Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10135 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hatch, Lewis F.
Tokyo: Gulf Publishing Company, 1912
661.804 HAT f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Misri Gozan
Gottingen: Cuvillier Verlag, 2004
661.068 1 MIS s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chacuchach, Bankok: Brocker Group Ltd., 1995
661.804 INV
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi
"Pengembangan dan penelitian suatu proses untuk mengurangi ketergantungan pada sumber fosil merupakan tema penting untuk memantapkan keberlangsungan sistem industri kimia di masa depan. Salah satu alternatif yang perlu dipertimbangkan adalah adanya berbagai bentuk sumber senyawa organik yang berasal dari material biomasa,k arena jenis material ini dapat terbaharui dari hasil fotosintesa melalui proses fiksasi karbon dioksida dan penangkapan energi matahari. Potensi material ini sangat prospektif sebagai sumber awal hidrokarbon baik sebagai bahan bakar maupun bahan kimia seperti LPG dan senyawa aromatik. Namun, rute proses melalui senyawa organik turunan biomasa menjadi hidrokarbon menggunakan proses katalitik dengan HZSM-5 sebagai katalis dengan memanfaatkan persenyawaan organik hasil fermentasi (aseton, butanol, alkohol) ataupun senyawa hasil pirolisis biomasa masih jarang dikembangkan. Sehingga apabila teknologi berbasis biomasa tersebut dapat berperan penting di masa mendatang, maka teknologi ini dapat memberikan kontribusi suatu sistem daur-ulang material yang lebih langgeng, mengurangi pengaruh beban pemanasan global akibat gas CO2. Serta dapat mencanangkan perubahan paradigma posisi minyak bumi sebagai sumber energi utama menjadi energi alternatif serta menjadikan aktivitas energy -hunting kearah energy -farming.

The exploration and development of a promising process to reduce the dependency on fossil resources is an important issue for establishing a sustainable system of chemical industry in the future. An alternative option should be decided on the various form of biomass resources, because these materials are the results of botanical photosynthesis by fixation of carbon dioxide and solar energy in botanical activities as considered to be high potential usage as starting materials of resources. These kind of renewable resources are expected to be able to create many alternative routes for production of hydrocarbons for fuel and chemicals such as LPG (C3-C4hydrocarbons), aromatic chemicals hydrocarbons. However, a little attention has been given to the applications of HZSM -5 in efforts to find aromatic chemicals with utilization of hydrocarbons that come from the biomass -derived chemicals such as fermentation products (acetone, butanol), biomass - derived oil. If so, the biomass -based technology should play an important role for establishing a sustainable system of material recycle, free from CO2 global warming effect in the future. And the paradigm should be changed the position of petroleum oi l as main energy resource into the alternative energy resource."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Karin Ayadzani
"Daerah penelitian berada di Lapangan “K”, Cekungan Jawa Timur Utara, dengan Formasi Tuban dan Kujung sebagai fokus pada penelitian ini. Terdapat 6 (enam) sumur pada Lapangan “K”, dengan tujuan penelitian untuk mengidentifikasi zona hidrokarbon berdasarkan parameter petrofisika, kondisi reservoirnya dan jenis hidrokarbon yang terkandung, litologi daerah penelitian, dan menjelaskan fasies yang berkembang pada daerah penelitian berdasarkan studi elektrofasies. Litologi yang ditemukan pada daerah penelitian yaitu batugamping dan serpih. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis data log, yang ditunjang oleh data gas mudlogging, data cuttings, dan kalibrasi data core. Terdapat lima zona indikasi reservoir pada keenam sumur, yaitu Tuban A, Tuban B, Tuban C, Kujung A dan Kujung B. Zona ini ditetapkan melalui analisis data log, yang kemudian divalidasi oleh parameter petrofisika yaitu volum serpih, saturasi air, permeabilitas, porositas, dan pay summary. Kujung B memiliki kualitas reservoir yang terbaik, karena memiliki kandungan volum serpih paling kecil dengan rentang 0.11-0.28 v/v. Saturasi air kecil, berada dalam rentang 0.37-0.79 V/V. Porositasnya sebesar 15%-21%, yang diklasifikasikan sebagai bagus hingga sangat bagus oleh Rider (1986). Nilai permeabilitas yang dimiliki sebesar 2.1  hingga 111.75 mD, yang diklasifikasikan oleh Cannon (2016), sebagai cukup hingga baik. Rasio net-to-gross sebesar 0.300-0.779, dengan rata-rata sebesar 0.539, sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar interval batuan yang dipertimbangkan merupakan net pay, dan dapat menjadi batuan reservoir yang baik. Berdasarkan hasil identifikasi jenis hidrokarbon oleh data gas mudlog, diindikasikan bahwa Kujung B memiliki kandungan yang didominasi oleh low saturation oil. Selain itu, ditemukan 5 (lima) fasies pada daerah penelitian, yaitu Coral Wackestone-Packstone, Foraminifera Wackestone-Packstone, Skeletal Wackestone-Grainstone, Shale, dan Skeletal Packstone. Fasiesnya diklasifikasikan menjadi tiga asosiasi fasies, yaitu Platform Interior Normal Marine (Open Marine), Platform-Margin Sand Shoals, dan Platform Interior Restricted. Lingkungan pengendapannya merupakan Carbonate Rimmed Shelves.

