Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197027 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Toton Dedy Efkipano
"Ikan kuro (Eleutheronema tetradactylum) merupakan ikan target tangkapan jaring insang milenium. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi deskriptif jaring insang milenium, komposisi hasil tangkapan, aspek biologi ikan kuro, dan faktor lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Hasil tangkapan jaring insang milenium berdasarkan bobot didapat 78,53 % sebagai Hasil Tangkapan Utama (HTU) dan sisanya 21,47 % sebagai Hasil Tangkapan Sampingan (HTS). Sedangkan berdasarkan individu 63,33 % sebagai HTU dan sisanya 36,67 % sebagai HTS. Dari hasil pengukuran ikan kuro sebanyak 31 ekor didapat ukuran panjang total berkisar antara 26,5 - 68,0 cm dengan berat berkisar antara 0,230 - 2,742 kg dan diduga ikan ini berumur lebih dari 8 tahun dengan pertumbuhan bersifat isometrik, serta nilai Lc (Length at first capture) 49,2 cm. Jumlah telur ikan kuro berkisar antara 511.835 - 2.341.660 butir dan makanannya terdiri dari udang, kepiting, ikan teri dan ikan sebelah. Musim pemijahan ikan kuro diduga pada bulan Juni. Fitoplankton teridentifikasi terdiri Diatomae sebayak 16 jenis, Dinoflagellata sebanyak 7 jenis, dan zooplankton sebanyak 24 jenis dengan kepadatan cukup tinggi sebagai makanan ikan. Kondisi kualitas air (suhu, pH, salinitas, dan oksigen terlarut) sesuai untuk kehidupan biota air. Sedimen dasar perairan didominasi oleh lumpur berkisar antara 95,06 % - 96,30 %.

Giant threadfin (Eleutheronema tetradactylum) is a target fish of gill net millennium catches. The objective of this study is to obtain a descriptive information of gill net millennium, the composition of the catch, biological aspects of giant threadfin, and environmental factors. This thesis use an observation and an interview as the research methods. The result of catches of gill net millenium based on weight is 78,53 % of target species and the rest is 21,47 % by-catch, while based on the individual is 63.33 % of target species and the remaining 36.67 % is by-catch. The measurement results of 31 giant threadfin obtained a total length ranged from 26.5 to 68.0 cm with a weight range between 0.230 to 2.742 kg of suspected fish older than 8 years with the growth is isometric. Lc (Length at first capture) of the size at the first captured length is 49.2 cm. The number of giant threadfin eggs ranged 511835 - 2341660 grain and food consists of shrimps, crabs, fishes and crustaceas. Giant threadfin suspected spawning season in June. Phytoplankton consists Diatomae identified 16 species, as many as 7 types are dinoflagellates and zooplankton as many as 24 species with sufficiently high density of fish as food. The condition of water qualities (temperature, pH, salinity and dissolved oxygen) are suitable for the life of water biotas. Where the bottom sediments are dominated by mud ranged with between 95.06 % - 96.30 %."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30241
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Azmi
"Penelitian ekologi ikan kurau (Eleutheronema tetradactylum) dilakukan di perairan Bengkalis pada bulan September dan Oktober 2008. Perairan Bengkalis sebagai salah satu penghasil ikan kurau di Propinsi Riau. Untuk mendukung kelestarian ikan kurau telah dilakukan kajian ekologi meliputi kimia dan fisika oseanografi, plankton dan benthos. Hasil analisa diperoleh nilai derajat keasaman perairan Bengkalis masih bagus dan masih tergolong normal untuk perairan pantai. Kandungan oksigen, zat hara fosfat, nitrat, ammonia masih normal sebagai perairan pantai dan tergolong perairan cukup subur bahkan ada beberapa area yang sangat subur. Kondisi arus bulan September dan Oktober 2008 didapatkan dominan bergerak ke arah barat laut menelusuri Selat Malaka dari arah tenggara dan ini sesuai dengan kondisi pasang-surut yang dominan sedang surut. Suhu bagian permukaan bulan September dan Oktober 2008 didapatkan relatif lebih panas dibandingkan dengan bagian tengah ataupun dengan bagian dekat dasar. Suhu di bagian barat perairan Bengkalis dari bagian permukaan sampai dekat dasar didapatkan relatif lebih panas dibandingkan dengan sebelah timurnya, diduga ada sumber panas dari arah