Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127193 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S7322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazimin Saily
"Perilaku pemilih merupakan salah satu aspek yang dibahas adalah tingkah laku individual warga negara dalam kaitannya dengan pilihan dalam pemilu. Tesis ini mengkaji berbagai alasan yang mendasari pemilih menggunakan hak pilihnya mendukung salah satu partai politik. Penelitian ini ingin mengetahui perbedaan pemilih yang memberikan dukungan terhadap partai politik antara penduduk asli dan pendatang di desa Bojonggede dalam pemilu.
Pemilihan Umum pasca Orde Baru merupakan pemilu yang cukup demokratis, itu terlihat bahwa perolehan suara partai politik didistribusikan secara merata kepada partai politik peserta pemilu di desa Bojonggede. Penelitian ini sangat menarik karena faktor penduduk pendatang yang memberikan sumbangan terhadap tingginya tingkat partisipasi politik dalam pemilu 1999, di desa -kota Bojonggede.
Jawaban terhadap masalah tersebut yang berpengaruh terhadap perilaku pemilih dalam pemilu ada 4 variabel yaitu, identifikasi partai, orientasi kandidat/calon, orientasi isu dan karateristik sosial. Dengan demikian variabel identifikasi partai merupakan yang mendasari seseorang memilih atau tidak memilih kepada salah satu partai politik dalam pemilu. Pemilih yang mempunyai identifikasi partai kepada partai politik tertentu hampir dapat dipastikan akan menjatuhkan pilihanya kepada parpol dalam pemilu.
Variabel karakteristik sosial yang mengacu kepada tiga indikator yaitu pendidikan, pekerjaan dan penghasilan yang berkaitan dengan perilaku pemilih. Adanya kaitan antara karakteristik sosial tertentu dengan pilihan kepartaian seseorang. Alasan utama yang mendasari pilihan tersebut berdasarkan pada hubungan ini yaitu masalah keinginan adanya perubahan dalam sistem politik. Pemilih yang karakteristik sosial tinggi ada kecenderungan memilih parpol Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sedangkan mereka yang karakteristik sosial rendah kecenderungan mendukung Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan partai Golongan Karya (Golkar).
Perilaku pemilih di desa Bojonggede dalam memberikan pilihanya kepada sebuah partai politik lebih dilatar belakangi oleh faktor identifikasi partai. Pada penduduk asli identifikasi partai lebih dipengaruhi oleh faktor sentimen agama,sedangkan pada penduduk pendatang dipengaruhi oleh faktor ideologi politik. Mengenai variabel karakteristik sosial, orientasi kandidat, dan orientasi isu, bagi penduduk asli tidak menjadi faktor yang menentukan. Sementara bagi penduduk pendatang variabel tersebut masih menjadi pertimbangan,meskipun persentasenya relatif kecil dibandingkan dengan variabel identifikasi partai."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB), 2012
306.959 8 RIT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmono Widagdo
"Kehadiran kader mutlak dibutuhkan dalam Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM), yaitu suatu upaya yang dilandasi peran-serta masyarakat, adalah suatu strategi untuk memelihara kelangsungan hidup di samping untuk membina tumbuh kembang anak secara sempurna baik fisik maupun mental. Dari berbagai kepustakaan diperoleh informasi bahwa peran-serta masyarakat khususnya sebagai kader tidak dapat timbul begitu saja tetapi harus ada motivasi dari pihak lain yang sifatnya terus menerus. Motivasi tersebut dapat berasal dari lingkungan, yaitu pemerintah atau swasta, dan dapat juga berasal dari masyarakat sendiri. Motivasi yang berasal dari pemerintah atau swasta lebih bersifat temporer sedangkan motivasi yang berasal dari masyarakat, antara lain seperti sumber daya manusia termasuk tokoh masyarakat atau kepala desa (kades) diharapkan akan menjadi motivator yang sifatnya lebih berkesinambungan. Namun, dalam pelaksanaannya, posyandu banyak mengalami kendala dan kegagalan walaupun ada juga yang berhasil. Kegagalan tersebut disebabkan antara lain karena di sana-sini banyak terjadi angka putus (drop-out) kader karena kurang/tidak adanya motivasi dari kades. Penelitian kualitatif telah dilakukan untuk mendapatkan ciri kepemimpinan, sementara telah dilakukan pula penelitian yang bersifat kuantitatif secara cross sectional untuk membuktikan bermakna tidaknya pengaruh kepemimpinan tersebut. Hasil analisis penelitian ini, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif, memperlihatkan adanya hubungan antara kepemimpinan dengan sikap kader; demikian juga kehadiran kader di Posyandu secara signifikan. Dapat disimpulkan bahwa adanya angka putus kader (drop-out) adalah karena kepemimpinan kades yang tidak berjalan dengan semestinya, yang juga sangat berpengaruh, baik terhadap sikap kader maupun kehadirannya di Posyandu/peran-serta masyarakat.

