Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137183 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarmin
"Tesis ini mempelajari mengenai pengaruh injeksi ekstrak daun kenikir sebagai green corrosion inhibitor pada baja karbon dalam larutan 0.5M H2SO4. Dengan pengujian weight loss diperlihatkan bahwa inhibitor ekstrak daun kenikir mampu menurunkan laju korosi dengan efisiensi 71.66 % pada konsentrasi inhibitor sebesar 4000 ppm.
Dari pengujian polarisasi ditunjukkan bahwa inhibitor ekstrak daun kenikir menggeser kurva polarisasi kearah atodik dan katodik (mixed type inhibitor), yang menunjukkan ciri utama sebagai inhibitor dari bahan organik. Pengujian dengan FTIR dan EDX memperkuat dugaan bahwa inhibitor ekstrak daun kenikir sebagai inhibitor adsorpsi / film forming.

This thesis is intended to study the influences of cosmos leaf extract injection as corrosion inhibitor for carbon steel in 0.5M H2SO4. By weight loss analysis, it show that inhibitor from cosmos leaf extract can reduce corrosion rate with efficiency up to 71.66 % under inhibitor injection about 4000 ppm.
With polarization, it is shown that inhibitor shift polarisation curves for both of anodic and cathodic polarisation (mixed type inhibitor), shows that inhibitor have characteristic as inhibitor from organic material. FTIR and EDX analysis can be concluded that inhibitor from cosmos leaf extract act inhibition by adsorption/film forming corrosion inhibitor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30210
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhli
"Korosi merupakan kegagalan yang sering terjadi pada industri minyak dan gas bumi Menghambat terjadinya korosi dengan mengisolir logam dari lingkungan terkorosi pada industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu cara efektif untuk menghindari terjadi kegagalan korosi. Penggunaan inhibitor alami menjadi pihan utama belakang ini karena aman murah dan yang terpenting bahan tersebut biodegradable dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat efek dari penambahan teh rosella merah terhadap inhibitor ubi ungu yang memang dapat digunakan menjadi inhibitor pada baja API 5L pada lingkungan NaCl 3 5.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode kehilangan berat dan polarisasi untuk melihat laju korosi yang terjadi pada logam lalu dilengkapi dengan data tambahan yaitu pengujian Electrochemical Impedance Spectroscopy untuk melihat tahan permukaan yang berbubah pada penelitian tersebut.
Pengujian Fourier Transform Infra Red juga dilakukan untuk melihat kandungan yang menginhibisi dari ubi ungu ataupun campuran ubi ungu dan teh rosella merah Pemilihan teh rosella merah dan ubi ungu berdasarkan kandungan antocyanin dan asam askorbat yang dimiliki kedua bahan tersebut Kandungan tersebut bersifat anti oksidan yang berarti dapat menghambat terjadi proses oksidasi yang berarti juga dapat mencegah korosi. Kandungan anti oksidan tersebut bekerja dengan cara adsoprsi pada permukaan logam membentuk lapisan tipis untuk mencegah kontak antara permukaan logam dengan lingkungan korosif. Salah satu faktor pembentukan lapisan tipis pada permukaan adalah konsentrasi kandungan tersebut sehingga pengaruh konsentrasi dijadikan acuan pada penelitian ini. Penelitian ini akan dibandingkan dengan inhibitor ubi ungu yang hanya dicampur dengan kandungan asam askorbat saja.

Corrosion is major cause failure in oil ad gas industry Isolate the metal from corrosion of materials is the most effective way to prevent corrosion for this industry. Nowadays the use of green corrosion inhibitor become a new alternative to achieve that goal it happen because the green inhibitor is safe cheap biodegradable and especially environmental friendly.
This study was conducted to study the effect of addition rosella red tea in purple sweet potato inhibitor which is can be use as inhibitor at API 5L in NaCl 3 5 solution. This study use weight loss and polarization method to see that effect and Electrochemical Impedance Spectroscopy test to prove alteration surface resistance when we add the inhibitor.
