Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176345 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S6839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titaley, Merry Elike Evelyn
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab siswa putus sekolah di SMP Negeri 4 dan SMP Taman Siswa Jakarta Pusat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam, studi kepustakaan dan pengumpulan data sekunder. Narasumber terdiri dari 18 orang informan yang terdiri dari Kepala Sekolah, Guru, Orang tua siswa yang putus sekolah dan siswa putus sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan pada SMPN 4 yang menjadi penyebab siswa putus sekolah adalah tidak menyukai sekolah karena merasa dikucilkan oleh teman-teman sehingga membuat mereka tidak nyaman berada di lingkungan sekolah serta faktor sekolah, dan faktor diperkirakan berhubungan dengan penyebab siswa putus sekolah pada SMP Taman Siswa Jakarta adalah faktor tidak menyukai sekolah, faktor ekonomi dan faktor sosial budaya.

The study was conducted to determine the factors that cause student dropouts in SMP 4 and SMP Student Park in Central Jakarta. This study used a qualitative approach using in-depth interviews, literacy and secondary data collection. Respondents consisted of 18 informants consisting of the school principal, teachers, parents and students who drop out from school.
The results showed at SMPN 4 Central Jakarta that cause dropouts are uncomfortable environment due to disharmony relationship with other students and school environment, and the factors are expected to relate to the causes of dropouts in SMP Taman Siswa are uncomfortable environment, financial factor and socio cultural factor.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T31760
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Prahastuty Nawangsari
"Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa menengah terhadap pustakawan yang bekerja di perpustakaan sekolah. Penelitian ini dilakukan di perpustakaan SMP/SMU Labschool Jakarta terhadap 110 sampel /responden tanpa membedakan apakah mereka pemakai atau pengguna perpustakaan sekolah atau bukan.
Tujuan penelitian adalah (1) Mendapatkan gambaran mengenai persepsi siswa terhadap pustakawan sekolah di SMP/SMU Labschool Jakarta; (2) Mengetahui gambaran persepsi siswa mengenai aspek kualitatif dan kuantitatif dari pustakawan sekolah; (3) Mengetahui gambaran persepsi siswa mengenai eksistensi pustakawan sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner, dan ditunjang tiga teknik lain yaitu wawancara, observasi, dan studi kepustakaan. Pemilihan sampel dilakukan secara aksidental.
Hasil penelitian menunjukkan, sebagian besar siswa SMP/SMU Labschool Jakarta menganggap pustakawan adalah orang yang mengumpulkan, mengelola, menyimpan dan menyebarluaskan informasi, umumnya siswa mengangap sikap pustakawan cukup ramah, dalam memberikan bantuan juga cukup baik, walaupun siswa tidak sering meminta bantuan pada pustakawan. Alasan yang dikemukakan oleh siswa yang belum pernah meminta bantuan pada pustakawan adalah karena mereka sudah bisa mendapatkan sendiri apa yang dibutuhkan tanpa bantuan pustakawan. Siswa beranggapan bahwa tugas pustakawan berkaitan dengan kegiatan sirkulasi dan menyediakan sumber informasi, namun mereka tidak memiliki pendapat apakah tugas tersebut dapat dilakukan oleh semua orang. Persepsi siswa terhadap tingkat pendidikan pustakawan masih rendah, tetapi mcreka berpendapat bahwa ada keahlian yang perlu dimiliki oleh pustakawan sekolah yaitu ilmu pcrpustakaan, pengetahuan umum dan pendidikan. Menurut siswa jumlah pustakawan dan staf yang bekerja di perpustakaan saat ini sudah memadai.
Terakhir adalah, pada umumnya siswa mengakui eksistensi pustakawan sekolah sangat penting, ditinjau dari keberadaan mereka di perpustakaan, peranannya dalam proses bclajar mengajar, kerja sama dengan guru dan staf lainnya serta status pustakawan yang sejajar dcngan guru."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S15172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Nurjanah
"Persepsi merupakan pengalaman tentang obyek peristiwa dan hubungan-hubungan yang diperoleh dengan mengumpulkan infom1asi dan menafsirkan pesan, sehingga persepsi memberikan rilakna pacla stimulus indrawi (Desiserta, 1996, dikutip dari Irwanto, 1997). Persepsi masing-masing akah berbeda satu dengan yang lainnya, bergantung pada kemampuarmya dalam memadukan data.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan persepsi siswa SMP dan SMU terhadap penyalahgunaan NAPZA, dengan menggunakan desain penelitian : deskripsi perbandingan dengan memilih 30 siswa SMP clan 30 siswa SMU sebagai respondermya.
