Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212291 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1983
S6535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Khalista Dwi Asri
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Menur Karen K.
"Setiap individu akan mengalami pilihan dalam hidupnya. Sebagai dewasa muda salah satu tugas perkembangannya adalah pemilihan karir. Pemilihan karir menjadi sangat penting karena mempunyai konsekuensi jangka panjang (Verplanken dan Svenson, 1997). Karir yang tersedia salah satunya adalah dalam dunia hiburan musik. Salah satu bidang musik yang belum berkembang pesat di Indonesia adalah musik klasik. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya popularitas musik klasik di antara masyarakat Indonesia, serta tidak mudahnya akses terhadap musik klasik. Padahal menurut Andy Bennett dalam bukunya Popular Music and Youth Culture (2000), selera musik setiap individu dipengaruhi oleh images, familiarity, accessivable, serta mudah tidaknya musik tersebut dikenali {easily recognizable).
Sebagai konsekuensi dari kondisi musik klasik Indonesia yang kurang popular, individu yang berkarir sebagai pemusik klasik Indonesia akan menghadapi ketidakjelasan dalam menjalani karimya. Pemusik klasik yang ada di Indonesia oleh peneliti dikelompokan menjadi para pemusik yang sejak semula mengambil pendidikan musik klasik secara formal dan memperoleh gelar sarjana musik, dan pemusik klasik yang memperoleh gelar sarjana ilmu non musik seperti sarjana ekonomi, teknik, ilmu-ilmu pasti dan sebagainya, namun mendalami musik klasik secara non formal.
Peneliti merasa tergugah untuk meneliti para pemusik yang akhirnya memilih untuk menjadi pemusik klasik dan tidak menggunakan gelar sarjana non musik mereka, dilihat dari proses pengambilan keputusan mereka untuk memilih karir. Karena mengambil keputusan adalah kegiatan kognitif yang didefinisikan sebagai proses mengidentifikasikan dan memilih berbagai alternatif berdasarkan nilai, tujuan, keinginan, gaya hidup, preferensi dan pengalaman seseorang (Harris, 1998). Menurut Kelley ( 2002) wanita lebih lemah dan berhati-hati dalam mengambil keputusan dibandingkan pria. Selain itu menurut Gati, Osipow dan Givin (1995) dikatakan wanita lebih memilih bekerja di lingkup artistry dan kultur, sedangkan pria lebih memilih pekerjaan yang berhubungan dengan alat dan angka. Karena itu peneliti akan menggunakan gender sebagai sebuah perbandingan.
Peneliti akan melihat proses pengambilan keputusan untuk berkarir sebagai pemusik klasik berdasarkan teori lima tahapan pengambilan keputusan Janis dan Mann (1968) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya berdasarkan teori Kemdall dan Montgomery, dan faktor yang mempengaruhi pemilihan karir menurut teori Krumboltz (1976). Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan wawancara sebagai metode pengumpulan data.
Pendekatan kualitatif digunakan peneliti untuk mendapatkan gambaran yang mendalam mengenai proses pengambilan keputusan untuk berkarir sebagai pemusik klasik Indonesia serta faktor yang mempengaruhinya dan faktor yang mempengaruhi pemilihan karir.
Dari hasil penelitian, tidak ditemukan adanya perbedaan yang terlalu menonjol antara pria dewasa Indonesia dan wanita dewasa Indonesia dalam proses pengambilan keputusan. Tidak semua tahapan pengambilan keputusan dilewati oleh para pria dan wanita dewasa. Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan sedikit berbeda antara pria dan wanita, dimana pada wanita faktor circumstances cukup berpengaruh, sedangkan pada pria tidak ditemukan pengaruhnya.
Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian terhadap kelompok pemusik klasik Indonesia yang mempunyai latar belakang pendidikan formal saijana musik agar didapatkan perbandingan yang jelas dengan hasil penelitian ini."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Pamiarsih
"Jepang dan AS dikenal dunia sebagai dua negara industri maju dengan perekonomian yang sangat baik. Dan Waters mengatakan bahwa suatu perekonomian hanya bisa efisien jika perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya juga demikian, dan suatu perusahaan hanya bisa begitu kalau para personil dan metode bisnisnya juga efisien. Sehubungan dengan itu, dapat ditarik benang merah bahwa perekonomian kedua negara itu dapat berkembang pesat, selain karena sumber daya manusianya yang berkualitas, mereka menerapkan metode bisnis atau manajemen bisnis yang efisien. Meskipun begun, Jepang dan AS menerapkan gaya manajemen yang berbeda, salah satunya dalam hal proses pengambilan keputusan. Hal ini dapat dipahami karena Jepang dan Amerika adalah dua negara yang mempunyai latar be]akang sosial budaya dan masyarakat yang berbeda. Tema dalam skripsi ini adalah pengambilan keputusan dalam manajemen Jepang dan AS. Dan yang menjadi permasalahan adalah bagaimanakah pengaruh masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan dalam manajemen Jepang dan Amerika. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai pengambilan keputusan dalam kedua gaya manajemen tersebut, kemudian menganalisa untuk mengetahui pengaruh masyarakat kedua negara itu terhadap proses pengambilan keputusan, dengan memakai metode deskriptif analisis. Tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui penganrh masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan dalam manajemen gaya Jepang dan Amerika. Ringiseido dalam manajemen gaya Jepang mempunyai ciri khas yaitn cara kerja proses pengambilan keputusan ini dilakukan secara berkelompok, dari menunjuk kepada pengambilan keputusan dengan konsensus. Hal ini terbenluk karena masyarakat Jepang adalah masyarakat berkelompok, dan masyarakat vertikal. Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang sangat sadar kelompok. Mereka mennberi perhatian utama pada harmonisasi atau wa dalam memihara keutuhan kelompok. Dan sebagai rnasyarakal vertikal yang memperhatikan jenjang hierarki, bangsa Jepang mengenal oyabun-kobuit, dan senpai-kohai kankei. Dalam hubungan ini terjadi hubungan resiprositi, yaitu atasan memberi bantuan kepada bawahannya, dan sebagai gantinya bawahan akan selalu siap untuk membantu atasannya. Hubungan seperti ini timbul karena mereka menyadari rasa saling ketergantungan di antara mereka sendiri. Sedangkan Amerika Serikat, top- down desicion making yang ada dalam, manajemen Amerika, mengutamakan kekuatan individu. Dalam perusahaan Amerika, peranan dan kemampuan individu menjadi perhatian utama untuk dapat naik ke jenjang yang lebih tinggi. Karena itu, persaingan individu di antara mereka sangat ketat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jika seseorang berhasil rnenduduki posisi penting dalam perusahaan, berarti ia telah rnampu membuktikan bahwa kemampuan individunya lebih menonjol dibandingkan yang lain. Karena itu, hak untuk mernbual keputusan menjadi wilayah eksklusif bagi manajer. Dengan demikian, masyarakat suatu negara sangat menpengaruhi pembentukan gaya manajemennya. Begitu pula dengan Jepang dan Amerika, khususnya dalam hal proses pengambilan keputusan Jepang dan dengan penekanan mereka pada kelompok, lebih mengutamakan proses pengambilan keputusan secara berkelornpok pula. Berbeda dengan Amerika yang menghargai individualiame, proses pengambilan keputusan pun ditekankan pada kemampuan individu."
