Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4642 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Lingga Rachman
"Seni merupakan salah satu ruang bagi manusia dimana ia bisa berkreasi dan mengekspresikan dirinya. Sebagai manusia yang kritis, memiliki kemampuan untuk berkreasi dengan bekalan ide-ide dan sifat keunikan. Proses tersebut merujuk pada suatu konsep tentang kebaruan, yaitu originalitas. Sebagai konsep, originalitas membekali manusia dengan dorongan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Namun pada seni, originalitas tidak hanya bisa dilihat sebagai sebentuk konsep, tapi juga konteks dimana ia dapat mempengaruhi bentuk apresiasi seseorang terhadap suatu objek seni. Era modern yang telah bergerak mempengaruhi zaman, telah mengubah seni yang original dan autentik pudar, sehingga bagi seorang Walter Benjamin, seni telah kehilangan aura. Seni modern tidak hanya bermuatan estetis tetapi juga politis serta ekonomis, sehingga menjadikan seni tidak lagi diapresiasi sebagai suatu substansi keindahan, melainkan sebagai komoditas. Dalam hal ini, seni yang telah kehilangan auranya tersebut bisa tetap diapresiasi meski ia berdiri tanpa bekalan originalitas yang berupa konteks pada karya, karena karya seni terlahir dengan muatan-muatan ide mengenai keindahan bernuansa artistic sehingga bisa tetap berdiri tanpa harus menggali konteks originalitas. Melihat hal tersebut, originalitas yang telah pudar dari proses kreasi dan pada konsep seni telah berganti menjadi rumusan inovasi yang masih tetap mengusung semangat kebaruan.

Art is a space men can used to create and express themselves. As critical human being, men are capable to create things based on the ideas and uniqueness. The process itself leads to a concept of originality. As a concept originality gave men the force to create something based on new ideas. Yet in art, originality not only stands as a concept, but as a context as well which affecting the way of appreciation of a man to an object. Modernity has made the art lost its authenticity and sense of originality, and to Walter Benjamin, its aura. Modern arts are not always aesthetical, but political and economical at some points, which made the modern arts cannot be perceived or taking appreciations as a substance of beauty, but instead as commodities. In a way, the art which no longer has its aura still available for appreciations even without the originality as a context on the work of art. An art existed with its ideas of beauty and artistic being so without digging the context of originality the art still available for appreciation. The basic concept of originality, in this case, has turned to a new conceptual form of innovation whereas the ideas of ?new? is there as well."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S1534
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Missac, Pierre, -1986
Cambridge, UK: MIT Press, 1995
838.912 MIS w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rahmat Fadhilah
"Seni merupakan salah satu hasil dari kreasi manusia yang mempunyai nilai keindahan. Seni merupakan media ekspresi konkret yang dapat menyalurkan respons kesadaran kita alas realitas dunia atau alam, sosial, ataupun diri sendiri. Dengan begitu, seni juga dapat menjadi sarana dalam menyalurkan ketrampilan manusia demi pencapaian sisi estetis. Adanya kebutuhan estetis pada manusia. membuat seni berkembang dan selalu diminati. Pada proses penciptaan seni tidaklah hanya memproyeksikannya pada tataran apresiasi saja, namun dari segi kreasi khususnya ide gagasan juga harus diperhatikan. Ketika kita membahas seni sebagai apresiasi maka kita akan bersentuhan dengan aspek-_aspek seperti penerimaan sosial, selera akan keindahan, dan penampilan teknik. Seni sebagai penciptaan, membutuhkan peran ide gagasan, visi dan imajinasi. Seni juga mempunyai aspek kreativitas. Definisi kreativitas pada dunia seni mempunyai variasi pengertian. namun ketika kreativitas ingin ditujukan kepada kebaruan perubahan yang kondusif, ataupun revolusi seni uniuk menuju lebih baik, maka kreativitas seni harus disandarkan kepada originalitas. Originalilas pada penciptaan seni mengalami perkembangan pemahaman. Perkembangan ini berdasarkan pada ada atau tidak adanya originalitas dan penting atau tidak pentingnya sisi originalitas dalam penciptaan seni. Pada masa Yunani Kuno, Plato dengan konsep seni mimesisnya memperlihatkan bahwa seni hanyalah sebagai bagian yang rendah dari kegiatan manusia. Seni merupakan penjiplakan alas dunia real dan dunia real merupakan dari dunia idea, dengan begitu seni adalah tiruan atas tiruan dan peran manusia pun tidak diperhatikan, karena idea dari konsep Plato tidak berada di dalam manusia. Originalilas dalam seni pun tidak ada dalam konsep seni Plato. Aristoteles melakukan perubahan pemahaman akan seni yaitu seni bukanlah sekadar meniru namun terdapat unsur manusia yang nantinya akan menuntun kepada penciptaan yang baru. lni merupakan titik awal menuju seni yang menghargai peran manusia terutama ide gagasannya. Immanuel Kant adalah filsuf masa Romantisisme yang mempunyai perhatian kepada