Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197777 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juminawati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S7124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
S10582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti R. Ngadawiyah
"ABSTRAK
Titik tolak dari kegiatan pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Perusahaan yang menggunakan konsep pemasaran sebagai falsafah bisnisnya, harus menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari target. konsumennya. Untuk itu perusahaan harus mampu mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, kemudian merumuskannya menjadi strategi produk yang akan di jalankannya. Atas teori yang diajukan oleh Philip Kotler akan strategi produk "item" maka PT. Gaya Favorit Press menetapkan strategi produk yang berkenaan dengan produk inti dan fisik dari majalah Gadis. Terhadap strategi produk inti ada dua puluh satu informasi yang ditetapkan oleh penerbit untuk disajikan pada majalah Gadis. Sedangkan terhadap fisik majalah ada dua puluh lima ciri-ciri yang ditetapkan untuk ditampilkan pada majalah yang bersangkutan. Studi ini mencari tahu apakah kedua puluh satu informasi yang merupakan isi majalah Gadis dan kedua puluh lima ciri fisik majalah Gadis yang ditetapkan sebagai strategi produksi sesuai dengan kebutuhan dari keinginan konsumen. Tingkat kesesuaian tersebut diukur melalui skor-skor, sehingga akan diketahui apakah strategi produk inti dan fisik majalah Gadis itu sangat sesuai, sesuai atau kurang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya. Untuk itu penarikan sampel menggunakan tehnik penarikan sampel bertahap. Hasil studi menunjukkan bahwa kedua puluh satu informasi yang ditetapkan sebagai strategi produk inti sudah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Artinya keduapuluh satu informasi tersebut lebih banyak remaja putri yang membutuhkan dan menginginkannya daripada yang kurang atau tidak membutuhkan dan menginginkannya. Untuk keduapuluh lima ciri-ciri fisik majalah Gadis yang di tetapkan sebagai strategi produk intinya, delapan belas ciri-ciri fisik itu sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk kedelapan belas ciri-ciri fisik ini lebih banyak konsumen yang membutuhkan dan menginginkannya dari pada yang kurang atau tidak membutuhkan dan menginginkannya. Untuk tujuh ciri-ciri fisik lainnya kurang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, yaitu jumlah konsumen yang kurang atau tidak membutuhkan dan menginginkan ciri-ciri fisik tersebut lebih banyak dari pada yang membutuhkan dan menginginkan ciri-ciri fisik tersebut. Ketujuh ciri-ciri fisik tersebut adalah ukuran dari model sampul, posisi model sampul, warna dasar sampul, tata letak teks sampul, warna teks sampul, penggunaan gadis "tomboy" yang merupakan ciri khas majalah Gadis, dan pemunculan dari ciri khas tersebut Untuk kedua strategi produk ini melalui pengukuran yang dibuat baik strategi produk inti maupun strategi produk fisik yang ditetapkan dan dijalankan oleh penerbit majalah Gadis sudah relatif sangat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya. Analisa hubungan antara variabel umur, pendidikan, pendidikan orang tua dan penghasilan orang tua terhadap kesesuaian strategi produk inti maupun strategi produk fisik menunjukkan bahwa keempat variabel tersebut menunjukkan hubungan yang lemah. Hal ini juga ditunjukkan melalui hasil perhitungan kendali bahwa hubungan keempat variabel tersebut kurang dari 0,20 yang menunjukkan bahwa keempat variabel tersebut memiliki hubungan yang lemah sekali dengan tingkat kesesuean stategi produk inti tersebut. Berarti usia, pendidikan, pendidikan orang tua dan penghasilan orang tua sangat kurang berpengaruh dengan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap strategi produk inti maupun strategi produk fisik yang ditetapkan oleh penerbit majalah Gadis. Berarti strategi produk yang telah ditetapkan penerbit dapat tetap dipertahankan, .kecuali tujuah ciri-ciri fisik majalah Gadis yang banyak kurang diinginkan oleh konsumennya sebaiknya dirubah sesuai dengan keinginan konsumen. Untuk ukuran model sampul nya sebaiknya berganti-ganti antara close-up, hingga dada dan hingga tiga perempat badan. Posisi model sampul ada di tengah-tengah. Warna dasar sampul adalah warna-warna cerah. Tata letak teks sampul menyebar. Warna teks sampul sebaiknya Tata letak teks sampul menyebar. Warna teks sampul nomor penerbitan dan digunakan sebagai ilustrasi apa saja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hertati
"Dengan analisis deskriptif, studi ini ingin mencoba melihat bagaimana perilaku aborsi di kalangan perempuan menikah. Berdasarkan hasil pengolahan data sekunder dari SDKI 1997 diperoleh gambaran bahwa ternyata aborsi induksi lebih banyak dilakukan oleh perempuan menikah yang tinggal di perkotaan dibandingkan di perdesaan. Tingkat pendidikan dari perempuan menikah yang melakukan aborsi induksi juga relatif tinggi, yaitu dengan tingkat pendidikan lanjutan ke atas. Temuan lain yang menarik adalah bahwa ternyata para perempuan menikah dengan tingkat pendidikan yang relatif tinggi lebih banyak yang melakukan aborsi sendiri, misalnya dengan minum jamu, atau lainnya.
