Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162126 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adrinaldi
"Salah satu alternatif untuk melindungi permukaan logam dari penurunan sifat mekanis adalah dengan teknologi hardfacing. Penelitian ini memvariasikan preheating dan buttering untuk melihat pengaruh variabel tersebut terhadap hasil hardfacing baja tahan aus Creusabro 8000. Hardfacing dilakukan dengan metode pengelasan SMAW pada pelat baja berdimensi 200x100x12 mm. Elektroda yang digunakan adalah MG-DUR 3 untuk lapisan buttering dan MG-DUR 65 untuk lapisan hardfacing. Serangkaian pengujian dilakukan untuk memeriksa hasil proses hardfacing, pengujian tersebut adalah pengujian komposisi kimia, pengamatan visual, pengujian kekerasan, pengamatan foto makro dan pengujian struktur mikro secara metalografi dan SEM. Hasil pengujian menunjukan bahwa adanya preheating dan buttering memperbaiki sifat mekanis dan ketahanan retak baja. Perbaikan sifat mekanis ini melalui perubahan struktur mikro.

One of alternative to protect the metal surface from decrease on mechanical properties is by hardfacing technology. This study varying the preheating treatment and buttering layers to see the effect of these variables to the result of the hardfacing process of wear resistant steel-Creusabro 8000. Hardfacing performed with SMWA process on the steel plate 200x100x12 mm. The electrodes used were MG-DUR 3 for buttering layer and MG-DUR 65 for hardfacing layer. A series tests conducted to check the results hardfacing process such chemical composition testing, visual testing, hardness testing and microstructure testing in metallography and SEM. The results showed that preheating treatment and buttering layer improve the mechanical properties and crack resistance of steel. Improvements of the mechanical properties through changes in the microstructure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1734
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achsanul Rizqi
"ABSTRAK
Hardfacing merupakan salah satu alternatif dalam mendapatkan
permukaan logam dengan sifat mekanis tinggi. Penelitian ini memvariasikan
jumlah lapisan buttering dan jenis elektroda untuk melihat pengaruh variabel
tersebut terhadap hasil hardfacing baja tahan aus CREUSABRO 8000. Elektroda
yang digunakan adalah MG DUR-3 dan AWS 309L sebagai lapisan buttering, dan
MG DUR-65 sebagai lapisan hardfacing. Pengujian yang dilakukan meliputi
pengamatan visual, pengamatan radiografi, pengujian kekerasan, pengujian
keausan, dan pengamatan metalografi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
semakin banyak jumlah lapisan akan meminimalisir retak yang timbul dari proses
hardfacing. Selain itu elektroda AWS 309L menjadi lapisan buttering yang lebih
baik dibanding MG DUR-3 untuk menghindari timbulnya retak.

ABSTRACT
Hardfacing is one of the alternatives to obtain highly mechanical
properties of metal surface. This study vary the amount of layer of buttering and
use different electrodes to see the effect of those variables related to the result of
hardfacing of wear resistance steel CREUSABRO 8000. The electode used were
MG DUR-3 and AWS 309L as buttering layer and MG DUR-65 as hardfacing
layer. A series of tests conducted were visual examination, radiographic
inspection, hardness measurement, wear test, and metallography analysis. The
results showed that as the number of buttering layer increased, there is a decrease
amount of cracks that formed during hardfacing process. Besides, the AWS 309 L
electrode is better than MG DUR-3 as buttering layer to resist formation of cracks."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42805
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahidun Adam
"ABSTRAK
Teknologi Hardfacing pada prinsipnya adalah melapisi material induk dengan
material yang lebih keras agar kekerasan dan ketahanan ausnya meningkat dan
umur pakai dari material tersebut menjadi lebih lama. Masalah timbul ketika kita
ingin melakukan hardfacing pada material yang sudah keras. Hasil hardfacing
material keras selalu mengalami retak-retak halus. Untuk itu, dilakukanlah
penelitian guna mencari proses hardfacing yang tepat untuk material keras ini.
Penelitian ini dilakukan pada baja tahan aus CREUSABRO 4800, yang termasuk
baja paduan rendah. Sampel yang digunakan ada lima buah dan parameter
penelitiannya adalah jumlah lapisan dan jenis buttering. Elektroda yang dipakai
ada tiga jenis, untuk buttering memakai MG DUR 3 dan AWS ER309L, serta MG
DUR 65 untuk lapisan hardfacing. Metoda pengelasan yang dipakai adalah
metoda pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMAW). Pengujian yang
dilakukan meliputi pengujian visual dan radiografi, pengujian kekerasan mikro,
pengujian keausan, dan pengamatan metalografi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa lapisan buttering yang lebih banyak dan penggunaan elektroda AWS
ER309L menghasilkan retak yang lebih sedikit, tetapi terjadi penurunan sifat
mekanis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penambahan lapisan
buttering hingga tiga lapis dan pemilihan elektroda yang lebih lunak akan
meningkatkan ketahanan retak hasil hardfacing. Namun, sebagai kompensasinya,
terjadi penurunan sifat mekanis lapisan hardfacing.

