah pada perang Lebanon kedua pada tahun 2006, di dalam penelitian ini digunakan konsep interaksi strategi yang dikemukakan oleh Ivan Arreguin Toft dimana terdapat dua pendekatan ideal yang dapat diterapkan oleh aktor kuat maupun aktor lemah dalam perang asimetris yakni pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian evaluatif sumatif untuk mengukur sejauh mana efektivitas dan pengaruh dimensi operasional strategi deterens kumulatif Israel dalam perang Lebanon kedua pada tahun 2006. Sementara itu, data yang akan digunakan adalah gabungan data primer serta data sekunder yang diperoleh melalui sumber-sumber tertulis baik itu institusi-institusi resmi pemerintahan Israel maupun buku, majalah, surat kabar, jurnal, dokumen, laporan penelitian, dll.
Hasil dari penelitian berdasarkan interaksi strategi angkatan bersenjata Israel dengan Hezbollah dalam suatu hubungan yang asimetris menunjukkan telah melemahnya dimensi operasional strategi deterens kumulatif Israel yang disebabkan oleh tidak sesuainya strategi Israel terutama elemen taktik serta operasional penggunaan angkatan bersenjatanya yang selama ini diorientasikan untuk menghadapi perang konvensional menghadapi negara-negara Arab jika diterapkan pada aktor non negara yang menerapkan metode non konvensional seperti Hezbollah.

The thesis will evaluate the performance of the operational dimension of Israel?s cumulative deterence strategy for the duration of the second Lebanon War which lasted for thirty three days starting from the 12th of July until the 13th of August 2006 within the context of asymmetric warfare between Israel and Hezbollah. The scope of this research will include evaluating the effect of the operational dimension of the cumulative deterrence strategy through analyzing the interaction of strategy which is implemented by the Israel Defence Forces and Hezbollah during their military campaign in an asymmetric between the two actors. The main objective of this research is to gain an understanding and knowledge regarding the implications of the performance operational dimension of the cumulative deterrence will affect the performance of the strategy as a whole. At the beginning of the thesis, Israel?s strategy will be elaborated in detail including the basic principles in the operational and tactical element within the operational dimension of cumulative deterence strategy. In addition to that, the operational dimension of Hezbollah strategy will be shown to put into perspective the asymmetrical relationship between the two actors at operational level.
In order to explain the degree of effectivity of the operational dimension of Israel?s cumulative deterrence strategy against the Hezbollah in the 2006 Second Lebanon war, Ivan Arreguin Toft?s theory of strategic interaction assumption of the ideal typology which is same approach interaction and opposite approach interaction would be used during the research. During the research, the methodology which is implemented is the evaluative summative research methods in order to measure the effectivity and implications of the operational dimension of the cumulative deterrence strategy during the second Lebanon war in 2006. Meanwhile, the data used in this research will be a compilation of primary and secondary data which has been acquired from written materials released by official Israel government institution and also books, magazines, newspapers, journal, document, and also research report by respected analyst.