Untuk data kualitatif yang digali dari hasil wawancara mendalam dengan 6 perempuan menikah yang melakukan aborsi, yang ditarik dengan cara purposive, memperlihatkan bahwa ke 6 informan tersebut banyak yang mempergunakan metode aborsi tradisional. Meminta pertolongan dokter merupakan langkah terakhir mereka, terutama setelah mereka mengalami masalah kesehatan akibat tindakan aborsi yang mereka lakukan, misalnya pendarahan yang terus menerus, infeksi dan lain-lain. Alasan para informan juga bermacam-macam, mulai dari masalah kesulitan ekonomi, jumlah anak yang banyak, sampai masalah karir hingga trauma pada kelahiran anak sebelumnya. Selain itu, para informan mengakui bahwa tindakan aborsi induksi yang mereka lakukan terus membuat merasa menyesal dan berdosa bahkan mengganggu kehidupan sosial mereka, baik dengan suami, teman maupun tetangga.
Temuan studi ini menarik, terutama bagi pembaca yang tertarik mengamati masalah kesehatan reproduksi perempuan. Bahkan dengan mengamati karakteristik perempuan menikah yang melakukan aborsi dapat diperoleh gambaran tentang kelompok perempuan menikah yang mana dari karakteristik tertentu (baik karakteristik sosial, demografi, ekonomi dan budaya) yang memiliki persentase melakukan aborsi lebih tinggi. Dengan kata lain, pola dan perbedaannya dapat diamati.
Walaupun studi ini tidak cukup dapat digeneralisasi untuk perempuan menikah di Indonesia, karena keterbatasan data yang tersedia dalam SDKI 1997, tetapi temuan studi ini sedikit banyak dapat memberikan masukan bagi kita semua, terutama para pembuat kebijakan, untuk lebih memperhatikan kebutuhan para perempuan, khususnya perempuan menikah, dalam hal menangani masalah kehamilan yang tidak diinginkan."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T10991
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Aborsi merupakan salah satu pilihan sulit yang tersedia ketika seorang perempuan hamil di luar pernikahan. Hal ini terutama terjadi pada perempuan muda yang tidak siap hamil di luar pernikahan. Hal ini terjadi pada perempuan muda yang tidak siap menikah dan merawat anak yang dikandungnya karena berbagai kondisi seperti masih sekolah, pasangan belum bekerja, dan masih tergantung kepada orang tua. Dampak dari aborsi adalah perasaan kehilangan dan dukacita, namun seringkali para perempuan ini mengalami hambatan dalam mengekspresikan dukacita karena aborsi, serta kurang mendapat simpati dan dukungan orang-orang terdekat. Kondisi ini disebut disenfranchised grief.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitiatif dengan pengambilan data menggunakan metode wawancara dengan pedoman umum. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya disfranchised grief pada kedua responden penelitian dengan gejala perasaan malu dan tidak berharga , perasaan bersalah, marah, melakukan tindakan destruktif seperti mabuk-mabukan, aborsi berulang. Keluarga , pacar, teman dan karakteristik kepribadian menjadi faktor yang bisa meringankan maupun memperparah disfranchised grief. Tersedianya ritual agama dan masyarakat menjadi faktor yang meringankan."
