Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193849 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
S7600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulizar Syafri
"ABSTRAK
Masalah perubakan dan penciutan kawasan hutan di Indonesia telah menjadi perhatian dan keprihatinan mancanegara. Luas kawasan hutan di Indonesia dilaporkan berkurang ratusan ribu hektar tiap tahunnya, termasuk di dalamnya kerusakan kawasan hutan konservasi.
Menanggapi persoalan tersebut, sejak beberapa tahun belakangan ini pemerintah telah berupaya mencari dan mengembangkan model pengelolaan hutan (konservasi) yang melibatkan penduduk setempat dalam perlindungan hutan serta tanggap terhadap kepentingan mereka. Namun, dalam kenyataannya di berbagai masyarakat dilaporkan telah ada sistem-sistem pengelolaan sumberdaya hutan oleh masyarakat setempat, dan dapat berjalan baik tanpa campur tangan instansi-instansi pemerintah.
Pertanyaan pokok yang dibahas dalam tesis ini adalah bagaimana penduduk lokal mengembangkan sistem pengelolaan hutan dan konsekuensinya bagi keberlangsungan kawasan hutan itu sendiri serta pada taraf kehidupan mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penduduk lokal menciptakan dan mempertahankan struktur keluarga luas modifikasi sebagai suatu strategi adaptasi dalam menanggapi perubahan-perubahan yang berlangsung berkenaan dengan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya tersebut.
Pengumpulan data berlangsung kurang lebih lima bulan, atau dari pertengahan bulan September 1993 sampai dengan pertengahan Februari 1994. Selama melakukan penelitian, peneliti tinggal di lokasi penelitian atau bersama dengan penduduk setempat, dan melakukan pengamatan terhadap berbagai kegiatan dan perisitwa yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan hutan sumber daya hutan. Satuan sosial yang menjadi sasaran pengematan penelitian lapangan adalah rumah tangga maupun kelompok kekerabatan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan terlibat dan wawancara mendalam. Pengamatan tidak hanya dilakukan sebatas desa saja melainkan peneliti memperluas wilayah pengamatan sampai ke luar desa penelitian, mengingat apa yang berlangsung di luar wilayah desa penelitian berhubungan dan berpengaruh dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi di desa penelitian. Wawancara dilakukan dengan orang-orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan yang berhubtmgan dengan pengelolaan dan pemanfaatan lahan dan sumber daya hutan tersebut.
Telaah teoritis tentang struktur keluarga luas modifikasi ditekankan pada proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi penciptaan dan upaya dalam mempertahankannya. Secara praktis hasil studi ini memberikan model analisa dalam menjelaskan permasalahan sosial-budaya yang muncul dalam rangka kegiatan pembangunan
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pondaag, Joseph
"Pendidikan selama ini dipandang sebagai 'jembatan' melalui mana suatu tingkat kesejahteraan hidup yang lebih baik dapat diraih. Jika demikian, dapat ditafsirkan bahwa jembatan itu mungkin dibangun atas landasan dan kerangka yang berbeda. Bagaimana jembatan itu dibangun tidak terlepas dari cara pandang terhadap kesejahteraan oleh para pengguna jembatan itu.
Masyarakat Irian Jaya saat ini merupakan pembauran antara penduduk asli dan pendatang. Dalam pembauran itu tampak adanya gejala-gejala kesenjangan di bidang-bidang penunjang kesejahteraan dan pada umumnya yang tampil sebagai pihak yang kurang atau lemah adalah kalangan penduduk asli. Di bidang pendidikan formal gejala umum yang dapat langsung kelihatan adalah kurang dalam prestasi belajar.
Dari beberapa literatur dan laporan ternyata ada aspek-aspek budaya tradisional Irian Jaya ditandai sebagai faktor-faktor yang besar andilnya terhadap terbentuknya beberapa karakter khas bagi masyarakatnya. Penelitian ini hendak mempelajari sikap (belajar) yang terbentuk oleh suatu latar budaya dengan asumsi bahwa sikap itu akan mewarnai perilaku individunya; dalam pengertian bahwa kehidupan dalam suatu alam budaya tertentu memberikan suatu pengalaman atau pembelajaran. Dengan demikian yang dimaksud dengan sikap belajar di sini adalah sikap terhadap pembelajaran itu. Apa yang hendak dilihat dalam sikap belajar (variahel dependen) adalah efek-efek dari keluarga, sekolah asal dan jenis kelamin (variabel-veriabel independen) masing-masing sebagai bentuk pranata sosial yang memiliki budaya khas. Secara khusus hendak dilihat pula tentang efektivitas kategori-kategori yang dilibatkan dalam setiap pranata tersebut.