Village Head and Village Leadership: Posyandu Cadre Perseption in Mlonggo Subdistrict, Jepara District, Central Java, 2000. The presence of kaders in the integrated health and family planning services (Posyandu) form one of the community based health efforts and was a strategy to ensure child survival as well as their mental and physical development and protection. Secondary research indicates that community participation couldnot rise by itself and that it must be continuously motivated by other parties.These include the government and non-government organizations, as well as from within the communities. Motivations from government and non-government organizations are often temporary, while motivations from the community are often expected to be sustainable. In its implementation, however, the presence of kader in Posyandu often face many barriers and failures, though some have been successful. One of the main failures is reflected in the drop-out rates of the village kader due to the lack of motivation especially from the village heads (kades). The qualitative research was done in stages focusing on characteristics of leadership, while a quantitative analysis through a cross sectional survey was done to show the significance of such leadership. The results both qualitative and quantitative analysis shows a relation between leadership and kaders attitude and a relation between leadership and the presence of kader of Posyandu programs significantly. It means that drop-out rates of kaders are indeed affected by kades leadership which also affects the overall performance of the Posyandu, include the presence of the kaders."
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heroe Sunarko
"ABSTRAK
Dengan alasan untuk meraih dukungan dan setiap lapisan dalam masyarakat, setiap calon kepala desa membentuk pengelompokan tersendiri dengan sponsor-sponsornya Pengelompokan muncul dan menguat bersamaan dengan berlangsungnya pemilihan k£ pala desa Mereka menyatu dengan dilandasi oleh hubungan kepenltu tingan ekonomi, jabatan ataupun hubungan kerja di samping pola hubungan kekeiabatan Sementara itu tatanan masyarakat desa Sur yabahari yang terdiri dari penduduk pendatang dan setempat,ikut pula dimanfaatkan sebagai sarana dukungan bagi calon kepala desa yang maju, sehingga calon yang maju mengidentiflsir dirinya sebagai wakil dari penduduk pendatang dan setempat.
Dalam usaha memenangkan jabatan kepala desa, seorang calon akan bergantung pada dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal Faktor internal berupa dukungan dan warga desa guna memenangkan pemilihan yang dilakukan di tingkat desa Dukungan ini diperoleh dengan bantuan dan sponsor-sponsor (juru kampanye) setiap calon, yang memobilisir massa di tingkat desa Sedangkan faktor eksternal yakni peran luar desa terhadap pemilihan Kepala desa, yang berupa proses penerbitan surat keputuan pengangkatan calon kepala desa terpilih Faktor ini semakin jelas terlihab setelah adanya penundaan proses pelantikan kepala desa di Suryabahan Talur organisasi massa yang sedang berkuasa dipergunakan untuk mendesak birokrasi agar mempercepat proses tersebut.