ABSTRACT
Hardfacing technology in principle is deposed a material with harder material, in
order to increase hardness, wear resistance and life time of the material. We find
a problem when we want to do hardfacing on material has been hard. The
hardfacing result of hard material always had fine cracks. Therefore, we
conducted this research to find the best of hardfacing processes for this material.
This research was conducted on a wear resistance steel CREUSABRO 4800,
which include on Low Alloy Steel. The samples used were five and research
parameter is the number of layers and types of buttering electrode. There are three
types of electrodes, MG-DUR 3 and AWS ER309L for buttering and MG-DUR
65 for hardfacing layer. The method used is Shielded Metal Arc Welding
(SMAW) process. Tests performed include visual and radiographic testing, micro
hardness testing, wear testing, and metallographic observations. The results
showed that more buttering layer and the use of electrode AWS ER309L produce
fewer cracks, but a decrease in mechanical properties. Thus, it can be concluded
that the addition of a layer of buttering up to three layers and selection of softer
electrodes improves crack susceptibility of hardfacing. However, as
compensation, a decrease in the mechanical properties of hardfacing layer."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42739
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rona Khairol Pratama
"ABSTRAK
Pengelasan baja tahan aus memiliki masalah serius yang harus ditangani,
yaitu terjadinya retak dingin. Sehingga dengan latar belakang tersebut maka
lahirlah skripsi ini yang berisi tentang penelitian pengaruh pemanasan awal dan
perbedaan ketebalan pelat terhadap ketahanan retak dan sifat mekanis baja tahan
aus CREUSABRO® 8000 dengan pengelasan smaw multilayer. Elektroda yang
digunakan adalah elektroda E 7018 dan MG NOX 35. Sampel terdiri dari 8
pasang plat CREUSABRO® 8000 dimana 4 pasang sampel dilas dengan
elektroda E 7018 sebagai root dan MG NOX 35 sebagai cap, dan untuk 4 pasang
sisanya dilakukan sebaliknya. Proses pemanasan awal dilakukan dengan
menggunakan electrical preheater pada 4 hasil sambungan dengan varibel tanpa
pemanasan awal, dan pemanasan awal 2000C. Berdasarkan hasil analisa data,
penerapan pengelasan SMAW multilayer pada perlakuan pemanasan awal 2000C
dan tanpa pemanasan awal tidak mengakibatkan adanya retak dingin pada hasil
lasan. Selain itu, perlakuan pemanasan awal dapat meningkatkan sifat mekanis
pada hasil lasan, lalu logam yang lebih tebal memiliki kekerasan yang lebih
tinggi, dikarenakan laju pendinginannya yang lebih cepat.

Abstract
Wear resistance steel on welding have problem is that occurance of cold
cracks. So with this background is made this project which consist of reseach on
effect of preheating and different thickness plate on crack resistance and
mechanical properties of CREUSABRO® 8000 wear resistance steel welded by
multilayer SMAW process. Welding electrodes that be used are E 7018 and MG
NOX 35. All of sample consisted of 8 pieces CREUSABRO® 8000 wear
resistance steel plates, where 4 pieces of plates that be joined with E 7018
electrode as root and MG NOX 35 electrode as cap, and 4 pieces plates other do
otherwise. The process of preheat is done by using electrical preheater with 4
joining for each variable consisting of without preheat and preheat 2000C. Based
on the results of data analysis, cold cracking is not consist to the application of
SMAW multilayer in without preheat and preheat 2000C. Application of preheat
also can improve mechanical properties of weld area, and than metal which more
thickness have more hardness, it?s cause of cooling rate is faster."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43610
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Suryo Cahyono
"Retak dingin merupakan salah satu kendala yang sering terjadi pada pengelasan baja tahan aus. Skripsi ini berisi tentang penelitian pengaruh preheat dan perbedaan kawat las terhadap ketahanan retak dan sifat mekanis dari baja tahan aus CREUSABRO® 8000 dengan menggunakan pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMAW). Elektroda yang digunakan adalah elektroda E 7018 dan MG NOX 35. Sampel terdiri dari 6 buah plat CREUSABRO® 8000 yang dilas dengan elektroda E 7018 dan MG NOX 35. Proses preheat dilakukan dengan menggunakan burner pada hasil sambungan dengan varibel tanpa preheat, preheat 150°C, preheat 250°C.
