Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152201 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S7095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ammonium Perkhlorat (AP) merupakan bahan utama pembuatan propelan. Hampir 80% kandungan padatan dalam propelan adalah AP. Dengan keberhasilan pembuatan AP oleh LAPAN diharapkan ketergantungan terhadap bahan impor bahan baku propelan dapat dikurangi. Proses produksi AP yang sudah dikuasai oleh LAPAN meliputi pembuatan Sodium Perchlorat (NaClO4), proses Amoniasi dan pemurnian bahan NaCl teknis. Di samping produk utama AP, LAPAN juga telah mengembangkan KClO4 sebagai bahan flare untuk hujan buatan. Untuk pengembangan AP selanjutnya perlu dilakukan peningkatan kapasitas produksi dan kristalisasi AP sehingga didapat bentuk kristal bulat."
620 DIRGA 10:4 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eni maimunah
"ABSTRAK
Panti Rehabilitasi Penyandang Cacat Netra (PRPCN) adalah organisasi yang bertujuan membantu para cacat netra dalam mengatasi gangguan dan hambatan dalam perkembangan pribadi seseorang yang disebabkan oleh faktor kecacatannya, juga sebagai wadah latihan kerja dan pengembangan ketrampilan ekonomis produktif. Dalam konteks pengembangan kesempatan kerja bagi penyandang cacat netra, penelitian ini mencoba mengungkapkan pelaksanaan program Bimbingan Ketrampilan Kerja/Usaha dalam usahanya mencapai tujuan panti sebagai pusat pengembangan ketrampilan ekonomis produktif. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, dilakukan penelitian dengan mewawancarai sampel klien sebanyak 25 orang dan sampel staf organisasi sebanyak 15 orang. Penarikan sampel mempergunakan teknik Sistematik Random Sampel Sederhana untuk klien dan teknik Sampel Terlapis untuk staf. Kuesioner yang digunakan mengandung pertanyaan-pertanyaan terbuka, setengah terbuka dan tertutup. Untuk melengkapi data-data yang diperoleh, dilakukan pula penelitian kepustakaan dan observasi. Secara umum kajian ini menguraikan segi-segi eksternal dan internal organisasi yang mempengaruhi kelancaran pelaksanaan program rehabilitasi bagi penyandang cacat Bimbingan netra melalui sistem panti, khususnya program Ketrampilan Kerja/Usaha. Faktor terbatasnya jenis pekerja yang dapat dilakukan oleh penyandang cacat netra faktor pengakuan masyarakat atas eksistensi penyandang caan dan cat netra merupakan unsur-unsur eksternal yang perlu di pertimbangkan. Sedangkan dari segi internal terdapat masalah-masalah terbatasnya dana dan sarana, perbandingan jumlah pengajar dan murid yang tidak seimbang, latar belakang pendidikan staf yang kurang memadai dan kurang organisasi menjangkau alumni untuk mengadakan pasca rehabilitasi. Kedua segi di atas, yaitu segi eksternal dan internal organisasi, ditambah dengan pembahasan mengenai mampunya evaluasi sejarah panti, penganalisaan program-program, tujuan panti dan lain-lain, semuanya diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pelaksanaan program Bimbingan Ketrampilan Kerja/Usaha dalam usahanya mencapai tujuan organisasi."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S8218
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Giovanni W. Philippus
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17788
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wowor, Esther A.
Depok: Universitas Indonesia, 1992
S23448
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iga Styowati
"Permasalahan sosial menjadi salah satu permasalahan terbesar yang dihadapi oleh orang yang memiliki riwayat penyakit kusta di Lingkungan Pondok Sosial Para Cacat Eks Kusta di Desa X (untuk selanjutnya akan disebut dengan ‘Liposos Paca’). Permasalahan sosial tersebut bersumber pada adanya stigma sebagai hasil konstruksi sosial negatif yang berkembang di masyarakat. Stigma menciptakan eksklusi sosial dan berbagai tindakan diskriminatif lain yang terjadi sejak mereka dinyatakan menderita kusta sampai mereka dinyatakan sembuh secara medis dari kusta. Analisis tentang stigma dan eksklusi sosial ini akan dikaitkan dengan pembahasan tentang kekerasan simbolik dari Bourdieu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe etnografi yang menekankan pada observasi partisipasi, wawancara mendalam, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa praktik kekerasan simbolik yang dialami oleh orang yang memiliki riwayat penyakit kusta cenderung langgeng karena adanya pengakuan atas hubungan dominasi yang terbentuk.

Social problem is one of the biggest problems faced by people affected by leprosy, especially in a place called Lingkungan Pondok Sosial Para Cacat Eks Kusta in X village (and then it will be called as Liposos Paca). Social problem comes from stigma as a result of negative social construction. Stigma creates social exclusion and other discrimination actions that is occurred since they are affected by leprosy until they have cured from leprosy. Analysis about stigma and social exclusion in this research will be associated with symbolic violence from Bourdieu. This research uses qualitative research method especially ethnography emphasizing on participation observation, depth interview, and literature study. This research results that symbolic violence on people affected by leprosy tend to be lasting because of the recognition of the domination of relationship happen.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaidir Yuzi Apriadi
"Penghapusan barang milik negara sub sektor migas merupakan salah satu kegiatan perminyakan yang memerlukan perhatian dari pemerintah. Semakin banyaknya sisa barang proyek perminyakan memberikan dampak yang signifikan terhadap pengelolaan material di kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) sub sektor minyak dan gas bumi. Salah satu bidang usaha yang merasakan dampak ini adalah bidang usaha hulu minyak dan gas bumi. Dalam upaya menata pengelolaan milik negara yang berada di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi, pemerintah berusaha untuk mencari alternatif solusi kepada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) sub sektor minyak dan gas bumi agar permasalahan ini tidak berkelanjutan. Salah satu tindakan yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan melakukan analisis dan evaluasi terhadap desain alur penghapusan barang milik negara. Analisis dan evaluasi desain alur penghapusan barang milik negara bertujuan untuk mencari kekurangan dari desain alur proses penghapusan yang ada untuk kemudian melakukan perbaikan desain ulang alur proses penghapusan barang milik negara agar dapat lebih terformalisasi, komprehensif, informatif dan menjadi solusi yang tepat dalam penghapusan barang milik negara eks kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) sub sektor minyak dan gas bumi.