permasalahan keindahan, salah satunya adalah keindahan di dalam seni. Pencarian akan originalitas dilakukan oleh Kant, yaitu manusia sebagai kekuatan yang produktif. Kant memakai konsep genius untuk menjelaskan originalitas. Genius merupakan bakat alamiah dan unik yang dimiliki oleh manusia. Dengan genius maka originalitas dapat tercapai, karena genius selalu menghadirkan karya yang bersifat inspired, mempunyai aturan yang akan menuntun genius yang baru untuk menuntlun kepada originalitasnya sendiri. Fine art menurut Kant adalah karya yang bersandar pada genius dan diterima secara universal. Apabila kita memakai konsep genius dari Kant untuk melakukan pencarian akan originalitas yang bertujuan kepada kreativitas dan kebaruan, maka kita harus melihat konsep genius bukan sebagai konsep yang kaku atau determinan. Konsep genius dilihat sebagai intelejensia dari manusia yang selalu mencari yang baru dan lebih baik, yang nantinya akan memberikan produktivitas kreativitas yang subur terutama pada seni. Fine art dan seni yang inspired pada konsep Kant lebih ditujukan kepada permasalahan selera dan pencrimaan universal, dengan begitu diperlukan kritik akan fine art dari pemikiran Kant apabila kita ingin membebaskan genius agar lebih fokus kepada sisi penciptaan raja. Palsu dan pemalsuan (fake and forgeries) merupakan suatu fenomena di dalam dunia seni yang melibatkan permasalahan originalitas pada suatu karya. Dalam palsu dan pemalsuan kita dapat melihat dari sisi manakah originalitas dapat diusahakan untuk hadir. Palsu dan pemalsuan tidak melibatkan sisi estetis namun lebih kepada permasalahan non estetis. Ketika merefleksikan permasalahan darib palsu dan pemalsuan, maka kehadiran originalitas harus diutamakan demi menjaga sisi kreativitas pada penciptaan suatu karya seni, dikarenakan dalam karya palsu dan pemalsuan sisi originalitasnya tidak ada."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S15857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Weigel, Sigrid
London: Routledge , 1996
193 WEI b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cohen, Margaret, 1958-
Berkeley: University of California Press, 1993
838.912 COH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Esty Hayuningtyas
"Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari makanan sebagai media untuk bertahan hidup. Di masa kini, makanan telah menjadi sebuah fenomena tersendiri yang menarik perhatian manusia, bukan sekedar untuk menghilangkan rasa lapar, namun ada sebuah makna yang tersembunyi di balik makanan. Salah satu makna yang tersembunyi di dalam makanan dapat digali melalui kajian seni dan estetika. Ternyata, ada sebuah makna yang dapat menjadikan makna sebagai sebuah seni. Hal ini dapat dicapai melalui apresiasi estetik yang melibatkan fungsi persepsi dan penggalian makna oleh manusia itu sendiri. Apresiasi estetik pada makanan harus melalui proses konsumsi yang melibatkan kerja seluruh persepsi tanpa terpisahkan atau disebut dengan aesthetic engagement. Status seni pada makanan bagi Berleant melibatkan sebuah pengalaman estetik yang mengedepankan isu sosial dan proses pemaknaan kontekstual yang terwujud melalui pengalaman makan yang dihayati.

Food cannot be separated from human‟s life as a media to survive. In present time, food has become a phenomena that interests people, not only as to relieve hunger, but there‟s also a hidden meaning beyond food itself. One of meanings that is hidden beyond the food can be cultivated through perspective of aesthetics and art. Evidently, there‟s a meaning that can make food as an art form. This can be achieved through aesthetic appreciation that involves the function of perception and meaning cultivation by human himself. Aesthetic appreciation on food must go through the process of consumption that involves the work of whole perception comprehensively or can be known as aesthetic engagement. The art status on food for Berleant requires a social aesthetic experience and a process of contextual meaning that can be formed through the activities of intimacy eating."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S53017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yadi Purwanto
"The Qur'an is a holly book (kitabullah) revealed to Prpphet Muhammad. One of all qur'an functions is as a guide or guidance for makind, which details God's other holly books. (Qur'an: 2:185). One form of al - qur'an guidance is about art. Al-Qur'an globally discusses art, whether painting art, painting and other art. One of allah's natures is Al-Jamil (the most bautiful) and He loves beauty. Islam as Din (religion) which the Qur'an generatedhighly appreciate the art, gave a stimulus for art work in accordance with the laws of Allah and the guidance of the Prophet SAW."
Bandung: ITB (Institut Teknologi Bandung), 2010
495 JUSOS 9:19 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Djaeni Sediaoetama
Jakarta: Dian Rakyat, 1990
641.1 ACH i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hyang, Oh Su
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2022
302.2 HYA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>