Temuan lain yang terungkap dan kasus pemilihan kepala de sa di Suryabahan adalah melemahnya hubungan kekerabatan sebagai sarana untuk mengembangkan ataui' memperluas kemampuan seseorang terutama berkaitan dengan upaya untuk menduduki jabatan pamong desa inti Sebagai gantinya muncul hubungan kepentingan kenalan dekat yang bersifat temporal Artinya, kelanggengan hubungan itu tidak bertahan lama, sesuai dengan daya gerak yang mengungkitnya Kondioi itu tidak terlepas dan depolitisasi yang terjadi pada awal tahun 70an dan dikenakan terhadap massa di pedesaan, yang diambangkan dan kegiatan politik dan jangkauan partai politik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Texasi Bryanita
"Penyakit Malaria merupakan penyakit yang endemis di Indonesia. Penyakit Malaria sering dikaitkan dengan perubahan iklim, karena baik nyamuk Anopheles maupun Plasmodium sensitif terhadap perubahan iklim. Penelitian ini dilakukan di Desa Sigeblok, Kecamatan Banjarnangu, Kabupaten Banjrnegara untuk mengetahui apakah iklim dan kepadatan vektor berhubungan dengan kejadian Malaria di daerah tersebut.
Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan menggunakan data sekunder yang dikumpulkan sejak bulan Oktober 1999 hingga September 2001 oleh Stasiun Lapangan Pemberantas Vektor (SLPV) Banjamegara, Dinas Kesehatan Banjamegara, dan Kantor Badan Statistik Banjamegara.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata Man Biting Rule (MBR) per bulan adalah 0,09757 untuk An. aconirus, 0,05875 untuk An. maculatus, dan 0,009167 untuk An. balabacencis. Rata-rata per bulan faktor iklim adalah curah hujan 634, 5mm, jumlah hari hujan 15,08 hari, index hujan 308,83, suhu 25,52°C dan kelembaban 88,87%. Sedangkan rata-rata kejadian malaria adalah 33 per bulan. Hasil analisis bivariat memperlihatkan bahwa kejadian penyakit malaria bermakna secara statistik dengan dengan curah hujan (p=0,007), indeks hujan (p=0,027), serta berpola negalif dengan MBR An aconims (p==0,023)_ Tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kejadian malaria dengan jumlah hari hujan, suhu, kelembaban, MBR A n. maculatus dan MBR An. balabacencis.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah curah hujan dan indeks hujan berhubungan secara bemakna dengan kejadian malaria, sedangkan MBR An. aconirus berhubungan secara bermakna dan berbanding terbalik dengan kejadian malaria. Jumlah hari hujan, suhu, kelembaban, MBR An. macrulatus dan MBR An. balabacencis tidak bermakna dengan kejadian malaria.
Saran yang dapat diberikan adalah perlunya Dinas Kesehatan Banjamegara untuk melakukan program pencegahan kejadian malaria terutama menjelang musim hujan dengan cara mempersiapkan obat, melakukan penyemprotan, larva ciding, serta membenikan penyuluhan bagi masyarakat agar menghindari kontak dengan nyamuk dengan cara menggunakan kelambu, berpakaian yang menutupi permukaan kulit, serta tidak melakukan aktivitas di luar rumah pada malam hari. Bagi SLPV pengumpulan data, terutama yang berkaitan dengan usia nyamuk mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai hubungan antara iklim, kepada vektor dan kejadian malaria. Penelitian lanjutan lebih lengkap seperti data mengenai usia nyamuk serta bagaimana keadaan lingkungan biologi dari wilayah penelitian.

Malaria is an endemic disease in Indonesia. Malaria often related to climate, because both Anopheles mosquito and the Plasmodium are sensitive to climate change. This study was carried out in Sigeblok Village, Banjarmangu Sub District, Banjarnegara District, Central Java. The purpose of this study is to know whether climate and vector density are related to malaria incidence.
This study is a correlation study using secondary data. Monthly data that was collected from October 1999 until September 2001 by Vector Control Field Station (SLPV Banjarnegara), Banjarnegara Health Service, and Banjarnegara Statistics Office. The study shows that the mean Man Biting Rate (MBR) per per month is 0,09757 for ,4«. aconitus, 0,05875 for An. maculates, and 0,009167 for An. balabacencis. The mean rainfall 634,5mm, raindays 15,08 days, rain index 308,83, temperature 25,52°C, humidity 88,87% and malaria incidence 33. The bivariate analysis shows that malaria incidence are statistically significant with rainfall (p=0,007), rainfall index (0,027), and it has a negative pattern with MBR An. aconitus (p=0,023). There are no statistically significant relation between malaria incidence with raindays, temperature, humidity, MBR An. maculatus and MBR An. balabacencis.