barat lautnya (Selat Malaka). Salinitas bagian permukaan bulan September dan Oktober 2008 didapatkan relatif lebih tinggi dan polanya relatif hampir sama dengan bagian permukaan. Salinitas di bagian barat laut dari bagian permukaan sampai dekat dasar didapatkan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan sebelah barat dan timurnya, ini menggambarkan bahwa salinitas tinggi melewati perairan Bengkalis atau Selat Malaka dari arah Samudera Hindia atau sebaliknya dari arah Laut Cina Selatan. Keberadaan plankton dan benthos di perairan ini sangat mendukung sebagai makanan ikan ikan kurau. Ekologi perairan Bengkalis merupakan habitat ikan kurau yang perlu dipertahankan. Perairan Bengkalis masih termasuk perairan yang masih dapat dilakukan kegiatan budidaya biota laut, namun demikian faktor lingkungan lainnya harus diteliti terlebih dahulu.

Research on Kurau ecology (Eleutheronema tetradactylum) was done in Bengkalis Marine in September and October 2008. Bengkalis waters is one of Kurau fish producer in Riau Province and to support Kurau fish conservation, an ecological study was done, including chemistry, physical, oceanographic, plankton and benthos analysis. The analysis results showed that the acidity value in Bengkalis waters was still good and normal for coastal ecology. The contents of Oxygen, phosphate, nitrate and ammonia were still normal as a coastal waters and it is classified as a quite lush waters, some even were very lush. The Current condition in September and October 2008 were dominantly moved towards the northwest across the Malaka Strait from the southeast and it was in line with the tidal condition that was dominantly receding. The Surface temperature found in September and October 2008 were relatively hotter than in the middle part or the near the base. The temperature in the western part of Bengkalis waters (from the surface) to the base was higher than in its eastern part. It was predicted that there was a heat source coming from the nortwest (Malaka Strait). The surface salinity obtained in September and October 2008 were relatively higher and its pattern was relatively almost the same as its surface part. The salinity in the northwestern part from the surface to near the base was higher than in the western and the eastern part. It shows that the high salinity moves through the Bengkalis waters or Malaka Strait from the Indian Ocean direction or conversely it moves from the South China Sea. The presence of plankton and benthos in the waters is very supportive as the food source for kurau fish. The Bengkalis waters ecology that is the kurau fish habitat must be conserved. Bengkalis waters is still included as a water that can still be utilized for cultivating aquaculture activities, however the other environmetal factors must be researched first."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T32767
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Supriyanto
"ABSTRAK
Jaring insang (gill net) dengan 3 ukuran mata jaring merupakan alat tangkap utama untuk menangkap ikan bawal hitam (Parastromateus niger) di Perairan Sambas, Kalimantan Barat. Sampai saat ini belum diketahui ukuran mata jaring mana yang paling ramah lingkungan untuk memanfaatkan sumberdaya ikan demersal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis komposisi jenis, aspek biologi, ikan dominan dan ukuran mata jaring insang yang ramah lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan komposisi jenis hasil tangkapan jaring insang terdiri dari 35 jenis dimana yang mendominasi adalah ikan bawal hitam (24,57 %). Kondisi biodiversitas berada dalam kategori sedang dan komunitas berada dalam keseimbangan. Pertumbuhan ikan bawal hitam bersifat allometrik dengan kebiasaan makan bersifat herbivore yang cenderung omnivore. Ukuran ikan bawal hitam yang tertangkap dipengaruhi oleh ukuran mata jaring, semakin besar ukuran mata jaring maka semakin besar ikan yang tertangkap. Ukuran mata jaring insang yang paling ramah lingkungan adalah ukuran 8 inchi karena hasil tangkapannya lebih besar dan bermutu lebih baik. Untuk mendukung perikanan jaring insang yang melestarikan sumberdaya bawal hitam sebaiknya digunakan satu ukuran mata jaring saja yaitu jaring insang yang berukuran mata jaring 8 inchi.