Berdasarkan hasil analisa data, penerapan perlakuan preheat pada temperatur 150°C dan 250°C tidak mengakibatkan adanya retak dingin pada hasil lasan. Selain itu, perlakuan preheat dan penggunaan elektroda MG NOX 35 mampu meningkatkan sifat mekanis pada hasil lasan. Perlakuan preheat dan pemilihan elektroda memberikan pengaruh signifikan terhadap terjadinya retak dingin dan sifat mekanis serta dapat dijadikan salah satu metode pengendalian retak dingin pada pengelasan baja tahan aus CREUSABRO® 8000.

Cold cracking is the one of problem on wear resistance plate welding. On this project consist of reseach on influence preheating treatment and welding electrode in crack resistance and mechanical properties of CREUSABRO® 8000 wear resistance steel with SMAW process. Welding electrodes that be used are E 7018 and MG NOX 35. All of sample consisted of 6 CREUSABRO® 8000 wear resistance steel plates that be joined with E 7018 and MG NOX 35 electrode. The process of preheat is done by using burner with 3 joining for each variable consisting of without preheat, preheat 150°C, dan preheat 250°C.
Based on the results of data analysis, cold cracking is not consist to the application of preheat at 150°C and 250°C. Application of preheat and MG NOX 35 electrode also can improve mechanical properties of weld area. Application preheating and selection of welding electrode provides a significant influence on cold cracking and mechanical properties as well as can be used as a method of controlling cold cracking in welding of CREUSABRO® 8000 wear resistance steel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1727
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Heri Multi Juliandi
"ABSTRAK
Retak dingin merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada
pengelasan baja tahan aus. Skripsi ini berisi tentang penelitian pengaruh
pemanasan awal dan perbedaan ketebalan pelat Creusabro® 4800 dengan
menggunakan pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMAW) Multilayer.
Elektroda yang digunakan adalah elektroda E 7018 dan MG NOX 35. Sampel
yang digunakan terdiri dari delapan buah sambungan pelat baja CREUSABRO®
4800 dengan ketebalan 12 mm dan 16 mm yang dilas dengan variasi elektroda E
7018 dan MG NOX 35 sebagai root atau cap dengan sistem silang . Dua buah
sampel ketebalan 12 mm dan dua buah sampel ketebalan 16 mm diberikan proses
pemanasan awal yang dilakukan dengan menggunakan pemanas listrik dengan
temperatur pemanasan awal 2000C. Kemudian, dua buah sampel ketebalan 12
mm dan dua buah sampel ketebalan 16 mm tidak diberikan perlakuan pemansan
awal. Berdasarkan hasil analisa data, retak dingin tidak muncul pada sampel yang
dilas dengan pengelasan multilayer dengan perlakuan pemanasan awal dan tanpa
perlakuan pemanasan awal. Perlakuan pengelasan multilayer dengan variasi root
elektroda E 7018 dan MG NOX 35 memberikan sifat mekanis yang berbeda .
Pemanasan awal memberikan efek menurunkan kekerasan tetapi menambahkan
keuletan material. Laju keausan ditetukan oleh jenis elektroda yang digunakan.
Dalam hal ini laju keausan elektroda E7018 lebih rendah. Karakteristik HAZ yang
terbentuk oleh pengelasan multilayer ini sangat berbeda, dimana luas HAZ yang
terbentuk ketika pengelasan root lebih luas daripada ketika pengelasan cap. Fasa
yang terbentuk sepanjang daerah HAZ adalah fasa martensit. Begitu juga dengan
inti las elektroda E 7018 dan MG NOX 35 yang terbentuk setelah pengelasan
sangat berbeda ketika pengelasan root dan cap. Hal ini jugalah, yang berpengaruh
terhadap sifat mekanis material hasil lasan.

Abstract
Cold cracking is one of the problems that often occur in the welding of wear
resistant steel. This thesis contains a study about the influence of preheating and
the difference in thickness of the plate Creusabro ® 4800 using the Shielded
Metal Arc Welding welding (SMAW) Multilayer. The electrodes used were
electrode E 7018 and NOX MG 35. The sample used consisted of eight pieces of
steel plate joint CREUSABRO ® 4800 with the thickness 12 mm and 16 mm are
welded to the variation of the electrode E 7018 and NOX MG 35 as a root or a
cap with cross-system. Two samples of thickness 12 mm and two samples of
thickness 16 mm given preheating is performed using an electric heater with
preheating temperature of 200 oC. Then, two samples of thickness 12 mm and
two samples of 16 mm thickness are not given preheating treatment. Based on the
results of data analysis, cold cracks do not appear on the welded samples with
multilayer welding with preheating treatment and without pre-heating treatment.
