Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167505 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizka Panji Hidayaty
"Angka kelahiran total di Jawa Barat tahun 2007 masih tinggi yaitu 2,6 sehingga perlu diketahui niat ber-KB pada remaja saat ini untuk menggambarkan kesuksesan pengendalian penduduk di masa depan. Penelitian ini dengan desain potong lintang bertujuan untuk mengetahui distribusi niat Ber-KB remaja berusia 15-24 tahun yang belum menikah di Jawa Barat dari data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia 2007.
Hasil penelitian sebagian besar remaja niat KB (52,7%). terdapat perbedaan distribusi niat KB berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, tempat tinggal, pengetahuan, paparan media, pertemuan masyarakat, dan peran sekolah dengan nilai p >=0,05.

Total fertility Rate in west Java in 2007 was still high at 2,6 so it is need to be known the intention of family planning in today's youth to illustrate the success of population control in the future. This study with a cross-sectional design aims to determine the distribution of family palnning intentions of adolescent aged 15-24 years who were not married in West Java from data of Indonesia Young Adult Reproductive Health Survey of Indonesia in 2007.
The results show that adolescent has intention to do family planning (52,7%). There are differences in the distribution of family planning intentions based on gender, education level, residence, knowledge, media exposure, community meetings, and the role of schools with p value >=0,05.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuningsih Andariyanti
"ABSTRAK
Kepuasan hidup dapat menjadi faktor psikologis pelindung yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan positif remaja (Gadermann, Schonert-Reichl, & Zumbo, 2010). Salah satu faktoryang berkaitan dengan kepuasan hidupremaja adalah komunikasi yang baikantara orang tua dengan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungankomunikasi ayah dengan kepuasan hidup remaja awal laki-laki dan perempuan serta komunikasi ibu dengan kepuasan hidup remaja awal laki-laki dan perempuan. Penelitian ini jugaingin mengetahui komunikasifigur orang tuayangberhubunganpalingkuat dengan kepuasan hidup remaja awalpada setiap jenis kelamin. Responden penelitian terdiri dari 108 remaja awal berusia 10-15 tahun yang tinggal bersama kedua orang tua kandungnya. Alat ukur yang digunakan adalah Parent-Adolescent Communication Scale (PACS; Barnes & Olson, 1985)dan Satisfaction with Life Scale adapted for Children (SWLS-C; Gadermannet al., 2010).Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan yang positif antarakomunikasi ayah serta ibu dankepuasan hidup remaja awal laki-laki dan perempuan yang tinggal bersama kedua orang tua kandungnya.Komunikasi ayah dan ibu memprediksikan kepuasan hidup remaja awal laki-laki dan perempuan. Berdasarkan kekuatan regresi dengan kepuasan hidup, komunikasi ayah (R2 = 0.294, remaja awal laki-laki; R2 = 0.228, remaja awal perempuan) memilikihubungan signifikan positif lebih kuat daripada komunikasi ibu (R2 = 0.104, remaja awal laki-laki; R2 = 0.147, remaja awal perempuan)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Yulianti
"

Berdasarkan hasil laporan SDKI, angka unmet need KB di Indonesia pada tahun 2012 berada pada angka 11,4% menjadi 10,6% di tahun 2017. Berdasarkan SDKI 2017, angka unmet need Jawa Barat adalah 11% dan angka unmet need KB Sulawesi Selatan berada angka 14.4%. Tingginya angka unmet need menimbulkan berbagai macam permasalahan diantaranya adalah kehamilan yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan aborsi yang tidak aman dan berkontribusi pada tingginya angka kematian ibu dan bayi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui determinan kejadian unmet need KB pada wanita kawin di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan sampel wanita usia 15-49 tahun berstatus kawin/tinggal bersama pasangan. Penelitian ini meggunakan uji chi-square dan regresi logistik untuk menggambarkan kekuatan hubungan antar variabel. Hasil penelitian ini yaitu angka unmet need KB Jawa Barat adalah 10.3% dan angka unmet need KB Sulawesi Selatan adalah 14%. Hasil analisis multivariabel menunjukkan variabel yang memiliki odds ratio terbesar untuk unmet need KB di kedua provinsi adalah dukungan pasangan [AOR=5]. Wanita yang tidak mendapat persetujuan dari pasangan untuk menggunakan kontrasepsi memiliki kemungkinan lima kali lebih tinggi untuk mengalami unmet need KB. Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat harus diprioritaskan lewat pendekatan pasangan/ peran pria dalam program KB.