The study area is located in “K” Field, Northeast Java Basin. Tuban and Kujung Formations are the focus on the research. There is 6 (six) wells on “K” Field, and this study aims to identify the prospect hydrocarbon zone based on petrophysical parameters, identify the type of hydrocarbon contained, the reservoir conditions, the lithology of study area, and the facies of the study area, based on electrofacies analysis. The lithologies found in the study area are limestone and shale. The research method of this study is well log analysis, supported by mudlogging gas data, cuttings data, and core data calibration. Five reservoir indication zones is assigned, namely Tuban A, Tuban B, Tuban C, Kujung A and Kujung B. These zones are determined log data analysis. Petrophysical parameters are calculated to validate the well log reading, including volume shale, water saturation, permeability, porosity and pay summaries. It is concluded that Kujung B has the best reservoir quality, because it has the smallest volume of shale with a range of 0.11-0.28 v/v. Low water saturation, in the range of 0.37-0.79 V/V. The porosity is averaged around 15%-21%, which is classified as good to very good by Rider (1986). The permeability value is 2.1 to 111.75 mD, which is classified by Cannon (2016), as moderate to good. The net-to-gross ratio is 0.300-0.779, with an average of 0.539, thus, most of the considered rock intervals of Kujung B are net pay, and can be potentially considered as good reservoir rocks. Based on mudlog gas reading, Kujung B contained low saturation oil, productive very wet gas or high gravity oil, productive oil, and very low gravity oil throughout all wells. It is interpreted that the study area is divided to 5 (five) facies, which are Coral Wackeston-Packstone, Foraminifera Wackestone-Packstone, Skeletal Wackestone-Grainstone, Shale, and Skeletal Packstone. These facies are associated with Platform Interior Normal Marine (Open Marine), Platform-Margin Sand Shoals, and Platform Interior Restricted. It can be concluded that the study area is deposited on carbonate rimmed shelves."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gallant, Robert W.
Houston, Texas: Gulf Pub.Co., 1968
547.01 GAL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Ayu Pratiwi
"Kebutuhan manusia akan minyak bumi sebagai sumber bahan baku industri petrokimia semakin besar. Sehingga, diperlukan sumber bahan baku alternatif sebagai pengganti minyak bumi, salah satunya adalah gliserol yang keberadaannya sangat melimpah di alam sehingga perlu dimanfaatkan. Gliserol merupakan produk hasil samping pembuatan biodiesel yang terbentuk dari trigliserida melalui proses transesterifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari proses konversi gliserol menjadi hidrokarbon aromatik dengan katalis Al2O3 dan HZSM-5 serta mengusahakan agar yield mencapai nilai setinggi-tingginya. Konversi gliserol dilakukan pada reaktor semi-batch dengan memvariasi suhu reaktor dan rasio massa umpan terhadap katalis. Produk yang dihasilkan dianalisis menggunakan instrument GC-FID.