Penelitian ini dilakukan terhadap 1361 responden (siswa kelas I SLTA) yang dijaring dari beberapa wilayah sampel di Irian Jaya. Mereka dikelumpokkan menurut keanggotaannya dalam: keluarga penduduk asli atau keluarga pendatang, berasal dari SLTP swasta atau negeri, berjenis kelamin perempuan atau lelaki; dengan demikian akan ditemukan misalnya sekelompok siswa perempuan penduduk asli yang berasal dari SLTP swasta dan seterusnya.
Dari pengolahan data berdasarkan pengelompokkan responden diperoleh hasil berikut: (1) Dari segi jumlah responden: 94 siswa perempuan penduduk asli dari SLTP swasta. 193 siswa perempuan penduduk.asli dari SLTP negeri, 58 siswa perempuan pendatang dari SLTP swasta, 215 siswa perempuan pendatang dari SLTP negeri, 147 siswa lelaki penduduk asli dari SLTP swasta, 351 siswa lelaki penduduk asli dari SLTP negeri, 51 siswa lelaki pendatang dari SLTP swasta, dan 252 siswa lelaki pendatang dari SLTP negeri. Jumlah responden seluruhnya yang dapat dianalisis adalah 7.98% dari jumlah siswa kelas 1 SLTA se-Irian Jaya. (2) Dari segi keanggotaan responden menurut masing-masing variabel independent 785 siswa kategori penduduk asli, 576 siswa kategori pendatang, 350 siswa dari SLTP swasta, 1011 siswa dari SLTP negeri, 560 siswa perempuan dan 801 siswa lelaki.
Berdasarkan analisis regresi berganda ditemukan beberapa hal berikut: (a) Dari segi proporsi varians: yang dijelaskan bersama oleh semua variabel bebas terhadap sikap belajar adalah sebesar ± 23% yang sangat bermakna pada level p = 0,000 ; tetapi menurut masing-masing variabel bebas hanya variabel keluarga dan jenis kelamin yang memberikan penjelasan yang sangat bermakna pada level p = 0,000, sedangkan penjelasan dari variabel sekolah asal hanya bermakna pada level p = 0,077 < 0.05. Semuanya itu sekaligus menggambarkan Pula kebermaknaan efek dari setiap variabel bebas terhadap sikap belajar. (b) Jika dilihat dari segi efek suatu variabel bebas terhadap variabel bebas lainnya, tampak bahwa keluarga mempunyai efek bermakna pada level p = 0,01 terhadap sekolah asal dan jenis kelamin, tetapi sampai pada level p 5 0,05 variabel sekolah asal tidak mempunyai efek bermakna atas jenis kelamin. (c) Jika dilihat dari segi perbedaan efek tampak bahwa efek keluarga terhadap sekolah asal swasta tidak berbeda signifikan dengan efek keluarga terhadap sekolah asal negeri: efek keluarga terhadap jenis kelamin perempuan berbeda signifikan dengan efek keluarga terhadap jenis kelamin lelaki; dan efek sekolah asal terhadap jenis kelamin perempuan berbeda signifikan dengan efek sekolah asal terhadap jenis kelamin lelaki."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T5675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suyono Hendarsin
"ABSTRAK
Sesudah Pulau Greenland, pulau Irian adalah merupakan pulau kedua terbesar di dunia. Ia berbentuk sebagai seekor naga, kepalanya menghadap ke arah Barat tepat di bawah garis Khatulistiwa. Badan serta ekornya terletak di sebelah Utara dari setengah bagian Timur benua Australia.
Tetapi ada pula yang menggambarkan pulau yang letaknya di ujung Timur Indonesia ini sebagai seekor burung raksasa.
Pada saat ini pulau Irian dipisahkan oleh garis perbatasan yaitu 141° Bujur Timur yang membagi pulau itu menjadi dua ialah :
a. Sebelah Timur, bermula adalah daerah perwalian Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diserahkan administrasinya kepada Australia kemudian pada tahun 1975 menjadi sebuah negara merdeka dengan nama Papua New Guinea (PNG).
b. Sebelah Barat yang mula-mula bernama Irian Barat karena terletak di sebelah Barat, kemudian Irian Barat merupakan suatu propinsi sendiri dengan nama baru Irian Jaya.
