Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102905 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Istiarti Sigit
"Tempat tinggal adalah kebutuhan manusia yang sangat penting terutama bagi orang-orang yang mancari nafkah di kotakota besar, seperti Jakarta. Di kota metropolitan mendapatkan tempat tinggal bagi golongan ekonomi lemah tidaklah mudah. Untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi golongan tersebut, Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui salah satu perusahaan daerahnya membangun rumah susun dan rumah sewa bertingkat.
Setelah tersedia rumah sewa tersebut, maka terjadi persaingan diantara para calon penyewa yang semakin tinggi walaupun dalam beberapa hal peraturan sewa menyewa menjadi penghambat untuk memperoleh rumah tetapi tidak mengurangi usaha mereka untuk mendapatkannya. Disisi lain pengelola Rumah Sewa Bertingkat, yang seharusnya menegakkan aturan, juga mempunyai keinginan untuk memanfaatkan minat masyarakat. Dengan tujuan yang berbeda, mereka baik calon penyewa/penyewa maupun pengelola mengembangkan suatu strategi interpretasi terhadap peraturan sewa menyewa Rumah Sewa Bertingkat.
Proses interpretasi terjadi apabila pengelola dan calon penyewa/penyewa yang terlibat dalam negosiasi tidak mampu atau tidak mau memenuhi persyaratan yang terkandung dalam peraturan. Interpretasi tersebut pada pokoknya dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : (1). Adanya diskresi dari birokrasi tingkat bawah (Lipsky, 1980 : 13), (2). Adanya aturan formal dari pengelola yang dipengauhi peraturan informal yang timbul dari masyarakat itu sendiri (Moore dalam Ihromi, 1993), (3). Adanya faktor latar belakang sosial ekonomi dan budaya dari para pelaku negosiasi.
Dari temuan yang ada, interpretasi yang berlanjut negosiasi dapat berbeda jenis penafsirannya dan dikategorikan dalam empat kategori proses negosiasi yaitu : kategori (1) memenuhi persyaratan, tidak ada persaingan, (2) memenuhi persyaratan, ada persaingan (3) tidak memenuhi persyaratan (4) tidak mematuhi/tidak memenuhi aturan tata tertib. Akibat rendahnya kontrol sosial dari masyarakat maupun atasan pengelola, maka interpretasi berlangsung terus hingga sekarang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soni
"Rumah di pusat kota memiliki suatu fungsi utama, memberikan kesempatan bagi penghuninya untuk bergerak pindah dan berkembang. Bergerak dalam pengertian mobilitas secara geografi untuk mencari dan meraih kemajuan tanpa terikat pada rumah dan berkembang dalam arti dapat pindah rumah bila anggota keluarga bertambah atau bila pendapatan bertambah atau ada tawaran pekerjaan yang lebih baik untuk menempati rumah yang sesuai.
Dalam hal ini, rumah susun sewa yang disediakan oleh pemerintah bagi warganya yang berpenghasilan rendah seharusnya memiliki fungsi ini.
Namun pada kenyataannya kecenderungan untuk bergerak pindah dan berkembang tersebut tidak terjadi pada penghuni rumah susun sewa Kemayoran. Penghuni yang telah bertambah jumlah anggota keluarganya tidak berpindah dari rumah susun sewa yang mereka huni. Sehingga luas ruang yang ada tidak sesuai atau tidak dapat lagi menampung anggota keluarganya. Sementara itu juga penghuni yang mengalami peningkatan pendapatan tidak berpindah dari rumah susun sewa yang mereka huni, bahkan mereka membuka usaha di unit usaha pada lantai bawah rumah susun. Tesis ini akan membahas mengenai bagaimana pengaruh pertambahan jumlah anggota dan pendapatan keluarga penghuni rumah susun sewa Kemayoran terbadap kehidupan ekonomi mereka?

Having a home of the heart of the city gives a chance for the low-income cities to be mobile and to develop themselves.
Mobile in the sense of being able to grab the opportunity to move forward, without being tied down to their home. And develop them by increasing their economic levels.
However, government owned-flat in Kemayoran is not functioning properly as home at the heart of the city. The increasing member of the families and the raise of income don't make the tenants move out of the flat in Kemayoran. Whereas the increasing member of the families affects the balance between the available space in a flat and the required space for a person.