Setelah melalui analisa data dengau uji Fisher Exact maka didapatkan data bahwa 100% siswa SMP dan 96,7% siswa SMU di kelurahan Krukut Kecamatan Taman Sari Jakarta Barat memiliki persepsi positif terhadap penyalahgunaan NAPZA, yang artinya NAPZA itu berbahaya dan tidak setuju akan adanya penyalahgunaan NAPZA.
Dari penelitian ini diharapkan dapat muncul penelitian baru untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan persepsi mereka terhadap kemungkinan faktor-faktor yang terkait di dalamnya."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5037
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tjatjo Thaha
"Penelitian ini bertitik tolak dari pemikiran tentang diperlukannya upaya bagaimana mengatasi masalah siswa putus sekolah khususnya siswa SMP, yang setiap tahun semakin meningkat jumlahnya. Siswa putus sekolah ini agaknya sudah merupakan masalah dibidang pendidikan yang perlu diatasi secara nasional. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan, Pemerintah mendirikan sekolah-sekolah dan bahkan melakukan pemerataan pendidikan, sampai kedesa-desa. Namun masih banyak juga siswa terhenti sebelum suatu jenjang pendidikannya selesai. Siswa putus sekolah ini lalu menimbulkan dampak negatif dalam masyarakat, seperti pengangguran, kriminalitas, kenakalan remaja, dan sebagainya.
Dengan penuh i'tikad baik, Pemerintah maupun masyarakat, membentuk suatu wadah pembinaan yang disebut, " Karang Taruna " di bawah binaan Departemen Sosial, sebagai salah satu lembaga pendidikan luar sekolah. Melalui lembaga ini, siswa putus sekolah diharapkan dapat teratasi sebahagian masalahnya, misalnya dalam meningkatkan kreativitasnya.
Penelitian ini, adalah untuk mengetahui hubungan antara Persepsi terhadap Karang Taruna dan Motivasi berprestasi dengan Kreativitas siswa SMP putus sekolah dalam Karang Taruna. Oleh karena itu penelitian ini, adalah termasuk jenis ex post facto il yakni siswa SMP putus sekolah sebagai sampel penelitian ini telah berada dan menjadi anggota Karang Taruna.
Dari topik penelitian ini dapat diketahui, bahwa yang merupakan peubah bebas (meramalkan ), adalah, Persepsi terhadap Karang Taruna dan Motivasi berprestasi, sedang peubah terikat (diramalkan), adalah kreativitas.
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah dengan mengambil sampel 12 Karang Taruna, yang berlokasi 12 kelurahan dengan klasifikasi, di luar kota, di pinggir kota, dan di dalam kota, dengan jumlah subyek 102 orang.
Dengan melalui kajian pustaka, lalu dikemukakan 7 buah hipotesis yang kemudian di analisis secara statistik melalui komputer, yaitu dengan korelasi tunggal dan parsial serta regresi.
Ketujuh hipotesis yang diajukan itu, semuanya diterima, yaitu .
Hipotesis 1: Ada hubungan yang signifikan antara Persepsi terhadap Karang Taruna dan Motivasi berprestasi dengan Kreativitas, siswa SMP putus sekolah.
Hipotesis 2 : Ada hubungan yang signifikan antara Persepsi terhadap Karang Taruna dengan Kreativitas siswa SMP putus sekolah.
Hipotesis 3: Tidak ada perbedaan persepsi terhadap Karang Taruna antara laki-laki dan wanita dari siswa SMP putus sekolah.
Hipotesis 4: Ada hubungan signifikan antara Motivasi berprestasi dengan kreativitas siswa SMP putus sekolah.