ABSTRACT
Gill nets with 3 mesh size is the main fishing gear to catch black pomfret (Parastromateus niger) in the waters of Sambas, West Kalimantan. Until now unknown mesh sizes which are the most environmentally friendly to use resources demersal fish. The purpose of this study was to determine and analyze the composition of types, biological aspects, the dominant fish gill and mesh sizes that are environmentally friendly. The results showed the species composition of the catch gill net consists of 35 species which is dominated by black pomfret fish (24.57%). Conditions of biodiversity are in the medium category and communities are in balance. Black pomfret fish growth is allometric with eating habits that tend to be herbivore omnivore. Size black pomfret fish caught influenced by mesh size, the larger the mesh size, the greater the fish are caught. Mesh size gill most environmentally friendly is a size 8 inches because catch bigger and better quality. To support the gill net fishery that conserve resources should be used black pomfret the mesh size, ie gill net mesh size 8 inches."
2015
T42890
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Prasetyo Wisnu
"Situ Cilala mengalami penurunan kualitas air akibat kegiatan perikanan. Pada
tahun 2016, keramba dibongkar karena menyebabkan eutrofikasi dan sedimentasi,
kemudian dilakukan pengerukan. Sekarang pertumbuhan keramba kembali pesat,
sehingga riset dilakukan untuk menganalisis kualitas air. Kualitas air
dibandingkan dengan baku mutu dan dilihat status mutunya. Selain itu,
pengetahuan peternak dikaji agar pada jumlah pakan ikan diketahui. Setelah itu,
strategi dengan metode SWOT dibentuk untuk mengelola kegiatan perikanan di
Situ Cilala. Hasil riset menunjukkan situ mengalami cemar ringan dengan TSS
dan BOD melampaui baku mutu dengan nilai maksimum masing-masing 152 dan
13,8 mg/L. Namun begitu, konsentrasi NO3 dan PO4 rendah karena senyawa ini
banyak mengendap sebagai sedimen. Kualitas air yang buruk juga dipengaruhi
pengetahuan peternak yang hanya mencapai nilai rata-rata 6,37. Strategi
diperlukan dengan meningkatkan kualitas pakan dan pengetahuan peternak
tentang pakan ikan. Riset menyimpulkan Situ Cilala mengalami cemar ringan
akibat kurangnya pengetahuan tentang pakan ikan yang berdampak pada
buruknya kualitas air
Lake Cilala experienced a decrease in water quality due to fishery activities. In
2016, the unloading of cages was due to eutrophication and sedimentation, and
then dredging was carried out. Now cages are proliferating again, so research is
conducted out to analyze water quality. It compares water quality to quality
standards to see the quality status of the water. Besides, it also asses the farmers
knowledge about the amount of fish feed. After that, a strategy is formed using the
SWOT method to manage fisheries activities in Lake Cilala. The results showed
that the lake was mildly polluted with TSS and BOD above the quality standard
with maximum values of 152 and 13.8 mg/L. However, the concentrations of NO3
and PO4 are low because these compounds settle as sediments. Poor water quality
is also influenced by farmers knowledge, which only reaches an average score of
6.37. Strategies are needed to improve feed quality and farmers knowledge about
the fish feed. The research concluded that Lake Cilala light pollution was due to a
lack of knowledge about fish feed, which resulted in poor water quality."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Usman
"ABSTRAK
Ikan kakap merah (Lutjanus spp.) merupakan salah satu sumberdaya ikan demersal komoditas penting di perairan utara Cirebon, Laut Jawa. Tingginya tingkat operasi penangkapan ikan tradisional di sekitar perairan pantai diduga mempengaruhi ketersediaan stok sumberdaya ikan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengelolaan sumberdaya ikan kakap merah (Lutjanus spp.) di perairan utara Cirebon. Metode yang digunakan yaitu analisa aspek biologi (hubungan panjang-berat, panjang pertama kali tertangkap (Lc), pengamatan TKG, fekunditas, kebiasaan makan), analisa potensi sumberdaya (Maximum Sustainable Yield, tingkat pemanfaatan dan tingkat pengusahaan), analisa aspek lingkungan (suhu, salinitas, pH, kecerahan, kedalaman), analisa aspek sosial-ekonomi (observasi dan wawancara).