Garis perbatasan 141º yang berlaku sekarang ini baru diadakan pada tanggal 16 Mei 1895 di Graven hage, negeri Belanda pada waktu pemerintah Belanda dan pemerintah Inggris merasa perlu menetapkan perbatasan antara wilayah kekuasaan masing-masing di pulau Irian. Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya terletak antara 0°Garis Khatulistiwa-9° Lintang Selatan, 130° Bujur Timur -141° Bujur Timur dengan jarak terjauh dari Barat ke Timur sekitar 1.221 km dan jarak terjauh dari Utara ke Selatan sekitar 999 km merupakan propinsi yang termuda setelah Propinsi Tingkat I Timor Timur. Tanggal 1 Mei 1986 genap sudah usia Propinsi Irian Jaya 23 tahun sejak kembalinya ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Walaupun telah berusia 23 tahun keadaan Propinsi Irian Jaya pada umumnya masih jauh ketinggalan dibandingkan dengan Propinsi Daerah Tingkat I lainnya di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kondisi ini disebabkan pemerintah jajahan Hindia Belanda dahulu tidak pernah menaruh perhatian terhadap pulau Irian ini, seperti diungkapkan oleh R.C. Bone dalam bukunya "The Dynamics of the Western New Guinea (Irian Barat) Problem" yang dikutip oleh Ross Garnaut-Chris Manning, menyebutkan :
"Irian jajahan Belanda sebagai anak tiriHindia Belanda, daerah terlupa yang hanya berguna sebagai benteng terhadap gangguan asing, suatu tempat tamasya untuk hukuman tugas bagi pegawai- pegawai sipil yang melanggar disiplin dan sebagai tempat pengasingan untuk pejuang-pejuang kemerdekaan".
Di samping faktor tidak diperhatikannya Pulau Irian oleh penjajah Hindia Belanda dahulu faktor-faktor lainnya adalah:
a. Faktor geografis yang sangat luas (diperkirakan sekitar 410.660 km2 atau 3,5 x pulau Jawa) dengan topografinya yang sangat bervariasi.
b. Faktor penduduk yang sangat langka dibandingkan luasnya dengan jumlah hanya sekitar 1,2 juta jiwa hidupnya terpencar-pencar dengan isolasi alam yang masih sulit dijangkau dengan komunikasi dan transportasi."
1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gamar Ariyanto
"UNLVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUD! SOSIOLOGI KEKHUSUSAN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
GAMAR ARIYANTO
Nim 6997510094
PENDAMPINGAN SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Studi Kasus Pendampingan Masyarakat Sub Suku Nawaripi dalam Program Rekognisi Tanah Ulayat yang Ru/sak karena Limbah Pertambangan PT. ¥mport Indonesia di Kabupalen Mimika, Propinsi Irian ]aya
(xii, 5 bab, 174 halaman, 13 label, ! bagan, 19 gambar, 2 lampiran. BBL: 40 Buku,14 Laporan, 9 Artikel/Surat Kabar, 10 Jurnal/Makalah, 8 Keputusan/Konvensi/ Undang-undang/Pedoman Umum, 1 Karya Itmiali/Tesis/Disertasi mulai tahun 1962 hingga tahun 2001)
ABSTRAK
Ketidakberdayaan, kemiskinan dan ketidakmampuan masyarakat Sub Suku Nawaripi dalam mengembangkan kehidupan adalah salah satu dampak tersingkirnya masyarakat dari proses pembangunan. Masyarakat Sub Suku Nawaripi adalah salah
satu contoh masyarakat yang tersingkir karena tanah ulayat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, digunakan Freeport untuk membuang limbah. Akibat penggunaan lahan ini, masyarakat Sub Suku Nawaripi menjadi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keputusasaan ini menjadikan masyarakat Sub Suku Nawaripi menjadi asosial, dan mengajukan tuntutan-tuntutan yang semakin mengakibatkan kerawanan sistem sosial di Kota Mimika. Salah satu upaya untuk meredam kerawanan sosial ini, Yayasan Sejati melakukan pendampingan
Penelitian untuk melihat proses pendampingan ini merupakan penelitian deskriptif, dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan studi kepustakaan, pengamatan terlibat dan wawancara mendalam terhadap informan yang dipilih secara purposive. Sasaran yang diteliti adalah masyarakat Sub Suku Nawaripi dengan lokasi penelitian di Desa Nayaro, Desa Koperapoka, dan Desa Nawaripi Baru Kecamatan Mimika Baru, Kabupaten Mimika Propinsi Irian Jaya. Seluruh proses penelitian membutuhkan waktu selama 8 bulan. Tujuan penelitian adalah diperolehnya gambaran proses pendampingan yang dilakukan untuk memberdayakan masyarakat, dengan melihat gambaran proses dari kegiatan pendamping dalam mempersiapkan masyarakat sebelum menandatangani pelepasan tanah ulayat Sub Suku Nawaripi kepada pemerintah, kegiatan-kegiatan pendamping dalam proses penandatanganan dokumen pelepasan tanah ulayal Sub Suku Nawaripi dan menggambarkan hasil-hasil dari proses pendampingan yang dilakukan pendamping terhadap masyarakat Sub Suku Nawaripi.