Hipotesis 5: Tidak ada perbedaan Motivasi berprestasi antara laki-laki dan wanita dari siswa SMP putus sekolah dalam Karang Taruna.
Hipotesis 6: Ada hubungan signifikan antara Persepsi terhadap Karang Taruna dengan Motivasi berprestasi dari siswa SMP putus sekolah dalam Karang Taruna.
Hipotesis 7 : Tidak ada perbedaan kreativitas antara 1aki-laki dan wanita dari siswa SMP putus sekolah dalam Karang Taruna.
Kesimpulan umum dari penelitian ini, ialah bahwa ada hubungan signifikan antara persepsi terhadap Karang Taruna dan motivasi berprestasi dengan kreativitas. Dengan demikian persepsi terhadap Karang Taruna dan motivasi berprestasi secara bersama-sama memberi suiabangan terhadap kreativitas siswa SMP putus sekolah, yang berada dalam Karang Taruna. Dengan kata lain, untuk meningkatkan kreativitas siswa SMP putus sekolah yang dibina dalam Karang Taruna, maka faktor persepsi terhadap Karang Taruna dan motivasi berprestasi perlu diperhatikan.
Tesis ini ditutup dengan menyampaikan saran untuk penelitian berikutnya serta pemanfaatan hasil penelitian, di samping juga mengemukakan kelemahan dan kelebihan penelitian ini."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astuti Handayani
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harefa, Meilany
"
ABSTRAK
Pada dasarnya setiap orang memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda-
beda, sehingga kebutuhan akan pendidikan berbeda-beda pula (Utami
Munandar, 1985). Akan tetapi, pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi
siswa sangat sulit untuk dipenuhi pada sekolah yang heterogen, yakni
sekolah yang memberikan pengajaran secara seragam bagi siswa-siswa
yang sesungguhnya memiliki bakat dan kemampuan yang berlainan. Cara
yang paling umum dllakukan untuk mengatasi heterogenitas itu adalah
dengan mengelompokkan siswa-siswa menurut kemampuannya masing-
masing (Slavin, 1994). Cara semacam ini umumnya dikenal sebagai sistem
ability grouping. Dengan kelas yang relatif homogen, guru menjadi lebih
mudah menyesuaikan pengajaran dengan kemampuan siswa yang
diajarnya, sehingga siswa pun akan belajar dengan Iebih baik (Kulik & Kulik,
1982; Urevick dalam Clarizio, Craig, dan Mehrens, 1970). Kendati
demikian, dampak ability grouping terhadap siswa tidak selamanya positif.
Ability grouping ternyata dapat membawa dampak negatif terutama bagi
siswa non-unggulan. Di antara dampak negatif tersabut adalah yang
berkaitan dengan rendahnya academic self-esteem (harga diri akademik)
dan motivasi berprestasi siswa. Dengan terbentuknya kelas unggulan dan
non-unggulan, siswa-siswa non-unggulan seringkali merasa bahwa dirinya
mendapat stigma sebagai seorang anak yang tidak pandai dan tidak dapat
meraih keberhasilan dengan kemampuannya (Slavin, 1994). Mereka juga
kehilangan model peran positif dari siswa unggulan yang biasanya
menampakkan kebiasaan belajar, motlvasi, dan ketekunan yang tinggi yang
dapat mendorong motivasi berprestasi siswa non-unggulan (Rosenbaum,
1980 dalam Slavin, 194).
Dengan dasar pemikiran dan masalah sebagaimana diuraikan di atas,
penelitian ini bertujuan untuk mengungkap ada tidaknya perbedaan harga diri akademik dan motivasi berprestasi siswa non-unggulan di sekolah
bersistem ability grouping dengan siswa non-unggulan di sekolah non-
ability grouping. Untuk meneliti perbedaan tersebut, digunakan alat ukur
berupa Skala Harga Diri Akademik ?95 dan Skala Motivasi Berprestasi,
serta Standard Progressive Matrices untuk mengukur inteligensi sebagai
variabel yang dikontrol. Teknlk analisa data yang dlgunakan adalah
Analysis of Covariance (ANCOVA), dengan inteligensi sebagai kovariabel.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan dalam harga diri akademik maupun motivasi berprestasi pada
kedua kelompok yang diteliti. Teriihat pula bahwa harga diri akademik dan
motivasi berprestasi slswa non-unggulan di sekolah non-ability grouping
Iebih tinggi daripada di sekolah ability grouping.