Based on the Indonesian Demographic and Health Survey, the percentage of unmet need for family planning in Indonesia namely at 11.4% in 2012 to 10.6% in 2017. Meanwhile, based on IDHS 2017, the unmet need for West Java is 11% and the unmet need for family planning in South Sulawesi is 14.4%. The high rate of unmet need raises various kinds of problems including unwanted pregnancies, causing unsafe abortions and contributing to high maternal and infant mortality rates. This research was conducted with the aim of knowing the determinants of the incidence of unmet need for family planning among married women in West Java and South Sulawesi. The study design that is used in this study is cross-sectional with a sample of women aged 15-49 years who were currently married/living with a partner. This study uses the chi-square test and logistic regression to describe the strength of the relationship between variables. The results of this study are the unmet need for family planning in West Java is 10.3% and the unmet need for family planning in South Sulawesi is 14%. The results of the multivariable analysis showed that the variable that had the greatest odds ratio for unmet family planning needs in the two provinces was spousal support [AOR=5]. Women who do not receive consent from their partners to use contraception are five times more likely to experience unmet need for family planning. The family as the smallest unit of society must be prioritized through the male partner/role approach in family planning programs.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meinil Santina
"Remaja menurut WHO adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yaitu batasan usia 10 sampai 19 tahun. Permasalahan remaja begitu kompleks. Pengaruh media massa memancing remaja untuk mengadaptasi kebiasaan tidak sehat. Akibatnya remaja rawan terjangkit penyakit Menular seksual, aborsi dan ketergantungan Napza. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku remaja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku remaja terhadap kesehatan reproduksi siswa Paket B Setara SMP PKBM Bina Insan Mandiri, Kota Depok. Jenis penelitian ini adalah kuantitaif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan 54,6% responden pernah berperilaku berisiko dan faktor personal yang berhubungan secara signifikan adalah pada variabel jenis kelamin, pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi dan faktor lingkungan yang berhubungan signifikan adalah variabel akses terhadap media informasi. Berdasarkan hasil penelitian, perlunya diselenggarakan pendidikan kesehatan bagi remaja dan program pelayanan kesehatan peduli remaja di PKBM Bina Insan mandiri, Kota Depok.

WHO defined adolescent period refery to stage aged 10-19 years. Some common issues related to adolescent reproductive health are sexually transmitted disease, abortion dan drug dependenc. This study aims to issues the adolescent behavior and factor associated with adolescent reproductive health behavior among the students PKBM Bina Insan Mandiri Depok. This Survey was a cros-sectional design the result showed 54,6% of responden had performed risk behavior such as smoking, substance abused, drinking alkohol, and sexual engagement. Personal factor such as sex, knowledge of reproductive health and enviromental factors i.e mass media exposure the pornographic mentioned significantly related civil the adolescent behavior."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Rahayu
"Indonesia masih memiliki tantangan dalam upaya penurunan AKI untuk mencapai target SDGs tahun 2030. Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program yang efektif untuk menurunkan AKI, namun selama satu dekade terakhir program KB mengalami stagnansi. Saat ini, program KB cenderung berfokus pada perempuan dan partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana dinilai masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana pada tahun 2007, 2012 dan 2017, determinan sosial yang mempengaruhinya serta ketidakmerataan geografis dan sosial ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi potong lintang dari data pasangan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, 2012 dan 2017. Sampel pada penelitian ini adalah pasangan usia subur (PUS) yang masih dalam status perkawinan dan responden istri sedang tidak hamil. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 5.058 (2007), 5.431 (2012) dan 5.957 (2017) pasangan. Analisis multiway ANOVA dilakukan untuk menilai determinan partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana. Berbagai ukuran ketidakmerataan juga digunakan untuk meninjau ketidakmerataan partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana dengan bantuan alat ukur Health Equity Assessment Toolkit (HEAT) yang dikembangkan oleh World Health Organization (WHO). Hasil penelitian adalah terjadi peningkatan partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana dalam kurun waktu 2007 – 2017, dari 68.9 hingga 71.2. Jika dilihat dari ketidakmerataan geografis dan sosial ekonomi, terjadi penurunan ketidakmerataan meskipun terdapat beberapa perubahan pola ketidakmerataan pada tempat tinggal (perkotaan vs perdesaan) dan sosial ekonomi. Umur suami, pendidikan suami, tempat tinggal dan paparan KIE KB dari media menjadi determinan sosial yang memiliki pengaruh signifikan terhadap partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana. Perlu ada pemanfaatan media sosial atau media massa dengan melakukan kampanye massif terkait peran laki-laki dalam keluarga berencana baik sebagai pengguna maupun pendamping dan agen perubahan.