Treatment with a variety of root multilayer welding electrodes E 7018 MG NOX
35 provide different mechanical properties. Preheating gives effect to reduce the
hardness but adds ductility of the material. Wear rate is influenced by the type of
electrodes used. In this case the E7018 electrode wear rate is lower.
Characteristics of the HAZ is formed by a multilayer welding is very different,
where the wide HAZ is formed when welding root wider than cap. Phase formed
along the HAZ was martensitic phase. Core welding electrodes E 7018 and NOX
MG 35 is formed after the welding is very different when weld root and cap. It is
also likely, which affects the mechanical properties of the weld material."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43575
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Pudji Hertanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdian Kartika Sari
"Wear resistance steel merupakan salah satu high strength alloy dengan nilai kekuatan tinggi. Kombinasi antara kekuatan, kekerasan dan ketangguhan merupakan kelebihan dari HSLA. CREUSABRO ® 4800 merupakan salah satu merek yang bisa digunakan dalam peralatan berat. Tingginya kekerasan menyebabkan material ini rentan terhadap cold cracking. Masalah ini menyebabkan degradasi sifat sifat mekanikal yang menyebabkan menurunnya umur pakai dari peralatan.Pengelasan multilayer dan buttering pada hardfacing dilakukan pada penelitian ini. Beberapa variabel penelitian dilakukan meliputi ada tidaknya pre heat treatment dan kombinasi jenis elektroda pada pengelasan sedangkan untuk hardfacing diberi perlakuan berupa penggunaan jenis elektroda buttering yang berbeda serta banyaknya lapisan buttering.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengamati mikrostruktur dan mengkarakterisasi sampel termasuk ketahanan terhadap korosi pada hasil lasan dan hardfacing. Untuk mengetahui hal ini maka beberapa tes seperti kekerasan, metalografi, SEM, EDAX serta immersion test dilakukan.
Hasil tes menunjukkan bahwa kombinasi 7018 sebagai weld cap dan MG NOX 35 sebagai weld root menunjukkan nilai rata-rata kekerasan tertinggi (422 HV) pada sampel 1, adanya pre- heat treatment pada susunan elektroda lasan yang sama menunjukkan profil kekerasan yang paling stabil yang meningkatkan ketahanan terhadap aus yang baik pada material.
Hasil immersion test menunjukkan bahwa korosi galvanik terjadi pada semua sampel baik lasan maupun hardfacing. Komponen las dengan nilai Cr tertinggi menunjukkan sifat "mulia" berperan sebagai katoda dalam sistem. HAZ sebagai bagian paling lemah dalam sistem mengalami korosi yang parah berperan sebagai anoda dalam sistem. Pengamatn lebih lanjut menunjukkan adanya korosi sumuran pada permukaan MG NOX 35 pada lasan dan ER 309 pada hardfacing dengan lebar sumuran 0,5 sampai dengan 5 mikron.

Wear resistance steel is one of low alloy steel (high strength low alloy) with high strength value. Combination between strength, hardness, and toughness are good points of HSLA. CREUSABRO ® 4800 is common brand in heavy euipment application. High hardness value may induce cold cracking during field applications. This problem decrease the mechanical properties of the material that will decrease the life time of the equipment. Multilayer in welding and buttering in hardfacing are conducted in this research. Some variables in this study are with or without pre heat treatment, different electrode arrangement in welding and differrent buttering electrode and amount of buttering layer in hardfacing.
The aim of the study were observing the microstructure and characterize the specimens including the corrosion resistant of the welding or hardfacing system. To characterize the welding dan hardfacing result some tests are conducted. These tests including hardness, metalography, SEM, EDAX and immersion corrosion test.
The result of the tests shows that even combination of 7018 as weld cap and MG NOX 35 as weld root has highest surface hardness (422 HV) in specimen 1, preheat treatment in similar arragement welding in speciment 4 shows better hardness value profile. In hardfacing, combination MG DUR 3 in three layer butter shows better value profile that will increase the wear resistant of material.
