Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145678 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S5725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rozan Firdaus Permana
"Hubungan India dan Pakistan telah diwarnai dengan dinamika yang fluktuatif selama hampir 80 tahun lamanya. Kehadiran identitas seakan-akan bersifat integral dalam dinamika ini. Hal ini pun dapat ditilik dari peristiwa Partisi 1947 yang merupakan titik puncak dari perpecahan antara komunitas Hindu dan Muslim sebagai awal kelahiran India dan Pakistan sebagai entitas berbeda. Kedua entitas terus menaruh imajinya terhadap Kashmir melalui simbolisme identitas. Kontestasi antara entitas ini juga termanifestasi dalam perbatasan kedua negara tersebut. Perbatasan sendiri memiliki dimensi yang kompleks dalam konteks kontestasi identitas antara India dan Pakistan. Tinjauan literatur ini mengulas 36 literatur mengenai identitas dalam hubungan India-Pakistan dengan menggunakan pengorganisasian metode Taxonomi. Secara garis besar topik ini memiliki empat tema, 1).Tinjauan Historis Pertautan Identitas India dan Pakistan, 2). Signifikansi Partisi 1947 dalam Dinamika Hubungan India–Pakistan, 3). Kompleksitas Isu Kashmir dalam Hubungan India-Pakistan, dan 4). Dinamika Identitas dalam Isu Perbatasan India-Pakistan. Dalam tinjauannya, penulis menemukan bahwa tercipta relasi antara identitas yang bersifat predatorik dalam konteks dinamika India-Pakistan. Komunalisme komunitas identitas telah menjadi salah faktor dalam melanggengkan relasi ini. Hal ini pun juga tecermin dalam kasus Kashmir dan Perbatasan yang turut menjadi wahana terjadinya konstruksi dan marginalisasi identitas.

India-Pakistan relations have been volatile for nearly 80 years, heavily influenced by identity dynamics. The 1947 Partition, marking the division between Hindu and Muslim communities, led to the formation of India and Pakistan. This event set the stage for ongoing conflicts, particularly over the disputed Kashmir region, where both countries project their identities. The border itself is a site of complex identity contestation, impacting both state policies and border communities. This literature review examines 36 sources on identity in India-Pakistan relations using a taxonomy method, categorizing the findings into four themes: 1). Historical Review of the Identity Linkage of India and Pakistan, 2). The Significance of the 1947 Partition in the Dynamics of India–Pakistan Relations, 3). The Complexity of the Kashmir Issue in India-Pakistan Relations, and 4). Identity Dynamics in the India-Pakistan Border Issue. The review reveals a relationship of predatory identities between the two nations, sustained by communitarian identity politics. This dynamic is evident in both the Kashmir issue and border interactions, where identity construction and marginalization are ongoing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Impiani
"ABSTRAK
Kajian ini menganalisis eskalasi konflik militer yang terjadi antara India dan Pakistan
pada periode setelah perjanjian damai Deklarasi Lahore 1999. Setelah beberapa kali
terlibat perang besar, konflik militer di antara kedua negara ini terus berlangsung hingga
hari ini. Kajian terdahulu perihal konflik India-Pakistan hanya membahas perihal
penyebab konflik ini terjadi dan upaya penyelesaian konflik yang terbagi ke dalam tiga
sudut pandang besar yaitu keamanan, politik domestik dan ekonomi-politik, tetapi
belum ada yang menjelaskan bagaimana konflik ini nampaknya tetap bertahan. Dengan
menggunakan perspektif dilema keamanan sebagai kerangka analisis dan metode
penelitian causal-process tracing, kajian ini menunjukkan bahwa tindakan peningkatan
sistem pertahanan dan mengeluarkan kebijakan yang ofensif adalah pemicu kedua
negara terus terlibat dalam konflik militer. Analisis kajian ini juga menunjukkan
perjanjian damai Deklarasi Lahore 1999 tidak dapat menghentikan konflik militer dan
permusuhan antara keduanya, karena India dan Pakistan saling melihat perilaku satu
sama lain seperti pembangunan kekuatan pertahanan dan pengembangan nuklir sebagai
ancaman sehingga keduanya selalu berada dalam situasi dilema keamanan.