Kasus pendampingan masyarakat Sub Suku Nawaripi dalam program Rekognisi Tanah Ulayat yang Rusak karena Limbah PT. Freeport Indonesia, dipilih
untuk menggambarkan pendampingan sebagai salah satu alternatif pemberdayaan masyarakat, karena pendampingan tersebut dilaksanakan dengan maksud untuk memampukan masyarakat agar dapat memahami realitas pada lingkungannya, melakukan refleksi pada faktor-faktor yang menentukan lingkungannya dan mengartikulasikan aspirasi, meletakkan langkah-langkah untuk merubah efek dengan merubah situasi. Pendampingan ini juga dimaksudkan untuk menunjukkan 3 prinsip pemberdayaan, yang terdiri dari bentuk kegiatan yang difokuskan untuk membantu memahami kondisi inividu terhadap kesejahteraan dirinya, pendamping mendukung individu untuk mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan pemenuhan kebuluhannya, dan yang terakhir dilakukan dengan mengurangi perasaan terisolasi dan membuat hubungan-hubungan dengan individu/kelompok yang lain. Dalam konteks pemberdayaan, proses pendampingan ini juga dimaksudkan menggunakan strategi relief & wellfare yang digabungkan dengan strategi small-scale self reliant local development, sustainable systems development, people's movement dan empowering people.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Yayasan Sejati menggunakan 2 jalur untuk membantu masyarakat Sub Suku Nawaripi. Pertama dilakukan dengan mengupayakan perubahan kebijakan, kedua dilakukan dengan mendampingi masyarakat. Penelitian ini menemukan bahwa kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh Yayasan Sejati belum menggambarkan hakikat proses pemberdayaan. Masyarakat Sub Suku Nawaripi masih belum maksimal berperan dalam seluruh kegiatan yang ditujukan untuk kesejahteraan hidupnya. Masyarakat Sub Suku Nawaripi hanya berperan sebatas sebagai "narasumber" dari seluruh proses kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan masyarakat. Masyarakat belum dipercaya untuk bersama-sama memikirkan dan menganalisis alternatif-alternatif tindakan dan kegiatan untuk mewujudkan keinginan. Walaupun dari segi proses, belum secara maksimal menerapkan tehnik pemberdayaan, akan tetapi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh Yayasan Sejati telah menunjukkan dampak perubahan keberdayaan masyarakat. Penelitian ini juga menggambarkan efektifltas kegiatan pendamping untuk mempengaruhi elit pengambil kebijakan, untuk mendukung upaya masyarakat Sub Suku Nawaripi untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Perubahan sosial membutuhkan waktu yang tidak sedikit, oleh karena itu direkomendasikan dalam penelitian ini untuk meneruskan dan mengembangkan pendampingan menjadi semakin komprehensif dan melibatkan seluruh komponen masyarakat di Kabupaten Mimika. Terbentuknya Lem'oaga Musyawarah Adat dan lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di Kabupaten Mimika merupakan wahana yang sangat strategis untuk melakukan proses pemberdayaan. Selain mengembangkan pendampingan agar mencakup aspek yang lebih luas, hal yang sangat penting untuk dilakukan sebagai tindaklanjut kegiatan pendamping dalam memberikan alternatif penyelesaian konflik pertanahan antara masyarakat dengan negara (swasta), adalah melakukan sosialisasi dan diseminasi.