It raises the question concerning the raise of their income, the number in a family and how they affect the level of economy of tenants in government owned flat in Kemayoran? This thesis is an attempt to answer that question."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Hermawati
"Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PBF Tramedifa dilakukan selama enam minggu. Pelaksanaan PKPA ini bertujuan memberikan pemahaman kepada mahasiswa calon Apoteker mengenai peran seorang Apoteker di suatu PBF. Selain itu, juga bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai penerapan aspek manajemen pengendalian persediaan farmasi secara nyata di PBF. Apoteker di PBF Tramedifa memegang peran penting sebagai penanggung jawab pelaksanaan dan pengawasan kegiatan operasional PBF, pembuat keputusan dan peraturan yang menjamin terselenggaranya kegiatan distribusi yang baik, serta sebagai pemimpin dan komunikator dengan pihak-pihak lain yang terkait dengan kegiatan operasional di PBF tersebut.
Tugas khusus yang diperoleh selama PKPA bertujuan untuk mengkaji penerapan aspek Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) di PBF Tramedifa sebagai persiapan untuk memperoleh sertifikat CDOB. Aspek CDOB yang dibahas adalah aspek pada bab 1 - bab 3, yaitu mengenai manajemen mutu; organisasi, manajemen, dan personalia; serta bangunan dan peralatan. Hasil kajian menunjukkan bahwa belum seluruh poin dari ketiga aspek CDOB tersebut yang telah terpenuhi di PBF Tramedifa.

Pharmacist Internship Program at Tramedifa Pharmaceutical Distributor of Drug Product was conducted for six weeks. This program was intended to give an understanding about Pharmacist’s role in a Pharmaceutical Distributor field to the Pharmacist rookie student. Also to give comprehension about the implementation of pharmaceutical supplies control management markedly at Pharmaceutical Distributor. Pharmacists at Tramedifa Pharmaceutical Distributor of Drug Product are responsible for executing and supervising operational activities, being a decision and regulation maker to guarantee the implementation of good distribution practice, also act as a leader and communicator to those who are involved with the operational of this distributor.
Specific assignment that student had during the internship was aimed to review the implementation of Good Distribution Practice aspects at Tramedifa Pharmaceutical Distributor as one step of preparation to obtain Good Distribution Practice certificate. Studied aspects were taken from chapter 1 - 3 according to Good Distribution Practice, which was reviewing about quality management; organization, management, and personnel; and equipments and buildings. Review result showed that not yet entire points of those three aspects were fulfilled at Tramedifa Pharmaceutical Distributor.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghariza Mutia Danar
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di PBF Tramedifa bertujuan untuk memahami peran dan tugas apoteker penanggung jawab di PBF Tramedifa dan memahami penerapan aspek manajemen pengelolaan sediaan farmasi di PBF Tramedifa. Tugas khusus yang diberikan berjudul Kajian Penerapan Aspek CDOB Bab 4 - Bab 6 di PBF Tramedifa Sebagai Persiapan Menuju Perolehan Sertifikat CDOB.
Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengkaji kesesuaian antara kegiatan yang terdapat di PBF Tramedifa dengan ketiga aspek pada Bab 4-Bab 6 dari Pedoman Teknis CDOB sebagai langkah persiapan untuk memperoleh sertifikat CDOB., Ketiga aspek tersebut yaitu Operasional, Inspeksi diri dan Keluhan, obat dan/atau bahan obat kembalian, diduga palsu dan penarikan kembali

Pharmacists Professional Practice at Tramedifa Pharmaceutical Distributor aims to understand the duties and functions of pharmacists pharmacy manager in Tramedifa Pharmaceutical Distributor and pharmacist understand the application of the management aspects of pharmaceutical management in Tramedifa Pharmaceutical Distributor. Given a special assignment titled Assessment Implementation Aspects CDOB Chapter 4 - Chapter 6 in Tramedifa Pharmaceutical Distributor As CDOB Preparation Towards Acquisition Certificate.