Indonesia still has challenges in efforts to reduce MMR to achieve the SDGs target in 2030. Family Planning (KB) is one of the effective programs to reduce MMR, but over the past decade the family planning program has stagnated. Currently, family planning programs tend to focus on women and men's participation in family planning is still considered low. The purpose of this study was to find out the male involvement in family planning in 2007, 2012 and 2017, the social determinants that influence it as well as geographical and socioeconomic inequality.
This study uses a quantitative approach with a cross-section study design from the pair data of the Indonesian Health Demographic Survey (IDHS) in 2007, 2012 and 2017. The samples in this study were couples of childbearing age who were still in marital status and respondents wives were not pregnant. The total sample in this study was 5,058 (2007), 5,431 (2012) and 5,957 (2017) couples. ANOVA multiway analysis was performed to assess the determinants of male involvement in family planning. Various measures of inequality are also used to review the unevenness of male participation in family planning with Health Equity Assessment Toolkit (HEAT) measuring tool developed by the World Health Organization (WHO).
The results of the study were an increase in male participation in family planning in the period 2007 – 2017, from 68.9 to 71.2. There is a decrease in geographical and socioeconomic inequality even though there are some changes in the pattern of inequality in residences (urban vs rural) and socioeconomic. The husband's age, husband's education, place of residence and exposure to family planning promotion from the media are social determinants that have a significant influence on man involvement in family planning. Massive campaigns using social media need to be done to promote the role of men in family planning as active client, companions and agents of change
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Zaleha Mutisari
"Program keluarga berencana merupakan salah satu program yang berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat, terutama pada kesehatan ibu, bayi, dan anak. BKKB Provinsi DKI Jakarta merupakan instansi non struktural Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta yang mempunyai fungsi sebagai penyelenggara urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di DKI Jakarta. Untuk meningkatkan kualitas program keluarga berencana maka perlu diupayakan peningkatan kualitas manajemen program Penelitian ini menggambarkan manajemen program keluarga berencana di Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKB) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 dengan menggunakan pendekatan sistem. Jenis penelitian yang digunakan untuk mengetahui gambaran Program Keluarga Berencana di Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKB) Provinsi DKI Jakarta tahun 2007 adalah dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan pertimbangan bahwa hasil penelitian yang didapatkan dapat memberi gambaran yang sebenarnya tentang Program Keluarga Berencana di Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKB) Provinsi DKI Jakarta tahun 2007. Dari hasil penelitian, maka diketahui bahwa pegawai yang terdapat di BKKB Prov. DKI Jakarta merupakan Pegawai Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Sistem perekrutan, kenaikan pangkat, pensiun, dan keuangan sudah sepenuhnya dikelola oleh Pemda Provinsi DKI Jakarta. Anggaran yang diperoleh untuk membiayai program keluarga berencana di BKKB Provinsi DKI Jakarta berasal dari Pemda DKI Jakarta dan BKKBN Pusat. Adapun perlengkapan didapat melalui proses pengadaan yang dilakukan sendiri oleh BKKB Provinsi DKI Jakarta serta distribusi dari BKKBN pusat.
BKKB Provinsi DKI Jakarta membuat perencanaan serta melakukan proses pengendalian dan evaluasi program keluarga berencana secara berjenjang mulai dari tingkat kelurahan sampai ke tingkat provinsi. Sedangkan dalam pelaksanaannya, BKKB Provinsi DKI Jakarta mengkoordinasikan kepada sektor-sektor lain untuk mendukung program keluarga berencana di DKI Jakarta. Pencapaian program keluarga berencana dilihat pada dua komponen utama, yaitu pencapaian peserta KB baru dan peserta KB aktif yang terbagi lagi menjadi peserta KB aktif MKJP dan Non MKJP. Pencapaian peserta KB baru pada tahun 2007 mencapai 109, 77% dari target PPM yang ditetapkan sedangkan pencapaian peserta KB aktif hanya sebesar 85,57% dari target PPM yang ditetapkan. Penggunaan kontrasepsi MKJP yang paling dominan adalah dengan metode IUD sedangkan penggunaan kontrasepsi Non MKJP yang paling dominan adalah dengan metode Suntik. Dari pembahasan pada tiap-tiap variabel input, proses, dan output, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan Manajemen Program Keluarga Berencana di Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKB) Provinsi DKI Jakarta tahun 2007 belum berjalan dengan baik. Untuk meningkatkan kualitas program keluarga berencana di BKKB Provinsi DKI Jakarta pada tahun mendatang , maka penulis menyarankan kepada BKKB Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan perencanaan kebutuhan petugas lapangan untuk menunjang program keluarga berencana sehingga jumlah petugas dapat sebanding dengan beban kerja yang dihadapi. Selain itu, BKKB Provinsi DKI Jakarta juga diharapkan dapat lebih meningkatkan upaya advokasi terhadap pembuat keputusan berkaitan dengan dukungan anggaran program keluarga berencana serta meningkatkan promosi metode kontrasepsi jangka panjang sehingga dapat meningkatkan efektifitas program keluarga berencana di Provinsi DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Cendra
"Kesepian merupakan perasaan yang paling sering muncul dan menimbulkan masalah pada masa remaja dibandingkan pada usia lainnya. Faktor keluarga yaitu keberfungsian keluarga diduga mempengaruhi munculnya rasa kesepian pada remaja di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara keberfungsian keluarga dan kesepian. Partisipan penelitian berjumlah 200 orang remaja laki-laki dan perempuan yang berusia antara 13-21 tahun. Penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengukuran keberfungsian keluarga menggunakan alat ukur family assessment device sementara kesepian diukur menggunakan revised UCLA Loneliness Scale. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara keberfungsian keluarga dan kesepian pada remaja Indonesia (r = -.375, p < 0.01). Sebagai tambahan, hasil penelitian menemukan bahwa dimensi komunikasi dari keberfungsian keluarga paling berkorelasi dengan kesepian remaja. Tahap perkembangan remaja akhir juga menunjukkan rasa kesepian yang lebih tinggi dibandingkan remaja awal maupun tengah.