Fourier Transform Infra Red test also perform in this study to see which one the chemical substance in purple sweet potato and mixture rosella red tea and purple sweet potato can inhibit corrosion. Purple sweet potato and rosella red tea are selected as corrosion inhibitor in this study because they contain antocyanin and ascorbid acid. They are antioxidant compound which is can inhibit oxidation process it means they can prevent corrosion process. That substance inhibit metal by forming layer and isolate metal surface On the important factor to forming thin layer is concentration of the substance so the concentration substance become variable in this study. In the end this study will compared with the addition ascorbid acid in purple sweet potato
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taumy Alif Firman
"Permasalahan korosi dalam bidang minyak dan gas, menjadi salah satu perhatian serius. Proses penanganan korosi ini dilakukan dengan dua klasifikasi metode yaitu secara fisika dan kimia. Pada penelitian ini dilakukan penanganan korosi secara kimia menggunakan 2-mercaptobenzothiazole (MBT) sebagai inhibitor korosi pada tembaga. Pengamatan dilakukan menggunakan metode berat hilang dan polarisasi ekstrapolasi Tafel dalam larutan yang mengandung ion klorida (HCl dan brine). Karakteristik film yang terbentuk diamati menggunakan spektrofotometer ATR-IR dan spektrofotometer UV Vis. Studi morfologi hasil menggunakan SEM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terbentuknya film Cu(II)-2-mercaptobenzothiazole pada permukaan tembaga melalui mekanisme adsorpsi isotermal Langmuir. Peningkatan konsentrasi MBT akan meningkatkan % inhibisi pada tembaga dari proses korosi, sedangkan peningkatan temperatur akan menurunkan % inhibisi korosi pada tembaga dikonsentrasi yang sama. Aplikasi penggunaan MBT dengan konsentrasi minimal 25 ppm pada temperatur 70 oC dengan waktu kontak 72 jam memberikan % inhibisi diatas 90,00 % pada brine sintetis.

Corrosion problems in oil and gas fields are very serious concern. Corrosion treatment process is used by two methods, physical and chemical. In this research, the corrosion treatment by chemical method with 2-mercaptobenzothiazole (MBT) as a corrosion inhibitor in copper. This research used weight loss method and polarization with extrapolation Tafel in solution which chloride ion contains (HCl and brine). Characteristic of film layer using ATR-IR spectrophotometer and UV Vis spectrophotometer. Surface morphological study was observed on SEM.
The results showed that formed Cu(II)-2-mercaptobenzothiazole on copper surface through the Langmuir isothermal adsorption mechanism. Increasing of concentration MBT will improve the % inhibition of copper from the corrosion process, whereas an increase in temperature will decrease the % corrosion inhibition of copper in the same concentration. The application of MBT in the minimal concentration 25 ppm at 70 °C in 72 hours contact times gave % inhibition value more than 90.00 % in synthetic brine.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaban, Agus Paul Setiawan
"Pada penelitian ini dilakukan studi terhadap molekul Catechin pada teh Putih (Camellia sinensis) sebagai inhibitor ramah lingkungan (IRL). Penggunaan metoda spektroskopi Elektrokimia Impedansi (EIS), Fourier transform infrared (FTIR) dan Raman, digunakan untuk mempelajari interaksi antara atom-atom/gugus fenol dengan lingkungannya. Sedangkan Scanning Electronic Microscope (SEM)/Energy X-Ray Dispersive (EDX) dan Atomic Force Microscope digunakan untuk mempelajari permukaan substrat. Selain itu, Wettability test digunakan untuk mempelajari sifat hidrofobik dari lapisan film pada permukaan logam. Data eksperimen akan dibandingkan dengan hasil kimia komputasi untuk mendapatkan prediksi efisiensi inhibisi dan orientasi molekul inhibitor. Untuk itu, digunakan metoda Density Functional Theory (DFT) dan Simulasi Monte Carlo. Hasil yang didapat yaitu pengukuran efisiensi inhibisi secara eksperimen dengan komputasi menunjukkan kesesuain. Hasil pemanasan larutan inhibitor pada suhu 25-600C menunjukkan bahwa inhibitor teradsorpsi lebih banyak pada suhu tinggi. Hasil karakterisasi gugus fungsi menunjukkan bahwa gugus -OH, C=O, Aril C=C, C-O-C teradsorpsi dari larutan inhibitor ke permukaan logam. Hal ini diperkuat dari hasil studi permukaan yang menunjukkan terjadinya pengurangan jumlah korosi sumuran dan menurunnya root mean square (RMS) height. Nilai fitting R2 mendekati 1 berkorelasi dengan Langmuir Isotherm Adsorption dan penambahan inhibitor mampu menurunkan energi aktifasi hingga 70%. Kenaikan suhu 600C dan konsentrasi hingga 80 ppm menyebabkan penurunan nilai laju korosi sebesar 0.016 mpy sedangkan nilai potensial passivasinya mengalami kenaikan hingga -103.7 mV. Sedangkan hasil prediksi komputasi menunjukkan molekul penyusun catechin terikat secara parallel pada bidang (110) atom besi dan memudahkan terjadinya ikatan kimia antara inhibitor dengan logam. Data pengujian dan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai guideline pada penelitian di masa akan datang dalam hal pengembangan inhibitor ramah lingkungan baik secara eksperimen maupun pendekatan komputasi.