The purpose of this special task is to assess the suitability of the activities contained in Tramedifa Pharmaceutical Distributor with three aspects in Chapter 4-Chapter 6 of the Technical Guidelines CDOB as a preparatory step to obtain a certificate CDOB., Three aspects are the Operation, Self inspection and Complaints, drug and / or drug substance change, and the allegedly false recall.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khesia Ghassani Nusmara
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Pedagang Besar Farmasi (PBF) Tramedifa bertujuan agar calon apoteker memahami peran dan tugas apoteker penanggung jawab di PBF Tramedifa serta penerapan aspek manajemen pengelolaan sediaan farmasi di PBF Tramedifa. Peran dan tugas apoteker penanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya di PBF Tramedifa adalah melaksanakan dan mengawasi kegiatan pengelolaan obat jadi. Sementara itu, untuk penerapan aspek manajemen pengelolaan sediaan farmasi di PBF Tramedifa telah didukung oleh oleh sistem software aplikasi milik PBF Tramedifa, yaitu "Tramedifa System” yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional di PBF.
Tugas khusus berjudul Perhitungan Persediaan Minimum Berdasarkan Analisis Pareto di Unit Kerja Pengadaan PBF Tramedifa bertujuan untuk menghitung persediaan minimum produk berdasarkan analisis Pareto yang ada di PBF Tramedifa sebagai upaya pengendalian persediaan di PBF.
Berdasarkan hasil perhitungan, persediaan minimum terbesar adalah produk obat Isoprinosin sebanyak 525 item produk untuk pengadaan tiap 2 minggu, disusul dengan Otsu-Ns 25 mL (NaCl) dengan persediaan minimum sebanyak 279 untuk pengadaan tiap 1 bulan dan untuk pengadaan tiap 3 bulan terdapat Mycostatin Drop dengan persediaan minimum sebanyak 36 item.

Pharmacist Internship Program at Tramedifa Pharmaceutical Distributor aimed in order to pharmacist candidates understand the roles and duties of Tramedifa Pharmaceutical Distributor’s responsible pharmacist and also the application of management aspects of pharmaceutical supplies management at Tramedifa Pharmaceutical Distributor. The roles and duties of Tramedifa Pharmaceutical Distributor’s responsible pharmacist are to implement and supervise finished drugs management activities. Meanwhile, for the application of management aspects of pharmaceutical supplies management at Tramedifa Pharmaceutical Distributor has been supported by the application software system’s Tramedifa Pharmaceutical Distributor, namely "Tramedifa System" which can to improve the effectiveness and efficiency of operations activity at Pharmaceutical Distributor.
A special assignment was entitled. The Minimum Inventory Calculation Based on Pareto Analysis at Tramedifa Pharmaceutical Distributor’s Procurement Unit aimed to calculate the minimum inventory of products based on Pareto analysis which is existed at Tramedifa Pharmaceutical Distributor as inventory control efforts at Pharmaceutical Distributor.
Based on calculations, the largest minimum inventory were Isoprinosine drug products as many as 525 items for procurement of products every 2 weeks, followed by Otsu-Ns 25 mL (NaCl) with minimum inventory as many as 279 products for the procurement every 1 month and the procurement every 3 months are Mycostatin Drop with minimum inventory as many as 36 items.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nahampun, Hery Syamsius
"ABSTRAK
Akta kelahiran merupakan identitas diri dan merupakan status kewarganegaraan, tidak terkecuali bagi anak-anak jalanan dimana masih banyak diantara mereka yang belum memiliki akta kelahiran. Program akta kelahiran anak jalanan merupakan salah satu program yang berupaya untuk membantu percepatan pencatatan kelahiran. Kesulitan untuk bisa menjangkau anak-anak jalanan di dalam program akta kelahiran disebabkan karena proses komunikasi yang tidak berjalan baik dalam antara orang dewasa kepada anak-anak jalanan yang lebih suka untuk berinteraksi dengan teman sebayanya. Meski banyak penelitian terkait dengan akta kelahiran yang menggambarkan beberapa sudut pandang, namun masih sedikit sekali penelitian yang menggambarkan bagaimana peran peer educator/pendidik sebaya didalam program akta kelahiran anak jalanan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 13 informan dan diskusi terarah dengan 7 informan yang didapatkan melalui penggunaan teknik purposif sampling. Pengolahan data temuan lapangan dilakukan dengan menkategorikan data temuan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang ingin dijawab dan dengan kerangka teori yang dikembangkan. Ditemukan bahwa peer educator berperan dalam menyebarluaskan informasi tentang akta kelahiran, berperan sebagai konselor, berperan sebagai motivator dan berperan dalam mempengaruhi keputusan anak jalanan untuk mengadopsi hal tersebut. Faktor pendukung peer educator menjalankan perannya adalah kedekatan dengan teman sebaya dan faktor penghambat peran peer educator adalah manajemen waktu.