Loneliness is a feeling that most frequently arise and cause problems in adolescence than at any other age. Family factors such as family functioning are thought to influence the emergence of loneliness in adolescents in Indonesia. This study was conducted to find the relationship between family functioning and loneliness in Indonesian adolescents. Participants study of 200 teenage boys and girls between the ages of 13-21 years. The study was a correlational study using a quantitative approach. The results showed a significant relationship between family functioning and loneliness (r = -.375, p < 0.01). In addition, this research found that the communication dimension of family functioning most correlated with a lonely teen. Final stages of adolescent development also showed a sense of loneliness which is higher than the early adolescent and middle adolescent.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Adhani Pasundani
"ABSTRAK
Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat akan mendatangkan
berbagai permasalahan dikemudian hari, selain itu angka kematian ibu (AKI) masih
tinggi yang diakibatkan salah satunya oleh terlalu dekat jarak kelahiran sehinga perlu
dilakukan pengendalian atau pengontrolan pertumbuhan penduduk melalui program
keluarga berencana..Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-fakor yang
berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi pada pengguna metode kontrasepsi jangka
panjang non permanen di Indonesia analisis SDKI tahun 2017. Desain yang digunakan
dalam peneltian ini adalah cross sectional dengan sampel penelitian sebesar 8.238,
sampel yang diambil berdasarkan total sampling data yang termasuk kriteria inklusi dan
eklusi penelitian. Analisis bivariate dan multivariate menggunakan regresi logistic.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 58,4% menggunakan implan, 41,6%
menggunakan IUD. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi
pada penggunaan MKJP non permanen adalah faktor umur, pendidikan,status ekonomi,
wilayah tempat tinggal, dan jumlah anak. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan
secara statistik adalah faktor status bekerja, diskusi KB dengan suami, kunjungan
petugas lapangan, dan informasi media masa.