Dari aspek teknis, penelitian ini merekomendasikan agar meningkatkan kualitas pendamping, sehingga mampu meningkatkan kualitas pendampingannya. Hal ini penting, karena cukup sulit membedakan pendampingan untuk pemberdayaan (empowerment) dengan pendampingan untuk pem-perdajaan (disempowerment). Pemberdayaan akan menghasilkan masyarakat yang mandiri, dan mampu berkembang sesuai dengan daya kreatif dan kebijakan-nya, sedangkan pem-perdayaan akan menghasilkan masyarakat yang tidak mandiri, tergantung nasibnya pada orang lain.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T231
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Kaniawati
"Saat ini pemerintah Indonesia mulai memberlakukan larangan ekspor bahan tambang mentah. Sehingga banyak perusahaan tambang yang berhenti berproduksi dan banyak karyawan yang merasa khawatir dengan keberlangsungan karir mereka di perusahaan. PT Freeport Indonesia merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang juga terkena dampak dari peraturan tersebut.
Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh job security terhadap motivasi kerja karyawan di kantor pusat PT Freeport Indonesia dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Data diperoleh dari kuesioner dan wawancara tidak terstruktur. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang karyawan tetap kantor pusat PT Freeport Indonesia di Jakarta. Teknik pengambilan sampelnya adalah non probabilitas dengan teknik purposive sampling.
Metode analisis yang dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Job Security memiliki pengaruh signifikan terhadap motivasi kerja kerja karyawan. Namun, job security bukanlah faktor terbesar yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan di PT Freeport Indonesia.

Currently, the Indonesian government is imposing a ban to export raw mining materials. There are many mining companies stopped their production and a lot of employees worried with the sustainability of their careers in the company. PT Freeport Indonesia is one of the largest mining companies in Indonesia, which means that they are also affected by the regulation.
This study analyzed the influence of job security on employee motivation at the headquarters of PT Freeport Indonesia using quantitative approach. Data is obtained from questionnaires and unstructured interviews. The number of samples in this study is 100 permanent employees at the headquarters of PT Freeport Indonesia in Jakarta. The technique of sampling is non-probability with purposive sampling technique.
The method of analysis in this study is descriptive analysis and simple linear regression analysis. The results of this study indicate that Job Security has a significant influence on employees' work motivation. However, job security is not the biggest factor influencing employee motivation in PT Freeport Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S57102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Tenaga Kerja, 1995
R 331.2 IND s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Astuty
"Ruang lingkup dan cara penelitian: Sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara-negara tropis, termasuk Indonesia. Berbagai faktor respon imun & seluler yang spesifik telah dipelajari sebagai dasar pengembangan vaksin malaria. Selain itu respon imun non spesifik akhir-akhir ini mulai banyak diteliti; salah satunya adalah nitrogen oksida (NO). Penelitian yang dilakukan di 2 daerah yang berbeda tingkat endemisitasnya memberi kadar NO labia tinggi di daerah hipo daripada hiperendemik. Penelitian lebih lanjut pada berbagai golongan umur di suatu daerah endemi diperlukan untuk mengetahui variasi kadar NO pada kelompok yang imunitasnya berbeda. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kadar NO pada berbagai golongan umur, serta hubungannya dengan parameter parasitemia dan splenomegali.
Hasil dan kesimpulan.: Sebanyak 150 serum penduduk desa Tipuka, Irian Jaya yang terdiri dari kelompok anak berumur 3 - 5 tahun (19 orang ), anak berumur 6 - 9 tahun 51 orang) dan kelompok dewasa z 15 tahun (80 orang) didalamkan pemeriksaan kadar NO, parasitemia dan splenomegali. Kadar NO diukur sesuai dengan metoda Rocket dkk. (1992) dengan uji Reactive nitrogen intermidiates (RNI). Hasil penelitian memperlihatkan kadar NO tertinggi ditemukan pada kelompok anak berusia 6 - 9 tahun dan berbeda bermakna dibandingkan kadar NO kelompok dewasa (p = 0.0001 ); tetapi tidak bermakna bila dibandingkan kadar NO kelompok anak 3 - 5 tahun (p = 0.0848 ). Pada anak umur 6 - 9 tahun kelompok tanpa parasitemia, kadar NO nya lebih tinggi daripada kelompok parasitemia (p = 0.0239 ); demikian juga dengan splenomegali, dimana kelompok tanpa splenomegali kadar NO lebih tinggi daripada kelompok dengan splenomegali. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kadar NO pada berbagai kelompok umur suatu populasi yang tinggal di daerah malaria dengan endemisitas tinggi. Pada kelompok umur 6 - 9 tahun yang kadar NO nya tertinggi ada kemungkinan bersifat protektif terhadap infeksi malaria."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parsudi Suparlan, 1938-2007
"In this article, the author brings forth the need for a cultural perspective in examining and handling the problem of transmigration. He concentrates on transmigrants and their settlements, and emphasizes the importance of transmigration settlement planning that accord with the culture of the future transmigrant, along with settlement planning that takes into account its future as a center of social and economic growth and social integration in the area. Drawing from his experience with transmigration in Irian Jaya, the author shows how the transmigrants of the village of Jambal and most of the local ethnic groups show varying, sometimes opposing, characteristics. He points out that transmigrants from Java are oriented toward their urban centers, but are then placed at relatively isolated areas. Thus it should come as no surprise if these transmigrants tend to abandon their new settlement for the city. The author suggests that the transmigration program can be said to be successful if it can be shown that the settlers are in fact faring better in their new area. Here, transmigration settlements cannot be regarded as mere settlement, but as arenas for the improvement of their habitants' prosperity. They must be viewed as part of the region's development and administrative system. The author completes the article with a model of transmigration for Irian Jaya that rests on a pluralistic model of society rather than a model of assimilation."