ABSTRACT
This study analyses the military conflict escalation between India and Pakistan in the
period after 1999 Lahore Declaration. After several major wars, military conflicts
between the two countries continued to this day. Previous studies on the India-Pakistan
conflict only discussed the causes of this conflict and efforts to resolve conflicts. The
studies are divided into three major perspectives, namely; security, domestic politics,
and political economy, but none has explained how this military conflict is relatively
lasting. By using security dilema as an analytical framework and causal-process
tracing on research method, this study shows that actions to improve the defense system
and an offensive policy are the triggers for the two countries to continue to be involved
in military conflicts. The analysis of this study also shows that the Lahore Declaration
1999 cannot stop military conflict and hostility between India and Pakistan, because
they see each other's behaviors-such as the development of military defense capability
and nuclear weaponry development-as threats so that they are always remains in the
security dilema situation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Rustam
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Ngantung, Olgha
"Konsep disaster diplomacy pertama kali digunakan untuk melihat pengaruh bencana gempa bumi 1999 terhadap proses perdamaian konflik Turki-Yunani. Kashmir sebagai wilayah sengketa, medan perang, sekaligus daerah rawan bencana di India-Pakistan telah banyak diteliti untuk melihat keterkaitan antara konflik dan bencana. Kemunculan virus SARS-CoV-2 menjadi momentum kembalinya disaster diplomacy India-Pakistan setelah bencana-bencana terdahulu. Namun, penolakan India terhadap bantuan COVID-19 dari Pakistan dan produksi vaksin COVID-19 oleh India untuk para negara tetangga, kecuali Pakistan, merupakan bukti kegagalan disaster diplomacy di antara keduanya. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan gagalnya disaster diplomacy India-Pakistan pada bencana pandemi COVID-19. Melalui konsep Complex Adaptive Systems (CAS) yang dikembangkan oleh Louise K. Comfort, penelitian ini menemukan bahwa penolakan India terhadap bantuan dari Pakistan salah satunya disebabkan oleh hambatan birokrasi pada tingkat pemerintah pusat dan banyaknya bantuan serupa oleh komunitas internasional yang menempatkan pertolongan dari Pakistan sebagai prioritas terakhir. Selain itu, berdasarkan konsep pengambilan keputusan, kegagalan disaster diplomacy India-Pakistan tidak dapat dipisahkan dari faktor non-kebencanaan seperti politik domestik, internasionalisasi konflik Kashmir, dan hubungan India-Pakistan yang kian terpuruk akibat konflik bersenjata dan berbagai serangan terorisme.

The concept of disaster diplomacy was first used to analyze the impact of the 1999 earthquake on the peace process of Greek-Turkey conflict. Kashmir as a disputed area, battlefield, as well as a disaster-prone area in India-Pakistan has been widely studied to see the nexus between disaster and conflict. The emergence of the SARS-CoV-2 virus has become a momentum for the return of India-Pakistan’s disaster diplomacy after previous disasters. However, India's refusal of Pakistan's COVID-19 aid and India's production of COVID-19 vaccines for neighboring countries, except for Pakistan, is an evidance of the failure of disaster diplomacy between the two sides. This undergraduate thesis aims to analyze the factors that led to the failure of the India-Pakistan’s disaster diplomacy during the COVID-19 pandemic. By using the concept of Complex Adaptive Systems (CAS) developed by Louise K. Comfort, this thesis found that India’s refusal of Pakistan’s aid was partly caused by bureaucratic obstacles at the central government level and the large amount of similar aids by the international communities which placed the help from Pakistan at its last priority. In addition, based on the decision-making concept, the failure of disaster diplomacy between India-Pakistan cannot be separated from non-disaster factors such as domestic politics, internationalization of the Kashmir conflict, and India-Pakistan relations which are lately deterirorating due to armed conflicts and various terrorist attacks."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Jihan Shavira
"Disaster diplomacy merupakan salah satu jenis diplomasi baru yang berkembang pesat setelah Turki dan Yunani mengalami perbaikan hubungan akibat pemberian bantuan kepada satu sama lain ketika terjadi gempa pada 1999. Akan tetapi, implementasi disaster diplomacy tidak selalu berjalan mulus, seperti yang terjadi pada kasus India-Pakistan ketika gempa bumi 2005 terjadi. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis resistensi pada implementasi disaster diplomacy melalui studi kasus pemberian bantuan oleh India kepada Pakistan ketika gempa bumi 2005 terjadi. Dalam melakukan analisis, penulis menggunakan teori Complex Adaptive System (CAS) untuk menganalisis aspek kebencanaan dan beberapa faktor lainnya sebagai aspek non-kebencaan. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan teknik studi literatur dan wawancara dalam mengumpulkan data. Berdasakan analisis yang dilakukan, penulis menemukan setidaknya 9 penyebab resistensi disaster diplomacy India-Pakistan pada gempa bumi 2005. Salah satunya adalah tren hubungan kedua negara yang dipenuhi rasa curiga dan prasangka. Penulis juga membuktikan bahwa resistensi pada aspek kebencanaan terjadi dikarenakan aspek non-kebencanaan.

Disaster diplomacy is a new type of diplomacy that developed rapidly after Turkey and Greece rapprochement due to providing assistance to one another when the earthquake occurred in 1999. However, the implementation of disaster diplomacy did not always run smoothly, as happened in the case of India-Pakistan during 2005 earthquake. This paper aims to analyze the resistance on the implementation of disaster diplomacy through the case of relief assistance provided by India to Pakistan when the earthquake hit in 2005. In conducting the analysis, the writer uses Complex Adaptive System theory to analyze the disaster aspects and several other factors of non-disaster aspects. The author uses qualitative method and literature review as well as interview to collect data. Based on the analysis conducted using the framework, the author found at least 9 causes of resistance on the implementation of India-Pakistan disaster diplomacy during 2005 earthquake. One of them is the relations between the two countries filled with suspicion and prejudice. The author also proves that resistances to the disaster aspect occur due to the non-disaster aspect."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>