Saran yang dlsampaikan berdasarkan diskusi mengenal hasil penelitian,
Iebih ditujukan pada penggunaaan alat ukur dan sampel yang diikutsertakan
dalam penelitian ini, agar pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan uji
coba tehadap alat, mengurangi efek social desirability pada alat ukur, dan
penggunaan sampel yang jumlahnya Iebih besar dan diambil dengan teknik
non-incidental sampling.
"
1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deta Annisa Nalayani
"Peranan usaha kesehatan sekolah merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan status kesehatan siswa. Siswa dengan tahap perkembangan remaja awal dan menengah yang sedang berada dalam tahap pencarian identitas diri, remaja cenderung untuk melakukan perilaku kesehatan berisiko yang dapat mengancam status kesehatannya pada saat ini dan di masa mendatang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif mengenai hubungan peranan usaha kesehatan sekolah dengan status kesehatan dilihat dari beberapa faktor. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu stratified random sampling dengan jumlah responden 77. Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebesar 54,5 . Rata-rata responden memiliki tanda-tanda vital dan status nutrisi yang normal. Status kesehatan siswa sebanyak 57,1 memiliki risiko dan didominasi siswa laki-laki. Tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan hubungan antara peranan UKS dengan status kesehatan siswa, dengan nilai p sebesar 0,761 p>0,05 . Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan promosi kesehatan yang penting untuk meningkatkan peranan UKS

The role of school health efforts is one of the efforts in improving the health status of students. Students with early and moderate stage of adolescent who are in the stage of identity searching, tend to engage in risky health behaviors that can survive their current and future health status. This research is a descriptive research about the relation of role of health school with health status seen from several factors. The sampling method used in research is stratified random sampling with the number of respondents 77. The majority of respondents is female of 54.5 . The average respondent has a normal vital signs and nutritional status. The health status of students 57.1 has risks and dominated by male students. No significant relationship was found between the role of UKS and students 39 health status, with a p value of 0.761 p 0.05 . Therefore, the researcher can improve student 39 s health status.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilik Puspita Sari
"Pendidikan moral di Jepang merupakan salah satu penelitian yang menarik untuk dikaji baik dilihat dari sejarahnya, dan berbagai kasus yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Pendidikan moral di Jepang merupakan salah satu bagian terpenting dalam pendidikan yang diberikan di sekolah terutama pada tingkat SD dan SMP. Pendidikan moral yang diberikan di sekolah Jepang semua sama dan seragam yang berdasarkan pada Gakushu Shido Yoryo (Garis Besar Panduan Belajar) yang telah ditetapkan oleh Monbukagakusho (Departemen pendidikan). Selain itu, pendidikan moral yang diberikan tercermin dalam berbagai kegiatan siswa di dalam sekolah, yang banyak memberikan nilai positif bagi perkembangan intelejensia dan kepribadian anak. Skripsi ini dibuat dengan menggunakan metode deskriptif analisis, dengan menggunakan berbagai data dan informasi dari berbagai buku dan media lainnya yang kemudian menganalisanya. Dalam Analisa terlihat bahwa pendidikan moral ini ternyata mendapat banyak hambatan dengan terjadinya benturan-benturan nilai yang terjadi karena adanya nilai_-nilai yang tidak lagi sejalan antara yang diberikan di sekolah dengan yang ada di dalam keluarga dan masyarakat, terlebih lagi dengan semakin pesatnya kemajuan jaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah banyak merubah berbagai kebiasaan dan nilai-nilai yang dulu dianut. Skripsi ini kiranya dapat rnenarik perhatian bagi para kritikus dan para pemerhati pendidikan dan para peneliti studi tentang Jepang untuk dapat menggali lebih dalam lagi mengenai peran penting pendidikan moral di sekolah dalam pembentukan kepribadian dan karakter anak. Skripsi ini kiranya juga dapat membuka wawasan bagi para pemerhati pendidikan di Indonesia untuk dapat belajar dari kesuksesan dan berbagai hambatan yang dihadapi Jepang untuk dapat mempersiapkan anak-anak mereka sebagai generasi penerus bangsa dan melihat betapa besar dan pentingnya arti pendidikan bagi masa depan bangsa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulia Sari Dewi