This work covers the comprehensive studies on the catechin molecule in White tea (Camellia sinensis) as a green corrosion inhibitor. To achieve this aim, the spectroscopic technique such as Electrochemical Impedance (EIS), Fourier transform infrared (FTIR) and Raman was used to studying the interaction between the atom(s)/phenolic group and the environment. Surface analysis of Scanning Electronic Microscope (SEM)/Energy X-Ray Dispersive (EDX) and Atomic Force Microscope was used to study the surface of the substrate. A Wettability test was used to study the hydrophobic nature of pasif film on the surface of the metal. The experimental results will be compared to computational outcomes. The elevating temperatur at 25-600C extends a stable and thicker layer of the inhibitor. Several functional groups accountable to adsorption were -OH, C=O, Aryl C=C , and C-O-C. As a result, the reduction of pitting corrosion and root-mean-square height of the damaged surface. The fitting value of R2 close to 1 incorporates to Langmuir Isotherm Adsorption and decreases the activation energy of inhibition nearly to 70%. Rising temperatur and concentration at 600C and 80 ppm lowers the corrosion rate at 0.016 mpy and increases the passivation potential at -103.7 mV. The computational prediction on the catechin molecule shows that the molecule is oriented at the flat orientation of (110) surface and eases the formation of the Chemiadsorbed reaction. I expect our results are expected to provide a guideline to facilitate prospective research in White tea as a green corrosion inhibitor both experimentally and computationally."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febbyka Rachmanda
"Korosi merupakan penyebab utama kegagalan dalam industri minyak dan gas bumi. Mengisolir logam dari bahan korosi merupakan adalah cara yang paling efektif untuk mencegah korosi pada industri ini. Penggunaan inhibitor korosi alami menjadi alternatif baru untuk mencapai tujuan tersebut. Bahan alam dipilih sebagai alternatif karena bersifat aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan.
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari perilaku inhibisi ekstrak kulit manggis pada pipa baja API-5L di lingkungan air terproduksi dan dibandingkan dengan inhibitor kimia dengan menggunakan metode kehilangan berat. Parameter elektrokimia dievaluasi dengan menggunakan metode EIS dan metode FTIR dilakukan untuk mengidentifikasi gugus aktif yang bekerja. Ekstrak kulit manggis dipilih sebagai inhibitor korosi karena mengandung senyawa antioksidan yang dapat menghambat laju korosi.
Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kulit manggis dan inhibitor kimia merupakan inhibitor korosi yang sangat efektif untuk pipa baja API-5L di lingkungan air terproduksi karena dapat menurunkan laju korosi secara signifikan. Efisiensi inhibisi ekstrak kulit manggis sebesar 58 - 92% dengan penambahan 2 - 10 ml ekstrak kulit manggis. Ekstrak kulit manggis bekerja dengan membentuk suatu lapisan tipis (terlihat maupun tidak terlihat secara kasat mata) atau senyawa kompleks, yang mengendap (adsorpsi) pada permukaan logam sebagai lapisan pelindung yang dapat menghambat reaksi logam tersebut dengan lingkungannya. Mekanisme ini juga didukung dengan meningkatnya nilai tahanan polarisasi dari permukaan baja setelah ditambahakan inhibitor.