The result of this research shows that based on the asymmetrical strategic interaction of the Israel Defence Forces with the Hezbollah during operation Change of Direction, that the operational dimension of Israel?s cumulative deterrence has been weakened. This is mainly due to the incompatibility of the tactical-operational elemen within the operational dimension that is designed primarily to deal with conventional warfare against Arab nations and not unconventional warfare as in the case of second Lebanon War with Hezbollah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T 22893
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ragil Bagus Swasono
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai peristiwa konflik sipil 1975-1990 yang terjadi pada masyarakat Kristen dan Muslim di Lebanon. Konflik tersebut membawa dampak pada sistim politik Konfesionalisme yang menjadi dasar pemerintahan Lebanon. Maka yang menjadi pertanyaan penulis adalah kenapa terjadi konflik internal Lebanon 1975-1990, lalu bagaimana konflik tersebut terjadi dari tahun 1975-1990, kemudian yang terakhir adalah dampak dari konflik. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian kulitatif deskriptif, yang berusaha untuk memaparkan, menjelaskan serta menganalisa data yang telah diperoleh melalui teknik pengumpulan data studi kepustakaan (Library Research). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kronologis dari peristiwa konflik internal Lebanon pada tahun 1975 sampai 1990, serta bagaimana konflik tersebut dapat merubah sistim Konfesionalisme yang ada di Lebanon pasca diberlakukannya gencatan senjata melalui Taif Agreement. Temuan dari penelitian ini adalah pertama, konflik terjadi akibat masalah pembagian kekuasaan, kesenjangan sosial-ekonomi antar kaum Kristen dengan Muslim yang dimulai sejak era kekhalifahan Ottoman, kedatangan para pengungsi Palestina yang menambah struktur demografis, dan terakhir keterlibatan pihak-pihak asing dalam perang terbuka maupun pemerintahan. Kedua, konflik yang terjadi selama 15 tahun terjadi karena bentrokan kaum Muslim dengan Kristen melalui organisasi militernya yang memiliki perbedaan kepentingan. Ketiga, Taif Agreement terbukti berhasil mengakhiri konflik sipil dengan mengubah dan mengesahkan konstitusi sebelumnya melalui Pakta Nasional, serta memulihkan keadaan sosial ekonomi Lebanon.

Abstract
The research discussed about the Civil Conflict 1975-1990 incidents that occurred by Christian and Moslem society in Lebanon. This conflict brings impact to the Confessionalism political system which is the base of Lebanon_s Government. So what becomes the author question is why the internal conflict happened in Lebanon by 1975-1990, then how this conflict occurred on 1975-1990, last but not least the impact of this conflict. Research method used by the author is qualitative descriptive method, which explains, clarifies and analyses the data that author gathered through the Library Research technique. The objective of this study is to understand the chronologies from the Lebanon internal conflicts occurred from 1975 to 1990, and how was the conflict changed the Confessionalism system that existed in Lebanon after the reconcilement through Taif Agreement. The conclusions from this research are first, conflicts happened because power sharing problem, social-economy discrepancy between Christian and Muslim since Ottoman era, arrivals of Palestinian refugees that increase the demographic structure in Lebanon, and last was outsider country involvement not only in open war but also inside government. Second, the 15 years conflicts was happened because importance disparity from Christian and Muslim military organizations. Third, Taif Agreement successfully proven to ended the civil conflict by altering and legitimizes previous Lebanon constitution from National Pact, and recovering Lebanon_s social economy condition"
2010
S13352
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dionnisius Elvan Swasono
"Israel pada masa pemerintahan Yitzhak Rabin yang kedua (1992-1995) cukup menarik untuk diamati karena selama tiga tahun masa pemerintahan tersebut Israel banyak mengeluarkan kebijakan yang cukup kondusif bagi perdamaian di Timur Tengah. Salah satu kebijakan Israel tersebut adalah kesediaannya mengadakan perundingan damai secara Iangsung dengan PLO, organisasi yang selama ini dipandangnya sebagai organisasi teroris. Perundingan ini menghasilkan Declaration of Principles (DoP) yang ditandatangani di Washington DC, AS pada ianggal 13 September 1993, Masyarakat dunia berharap DoP dapat menjadi latigkah awal bagi peayelesatan konflik Israel-Palestina secara menyeluruh. Poin penting dari DoP adalah kesediaan Israel memberi otonomi kepada Otoritas Palestina di Jalur Gaza dan kota Jericho. Otonomi ini juga akan