1998
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Palupi Radikun
"Sejak turunnya harga minyak pada dasawarsa tahun 1980an, pemerintah Indonesia mulai menyadari pentingnya untuk mencari sumber-sumber penerimaan baru di luar migas. Karena itu pemerintah Indonesia mulai memberlakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang mendorong peningkatan ekspor non migas dan berusaha mencari potensi-potensi yang dapat dikembangkan. Salah satu potensi yang sedang menjadi perhatian pemerintah Indonesia adalah Indonesia bagian Timur, khususnya Irian Jaya. Pengembangan ekspor di Irian Jaya akan membawa manfaat baik secara nasional maupun bagi daerah Irian Jaya itu sendiri. Secara nasional pengembangan ekspor akan memperbaiki posisi Neraca Pembayaran Indonesia dengan meningkatnya penerimaan dari ekspor. Di sisi lain pengembangan ekspor di Irian Jaya juga akan meningkatkan pendapatan daerah melalui efek multiplier dan kaitan ekspor dengan sektor-sektor lainnya, baik yang bersifat forward linkage Usaha untuk mengetahui kebijaksanaan apa yang pal~ng tepat dalam mengembangkan ekspor di Irian Jaya menggunakan 3 pendekatan, yaitu: - Uji model dengan menggunakan model Pradumna B Rana untuk melihat seberapa jauh peranan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. - Melihat peranan berbagai sektor terhadap ekspor dan pertumbuhan ekonomi, dan prospek pengembangan industri. peranan sektor industri terhadap ekspor. - Survey langsung terhadap beberapa perusahaan ekspor di Irian Jaya untuk mengetahui perkembangan dan permasalahan yang dihadapinya. Dari hasil pengukuran terhadap beberapa indikator "tersebut didapatkan hasil sebagai berikut: - Sektor ekspor relatif lebih efisien dibadingkan dengan sektor non ekspor. Karena itu usaha merangsang pertumbuhan ekonomi dapat diarahkan ke sektor ekspor. - Industri belum berkembang di Irian Jaya, sementara itu perkembangan di sektor industri pengolahan lebih ditentukan oleh peningkatan investasi, bukan oleh penambahan labor. Karena itu usaha pengembangan industri sebaiknya diarahkan untuk merangsang iklim investasi, yangterutama ditujukan pada pengembangan produk dari sektor primer. - Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan ekspor berkisar pada masalah transportasi dan penyediaan dana. Karena itu usaha untuk mengembangkan ekspor sebaik nya diarahkan pada penyediaan fasilitas dan prasarana, dan juga memperluas penyediaan kredit melalui pengembangan sektor perbankan dan sektor-sektor lainnya. Pengembangan industri dan ekspor dapat diarahkan pada industri primer, sekunder dan tersier, baik yang bersifar highly capital intensive, moderately capital intensive dan labor intensive. Kebijaksanaan yang diambil dapat berupa deregulasi, swatanisasi, dan liberalisasi perdagangan, dan meliputi kebijaksanaan fiskal, moneter dan perdagangan internasional. Ada 4 hal yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan pengembangan industri dan ekspor di Irian Jaya yaitu growth centers, sunk cost, subsidi dan distribusi pendapatan, dan desentralisasijsistem otonomi daerah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>