After immersion test it is observed that galvanic corrosion is the common corrosion type that occur in the specimens. Welding component with highest Cr component is the most noble act as cathode in the system. HAZ as weakest part of the system severely corrode become the anode of the system. Further observation shows that micro pitting occur in MG NOX 35 in welding and ER 309 L surface with pitting width between 0,5 to 5 microns.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31818
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Pratama
"Retak dingin merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada pengelasan baja tahan aus. Skripsi ini berisi tentang penelitian pengaruh preheat dan perbedaan kawat las terhadap ketahanan retak dan sifat mekanis dari baja tahan aus CREUSABRO® 4800 dengan menggunakan pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMAW). Elektroda yang digunakan adalah elektroda E 7018 dan MG NOX 35. Sampel yang digunakan terdiri dari 6 buah pelat baja CREUSABRO® 4800 yang dilas dengan elektroda E 7018 dan MG NOX 35. Proses preheat dilakukan dengan menggunakan burner pada pelat baja dengan variasi temperatur preheat, diantaranya tanpa preheat, preheat 1300C, preheat 230°C.
Berdasarkan hasil analisa data, retak dingin muncul pada sampel yang dilas dengan elektroda E 7018 tanpa perlakuan preheat. Perlakuan preheat pada temperatur 130°C dan 230°C tidak mengakibatkan adanya retak dingin pada hasil lasan. Penggunaan elektroda MG NOX 35 dapat mencegah terjadinya retak dingin pada hasil sambungan baja tahan aus meskipun tanpa pelakuan preheat.
Selain itu, penggunaan elektroda yang memiliki perbedaan komposisi kimia menghasilkan sifat mekanis yang berbeda pula pada hasil lasan. Perlakuan preheat dan pemilihan elektroda memberikan pengaruh signifikan terhadap terjadinya retak dingin dan sifat mekanis pada hail lasan baja tahan aus CREUSABRO® 4800.

Cold crack is one of the problem that often occurs on welding of wear resistance steel plate. On this final project, the reseach is focus on the effect of preheating treatment and kind of welding electrode in crack resistance and mechanical properties of CREUSABRO® 4800 wear resistance steel with SMAW process. Welding electrodes that is used are E 7018 and MG NOX 35. Samples consist of 6 CREUSABRO® 4800 wear resistance steel plates that is joined with E 7018 and MG NOX 35 electrode. The process of preheat is done on steel plate with variation of preheat temperature, they are without preheat, preheat 130°C, and preheat 230°C.
Based on the results of data analysis, cold cracking were detected in the specimen welded with E 7018 electrode in no preheat condition. Cold crack is not occurs on samples that are preheated at 130°C and 230°C. The using of MG NOX 35 electrode can avoid cold crack phenomenon even in no preheat condition.
Besides that, the using of different chemical composition welding electrode leads to different mechanical properties on weld joint. Preheat treatment and selection of welding electrode provides a significant influence on cold cracking phenomenon and mechanical properties on the weld joint of CREUSABRO® 4800 wear resistance steel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1744
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Bonjol Bernandus
"Baja tahan karat Austenitik type 316L adalah material yang sangat banyak digunakan terutama untuk bidang industri dan alai transportasi, mempunyai sifat mekanik dan fisik serta ketahanan korosi yang baik. Penggunaan pada kapal laut antara lain untuk poros baling-baling, bila poros cacat/rusak dibagian tertentu selalu diganti dengan dalih tidak dapat direkondisi demi faktor keamanan. Dari keadaan tersebut timbul pemikiran kami bagaimana bila diadakan pengelasan pada bagian yang rusak kemudian diadakan pemesinan bubut, frais dan lainnya. Baja tahan karat austenitik mempunyai sifat mampu las yang balk dan tidak mengalami perubahan fasa selama pengelasan. Guna memecahkan tersebut maka mencoba menerapkan pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) untuk material baja tahan karat tipe 316L. Untuk lebih mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap hasil las maka dibuat 3 variabel arcs yaitu 120 A, 130 A, 140 A 0 dan benda uji mengalami perlakuan panas 800 C dan tidak mendapat pelakuan panas. Dari pengelasan TIG ini dilaksanakan beberapa pengujian yang berkaitan dengan sifat mekanis dan mikro antara lain : pengujian tarik, lengkung, kekerasan, metalografi, SEM dan x-ray. Material tipe 316L sesuai dengan bahan poros kapal hasilnya setelah pengujian memenuhi persyaratan dari sifat mekanis dan struktur mikro. Setelah melaksanakan penelitian di aplikasikan pengelasan las Tig pada poros kapal, poros yang direkondisi digunakan tanpa ada laporan kegagalan fungsi."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>