"Teori Goals orientation menjelaskan kinerja dan proses belajar anak dalam tugas-tugas akademik dan lingkungan sekolah (Pintrich, 1996). Lebih lanjut lagi i^oal orientation menjelaskan alasan-alasan mengapa siswa berusaha untuk mencapai prestasi akademis (Ames, 1992; Dweck & Legget, 1998; Nicholls 1984 dalam Wentzel 1998). Para ahli goal orientation menemukan dua tipe goal yang diadopsi siswa yang dapat mempengaruhi pelibatan siswa dalam tugas yaitu fask-invoh ed orientation dan ego-involved orientation (Nicholls, 1984 dalam Pintrich, 1996) yang memiliki perbedaan dalam memandang kemampuan dan usaha. Siswa yang mengadopsi task-involved oriental ion adalah yang memiliki keinginan untuk memperoleh prestasi atau sukses Nan berasal dari proses belajar melalui minat terhadap pengembangan keterampilan baru, penguasaan terhadap tugas, perbaikan kemampuan dan kinerja-dan menjadikan kemajuan diri sendiri sebagai acuan kesuksesan. Sedangkan siswa yang mengadopsi ego-involved orientation memiliki keinginan mencapai sukses yang berasal dari penilaian orang lain terhadap hasil/performansi pada tugas, hal ini disebabkan oleh keyakinan bahwa hasil/performansi yang tinggi disebabkan oleh kemampuan yang tinggi juga. Dilain pihak kesulitan atau kegagalan adalah hal yang biasa ditemui ketika mempeiajari sesuatu terutama peiajaran matematika. Namun sering kali terjadi bila individu mengalami kegagalan yang berulang-ulang terjadi perubahan performansi berupa kinerja- yang memburuk yang disebabkan oleh keyakinan bahwa hasil yang diperoleh tidak ada hubungannya dengan usaha melainkan dipengaruhi oleh faktor diluarnya, individu yang demikian dikatakan mengalami learned helpless (Diener & Dweck, 1978 dalam Hokoda & Fincham, 1995).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dua tipe goal orienfation dengan pola motivasi learned helplessness. Elliot dan Dweck (1988 dalam Hokoda &. Fincham) menyebutkan bahwa anak-anak yang berpola motivasi helpless memiliki ego-involved orienia/ion, sedangkan anak-anak dengan pola motivasi mastery-oriented memiliki task-involved orientation. Maka dapat ditegakan hipotesis bahwa taskinvolved berhubungan negatif dan sigifikan dengan learned helplessness sedangkan ego-involved berhubungan positif yang signifikan dengan learned helplessness. Selanjutnya dilakukan penelitian terhadap siswa kelas 1 SMP Al-Izhar, Jakarta. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner goal orientation dan kuesioner learned helplessness pada pelajaran matematika. Teknik analisis yang digunakan adalah korelasi Pearson's Product Moment. Dari hasil perhitungan ditemukan bahwa task-involved orientation berhubungan negatif yang signifikan dengan learned helplessness (r=-0,462 los 0,05), sedangkan ego-involved tidak berhubungan secara signifikan dengan learned helplessness.
Dari hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi task-involved orientation kecenderungan helpless dalam pelajaran matematika semakin rendah. Karena perhitungan tidak dapat menunjukkan hubungan yang signifikan dengan learned helplessness peneliti menduga hal ini mungkin disebabkan oleh sampel yang homogen dan tambahan pula pengujian validitas instrumen goal orientation belum pernah diteliti menggunakan kriterion eksternal. Sehingga disarankan untuk penelitian selanjutnya sampel penelitian berasal dari berbagai sekolah agar diperoleh sampel yang heterogen, karena diduga latar belakang sekolah, faktor keluarga dan perlakuan guru mempengaruhi goal orientation. Untuk penelitian selanjutnya dapat berupa pengujian validitas instrumen goal orientation menggunakan kriterion eksternal."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>