The result of this study shows that rainfall, rain index are significantly correlated with malaria incidence, while MBR An. aconitus is significantly correlated and inversely proportional with malaria incidence. Raindays, temperature, humidity, MBR An. maculatus and MBR An. balabacencis has no significant relation with malaria incidence.
Recommendation for Banjarnegara Health Service is to carry out a malaria prevention program especially when the rainy season is near by preparing medicines, larvaciding, and by giving elucidation to the community to avoid any contact with the mosquito by using mosquito net, clothes that covers the skin, and bay not doing activity outside the house at night- To SLPV Bartjarnegara, in collecting the data, there should be a data about mosquito longevity, so we can get a better picture on the association of climate, vector density, and malaria incidence. Continuation study on the same issue would be better if it contains more variable to be analyze such as mosquito longevity and biological environment in the study region."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Khaeroni
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa strategi pembangunan top down (dari atas ke bawah) sebagaimana diterapkan pada era Orde Baru dinilai tidak banyak memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas dan daya kreasi masyarakat. Oleh karena itu, program desa binaan yang menggunakan pendekatan community development dan bertumpu pada religion-based development, perlu dikaji sejauh mana mobilisasi dan kecenderungan partisipasi santri dan abangan dalam pelaksanaan program desa binaan.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalalh secara kuantitatif dan dilengkapi metode kualitatif. Sampel yang diambil sebagai responden sebanyak 60 orang dari 2.630 jumlah populasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara quotum berdasarkan geografis. Adapun teknik pengumpulan datanya adalah melalui kuesioner, wawancara, dan observasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi partisipasi responden dalam memberikan sumbangan pemikiranlide pada pelaksanaan program desa binaan relatif tinggi (0,70). Dilihat dari sosio-religius, tampak di sini bahwa responden santri lebih aktif (0,79) dibandingkan dengan responden abangan yang hanya sebesar 0,53, dengan rasio kecenderungan (RK) kalangan responden santri 3,06 kali lebih besar dari pada kaum abangan. Besarnya proporsi dan peluang responden dalam memberikan sumbangan pemikiran/ide berhubungan dengan status sosio religiusnya, sekalipun tidak begitu besar atau hanya sebesar 0,54 (sedang).
Proporsi responden dalam memberikan sumbangan materi berada pada kategori sedang atau 0,48. Dilihat dari sosio religius, responden santri lebih aktif memberikan sumbangan materi, dengan jumlah sebesar 0,53 (sedang) dibandingkan dengan abangan yang hanya sebesar 0,35 (rendah), dengan rasio kecenderungan partisipasi responden santri 2,09 kali lebih besar dari pada responden abangan. Namun demikian, derajat hubungan antara variabel sosio religius dan partisipasi relatif rendah atau hanya 0,36. Sedangkan dalam bentuk sumbangan tenaga, proporsi partisipasi responden tergolong sangat tinggi (0,82). Di lihat dari latar belakang sosio-religius, responden santri memberikan sumbangan tenaga lebih tinggi yakni sebesar 0,88 (sangat tinggi) dibandingkan abangan yang hanya sebesar 0,65 (tinggi), dengan rasio kecenderungan responden santri 3,67 kali lebih besar dari pada responden abangan. Adapun derajat hubungan antara variabel sosio-religius dan variabel partisipasi sebesar 0,61 (tinggi). Sementara itu, dalam bentuk pemanfaatan pelayanan pembangunan, proporsi partisipasi responden tergolong sangat tinggi (0,93). Di lihat dari latar belakang sosio-religius, responden santri memberikan sambangan tenaga lebih tinggi yakni sebesar 0,98 (sangat tinggi) dibandingkan abangan yang hanya sebesar 0,82 (sangat tinggi), dengan rasio kecenderungan responden santri 10,75 kali lebih besar dari pada responden abangan. Adapun derajat hubungan antara variabel sosio religius dan variabel partisipasi sebesar 0,80 (sangat tinggi). Tingginya tingkat partisipasi responden pada pelaksanaan program desa binaan adalah karena adanya faktor-faktor: Pertama, adanya aktifitas kehidupan beragama yang relatif baik. Kedua, adanya hubungan intern umat beragama yang baik. Ketiga, adanya jalinan hubungan sosial yang baik, dan keempat, adanya kesamaan visi. Sementara itu, faktor yang menghambat partisipasi responden adalah: Pertama, rendahnya tingkat pendidikan. Kedua, rendahnya Tingkat Kehidupan Ekonomi. Ketiga, longgarnya nilal-nilai keagamaan, dan keempat, terbatasnya anggaran yang dialokasikan untuk program desa binaan.