Humans need of petroleum as feedstock source in petrochemical industry is getting bigger from year to year. Therefore, we need alternative feedstock source replacing the petroleum, such as glycerol of which there are plenty in nature so that it needs to be used. Glycerol is a byproduct of biodiesel production which is formed from triglycerides through transesterification process. The purpose of this research is to study about conversion process from glycerol to aromatic hydrocarbons using catalyst of Al2O3 and HZSM-5 alloys and also to achieve high aromatic yield. Glycerol conversion was done in a half-batch reactor with varying the reactor temperature and feed-to-catalyst mass ratio. The final products were analyzed using GC-FID instrument."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifah Zahra
"Bioremediasi menggunakan bakteri pendegradasi hidrokarbon, merupakan salah satu solusi alternatif pengendalian pencemaran tanah oleh senyawa hidrokarbon. Isolat bakteri HL8_5 telah diisolasi dari tanah habitat mangrove. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kemampuan biodegradasi senyawa hidrokarbon oleh isolat bakteri HL8_5 dan mengetahui karakter fenotipik isolat bakteri. Pengukuran pertumbuhan isolat bakteri HL8_5 dilakukan dengan metode viable plate count, analisis degradasi senyawa hidrokarbon dilakukan dengan gas chromatography/ mass spectrometry (GC/MS), dan karakterisasi isolat bakteri dilakukan melalui pengecatan Gram serta perngamatan karakter morfologi dan biokimia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat bakteri HL8_5 mampu tumbuh dalam medium Bushnell-Haas dengan penambahan 1% (v/v) minyak diesel dan mengalami peningkatan jumlah populasi bakteri dari 6,98 x 107 CFU/mL hingga 1,08 x 1010 CFU/mL setelah inkubasi selama 48 jam. Analisis GC/MS menunjukkan bahwa senyawa 9-octadecenoic acid mengalami degradasi terbesar oleh isolat bakteri HL8_5 hingga mencapai 40,33% dalam waktu 48 jam, diikuti oleh senyawa tetracosane (9,43%) dan tricosane (4,94%). Hasil karakterisasi fenotipik menunjukkan bahwa isolat bakteri HL8_5 merupakan bakteri dari famili Enterobacteriaceae.

Bioremediation using hydrocarbon degrading bacteria, is one of the alternative solutions for handling soil contamination by hydrocarbons. Bacteria isolate HL8_5 has been isolated from soil mangrove habitat. The objective of this study is to analyze the biodegradation capabilities of bacteria isolate HL8_5 on hydrocarbons and to observe the phenotype characters of bacteria isolate. Growth of bacteria isolate HL8_5 was measured using viable plate count, analysis of hydrocarbon degradation carried out by gas chromatography/ mass spectrometry (GC/MS), and characterization was done by observing Gram reaction and observation of morphological and biochemical characters.
The results show that bacteria isolate HL8_5 is able to grow in the Bushnell-Haas medium with addition of 1% (v/v) diesel oil and exhibit increase in the number of bacteria population from 6.98 x 107 CFU/mL to 1.08 x 1010 CFU/mL after 48 hours incubation. The GC/MS analysis shows that 9-octadecenoic acid has the largest degradation by bacteria isolate HL8_5 up to 40.33% within 48 hours, followed by tetracosane (9.43%) and tricosane (4.94%). The phenotypic characterization indicates that bacteria isolate HL8_5 is a bacteria from family Enterobacteriaceae.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Yuliani
"ABSTRAK
Poliaromatik hidrokarbon (PAH) adalah salah satu kontaminan yang paling banyak ditemukan di area yang terkontaminasi minyak. Senyawa PAH dalam limbah lumpur minyak bumi antara lain antrasena, benzo-antrasena, dan pirena. Diantara senyawa PAH tersebut, pirena merupakan PAH dengan berat molekul tinggi yang paling berlimpah, yang bersifat sangat beracun, mutagenik, genotoksik dan karsinogenik pada organisme hidup. Hasil riset ini menunjukkan beberapa mikroorganisme mampu mendegradasi senyawa pirena. Untuk mempelajari kemampuan strain Indonesia dalam mendegradasi senyawa pirena tersebut, studi eksploratif telah dilakukan. Lima isolat bakteri laut dari Cilacap dan Marina telah digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan studi biodegradasi pirena. Lima strain diidentifikasi sebagai Ochrobactrum sp. M2292, Bacillus subtilis M128, Bacillus subtilis C318, Bacillus subtilis C19 dan Bacillus pumilus C15. Isolat bakteri ini dianalisis untuk keberadaan gen dioksigenase, diyakini