Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134709 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Jalaludin
"Penelitian ini dilakukan di Balai Pemulihan Sosial Wanita Tuna Susila (BPSWTS) Cirebon Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses rehabilitasi sosial wanita tuna susila pada lembaga tersebut. Penelitian yang dilakukan diharapkan memberikan kontribusi bagi perbaikan pelaksana kebijakan berikutnya.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang menjadi objek penelitian adalah semua pihak yang terlibat dalam proses pelaksana program rehabilitasi sosial di BPSWTS Cirebon, antara lain Kepala Balai, petugas fungsional, petugas lapangan, WTS yang sedang dalam pembinaan dan semua pihak yang terkait.
WTS merupakan penyakit sosial, menurut sejarahnya WTS lahir bersamaan dengan intitusi lembaga formal pernikahan. Disamping itu WTS sudah muncul di zaman kerajaan-kerajaan kuno yang ada dibelahan bumi ini. Setelah pergeseran perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi WTS banyak muncul di kota-kota besar. Perkembangan dan populasi WTS mayoritas karena tuntutan ekonomi disamping ekses lain. Disamping itu urbanisasi dari desa ke kota dengan minimnya keterampilan dan pendidikan serta langkanya lapangan kerja diperkotaan akhirnya mereka bekerja menjadi PRT, pedagang rokok dan akhirnya untuk mempertahankan hajat hidup, tempat tinggal dan sebagainya akhirnya WTS menjadi alternatif pilihan.
Muncul dan merebaknya WTS di setiap penjuru kota mengganggu ketertiban dan kenyamanan tata kota dan nilai-nilai serta norma-norma yang selama ini dibangun. Untuk itu Pemerintah melalui Depertemen Sosial (DEPSOS) dan lembaga terkait lainnya mencoba menertibkan WTS dengan program lokalisasi dan rehabilitasi. Melihat kompleksitas permasalahan WTS yang sarat dengan muatan ekonomi, sosial, norma, budaya dan politik dll, maka penanganannya membutuhkan pelayanan secara maksimal dan komprehensif.
Proses rehabilitasi sosial WTS yang diselenggarakan oleh BPSWTS terdiri dari beberapa tahapan antara lain: Pertama, tahap rehabilitasi sosial terdiri dari: pendekatan awal, penerimaan, bimbingan mental, sosial dan keterampilan. Kedua, tahap resosialisasi yang terdiri dari bimbingan kesiapan peran serta masyarakat, bimbingan sosial masyarakat, bimbingan bantuan stimulus usaha produktif dan bimbingan usaha. Ketiga, tahap bimbingan lanjut yang terdiri dari bantuan pengembangan usaha dan bimbingan pengembangan usaha.
Hasil penelitian yang diperoleh menggambarkan bahwa secara umum BPSWTS telah melaksanakan dan memberikan pelayanan program kepada klien secara prosedural yang ditetapkan. Dalam penelitian ditemukan ada beberapa kendala yang belum tersentuh dan menjadi prioritas berikutnya diantaranya bidang-bidang khusus yang harus menjadi prioritas pelayanan ditambah dengan pemberdayaan alumni.
Hasil penelitian dari kegiatan orientasi dan motivasi dalam penjaringan klien, BPSWTS bekerjasama antara Balai, Satpol PP dan Polisi yang selama ini menjadi prioritas ke tempat yang dianggap rawan dipakai sebagi tempat WTS mengalami kegagalan. Yang menjadi kendala dalam program ini adalah terjadinya kebocoran informasi.
Bimbingan mental menjadi perhatian, mengingat latar belakang WTS adalah wanita yang sehari-hari bergaul dalam dunia hitam. Disamping itu melihat latar belakang pendidikan klien yang komplek maka penanganpun harus komprehensif. Tujuan dari bimbingan mental adalah membangun WTS pecaya diri, harga diri, dan siap hidup ditengah masyarakat, maka pembinaan mental sebaiknya harus menjadi prioritas.