diberlakukan di wilayah-wilayah Tepi Barat lainnya. Berdasarkan pada teori kebijakan luar negeri yang mengatakan bahwa faktor pemimpin sangat berperan dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri (foreign policy decision making), maka permasalahan utama yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah faktor-faktor infernal dan ekstemal apa saja yang telah mendorong Yitzhak Rabin sehingga pada masa pemerintahannya yang kedua dia banyak mengeluarkan kebijakan yang cukup kondusif bagi perdamaian di Timur Tengah khususnya dalam konteks penyelesaian konflik Israel-Palestina. Penelitian dalam tesis ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis case studies. Paradigma penelitian ini adalah konstruktivisme. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data primer dan sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi. Data-data tersebut kemudian dianalisa dengan metode hermeneutic interpretative. Dalam penelitian studi hubungan intemasional dikenal tiga tingkatan analisa yaitu reduksionis, korelasionis, dan induksionis. Dalam penelitian ini, tingkat analisa yang dipakai adalah tingkat analisa reduksionis. Dan data-data yang ada, dapat diketahui bahwa terdapat empat faktor penting yang mendorong Yitzhak Rabin memberikan konsesi otonomi kepada pihak Palestina yang merupakan bagian dari kebijakan pro perdamaiannya, yaitu: faktor prinsip tanah untuk perdamaian (land for peace); faktor adanya keiiiginan untuk menjaga kernumian Israel sebagai negara Yahudi yang demokratis; faktor keamanan; dan dukungan publik Israel."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Khoirul Huda
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang dinamika kebijakan luar negeri Mesir terhadap Israel pasca pemerintahan Hosni Mubarak Tahun 2011-2018. Pasca Mubarak, Mesir berupaya meningkatkan power dalam lingkup regional, khususnya hubungan bilateral dengan Israel, posisi yang ditunjukkan oleh Mesir lebih banyak berfokus pada keberlanjutan perjanjian camp david, masalah keamanan di perbatasan wilayah Sinai, dan konflik Palestina-Israel. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif-analitis dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan dua jenis teori, yaitu rational model dan the decision-making model untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan luar negeri Mesir. Dinamika yang terjadi dalam hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari internal maupun eksternal Mesir. Dari faktor internal Mesir dipengaruhi oleh struktur pengambil kebijakan, kondisi politik dalam negeri, serta kondisi ekonomi dan militer. Sementara faktor eksternal dipengaruhi oleh adanya hubungan Mesir dengan negara-negara lain. Adanya hubungan tersebut disebabkan oleh faktor kepentingan nasional yang dimiliki oleh kedua belah pihak.Kata Kunci; Kebijakan Luar Negeri, Mesir, Israel, Perjanjian Camp David.

ABSTRACT
AbstractThis research discusses the dynamics of the Egyptian foreign policy towards Israel after Hosni Mubarak Administration from 2011 2018. Post Mubarak Egypt attempts to increase its power within the regional scope, particularly its bilateral relations with Israel. The Egyptian positions indicate more focus on the sustainability of Camp David Accord, security issues in the border region of Sinai, and the Palestinian Israeli conflict. This thesis is a descriptive analysis research with qualitative approach. Using two types of theory, the rational model and the decision making model to analyze the factors affecting Egypt 39 s foreign policy. The dynamics of relations between the two countries are influenced by several factors, both internal and external. From internal factors, Egypt is influenced by the policy making structure, domestic political situations, as well as economic and military conditions. While the external factors are influenced by Egypt 39 s relations with other countries. The existence of the relations is caused by national interest factors possessed by both countries.Keywords Foreign Policy, Egypt, Israel, the Camp David Accords. "
2018
T50982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gavron, Daniel
Boston: Houghton Miffiln, 1984
956.940 53 GAV i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Riza Widyarsa