The writing-off of the state-owned oil and gas sub sector asset is one of government activity that needed careful attention. The increasing number of waste assets left by oil and gas projects gave significant effect in the state-owned asset management by contractors (KKKS) in oil and gas sector. One of oil and gas sector that impacted the most is the downstream oil and gas venture. As an effort to manage the state-owned oil and gas sub sector asset especially in downstream ventures and to prevent problem`s continuation, the government tries to look for alternative solution for contractors (KKKS). One of the actions done by the government is with analyzing and evaluating the business process design of the writing-off the state-owned asset. The analysis and evaluation of business process design of the writing-off the state-owned asset are aimed to seek the default of the existing business process design, and improve the business process design so it can be more formalized, comprehensive, informative, and become an effectual solution for writing-off the state-owned asset that belongs to oil and gas contractors."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26533
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosidi Firmansyah
"BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia secara resmi lahir dalam negara Kesatuan Republik Indonesia.
S.Budhisantoso dalam salah satu karya tulisnya berpendapat, bahwa :
"Banyak diantara masyarakat bangsa yang baru merdeka itu terwujud sebagai hasil perpaduan sejumlah bangsa atau suku-suku bangsa yang semula hidup dalam kesatuan- kesatuan sosial yang lebih kecil, sehingga memerlukan identitas yang dapat memperkokoh persatuan. Sementara itu ada juga bangsa-bangsa yang memang sejak semula merupakan satu maayarakat yang "homogen", akan tetapi karena penindasan oleh bangsa lain, mereka itu kehilangan identitas yang dapat mempersatukan segenap warganya sebagai satu bangsa yang merdeka, {1989 : 1).
Kenyataan menunjukkan bahwa di Kepulauan Nusantara pernah berkembang negara-negara besar maupun kecil yang semula masing-masing negara itu bebas berkembang. Oleh karena itu Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia bukan sekedar pernyataan politik berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, melainkan juga sebagai pernyataan kebulatan tekad dari segenap penduduk bekas jajahan Hindia Belanda untuk mempersatukan diri menjadi satu bangsa. Kelahiran bangsa itu menimbulkan berbagai macam kebutuhan, terutama landasan pengikat persatuan dan kesatuan bangsa. Sebenarnya kebutuhan akan persatuan dan kesatuan itu sudah lama dirasakan antara lain tercermin dalam "Sumpah Pemuda" yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928.
Bagi bangsa Indonesia persatuan dan kesatuan bangsa bukan hanya diperlukan karena kelahiran bangsa yang harus mempertahankan kedaulatan terhadap ancaman dari Iuar, melainkan juga karena kenyataan bangsa itu merupakan peleburan dari banyak suku bangsa dan masyarakat daerah yang semula masing-masing berdiri sendiri. Proklamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia telah mempersatukan masyarakat majemuk menjadi satu bangsa tanpa menghancurkan kekhususan kesatuan-kesatuan sosial yang membentuknya dengan semboyan "Bhineka Tunggal Ika". Untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan dari masyarakat majemuk menjadi satu masyarakat bangsa serta mengisi cita-cita proklamasi, memerlukan sarana serta pengikat yang dapat diterima semua pihak, apa yang disebut Raymond Firth sebagai " Social media " ( 1952 : 42 ). Oleh karena itu diperlukan adanya seperangkat nilai yang dapat berfungsi sebagai sarana pemersatu social budaya masyarakat sehari-hari.
Atas dasar kenyataan ini ketika para pemimpin yang datang dari berbagai golongan dan suku bangsa berkumpul dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Uaaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang merupakan langkah awal dari PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), tanggal 28 Mei 1945 Mr. Muhamad Yamin menyampaikan pidatonya tentang 5 azas dasar negara Republik Indonesia. Dan pada tanggal 1 Juni 1945 dikokohkan Ir. Soekarno dalam pidatonya tentang 5 dasar filsafat Negara Indonesia merdeka yang diaebut "Pancasila" yang diyakini kebenarannya dan digunakan sebagai dasar untuk menata masyarakat dalam menegara. Kemudian untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara yang tertib dan teratur dirumuskan pula Undang-Undang yaitu UUD 1945.
Kenyataan sejarah menggambarkan bahwa Pancasila dan UUD 1945 merupakan pemersatu bangsa dan Ideologi negara yang kokoh. Terbukti dari beberapa kali usaha para pemberontak yang ingin mengganti Pancasila dan UUD 1945 dengan ideologi lain selalu mengalami kegagalan.
Dalam interaksinya dengan lingkungan, sesuai pendapat Soewarso sebagai "Lingkungan Strategik" (1982 . 5) untuk mempersatukan bangsa Indonesia perlu adanya suatu Wawasan Nusantara yang dirumuskan Kelompok Kerja Ketahanan Nasional adalah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD-45, tentang diri dan lingkungannya yang berbentuk sebagai kesatuan air dengan pulau-pulau di dalamnya, beserta udara dan ruang angkasanya". {1982 : 9)?."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>