Aspek biologi ikan kakap merah di perairan utara Cirebon menunjukan bahwa secara umum ikan kakap merah yang tertangkap belum matang gonad atau belum melakukan pemijahan. Hasil analisa potensi maksimum lestari (MSY), diperoleh informasi bahwa nilai hasil tangkapan optimum (Copt) sebesar 287,76 ton/tahun, dalam hal ini tingkat pemanfaatan ikan kakap merah di perairan utara Cirebon pada tahun 2009 telah melebihi nilai MSY. Aspek lingkungan fishing ground ikan kakap merah nenunjukan bahwa ikan kakap merah di perairan utara Cirebon umumnya tertangkap pada kedalamaan 9 – 45 m, dengan suhu permukaan laut berkisar antara 28 – 29,5 oC, salinitas perairan berkisar antara 30 - 32 ‰, pH antara 7 - 8, dan kecerahan perairan berkisar antara 5 - 5,5 m. Aspek sosial-ekonomi masyarakat nelayan menujukan terdapat perubahan sosial di sebagian masyarakat nelayan Cirebon, dari yang cenderung eksplotatif dengan menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti arad menjadi pendekatan yang memperhatikan keberlanjutan sumberdaya ikan dengan menggunakan alat tangkap yang lebih ramah lingkungan berupa pancing dengan alat bantu pengumpul ikan berupa rumpon dasar, karena hasil tangkapan ikan kakap merah dengan pancing memiliki harga jual yang cukup tinggi dalam bentuk ikan segar (fresh).
Pengelolaan sumberdaya ikan kakap merah di perairan utara Cirebon dapat dilakukan secara berkelanjutan melalui beberapa teknik pengelolaan diantaranya melalui pengaturan terhadap ukuran mata pancing, perluasan fishing ground, pengaturan jumlah armada penangkapan dan jenis alat tangkapan ikan, pengelolaan lingkungan melalui rumpon dasar sebagai terumbu karang buatan, dan penegakan hukum.

ABSTRACT
Red snapper (Lutjanus spp.) is one of the important commodity demersal fish resources at northern water of Cirebon, Java Sea. The high level of traditional fishing operations around the coastal area is suspected to affect the availability of fish stock. This study aims to analyze the red snapper management at the northern water of Cirebon. The methodology consists of are the biological aspects (length- weight relationship, length at firts capture(Lc), observation of gonad maturity level, fecundity, feeding habits), analysis of resources (Maximum Sustainable Yield, level of utilization, and level of effort), analysis of the environmental aspects (temperature, salinity, pH, brightness, depth), and the analysis of social- economic aspects (observation and interview).
the red snapper biology aspects at the northern of Cirebon reveals that red snapper being caught immature gonads or not spawning yet generaly. The according to MSY analysis that the optimum catch (C-opt) is 287.76 tons/year, in thus case the utilize level of red snapper at the northern water of Cirebon in 2009 has over fishing. Environmental aspect of red snapper fishing ground shows that red snapper at the northern water of Cirebon are caught in 9-45 m generally, with sea surface temperatures 28 – 29,5 ° C, salinity 30-32 ‰, pH 7-8, and water transparence 5 - 5.5 m. Social-economic aspect of the fisheries communities are changing in most of Cirebon fisheries communities, with the tendention to use eco-fishing gear such as hand line with rumpon, due to the good price of the fresh product.