Corrosion is the major cause failure in oil and gas industry. Isolate the metal from corrosion of materials is the most effective way to prevent corrosion for this industry. The use of green corrosion inhibitor become a new alternative to achieve that goal. Green inhibitor chosen as an alternative because it is safe, easily available, biodegradable, low cost, and environmentally friendly.
This study was conducted to study the inhibition behavior of pericarp of mangosteen extract for API-5L pipe steel in produced water environment and compared with chemical inhibitor using the weight loss method Electrochemical parameters are evaluated using EIS method and FTIR method to identify functional group that works. Pericarp of mangosteen extract is selected as corrosion inhibitor because they contain antioxidant compounds that can inhibit the corrosion rate.
Result showed pericarp of mangosteen extract and chemical inhibitor is highly effective corrosion inhibitor for API-5L pipe steel in produced water environment because it can inhibit the corrosion rate significantly. Inhibition efficiency for pericarp of mangosteen is 58 - 92% with addition of pericarp of mangosteen extract of 2 -10 ml. Pericarp of mangosteen works by forming a thin layer (visible or not visible by naked eye) or complex compounds, which settles (adsorption) to metal surfaces as a protective layer that can inhibit the reaction of the metal with its environment. This mechanism is also supported by the increased value of the polarization resistance of the steel surface after addition of inhibitor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Ardiles Jeremia
"Indonesia memiliki potensi cengkeh yang melimpah,daunnya dapat gugur setiap minggunya 0.96 kg/pohon. Inhibitor yang digunakan adalah ekstrak daun cengkeh dengan konsentrasi 1ml,2ml,3ml,4ml,5ml dan minyak cengkeh dengan konsentrasi 2ml,4ml,6ml,8ml,10ml. Pengujian dilakukan dengan metode linear polarisasi, Fourier Transform Infrared Spectroscopy ( FTIR ), Gas Chromatography Mass Spectroscopy ( GCMS ), dan Eletrochemical Impedance Spectroscopy ( EIS ). Konsentrasi optimum pada ekstrak daun cengkeh berada pada konsentrasi 4 ml dengan laju korosi 0.042 mm/year dan efisiensi 46.6 % sedangkan minyak cengkeh konsentrasi optimumnya berada pada konsentrasi 8 ml dengan laju korosi 0.001 mm/year dengan efisiensi 98.6 %. FTIR menunjukkan gugus - gugus fungsi yang berada di dalam inhibitor dan diperkuat dengan hasil GCMS untuk mengetahui senyawa aktif yang berada dalam inhibitor. Pengujian FTIR juga menunjukkan bahwa gugus - gugus fungsi pada inhibitor menempel pada permukaan sampel ketika sampel di rendam. Mekanisme adsorpsi dari kedua inhibitor adalah physical adsorption dengan nilai ΔGads pada inhibitor ekstrak daun cengkeh sebesar -7.575 kJ/mol, dan - 12.142 kJ/mol untuk inhibitor minyak cengkeh. EIS menunjukkan adanya peningkatan nilai tahanan charge transfer pada setiap kenaikan konsentrasi inhibitor dan nilai dari Cdl menurun yang menunjukkan bahwa terjadi pembentukan lapisan protektif. Nilai charge transfer dari inhibitor minyak cengkeh lebih besar yang berarti minyak cengkeh memiliki kemampuan inhibisi lebih baik dan ini diperkuat dari hasil polarisasi. Kedua jenis inhibitor ini termasuk dalam jenis inhibitor campuran (mix type inhibitor).