Program rehabilitasi WTS harus melibatkan berbagai disiplin ilmu dan lembaga lain yang independen. Balai jangan kaku hanya merujuk pada Juknis dan Juklak, paling tidak ada pengembangan di lapangan dari aspek kerjasama maupun aspek metodologi. Dalam pembagian kerja profesi sebagai pekerja sosial telah memenuhi standar tetapi di bidang keagamaan masih ada kendala yang harus dibenahi untuk perbaikan program berikutnya.
Dari hasil penelitian ditemukan faktor kendala penyaluran alumni dalam bursa dunia kerja yang dipaparkan di atas. Khusus dalam penyaluran tenaga kerja adalah program keterampilan yang monoton hanya menititik beratkan terhadap keahlian kewanitaan, padahal emansipasi wanita diluar Balai sudah jauh lebih maju. Tuntutan kerja wanita telah jauh dan sejajar dengan laki-laki. Oleh karena itu program keterampilan hemat peneliti harus diperluas sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
x, 6 Bab, 106 hal, 15 hal lampiran, 48 kepustakaan (40 Buku, 6 Jurnal, 2 Karya Ilmlah/Tesis, 1974-2004)"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13726
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S5573
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Harris P.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S5587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S7130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Uke Mohammad Hussein
"ABSTRAK
Jakarta adalah sebuah kota metropolitan yang
terus berkembang baik fisik kota maupun penduduknya
dimana perkembangan tersebut diikuti oleh
berkembangnya berbagai masalah yang kompleks,
diantaranya adalah masalah pelacuran. Terlepas dari
konsepsi umum tentang pelacuran sebagai tindakan
promiskuitas dan a-susila, penelitian ini dibatasi
pada kajian deskripstif yang bersifat Geografi pada
masalah pelacuran di Jakarta sehingga masalah yang
diajukan adalah : Bagaimana Komposisi Distribusi
Wanita Tuna Susila yang terdapat pada daereahdaerah
lokalisasi di Jakarta ? Bagaimana Pola
Kontribusi Daerah Asal WTS. bagi Jakarta ? Apakah
ada hubungan antara pola kontribusi dengan
Penggunaan Tanah, PDRB dan Komposisi Penduduk pada
daerah asal WTS. bagi Jakarta ? Untuk menjawab
masalah tersebut, dilakukan analisa deskriptif
komparatif melalui pengolahan data sekunder, yaitu
dengan mendapatkan Komposisi Distribusi WTS. pada
daerah-daerah lokalisasi di Jakarta sehingga
Pola Kontribusi Daerah Asal WTS bagi
di lakukan pengambilan sample
asal dengan cara stratified cluster untuk
diamati hubungan pola kontribusi daerah asal dengan
Penggunaan Tanah, PDRB, dan Komposisi Penduduk.
Dari analisa yang dilakukan didapat kesimpulan
bahwa 2.541 orang WTS. dengan Komposisi Daerah Asal
didominasi oleh Kabupaten Indramayu sebanyak 840
orang dan berturut-turut kemudian 67 kabupaten
lainnya. Jumlah tersebut terdistribusi di 4 daerah
lokalisasi yaitu Kramattunggak 1.862 orang, Boker
358 orang, Pejompongan Indah 197 orang, dan
Kalijodoh sebanyak 124 orang. Komposisi Daerah Asal
tersebut memperlihatkan bentuk Pola Kontribusi
Daerah Asal yang semakin bertambah atau berkurang
mengikuti arah Utara-Selatan pada daerah penelitian
dan dari pola tersebut terlihat bahwa daerah
penelitian dapat dibagi menjadi 3 wilayah
kontribusi, yaitu Wilayah Kontribusi Timur, Wilayah
Kontribusi Tengah dan Wilayah Kontribusi Barat.
Dari pengamatan pada sample daerah asal diketahui
ada hubungan yang khusus baik bentuk, positif atau
negatif, maupun jenis, Penggunaan Tanah, PDRB
maupun Komposisi Penduduk pada masing-masing
wilayah Kontribusi yang pada dasarnya merupakan
karakteristik dari masing-masing wilayah kontribusi"
1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>