The sustainability of the red snapper resource management in northern water of Cirebon can ensured by apply the several management techniques such as arrangement of hook size/ mesh size, the expansion of fishing ground, arrangement fishing vessels number and kind of fishing gears, environmental management through the rumpon as artificial reef, and law enforcement."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42886
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Noor Firdaus
"Kabupaten Cirebon yang memiliki wilayah pesisir dan daerah pantai, tentu menjadikan sektor perikanan sebagai salah satu sektor unggulan. Rajungan merupakan salah satu komoditas yang sangat penting di Kabupaten tersebut, yang tercatat pada tahun 2010 menghasilkan 17% dari total hasil tangkapan yaitu 4756,3 ton. Akan tetapi pada akhir-akhir ini di daerah Cirebon, rajungan telah mengalami overfishing.
Tesis ini mempelajari tentang biologi, kualitas air dan perikanan rajungan Portunus pelagicus di Cirebon. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui aspek biologi rajungan di Cirebon, menganalisis potensi rajungan di Cirebon terkait isu overfishing, menganalisis parameter lingkungan dari perairan Cirebon, dan memahami aspek sosial nelayan rajungan di Cirebon.
Penelitian menunjukkan bahwa secara umum rajungan jantan lebih banyak tertangkap dengan rasio jenis kelamin 1,6:1, rajungan jantan juga memiliki ukuran tubuh relatif lebih besar dibandingkan dengan rajungan betina. Fekunditas rajungan betina bertelur berkisar antara 1,69 juta sampai dengan 1,95 juta butir telur dengan tingkat kematangan gonad (TKG) ada direntang antara TKG II sampai dengan TKG V. Panjang rajungan pertama kali matang gonad (Lm) berada pada nilai 115,89 mm dan panjang rajungan pertama kali tertangkap (Lc) berada pada nilai 117,93 mm.
Di Cirebon, nilai maximum sustainable yield (MSY) rajungan sebesar 3190,5 ton/tahun, dan fMSY rajungan sebesar 341 unit armada penangkapan. Rajungan berada pada kondisi tangkap lebih. Lingkungan perairan sumberdaya rajungan, memiliki kisaran suhu antara 28°C dan 29°C, salinitas antara 25 ? dan 30 ?, derajat keasaman (pH) antara 7 dan 8, dan tingkat kecerahan antara 4 dan 5 meter.

Cirebon District has a huge coastal areas, due to this condition, the district become to have a great fisheries, especially for swimming crab Portunus pelagicus fisheries. For instants, in 2010, the product of blue crab was recorded about 17% or 4756,3 ton in year.
This research is aimed to study about the biology, water quality and swimming crab fisheries of Portunus pelagicus in Cirebon areas. The purpose of this study are to know the biology aspect of Portunus pelagicus in Cirebon, to analyze the potential of Portunus pelagicus in Cirebon due to overfishing issue, to analyze environmental parameter of waters in Cirebon, and to understand social aspects of swimming crab fisherman in Cirebon.
The research shows that in general, the sex ratio of male-female is 1,6 : 1, the male has relatively large body size compared with the female. The fecundity of the female has ranges between 1,69 million and 1,95 million eggs with mature level of gonads (TKG) between TKG II and TKG V. The length of its first ripe gonads (Lm) is 115,89 mm and the length of its first caught (Lc) is 117,93 mm.