sebagai gen kunci dalam biodegradasi PAH. Dari hasil studi telah ditemukan bahwa semua isolat memiliki gen dioksigenase, nidA dan nahAc, dua biomarker yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan bakteri dalam biodegradasi PAH. Kelima bakteri menunjukkan kemampuan mereka dalam proses biodegradasi PAH menggunakan media uji petri agar dengan menggunakan pirena atau fenantera sebagai substrat, tetapi hanya dua isolat yang sangat unggul dalam pertumbuhan, yaitu Bacillus subtilis C19 untuk biodegradasi pirena dan Ochrobactrum sp. M2292 untuk biodegradasi fenantrena. Pada Penelitian ini difokuskan pada biodegradasi pirena, sehingga B. subtilis C19 dipilih untuk studi lebih lanjut. Sebuah uji batch sederhana dilakukan untuk mempelajari kinetika biodegradasi pirena menggunakan B. subtilis C19, dimana pirena sebagai substrat pembatas. Laju pertumbuhan sel kemudian difitting dengan menggunakan model pertumbuhan bakteri Monod, Haldane, Andrews, dan Aiba. Hasil analisis menunjukkan nilai sum square error minimum pada model Andrews dengan laju pertumbuhan maksimum (μmax) 0,0048 h-1, konstanta spesifik substrat (Ks) 0,0079 gL-1, dan konstanta inhibisi substrat (Ki) 0,2619 gL-1. Model Andrew menghasilkan fitting terbaik dengan nilai sum square error 0.046 dibandingkan dengan model lain dengan nilai sum square error 0,050-0,207. Selain kemampuan intrinsik untuk biodegradasi pirena, bakteri ini juga dikenal menghasilkan biosurfaktan, yang dapat membantu mengemulsi substrat pirena, sehingga meningkatkan bioavailabilitasnya. Hasil riset menunjukkan bahwa B. subtilis C19 menghasilkan biosurfaktan lipopeptida, dan analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa biosurfaktan ini memiliki stabilitas tinggi pada variasi pH dan salinitas, dua karakteristik yang diperlukan untuk aplikasi bioremediasi. Dalam sebuah studi tambahan, aktivitas antimikroba dari biosurfaktan pada lima bakteri

ABSTRAK
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella enterica typhi, Listeria monocytogenes, dan fungi Candida albicans telah dianalisis. Hasil riset menunjukkan biosurfaktan yang diproduksi oleh B. subtilis C19 menghambat pertumbuhan fungi tetapi tidak menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil riset ini menunjukkan bahwa biosurfaktan yang dihasilkan oleh B. subtilis C19 dapat digunakan untuk aplikasi konsorsium dalam biodegradasi pirena, tanpa dampak negatif dari fungsi antimirobialnya.;Poly-aromatic hydrocarbon (PAH) is one of the most pervasive contaminant presents in oil ? contaminated sites. It comprises anthracene, benzo-anthracene, and pyrene. Of those, pyrene is the most abundant high-molecular weight PAHs, which is highly toxic, mutagenic, genotoxic and carcinogenic to the living organisms. However, reports have suggested that some microorganisms were capable of successfully degrading the pyrene. To study the ability of Indonesian strain to degrade the pyrene, an explorative study has been undertaken. A five marine bacterial isolate from Cilacap and Marina have been used in this study to undertake the pyrene degradation study. The five strains were identified as Ochrobactrum sp. M2292, Bacillus subtilis M128, Bacillus subtilis C318, Bacillus subtilis C19 and Bacillus pumilus C15. They were analyzed for the presence of dioxygenase genes, believed to be the key genes in the degradation of pyrene. It was found from the study that all the isolates have the dioxygenase genes, nidA and nahAc, two biomarkers used to evaluate the degradation capability of the bacteria. The five bacteria shows their capability in degrading the PAHs using petri dish agar medium test using pyrene or penanthere as substrate, but only two were superior in term of growth, which were, Bacillus subtilis C19 for pyrene and Ochrobactrum sp. M2292 for penantherene. As this study was focused on pyrene, B. subtilis C19 were chosen for further study. A simple batch test was undertaken to study the degradation kinetics of pyrene using B. subtilis C19, where pyrene was used as the limiting substrate. The growth rate was then fitted using the least sum square error with available bacterial growth models of Monod, Haldane, Andrews, and Aiba. The experimental results showed that the curve fitted Andrews model best, with a maximum specific growth rate (μmax) of 0.0048 h-1, a half velocity constant (Ks) of 0.0079 gL-1, and an inhibition growth rate coefficient (Ki) of 0.2619 gL-1. The fit produces a sum square error of 0.046 as compared to, between 0.050 ? 