JIPM 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nilma Maaruf
"Pada masa remaja mulai timbul dorongan seksualitas. Melakukan hubungan seksual pranikah (premarital sexual intercourse) merupakan salah satu bentuk tingkah Iaku seksual yang dapat muncul sehubungan dengan adanya dorongan seksual. Akan tetapi penyaluran itu tidak dapat begitu saja ditampilkan karena adanya aturan-aturan di masyarakat Monks dan Knoers (1984) mengatakan bahwa tidak ada alasan bagi remaja untuk melakukan tingkah laku seksual karena adanya norma agama dan masyarakat yang hanya membolehkan hubungan seksual dalam perkawinan. Adanya hambatan dan lingkungan yang masih memegang adat ketimuran seperti masih mempertahankan kegadisan seseorang sebelum memasuki pemikahan serta akibat negatif lain yang disebabkan oleh hubungan seksual pranikah (cemas, malu, merasa bersalah, merasa berdosa dsb), menyebabkan pada diri remaja puteri tersebut akan mengalami apa yang disebut nonfitting relations atau juga disebut dengan hubungan yang tidak sesuai antara elemen-elamen kognitif yang ada pada dirinya. Hubungan yang tidak sesuai ini secara teoritis akan menimbulkan keadaan yang disebut Pengurangan Disonansi Kognitif yang terwujud dalam perubahan-perubahan kognisi, tingkah Iaku dan penambahan elemen kognitif baru yang sudah diseleksinya terlebih dahulu.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran keadaan Disonansi Kognitif pada remaja puteri yang telah melakukan hubungan seksual pranikah dan meningkatkan pemahaman tentang faktor-faktor yang menjadi pemicu keterlibatan mereka dalam hubungan seksual pranikah dan berusaha mencari upaya untuk mengatasi masalah ini. Penelitian ini dilakukan dengan cara studi kasus terhadap 5 remaja puteri yang telah melakukan hubungan seksual pranikah, berusia 17-24 tahun dan bertempat tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Penelitian dilakukan dengan cara wawancara mendalam (depth interview).
Dari penelitian ini didapatkan bahwa penyebab terjadinya Disonansi Kognitif sebagai akibat dari hubungan seksual pranikah adalah karena semua subyek menyadari akan adanya norma-norma masyarakat dan agama yang melarang seorang remaja yang belum menikah untuk melakukan hubungan seksual (pada Logical inconsistency, cultural mores dan opinion generality) serta pentingnya keperawanan bagi seorang wanita, dan dampak yang diterima pelaku seksual pranikah dari masyarakat berupa hinaan dan cemoohan (pada past experience). Hal ini juga teriihat pada perbedaan tingkat kepentingan elemen-elemen kognitif pada setiap subyek penelitian, yang mempengaruhi kadar Disonansi Kognitif (tinggi atau rendah). Dan untuk mengurangi Disonansi Kognitif, semua subyek penelitian melakukan pengurangan Disonansi dengan cara menambah elemen kognitif baru dan dua subyek yang mengubah elemen tingkah laku. Pengurangan Disonansi Kognitif digunakan subyek agar dapat menghilangkan perasaan perasaan yang secara psikologis tidak menyenangkan dan dapat menjadikannya kembali pada keadaan yang stabil ( konsonan).
Faktor lain penyebab terjadinya perilaku seksual pranikah adalah adanya faktor emosional dan situasional. Faktor emosional seperti rasa cinta kepada pacarnya, ingin mengekspresikan rasa sayangnya serta ingin mengikat pasangannya kedalam hubungan yang lebih permanen. Sedangkan faktor situasional yang didapatkan adalah faktor suasana rumah yang sepi, orang tua yang sibuk, orang tua yang suka bertindak kasar kepada anaknya dan gangguan komunikasi antara orang tua dengan anaknya."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S2709
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izumi Diana Nur
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Cara remaja putri Jepang mengaktualisasikan dirinya, dan dari mana remaja mendapatkan dana untuk mendukung penampilannya. Kesadaran kelompok remaja Jepang dan pengaruh media massa juga menjadi faktor-faktor yang berpengaruh pada perilaku konsumtif remaja Jepang khususnya terhadap fashion.
Usia remaja merupakan tahap pencarian dan pembentukan identitas diri dan aktualisasi diri. Sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan jati diri remaja menjadi penting bagi mereka. Remaja Jepang adalah konsumen yang sangat menyukai sesuatu yang bermerek dan baru. Terutama pada usia SMP dan SMU, mereka sangat peka terhadap perbedaan. Merupakan hal yang wajar jika remaja mengikuti mode dan idols mereka dalam hal berpakaian dan berpenampilan, namun jika tidak dicermati dengan baik, maka akan berakibat kepada obsesi yang berlebihan, sehingga menimbulkan hal-hal yang negatif.
Berkaitan dengan hal-hal tersebut, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja Jepang cenderung menjadi konsumtif karena faktor-faktor yang meliputi; diri remaja itu sendiri, teman sebaya, dorongan untuk diterima dalam kelompok dan sosialisasi media massa, yang mencakup industri fashion. Sikap konsumtif dan obsesi berlebihan membuat segelintir remaja putri Jepang menjadi permisif dan melakukan enjo kosai."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11398
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>