In Cirebon, the value of maximum sustainable yield (MSY) are 3190,5 tons per year, and fMSY are 341 units capture fleet. This crab is on the overfishing condition. Waters environmental parameters have the temperature range between 28°C and 29°C, the salinity between 25 ? - 30 ?, the degrees of acidity (pH) between 7 and 8, and the level of brightness between 4 and 5 meters.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T44821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Lazuardi Pradivta Komara
"ABSTRAK
Indonesia menurut Geografi, geologi, hidrologi dan demografi merupakan negara yang rawan bencana baik dari bencana alam, non alam hingga faktor manusia. Salah satupermasalahan akibat bencana adalah pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit. Masalahutama dari rumah sakit ketika terjadi bencana yaitu keberadaan kesiapan structural, nonstrukturalhingga kapasitas fungsional banyak yang tak berfungsi. Pan American HealthOrganization PAHO dan World Health Organization WHO telah mengembangkanHospital Safety Index HSI yang merupakan tools internasional dimana telah divalidasiuntuk penilaian standar dan perbandingan keselamatan rumah sakit . Tujuan penelitianini adalah mengetahui kesiapan siagaan rumah sakit di wilayah kota/kabupaten Cirebon kabupaten Indramayu dalam menghadapi bencana. Penelitian ini menggunakan desaindeskriptif dengan metode semi kuantitatif. Populasi yang diambil adalah 5 RSUD dikota/kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu. Data yang digunakan adalah dataprimer yang berasal dari tools HSI dengan metode wawancara, observasi serta checklistdan data sekunder berupa penelaahan dokumen serta arsip serta data lainnya dari internet.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa RSUD A mendapat skor 0,57, RSUD Bskor 0,76, RSUD C skor 0,70, RSUD D skor 0,79 dan RSUD E skor 0,41. Hasil yangdiperoleh tersebut menyatakan bahwa sebanyak 3 rumah sakit yakni RSUD B, C dan Dmasuk kategori siap siaga ketika keadaan darurat sementara 2 rumah sakit lainnya yaituRSUD A dan E perlu untuk perbaikan dalam jangka pendek agar kondisinya sama.

ABSTRACT
Indonesia according to Geography, geology, hydrology and demography is a disaster pronecountry both from natural disasters, non natural and human factors. One of theproblems caused by disasters is health services including hospitals. The main problem ofhospitals in the event of a disaster is the existence of structural, non structural readinessto functional capacities that do not work. The Pan American Health Organization PAHO and the World Health Organization WHO have developed the Hospital Safety Index HSI which is an international tool that has been validated for standard assessment andhospital safety comparison. The purpose of this research is to know the preparedness ofhospital in Cirebon Indramayu district in the face of disaster. This research usesdescriptive design with semi quantitative method. Population taken is 5 RSUD in town regency of Cirebon and Regency of Indramayu. The data used are primary data derivedfrom HSI tools with the method of interviewing, observation and checklist and secondarydata in the form of review documents and archives and other data from the internet. Basedon the results obtained that RSUD A got a score of 0.57, RSUD B score 0.76, RSUD Cscore of 0.70, RSUD D score 0.79 and RSUD E score of 0.41. The result obtained statesthat as many as 3 hospitals, RSUD B, C and D are categorized as standby whenemergency while 2 other hospitals that are RSUD A and E need for improvement in theshort term so that the condition is same."
2018
T49912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwin Umi Latifah
"Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang bersumber dari virus arbovirus ditransmisikan oleh nyamuk Aedes sp yang menular keseluruh dunia
termasuk Indonesia. Penyakit ini bersifat endemis di beberapa wilayah seperti
Jawa Barat salah satu diantaranya adalah kabupaten Cirebon yang kasusnya selalu
ada di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara spasial
kejadian penyakit demam berdarah dengue di kabupaten Cirebon pada tahun
2014-2018. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi ekologi yang
dimana menganalisis secara populasi antara variabel iklim (suhu udara,
kelembaban udara, curah hujan, dan kecepatan angin), kepadatan penduduk, dan
angka bebas jentik dengan menggunakan data sekunder. Penelitian ini
menggunakan analisis hubungan grafik, analisis statistik yaitu uji statistik uji
korelasi, dan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya
hubungan signifikan secara statistik antara kepadatan penduduk dengan kejadian
penyakit demam berdarah dengue. Untuk variabel lain dalam penelitian ini tidak
menunjukkan adanya hubungan secara signifikan. Hasil analisis spasial
menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel angka bebas jentik dengan
kejadian penyakit demam berdarah dengue dan adanya hubungan yang lemah
antara variabel kepadatan penduduk dengan kejadian penyakit demam berdarah
dengue. pemerintah Kabupaten Cirebon secara keseluruhan adalah mengadakan
kerjasama yang lebih baik antara Dinas Kesehatan, Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, badan pusat
statistik untuk membuat regulasi terkait penanganan demam berdarah dengue dan
mengajak masyarakat untuk melakukan program-program pencegahan penyakit
demam berdarah dengue.