0.207 of other models. In addition to its intrinsic ability to degrade the pyrene, the bacterium was also known to produce a biosurfactant that may help the bacteria to emulsify the pyrene, so that increases its bioavailability. It was confirmed that the bacteria did produce the biosurfactant, and further analysis showed that the lipopeptide biosurfactant had a superior stability in term of pH and salinity, two characteristics required for a successful field application. In an additional study, an antimicrobial activity of the biosurfactant on five bacteria"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
D1915
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arina Shallyta Sastra
"Saat ini dunia sedang mewujudkan green city yang disebabkan dengan adanya permasalahan lingkungan terutama di Indonesia yang terkenal dengan produksi petroleum gas. Produksi tersebut masih menimbulkan efek yang kurang baik terhadap pengolahan limbah cair hasil samping dari proses distilasi produksi petroleum gas tersebut yang memiliki kandungan fenol 16 ppm. Fenol merupakan suatu senyawa hidrokarbon aromatik yang sulit untuk diuraikan karena senyawa ini memiliki rantai karbon yang panjang dan sangat toksik sehingga pemerintah mengelurkan peraturan untuk fenol sendiri untuk baku mutunya kurang dari 2 ppm. Oleh dari itu, diperlukan suatu cara untuk menguraikan limbah cair tersebut sehingga dapat mewujudkan green city. Salah satunya adalah proses biodegradasi yang merupakan suatu proses penguraian yang bergantung pada mikroba. Maka dari itu, disini peneliti melakukan produksi bakteri konsorsium yang diisolasi dari lambung (rumen) sapi dan lumpur minyak bumi (petroleum sludge) baik bentuk padatan maupun cairan dan mengidentifikasi bakteri tersebut serta melakukan pengujian kinetika untuk menetahui kemampuannya.
Dari hasil identifikasi bakteri dihasilkan bahwa bakteri hasil dari rumen sapi terdapat gram positif yang berbentuk batang beraturan, berbentuk batang yang tidak beraturan dan berbentuk bola juga yang tergolong gram negatif yang berbentuk batang beraturan dan bola. Sedangkan, hasil dari bakteri yang diisolasi dari petroleum Sludge. Dari hasil biodegradasi fenol sintesis didapatkan nilai k pada setiap hasilnya yaitu pada biodgradasi fenol dengan menggunakan bakteri konsorsium dari rumen sapi didapatkan nilai k yaitu 0,174; 1,125; 1,527; 0,007 dan 0,116 yang berdasarkan pada kosentrasi fenol berturut-turut 12, 24, 48, 72 dan 120. Begitu pula untuk petroleum sludge pada kosentrasi yang sama didapatkan nilai k berturut-turut yaitu 0,212; 1,029; 1,26; 1,74 dan 2,196.

Currently the world is realizing green city due to the existence of environmental problems, especially in Indonesia, which is famous for the production of petroleum gas. The production still cause adverse effects to the treatment of wastewater by-product from the distillation process of petroleum production of the gas that has a phenol content of 16 ppm. Phenol is an aromatic hydrocarbon that is difficult to disentangle because these compounds have a carbon chain length and very toxic so that the government issue the regulations for phenol itself for the quality standard of less than 2 ppm. Therefore, we need a way to decompose the liquid waste so that cit can realize a green city. One of them is the biodegradation process is a process that depends on microbial decomposition. Therefore, here the researchers conduct a study to produce bacterial consortium isolated from the rumen of cattle and petroleum sludge, both solid and liquid form, to identify the bacteria as well as to test the kinetics to know the ability of the bacterial consortium.
From the results of bacterial identification, cattle rumen bacteria are gram-positive and have irregular rod-shaped, regular rod-shaped and spherical shape; while gram-negative bacteria have irregular rod-shaped and spherical shape. Of the synthesis of phenol biodegradation results in k value on each outcome, that is on phenol biodegradation using cattle rumen bacterial consortium, the obtained k value sure 0.174; 1.125; 1,527; 0.007 and 0.116, which are based on the concentration of phenol of 12, 24, 48, 72 and 120. Similarly, for petroleum sludge at the same concentrations, the obtained k values respectively are 0.212; 1.029; 1.26; 1.74 and 2.196.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>