Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131271 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S7545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Semiarto Aji Purwanto
"Rice farmers in Sidamukti, West Java plant several varieties of rice, sometimes planting twoor three varieties together in one plot of land. The decision to plant a specific variety is strongly influenced by farmers' agricultural knowledge, such as knowledge of varieties of rice, periods of maturation, tastes, characteristic of specific varieties, as well as knowledge of environmental conditions, including soil conditions, the need of fertilizer and seasonal changes. The author suggest that this knowledge, as a basis for decision making is at a pre-attentive stage that has become patterned, and its nearly or perhaps entirely out of conscious consideration. In fact, external situational factors operating at the start of planting play a dominant role in the decision to plant a specific variety of rice. A multitude of factors - such as pressure from village authorities to plant certain varieties in keeping with development programs; to supply of grain, fertilizers and water for irrigation; the desire to experiment, and the demands of landowners - often become significant determinants. The author arrives at the conclusion that studies of decision making processes that view knowledge systems as recipes or patterns for behavior must be supplemented by close observation and understanding the context and situation in which behavior is generated."
1998
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sembiring, Sri Alem Br.
"Kegiatan praktik tanam campuran yang dilakukan petani di Gurusinga memperlihatkan adanya pilihan jenis tanaman yang berbeda-beda di antara petani. Perbedaan pilihan itu terjadi dari satu waktu tanam ke beberapa waktu tanam berikutnya. Beberapa petani ini cenderung melakukan percampuran tanaman dalam bentuk pola tanam yang berbeda, yaitu campur-campur, tumpang tindih, tua-muda, sada-sada dan ragi-agi. Mengapa petani cenderung memilih jenis tanaman yang berbeda dari satu waktu tanam ke waktu tanam berikutnya?
Kajian ini berusaha membahas pilihan petani yang berbeda-beda atas jenis tanaman tersebut dengan menjelaskan bagaimana petani mengambil suatu keputusan untuk memilih jenis tanaman dan faktor-faktor apa yang mendasari pilihan petani tersebut. Penelitian di lapangan selama berkisar enam bulan (Juli - Desember 1999) dapat dimanfaatkan untuk mengamati dua periode waktu tanam dan panen dari satu jenis tanaman petani. Penulis menyadari bahwa dua waktu tanam yang diamati adalah merupakan periode singkat dari suatu periode panjang dalam pengalaman petani dengan beragam peristiwa khusus yang mereka alami. Namun, dari dua periode singkat ini, petani juga harus mengambil keputusan untuk memilih beberapa jenis tanaman yang harus ditanam untuk menggantikan beberapa tanaman lain yang telah siap panen.
Dengan menggunakan analisis pengambilan keputusan, kajian ini sampai pada suatu pemahaman bahwa pilihan jenis tanaman yang berbeda-beda di antara beberapa petani dalam dua waktu tanam itu terkait erat dengan harapan-harapan mereka atas pilihan tersebut. Harapan-harapan tertentu akan memberikan prioritas-prioritas pada beberapa pertimbangan tertentu. Dengan harapan yang berbeda atau sama atau juga prioritas pada pertimbangan yang berbeda atau pada pertimbangan yang sama, beberapa pilihan jenis tanaman petani dapat menjadi berbeda [dan beberapa pilihan mereka juga dapat menjadi sama]. Prioritas pada beberapa pertimbangan tertentu tersebut akan diputuskan petani dengan proses evaluasi yang cenderung sama, yaitu setelah mereka mengevaluasi pengalaman dan perkembangan kondisi baru yang berhubungan dengan faktor-faktor produksi, harga, distribusi, keputusan petani lain, hubungan dengan orang lain, dan penilaian mereka atas tinggi rendahnya tingkat ketidakpastian yang mereka hadapi. Hasil evaluasi tersebut adalah keputusan 'judi' dan keputusan hati-hati.
Keputusan 'judi' yang diambil sangat singkat sebelum penanaman akan dipilih petani dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan yang besar dalam waktu singkat dan cenderung mengabaikan resiko kerugian 'putus modal'. Pola tanam yang cenderung dikembangkan adalah sada-sada (rotasi) atau ragi-agi (bertingkat). Keputusan hati-hati dan yang selalu mengalamai penyesuaian secara terus-menerus dengan perkembangan kondisi baru akan dipilih petani dengan harapan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang petani dan memperhitungkan resiko dan pertimbangan lainnya dengan lebih cermat. Pola tanam yang cenderung dikembangkan adalah campur-campur, tumpang tindih dan tua muda.