Dengue hemorrhagic fever is a arbovirus disease transmitted by Aedes sp.
throughout the world including Indonesia. This disease is endemic in several
regions such as West Java, one of regions is Cirebon regency whose cases are
always in the region. This study aims to spatially analyze the incidence of dengue
fever in Cirebon regency in 2014-2018. This study uses an ecological study
design, which analyzes the population between climate variables (air temperature,
relative humidity, rainfall and wind speed), population density, and larval free
numbers using secondary data. This study uses graphical relationship analysis,
statistical analysis that is statistical test correlation test, and spatial analysis. The
results showed that there was a statistically significant relationship between
population density and the incidence of dengue fever. For other variables in this
study did not show a significant relationship. The results of spatial analysis
showed that there was no relationship between larval free variables with the
incidence of dengue fever and has weak relationship between population density
variables and the incidence of dengue fever. Cirebon Regency government must
establishing better cooperation between the Health Office, the Meteorology,
Climatology and Geophysics Agency, the Population and Civil Registry Agency,
the statistical center to make regulations regarding the handling of dengue fever
and to encourage the public to doing prevention programs dengue hemorrhagic
feve
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dein Iftitah
"Penelitian keragaman genetik udang mantis di Perairan Pelabuhan ratu dan Cirebon telah dilakukan pada bulan Februari ndash; November 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman genetik udang mantis di perairan Pelabuhan ratu dan Cirebon. Identifikasi udang mantis menggunakan karakter morfologi dan DNA barcoding dengan menggunakan Cytochrome oksidase sub unit I COI . Analisis karakter morfologi menggunakan software PAST v.3.14 Paleontological Statistics dengan metode cluster. Rekonstruksi pohon filogenetik menggunakan software MEGA 6 dengan metode Neighbour Joining berdasarkan model Tamura-3 paramater dengan bootstrap 1000 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stomatopoda yang ditemukan dari lokasi pengambilan sampel terdiri atas Harpiosquilla harpax, Oratosquilla oratoria, Oratosquillina gravieri dan Harpiosquilla annandalei. Rata-rata kelimpahan larva Stomatopoda di perairan Cirebon pada stasiun I, II, III dan IV masing-masing 0,047; 0,018; 0,003 dan 0,003 ind/m3sedangkan larva di perairan Pelabuhan ratu hanya ditemukan di stasiun IV sebanyak 0,003 ind/m3. Hasil dendogram karakter morfometrik terdiri atas tiga kelompok, yaitu kelompok H. harpax Cirebon - H.harpax Pelabuhan ratu , kelompok O. oratoria-H. annandalei, dan kelompok O. gravieri. Kesamaan pada kelompok H. harpax dari Cirebon dan Pelabuhan ratu sebesar 94,5 sedangkan H. annandalei ndash; O.oratoria sebesar 92,5 . Hasil rekonstruksi filogenetik yang dibentuk berdasarkan sekuen yang sudah dicocokkan pada Gene bank yaitu terdiri atas 2 genus yaitu Harpiosquilla dan Oratosquilla.