2000
S15437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam proses pencarian jati diri ini kadang-kadang juga membuat remaja menjadi
pemberontak. Remaja pada dasarnya memiliki keingintahuan yang besar untuk mencoba
sesuatu yang lain. Segala hal yang selama ini dianggap tabu oleh kebanyakan orang akan
dilakukannya. Sisi positifnya, adalah dengan melakukan hal tersebut remaja akan
mengetahui secara langsung kenapa hal tersebut dilarang. Sisi negatifnya, pemberontakan
tersebut kadang-kadang berupa pelanggaran terhadap norma yang umum berlaku. Lebih
parah, akibat sifat pemberontakan tersebut menjadi pribadi yang susah diatur."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia,
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Septini Sri Riyanthy S.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S16901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kunti Saptoworini
"Anak merupakan salah satu tujuan perkawinan yang dianggap penting oleh pasangan yang menikah. Sepasang suami istri umumnya merasakan dorongan yang kuat untuk memiliki anak karena anak memiliki berbagai peran (Samsulhadi, 1996). Selain dorongan yang dirasakan sepasang suami istri dari diri mereka sendiri, masyarakat juga memiliki pandangan bahwa anak merupakan hal yang penting dalam perkawinan dan umumnya mempertanyakan jika sepasang suami istri belum dikaruniai anak. Pasangan yang disebut infertil (tidak subur) dan sulit mendapat anak, serta pasangan yang memang sudah mendapat vonis tidak dapat memiliki anak biasanya berpaling ke adopsi setelah berbagai usaha mereka yang mereka lakukan tidak menunjukkan hasil.
Ketika dihadapkan pada pilihan untuk melakukan adopsi, individu kemungkinan merasakan kebimbangan. Kebimbangan ini dapat disebut sebagai konflik dimana konflik didefinisikan sebagai kondisi yang kita alami ketika kita dihadapkan pada berbagai dorongan yang saling bertentangan dan sama kuatnya (Lewin, 1935). Maka dari itu penelitian ini ingin mengungkapkan tentang konflik yang dialami pihak istri ketika dihadapkan pada pilihan untuk melakukan adopsi dan kemudian bagaimana proses pengambilan keputusan yang dilakukannya sehingga sampai pada keputusan untuk mengadopsi anak. Menurut Janis dan Mann (1977), dalam proses pengambilan keputusan seseorang biasanya melalui lima tahapan, yaitu menilai masalah, mensurvei altematif, menimbang altematif, membuat komitmen, dan tetap bertahan pada keputusan meskipun mendapat umpan balik negatif.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatifkarena peneliti ingin melihat gambaran konflik dan proses pengambilan keputusan yang dihayati secara subyektif oleh individu. Penelitian dilakukan terhadap tiga orang istri, yang telah menikah lebihdari limatahun, berusia lebih dari 30 tahun, dantelah mengadopsi anak maksimal dua tahun yang lalu. Pihak istri dipilih sebagai subyek penelitian karena menurut beberapa penelitian, dalam hal masalah kondisi tidak memiliki anak dikatakan bahwa perempuan mengambil peranan sebagai pengambil keputusan yang lebih besar daripada laki-laki (Greil & Leitko dalam Davidson & Moore, 1996).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa para subyek mengalami konflik mendekat menjauh {approach avoidance) karena di satu sisi mereka merasakan dorongan untuk mengadopsi {approach tendency)^ namun di sisi lain mereka juga merasakan dorongan untuk menjauh {avoidance tendency). Hal-hal yang menyebabkan mereka ingin mengadopsi antara lain adalah persepsi mereka tentang pentingnya anak dalam perkawinan, perasaan kesepian, tidak adanya tujuein masa depan, dan juga menuruti keinginan suami. Sedeingkan hal-hal yang menyebabkan keraguan untuk mengadopsi antara lain adalah karena takut tidak dapat menyayangi anak, takut anak kelak akan meninggalkan, dan juga takut akan perkembangan jiwa anak jika anak tahu ia adalah anak adopsi.
Selain mengalami konflik personal, para istri juga mengalami konflik interpersonal dengan pasangan mereka. Semua subyek pada awalnya belum menyetujui niat untuk mengadopsi sedangkan pasangan mereka sudah siap untuk mengadopsi. Semua subyek juga melalui proses pengambilan keputusan seperti yang dikemukakan oleh Janis dan Mann (1977) walaupun mereka melakukannya tidak secara sadar dan sistematis. Mereka awalnya melakukan penilaian masalah terhadap kondisi mereka, melihat altematif apa saja yang ada dan menilai altematif yang paling baik dan kemudian membuat komitmen serta menjalankannya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T38026
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Firman Alamsyah Rais
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S17938
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>