Dengan pertimbangan tertentu., beberapa petani akan memilih melakukan dua jenis keputusan ini secara bersamaan dalam waktu tanam yang sama atau pada waktu tanam berikutnya. Perkembangan kondisi baru yang serba tidak pasti cenderung membuat petani melakukan evaluasi dalam setiap waktu tanam untuk memilih jenis tanaman yang akan ditanam. Percampuran tanaman yang 'biasa' mereka lakukan juga `ditampilkan' atas dasar evaluasi pengalaman dan perkembangan kondisi baru. Hasil penelitan ini juga menunjukkan bahwa jenis keputusan apa pun yang dipilih petani, maka pertimbangan hubungan sosial, pinjam-meminjam, dan informasi baru cenderung menentukan keputusan akhir mereka, apakah akan mengganti jenis tanaman pilihan atau hanya mengurangi banyaknya jumlah yang akan ditanam dari beberapa pilihan tanaman tersebut. Hubungan-hubungan tersebut dapat merupakan hubungan dengan keluarga inti, keluarga luas, petani lain di luar lingkungan kerabat, dan dengan orang lain. Pertimbangan-pertimbangan petani ini menunjukkan bahwa keputusan-keputusan petani tidak terlepas dari lingkungan sosial dan budaya mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian , 2012
338PUSB002
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian , 2012
338PUSB001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aprivianti Sugiyo
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai perbedaan klasifikasi semantis tanaman padi antara
klasifikasi masyarakat di Desa Lelea dan klasifikasi ilmiah dalam ilmu botani.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengungkapkan taksonomi
masyarakat Desa Lelea terhadap padi melalui kosakata tanaman padi di Desa
Lelea serta memaparkan perbedaan semantis antara klasifikasi ilmiah dan
klasifikasi masyarakat Desa Lelea. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif
dengan strategi studi kasus. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
dari hasil wawancara dengan petani Desa Lelea sebagai informan utama dan
peneliti tanaman padi serta data tertulis dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
sebagai pembanding. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
mengenai taksonomi masyarakat yang dikemukakan oleh Berlin (1973). Hasil
penelitian ini berupa perbedaan jenjang dalam bagan taksonomi masyarakat dan
taksonomi ilmiah serta perbedaan klasifikasi semantis tanaman padi antara
masyarakat dan ilmu botani. Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan untuk
kamus, baik kamus bahasa daerah maupun kamus istilah pertanian serta dijadikan
prototipe untuk pengembangan penelitian sejenis yang mengaitkan tumbuhan
dengan bidang botani.

ABSTRACT
This thesis observes the difference of paddy semantic classification between Lelea
Village folk classification and scientific classification in botany. The objectives of
the research are revealing Lelea Village taxonomy towards paddy through paddy
vocabulary in Lelea Village and explaining the semantics difference between
scientific classification and Lelea Village folk classification. This is a qualitative
research with case study as a strategy. The data used is obtained from interview
with the farmers of Lelea Village as the main informan, the paddy researcher, and
written data from Balai Besar Penelitian Tanaman Padi as a comparison. This
research uses a folk taxonomy theory which is stated by Berlin (1973). The
findings of this research is a level difference in folk taxonomy chart, scientific
taxonomy, and the difference of paddy semantic classification between the
community and the botany experts. This research is expected to be a philanthropy
for dictionary, both in local language, agriculture terms dictionary and can be
made as prototype for similar research development which connecting crops with
botanical field."
2017
T48753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Nugraha Ardiwinata
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian translokasi klorpirifos (Q,O-diethyl-0-3,5,6-irichloro-2 pyridyl phosphorolhioate) karbofuran (2, 3-dihydro-2, 2-dirnethyl-7-benzo frrranyl metylcarbamate), dan lindan (1, 2, 3,4,5,6-hexachloro cycla hexane) pada tanaman padi dan penurunan konsentrasinya di dalam tanah. Penelitian dilakukan di Instalasi Laboratorium Biokimia & Enzimatik dan Instalasi Rumah Kaca, Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan Bogor.