The study of genetic diversity mantis shrimp in the Pelabuhan Ratu and Cirebon waters was conducted in February November 2016. This study aimed to determine the genetic diversity of the mantis shrimp in the Pelabuhan Ratu and Cirebon waters. Mantis shrimp was identified using morphological characters and DNA barcoding used Cytochrome Oxidase subunit I COI . Analysis character morphological were done using PAST software v.3.14 Paleontological Statistics cluster method. Reconstruction of the phylogenetic tree used MEGA software 6 with Neighbour Joining method based on the model of Tamura 3 parameters by bootstrapping 1000 times. The results showed that stomatopods found from sampling sites consist of Harpiosquilla harpax, Oratosquilla oratoria, Oratosquillina gravieri and Harpiosquilla annandalei. The average abundance of larvae stomatopoda were found in Cirebon waters at station I, II, III and IV 0,047 0,018 0.003 and 0.003 ind m3, respectively, while in the Pelabuhan ratu water fourth station were found as much as 0,003 ind m3. Dendogram of morphometric character consists of three groups, namely H. harpax Cirebon H. harpax Pelabuhan ratu , O. Oratoria H. annandalei group, and the group O. gravieri. Similarities were found H.harpax group of Cirebon and Pelabuhan Ratu as much as 94.5 while H. annandalei O. oratoria was 92.5 . The results of phylogenetic reconstruction were formed by sequences that have been matched in the Gene bank which consists of two genera, Harpiosquilla and Oratosquilla.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Fanny Shavira
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis bentuk dan kelimpahan mikroplastik pada air, insang, dan saluran pencernaan ikan mujair Oreochromis mossambicus dan ikan setan merah Amphilophus labiatus yang terdapat di Situ Salam, Kampus Universitas Indonesia, Depok. Sampel air diambil sebanyak 20 L lalu disaring menggunakan plankton net sampai volume air menjadi 200 ml sementara sampel ikan mujair dan ikan setan merah diambil masing-masing 10 ekor dengan jala lalu disimpan di wadah penyimpanan berisi formalin 40%. Ekstraksi sampel dilakukan di Laboratorium Biologi Kelautan, Departemen Biologi, FMIPA UI dengan metode dekstruksi oleh HNO3 65% kemudian dilakukan analisis bentuk dan kelimpahan mikroplastik di bawah mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan, rata-rata total kelimpahan mikroplastik pada air diperoleh 153,7 ± 44,2 partikel L-1, pada saluran pencernaan ikan mujair diperoleh 2.868 ± 723,5 partikel ind-1, pada saluran pencernaan ikan setan merah diperoleh 3.548,4 ± 1031,4 partikel ind-1, pada insang ikan mujair diperoleh 3.782,6 ± 1.171,6 partikel ind-1, dan pada insang ikan setan merah diperoleh 3.848 ± 863,1 partikel ind-1. Bentuk mikroplastik yang mendominasi pada air situ, saluran pencernaan, dan insang adalah bentuk fiber. Berdasarkan hasil Uji T Dua Sampel terhadap sampel insang dan pencernaan dari ikan mujair dan ikan setan merah menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan.

Research has been carried out that aims to analyze the shape and microplastics in the water, gills, and digestive tract of tilapia fish Oreochromis mossambicus and red devil fish Amphilophus labiatus that found in Salam Lake, University of Indonesia Campus, Depok. Water samples were taken as much as 20 L and then filtered using a plankton net until the water volume became 200 ml while samples of tilapia fish and red devil fish were taken each with a net and stored in a storage container containing formalin 40%. Sample extraction was carried out at the Marine Biology Laboratory, Department of Biology, FMIPA UI with the destruction method by HNO3 65% and then analyzed the shape and abundance of microplastics under a microscope. The results showed that the average total abundance of microplastics in water was 153,7 ± 44,2 L-1 particles, in the digestive tract of tilapia fish it was obtained 2.868 ± 723,5 ind-1 particles, in the digestive tract of red devil fish obtained 3.548,4 ± 1.031,4 ind-1 particles, in the gills of tilapia fish obtained 3.782,6 ± 1.171,6 ind-1 particles, and in the gills of red devil fish obtained 3.848 ± 863,1 particles ind-1. The predominant form of microplastic in the water, digestive tract, and gills is the form of fiber. Based on the results of the Two-Sample T-Test on gill and digestive samples of tilapia fish and red devil fish, there is no significant difference."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>