ABSTRACT
Birth certificate is an identity and nationality status, no exception with street children which still many of them didn rsquo t have birth ceritificate. Street children birth certificate program is a program that aim to support birth registration acceleration. The difficulty of reaching street children in a birth certificate program is due to a poor communication process between adults to street children who prefer to interact with their peers. Although there are many studies in relation with this topic that illustrate several perspectives, there is still lack of research which describe the role of peer educator on a street children birth certificate program. This study uses qualitative research method by interviewing 13 informants and group discussion with 7 informants which selected using purposive sampling techniques. The data findings processed by categorize the data in accordance with the study question and conceptual framework. It was found that peer educators play their role in spread out information about birth certificate, play role as a counselor, motivator and also including influencing the decision of street children to adopt the innovation of birth certificate. Supporting factor for Peer educator to perform their role is proximity with peers. Constraining factor for peer educator to perform their role is time management. "
2018
T50663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Janatun Rahayu
"Pada tahun 2011, terdapat permasalahan di unit logistik Rumah Sakit (RS) Yadika Pondok Bambu, antara lain ketidaksesuaian antara data fisik dengan data tertulis, terdapat penumpukan beberapa jenis barang umum, dan terdapat kekosongan beberapa jenis barang tersebut di gudang logistik. Hal tersebut terkait dengan fungsi pengendalian barang umum logistik dimana fungsi pengendalian logistik seharusnya dapat dilaksanakan dengan baik agar tercipta efisiensi dalam penyelenggaraan kebutuhan barang umum logistik untuk mendukung pelayanan kesehatan di RS.
Berdasarkan kondisi tersebut, dilakukan penelitian kualitatif untuk menggambarkan pelaksanaan pengendalian barang umum di unit logistik RS Yadika Pondok Bambu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran pengendalian barang umum logistik sudah cukup baik. Namun, masih terdapat kekurangan pada kegiatan pencatatan, proses pengadaan, proses pendistribusian, dan proses penghapusan barang umum logistik. Untuk kedepannya, unit logistik RS Yadika Pondok Bambu sebaiknya melakukan pencatatan secara day to day, membuat surat perjanjian kerjasama dengan supplier, memperbaiki koordinasi dengan unit lain, dan melakukan penghapusan dengan rutin bila diperlukan.
In 2011, there were problems in the logistics unit of Yadika Pondok Bambu Hospital, namely discrepancies between the physical data with written data, there was a buildup of some kind of public goods, and there were several types of goods are gaps in warehouse logistics. This is related to the control functions of public goods logistics where logistics control functions should be implemented properly in order to create efficiencies in the operation of public goods logistics requirements to support health services in hospitals.
Under these conditions, conducted qualitative research to describe the implementation of the public goods control in logistics unit in Yadika Pondok Bambu Hospital. The results showed that the overview of public goods control in logistics unit is good enough. However, there are still deficiencies in record keeping activities, the procurement process, distribution process, and public goods logistics process of elimination. For the future, the logistics unit in Yadika Pondok Bambu Hospital should keep recording for day to day, made a cooperation agreement with suppliers, improving coordination with other units, and perform the routine removal when needed.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Aisyah Ardelia
"Pekerja Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) tergolong pekerja sektor kritikal bagian pelayanan masyarakat. Adanya kondisi pandemi COVID-19, tidak membuat mereka dapat bekerja di rumah karena tanggung jawab dalam pelayanan fasilitas publik sehingga hal ini berdampak terhadap pengeluaran belanja rumah tangga. Untuk itu banyak keluarga termasuk pekerja PPSU perlu adaptasi guna memenuhi kebutuhan hidup selama pandemi COVID-19. Skripsi ini mendeskripsikan strategi adaptasi yang dilakukan pekerja PPSU dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga selama pandemi COVID-19. Skripsi ini merupakan laporan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada bulan September 2020 hingga November 2021 melalui wawancara mendalam secara daring karena kondisi pandemi COVID-19. Wawancara melibatkan lima informan pekerja PPSU dan dua informan dari pihak kelurahan yang dipilih dengan purposive sampling. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pekerja PPSU mendapatkan fasilitas berupa upah, tunjangan hari raya, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Atribut kerja, dan hak cuti; juga mendapat bantuan dari pemerintah dalam bentuk tunai seperti Bantuan Sosial Tunai (BST), Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan Program Keluarga Harapan (PKH), serta bentuk non tunai seperti sembako, kuota belajar gratis untuk anak pekerja PPSU, dan penunjang protokol kesehatan. Namun, pemberian bantuan ini tidak diberikan secara rutin sedangkan akibat pandemic ini ada peningkatan kebutuhan keluarga seperti pemasangan WiFi, membeli suplemen makanan, dan adanya persiapan untuk biaya tak terduga. Oleh karena itu terungkap adanya strategi adaptasi yang dilakukan pekerja PPSU agar tetap memenuhi kebutuhan rumah tangga yaitu pertama, strategi adaptasi aktif berupa mengkomunikasikan masalah ekonomi dengan pasangan. Kedua, strategi adaptasi pasif yaitu menunda kebutuhan yang tidak mendesak, menabung, dan menyikapi keadaan dengan sabar. Ketiga, strategi adaptasi jaringan berupa meminjam uang. Selain ada strategi itu, terungkap pula adanya dukungan keluarga untuk memenuhi kebutuhan dimasa pandemi dalam bentuk seperti anak yang bekerja untuk membantu perekonomian keluarga, mencari pekerjaan sampingan, dan mendapatkan bantuan dari keluarga besar. Terungkap pula adanya kendala-kendala adaptasi yang dialami oleh pekerja PPSU dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga yaitu (1) bantuan yang diberikan pemerintah tidak mencukupi kebutuhan rumah tangga, (2) memberikan bantuan kepada kerabat, (3) kesulitan mencari pekerjaan sampingan, (4) kesulitan untuk hidup lebih hemat, (5) kesulitan mencari pinjaman uang, (6) kesulitan untuk membuka bisnis, (7) adanya pengeluaran tambahan untuk menjaga kesehatan.

Public infrastructure and facilities workers (PPSU) workers have a job to be done as soon as possible to accelerate functionality of public facilities/infrastructure because if postponed it can be financial loss, dangers, even disrupt public interest. PPSU workers can be referred as “blue collar workers” which include in critical sector workers as a part of public services and cannot work from home because PPSU workers responsibility in the service of public facilities. The thing has impacts to their household needs expenditure, so that many families including PPSU workers must adapt to fulfill their needs during the COVID-19 pandemic and this research shows the welfare of PPSU workers carrying out adaptation strategies that provide academic benefits to social welfare science that provide academic benefits to social welfare science. This undergraduate thesis describes adaptation strategy have done by PPSU workers to fulfill their household needs during COVID-19 pandemic. This thesis is descriptive qualitative research. Data collection start from September 2020 to November 2021 with online deep interview because of this research is made during COVID-19 pandemic. The informant involved five PPSU worker informants and 2 informants from the urban village workers with selection purposive sampling. The result show there are an increase in needs such as Wi-Fi installation and its monthly bill, buying food supplement, and preparing for unforeseen expenses. Despite an increase in needs, PPSU workers get facilities such as salary, religious holiday allowance, Social Health Insurance Administration Body, work attributes, and leave rights. Moreover, there are assistance from the government in the form of cash such as Cash Social Assistance (BST), Direct Cash Assistance (BLT), and the Family Hope Program (PKH), as well as in non-cash forms such as necessities, mobile data package for their kids, and healthcare equipment to support their health protocol. However, this financial assistance is not provided routinely. So that adaptation strategy adjusting with Suharto’s concept which divide adaptation strategies in three ways, first, active adaptation strategy consisting of communicating about finances with their partners. Second, passive adaptation strategy consisting of postponing non-urgent needs, saving money, and responding the condition patiently. And the last, network adaptation strategy consisting of made loans. Other than that, the financial support they have gained are family members who work to support financial condition, find other side jobs, and financial support from their relatives. This research it is revealed that there are various adaptation barriers experienced by PPSU workers to fulfill their household needs during the COVID-19 pandemic. (1) Government assistance doesn’t fulfill their household needs, (2) They give assistance to their relatives, (3) difficulty of finding side job, (4) difficulty of live frugally, (5) difficulty to find loans, (6) difficulty to start their own business, (7) There are additional expenses to keep their life healthy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>