Penelitian translokasi insektisida menggunakan tanaman padi varietas IR. 64 dan 3 jenis insektisida karbofuran, klorpirifos dan lindan dengan dosis setara 1 kg/ha. Translokasi insektisida pada tanaman padi dirunut dengan mengukur kandungan residu insektisida pada daun, batang, malai dan beras dengan selang waktu pengamatan 5, 10, 15, 25 dan 30 had setelah aplikasi (HSA) untuk insektisida karbofuran dan klorpirifos, sedangkan selang waktu 5, 15, 25, 35 dan 45 HSA untuk insektisida lindan. Pada penelitian penurunan konsentrasi insektisida digunakan tiga jenis tanah yang berasal dari Wonosari (Jawa Tengah), Bekasi dan Karawang (Jawa Barat) dan 3 jenis insektisida yaitu karbofuran, klorpirifos dan lindan dengan konsentrasi masing-masing 0,45 ppm. Pengamatan laju penurunan konsentrasi insektisida dilakukan dengan cara mengukur kandungan residu insektisida karbofuran dan klorpirifos pada selang waktu 0, 20, 40, 60 dan 80 HSA dan 0, 25, 50, 75 dan 100 HSA untuk lindan. Aplikasi insektisida dilakukan dua kali pada fase vegetatif (5 MST-minggu setelah tanam) dan fase generatif (10 MST). Kandungan residu insektisida pada tanaman padi dan tanah diukur dengan alat kromatografi gas cairan yang dilengkapi dengan detektor ECD. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan 3 faktor dan 2 ulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa insektisida karbofuran, klorpirifos dan lindan ditranslokasikan ke daun, batang, malai dan beras. Residu insektisida pada daun padi paling banyak ditemukan kemudian diikuti pada batang, malai dan beras, Penurunan konsentrasi residu insektisida pada tanah Karawang lebih tinggi daripada tanah Wonosari dan Bekasi. Laju penurunan konsentrasi insektisida karbofuran (t1/2 = 10,0 hari) lebih cepat daripada insektisida lindan (t1/2 = 63,2 hari) dan klorpirifos (ti.12,9 hari) pada tanah Karawang.

ABSTRACT
The chlorpyrifos (0,0-diethyl 0-3,5, 6-trichloro-2 pyridyl phosphoro hioate), carbofuran (2,3-dihydro-2,2-dimethyl-7-benzofuranyl metylcarbamate), lindane (1,2,3,4,5,6-hexachloro cyclo hexane) insecticides translocation research has been conducted on paddy and its concentration decrease in soil. The research was conducted at the Biochemistry & Enzymatic Laboratory and the Green House of the Research Institute for Food Crops Biotechnology.
The insecticide research used IR 64 paddy variety and 3 kinds of insecticides, namely: carbofuran, chlorpyrifos and lindane with the dosage equals to 1 kg a.i.lha. The insecticide translocation in the paddy was discovered by measuring the insecticide residues conten on the leaf, stem and panicle on the observation interval time of 5, 10, 15, 25 and 30 days after the treatment (DAT) for the chlorpyrifos and carbofuran insecticides and 5, 15, 25, 35 and 45 DAT for the lindane insecticide. Whereas on the insecticide concentration decrease research utilized 3 types of soil come from Wonosari (Middle Java), Bekasi and Karawang (West Java) and 3 types of insecticides, namely: chlorpyrifos, carbofuran and lindane with each concentration of 0.45 ppm. The rate of concentration decrease was observed by measuring the insecticide residue content in the soils at the time interval of 0, 20, 40, 60 and 80 DAT (chlorpyrifos and carbofuran) while the lindane at the time interval of 0, 25, 50, 75 and 100 DAT. The insecticide treatment was done twice on the vegetative phase (5 WAP-weeks after planting) and the generative phase (10 WAP). The insecticide residue content on the paddy and the soil was determined by the gas liquid chromatograph equipped with the ECD detector. The design of the research used the complete random design with 3 factors and 2 replication.
The results showed that the vegetative phase (on the stem and panicle) and in the generative phase (stem, leaf and the panicle) was recognized the chlorpyrifos, carbofuran and lindane insecticide residues. The insecticide residues translocation of chlorpyrifos, carbofuran and lindane was higher in leaves than in the stem and panicle. The concentration decrease of chlorpyrifos, carbofuran and lindane insecticide residues in Karawang soil's was higher than in the sail from Wonosari and Bekasi. The rate of concentration decrease of carbofuran (ti = 10,0 days) was faster than lindane (t ½ = 63,2 days) and chlorpyrifos (t1/2 = 12,9 days).
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>