"
2000
T3513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S5836
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Nuryati
"Kejadian kehamilan tidak diinginkan (KTD) di Indonesia saat ini cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian kehamilan, diantaranya adalah karakteristik ibu hamil dan riwayat keikutsertaan KB.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan karakteristik ibu hamil (umur saat hamil, umur menikah pertama, jumlah anak hidup yang dimillki, pendidikan dan pekerjaan) dengan kejadian kehamilan yang tidak diinginkan, serta faktor yang berpengaruh terhadap hubungan tersebut pada ibu yang mempunyai riwayat kehamilan periode 1999/2000 dan kehamilannya bukan karena gagal KB di Desa Penanggapan, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Berebes, Jawa Tengah.
Penelitian ini merupakan suatu penelitian dengan studi analitis pendekatan cross sectional, dengan menggunakan data primer. Sampel yang diambil adalah 97 ibu yang mempunyai riwayat kehamilan periode 1999/2000 dan kehamilannya bukan karena gagal KB di Desa Penanggapan, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Berebes, Jawa Tengah,
Dari hasil penelitian tersebut didapat besaran KTD sekitar 21,6 persen, dimana 33,3 persen dari mereka yang mengalami KTD berusaha mengakhiri kehamilannya, dan sekitar (14,3 persen) berhasil mengakhiri kehamilannya. Berdasarkan basil analitis multivariat ternyata karakteristik ibu hamil yang berhubungan secara bermakna dengan KTD adalah jumlah anak hidup (p= 0,00 OR = 19,82) dan pendidikan ( p=0,41 OR10,53), hubungan ini setelah dikontrol variabel riwayat keikutsertaan KB masih tetap bermakna.
Karena tingginya kasus KTD dan adanya usaha-usaha untuk mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan tersebut, maka diperlukan penanganan KTD dengan melakukan konseling yang mendalam oleh petugas kesehatan setempat, serta pencegahan KTD melalui program KB yang berkualitas.
Daftar Kepustakaan : 34 ( 1983-2001)

Correlation of Pregnant Women Characteristics by Unwanted Pregnancies in Desa Penanggapan, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah 1999/2000This research is aimed at getting figures on correlation of pregnant women characteristics (age when pregnant, age of first married, total children owned by pregnant women, education and occupation background) with the women having pregnancy period 1999/2000 and those pregnancies as not result of failure in Family Planning program at Desa Penanggapan, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
This research using cross sectional approach by primary data. The gotten sample is 97 respondents of pregnant women period 1999/2000 and as not result of failure in Family Planning program Desa Penanggapan, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
By such research may be found quantity of KTD around 21,6%, 33,3% of which had attempted to terminate their pregnancy and around I4,3% of which had terminated it successfully. In fact, from militarization analysis the pregnant women characteristics having correlation with KTD significantly, is total living children (p = 0.00 OR = 19.82) and educational background (p -- 0.01 OR = 10.53). It remain having significance upon being controlled by participation history in Family Planning program variable.
Because KTD cases is so high and any efforts for terminating pregnancy (abortion) of unwanted pregnancy, then, necessary to handle KTD using in deep counseling by local health professionals any to prevent it by qualified Family Planning program.
Literatures : 34 (1983-2001)"
2001
T5178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>