ABSTRACT
The increasing number of Indonesias population will continue to cause various
problems in the future, besides that the maternal mortality rate (MMR) is still high due
to one of them being too close to birth spacing so that it is necessary to control or
control population growth through family planning programs. is to find out the factors
related to the selection of contraception among users of long-term non-permanent
contraception methods in Indonesia. The 2017 IDHS analysis. The design used in this
study was cross sectional with a research sample of 8,238, samples taken based on total
sampling data included study inclusion and exclusion criteria. Bivariate and
multivariate analysis using logistic regression. The results of this study showed that
58.4% used implants, 41.6% used IUDs. Factors related to the choice of contraception
in the use of long-term non-permanent contraception methods are age, education,
economic status, area of residence, and number of children. While factors that are not
statistically related are work status, family planning discussions with her husband, field
officer visits, and mass media information"
2019
T55325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhlas Tunggal Mulyandari
"Mempersiapkan kehidupan remaja sebagai fase unik perkembangan manusia merupakan suatu investasi berdampak besar bagi berbagai aspek kehidupan. Salah satu fase masa transisi kehidupan pada periode perkembangan remaja yaitu membentuk sebuah keluarga. Remaja perlu dipersiapkan mengenai hal-hal dalam merencanakan pernikahan sesuai siklus kesehatan reproduksi. Perencanaan kehidupan berkeluarga diantaranya merencanakan usia menikah, jumlah anak yang diinginkan, jarak kelahiran antara 2 anak, serta keinginan memakai alat/ cara KB di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan keterpaparan informasi dengan perencanaan kehidupan berkeluarga pada remaja di Indonesia.
Desain penelitian cross-sectional menggunakan data survei RPJMN tahun 2015 Modul Remaja. Sampel penelitian ini yaitu remaja laki-laki dan perempuan belum kawin usia 15-24 tahun di Indonesia. Keterpaparan informasi yang berperan dalam perencanaan kehidupan berkeluarga yaitu keterpaparan informasi KB, keterpaparan informasi KRR, serta keterpaparan informasi GenRe. Media yang efektif diakses remaja untuk memperoleh informasi diantaranya media elektronik televisi, website/internet , media cetak koran/majalah, poster , dan media luar ruang spanduk, billboard/baliho . Sosialiasi GenRe perlu lebih digencarkan kepada masyararakat luas khususnya remaja. Pemanfaatan berbagai jenis media serta keterlibatan pihak lain dibutuhkan dalam upaya optimalisasi penyebarluasan informasi terkait KB, KRR, dan GenRe.

Preparing adolescent life as a unique phase of human development is an investment has a major impact on many aspects of life. One phase of the transition of life in the period of adolescent development is to form a family. Adolescents need to be prepared on matters in marriage planning with reproductive health cycle. Planning in family life including planning the age of marriage, the number of children, the birth spacing, and the desire to use kind of family planning in the future. This study aims to see the relationship of information exposure and adolescent planning in family life in Indonesia.
Cross sectional research design using RPJMN survey data 2015 Adolescent Module. The sample of this research is never married men and women 15 24 years old in Indonesia. Exposure of information that plays a role in adolescent planning in family life is exposed to family planning KB information, exposed to adolescent health reproductive KRR information, and exposed to GenRe information. The effective media used by adolescents to get information is electronic media television, website internet, print media newspapers magazines, posters, and outdoor media banners, billboards. Socialization of GenRe needs to be more intensify to the community, especially adolescent. Utilization of various types of media and involvement of any partners needs to optimize dissemination of information related to KB, KRR, and GenRe.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50976
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koernia Nanda Pratama
"Remaja Kecamatan Cilacap Tengah cenderung rnengkonsumsi rninuman keras. Tujuan penelitian mengetahui hubungan peran keluarga dengan konsumsi minuman keras pada rernaja. Penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden 87 responden dengan total sampling. Data diambil dengan kuesioner dan analisis regresi linier. Hasil penelitian rnenjelaskan bahwa konsumsi rninuman keras pada rernaja akan berkurang apabila peran keluarganya baik. Hasil analisa regresi linier berganda dengan uji Anova (uji f) dengan p value = 0,001 (a < 0,05). Disimpulkan kecilnya peran keluarga dapat rneningkatkan konsumsi rninuman keras rernaja.

Adolescents in Cilacap Tengah district tend to consume alcohol. This research aimed to determine the relationships between the role of family and peers and consumption of alcohol among adolescents. The research design was analytic correlation with cross-sectional approach. A total sample of 87 respondents were participated in this study. The data was collected using questionnaire and analyzed using regression linier test. The results showed that the amount of alcohol consumption in adolescents reduced when the role of family improved. Multiple regression linear analysis or ANOVA test (F test) showed p value= 0.001 (p value < 0.05). This research concludes that when family could not demonstrate the roles properly, it will likely to result in higher alcohol consumption among adolescent.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42553
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>