"Disertasi ini membahas peran zuama dalam Perang Saudara di Lebanon pada tahun 1975-1990. Studi ini memperlihatkan struktur politik yang tidak stabil, keragaman budaya baik agama maupun tradisi, menjadi factor yang menyebabkan perang saudara di Lebanon. Fokus kajian ini adalah mengenai peran zuama untuk mengakhiri perang dalam dinamika pola konflik yang terjadi. Penelitian ini juga mengungkapkan nilai-nilai yang secara ideologis dapat menyatukan perbedaan kepentingan zuama, sehingga tercapai kesepakatan untuk mengakhiri perang saudara. Penelitian menggunakan metode sejarah dan konsep ilmu politik yaitu politik identitas dan patron-client, dan dilakukan secara kualitatif, dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Data Primer berupa koran sejaman dan dokumen yang terkait dengan penelitian. Data sekunder yang digunakan adalah penelitian sebelumnya berupa buku dan jurnal, yang terkait. Temuan dari penelitian ini adalah terjadi pola konflik selama Perang Saudara 1975-1990. Pola pertama terbentuk antara 1975-1982 karena warga Maronite bersatu melalui politik identitas. Sedangkan warga non-Kristen memperjuangkan Pan-Arabisme dan pembagian porsi yang lebih banyak dipemerintahan. Pola ini membentuk aliansi antara warga non-Kristen dengan gerilyawan Palestina atas dasar Pan-Arabisme, untuk melawan milisi Maronite. Pola kedua adalah pada 1983- 1989, yaitu terjadi pergeseran di antara warga non-Kristen akan pandangan mereka terhadap Suriah, saat invasi Israel ke Lebanon tahun 1982. Pada periode 1983-1989, fokus dari konflik tidak kepada isu Pan-Arabisme, namun kepermasalahan pembagian kekuasaan, seperti yang terjadi pada perundingan di Genewa di tahun 1983, Lausanne di tahun 1984, dan Taif pada tahun 1989. Pola ini membentuk Perjanjian Taif di tahun 1989. Pola ketiga terbentuk pada 1990, yang disebabkan karena masih adanya pasukan Suriah dan Israel di Lebanon, sehingga fokus kepada permasalahan nasionalisme, di saat warga Maronite ingin agar pasukan Suriah keluar dari Lebanon dan warga non-Kristen ingin agar pasukan Israel keluar dari Lebanon Selatan. Pola ini membentuk kesepakatan di antara warga Maronite dan non-Kristen, bahwa mereka bekerja sama untuk mengusir Suriah dan Israel dari Lebanon. Meskipun ada perbedaan di antara para zuama, namun mereka menemukan titik temu antara ideologi yang dicetuskan oleh Amin Gemayel dan keluarga Jumblatt, tentang nasionalisme dan Pan-Arabisme. Baik Amin Gemayel dan keluarga Jumblatt setuju agar Lebanon menjadi negara yang berdaulat yang mementingkan kepentingan nasional, namun tidak melepaskan identitas ke Araban mereka.

This dissertation discusses the role of zuama in the Civil War in Lebanon in 1975-1990. This study shows that the political structure is unstable, the diversity of cultures, both religions and traditions, are the factors that cause the civil war in Lebanon. The focus of this study is on the role of zuama in ending war in the dynamics of conflict patterns that occur. This research also reveals values that can ideologically unite the different interests of the zuama, so that an agreement is reached to end the civil war. The research was conducted using using historical methodology and concepts from political science, which are identity politic and patron-client, and using qualitative method, by collecting primary and secondary data. Primary data is in the form of newspapers and documents related to research. Secondary data used is previous research in the form of books and journals, which are related. The findings of this study are that there is a pattern of conflict during the 1975-1990 Civil War. The first pattern was formed between 1975-1982 because Maronite citizens united through identity politics. Meanwhile, non-Christians struggled for Pan-Arabism and a greater share of the government. This pattern formed an alliance between non-Christians and Palestinian guerrillas on the basis of Pan-Arabism, to fight against the Maronite militias. The second pattern is in 1983-1989, namely there was a shift among non-Christians in their views on Syria, during the Israeli invasion of Lebanon in 1982. In the 1983-1989 period, the focus of the conflict was not on the issue of Pan-Arabism, but on the issue of division. power, as happened in the negotiations in Geneva in 1983, Lausanne in 1984, and Taif in 1989. This pattern formed the Taif Agreement in 1989. The third pattern was formed in 1990, due to the presence of Syrian and Israeli troops in Lebanon, so the focus is on the issue of nationalism, at a time when Maronites want Syrian troops to leave Lebanon and non-Christians want Israeli troops out of South Lebanon. This pattern established an agreement between Maronites and non-Christians that they would work together to expel Syria and Israel from Lebanon. Although there are differences between the zuama, they find common ground between the ideology coined by Amin Gemayel and the Jumblatt family, of nationalism and Pan-Arabism. Both Amin Gemayel and the Jumblatt family agree that Lebanon becomes a sovereign state that prioritizes national interests, but does not give up their Arab identity"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuhaeti
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S8004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Wiley, 1996
320.995 POL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>