Indonesia has abundant potential clove, leaves can fall every week 0.96 kg/tree. Inhibitor which used on this research are clove leave extract with concentration 1ml,2ml,3ml,4ml,5ml and clove oil with concentration 2ml,4ml,6ml,8ml,10ml. Inhibitor are examined by linear polarization, Fourier Transform Infrared Spectroscopy ( FTIR ), Gas Chromatography Mass Spectroscopy ( GCMS ), and Electrochemical Impedance Spectroscopy ( EIS ). The result show that optimum concentration of clove leave extract is at 4 ml with corrosion rate 0.042 mm/year and efficiency 46.6% where as optimum concentration of clove oil is at 8 ml with corrosion rate 0.001 mm/year and efficiency 98.6 %. FTIR obtain functional group which contained in inhibitor and GCMS result also show active compound in inhibitor. FTIR show that functional group in inhibitor adsorp on the metal surface when sample is soaked in inhibitor. Adsorption mechanism of these inhibitor is physical adsorption with ΔGads of clove leave extract inhibitor is -7.575 kJ/mol, and - 12.142 kJ/mol for clove oil inhibitor. EIS show increasing charge transfer resistance with increasing inhibitor concentration and decreasing Cdl also show there are protective film forming. The charge transfer resistance of clove oil inhibitor higher, means clove oil has better inhibition than clove leaves extract. Both of these inhibitor are included in mix type inhibitor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Krisdamayanti
"Kebutuhan akan minyak bumi mentah semakin meningkat dalam pangsa pasar nasional maupun Internasional. Berbagai upaya terus dilakukan guna meningkatkan kualitas minyak mentah, salah satunya melalui proses pendistribusian minyak mentah. Pendistribusian yang dinilai efisien yaitu dengan menggunakan pipa bawah laut ataupun bawah tanah yang terbuat dari material baja karbon. Sehingga sangat penting bagi industri minyak berfokus pada pemeliharaan alat dan konstruksi pipa terutama bahan material baja dari potensi terkena korosi.
Salah satu upaya dalam mencegah korosi yaitu penambahan inhibitor korosi dengan konsentrasi kecil (ppm) ke dalam media pengkorosif guna mengendalikan korosi pada material logam. Inhibitor korosi dari senyawa bahan alam mempunyai banyak keunggulan yaitu ramah lingkungan, mudah didapatkan, dan mudah diproduksi.
Pada penelitian ini dilakukan seleksi inhibitor korosi terbaik dari tiga fraksi yaitu fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi metanol dari ekstrak daun alang-alang berdasarkan metode Weight Loss. Karakterisasi lapisan yang terbentuk pada permukaan baja karbon diamati dengan FT-IR, UV-Vis DRS, XRD dan bentuk morfologi permukaan plat baja karbon berdasarkan SEM EDS.
Keberhasilan inhibitor korosi dalam melindungi baja karbon terlihat dari persen efisiensi inhibitor yaitu 94.89% pada konsentrasi 600 ppm suhu 30oC dalam larutan pengkorosif HCl 0.5M. Adsorpsi inhibitor korosi FH secara isoterm mengikuti isoterm adsorpsi Langmuir. Aplikasi inhibitor korosi FH dengan konentrasi 600 ppm pada suhu 60oC dengan waktu kontak 36 jam memberikan % efisiensi inhibitor di atas 90% pada larutan brine sintesis.

Demand for crude oil has increased in market share both national and international. There are continuous efforts to improve the quality of crude oil, one of them through the process of distribution of crude oil. The distribution is considered efficient by using underwater or underground pipelines which are made of carbon steel material. So it is very important to the oil industry focusing on equipment maintenance and pipeline construction materials, especially steel of potential for corrosion.
One effort in preventing corrosion is the addition of a corrosion inhibitor with a small concentration (ppm) to the corrosive agent media to control corrosion on metallic materials. Corrosion inhibitors from natural materials compounds have many advantages that are environmentally friendly, readily available, and easily manufactured.
In this study, corrosion inhibitor selected the best of the three fractions, there are n-hexane fraction, ethyl acetate fraction, and methanol fraction from extract of leaves reeds based of Weight Loss method. Characterization layer formed on the surface of carbon steel was observed by FT-IR, UV-Vis DRS, XRD and the morphology of the surface of carbon steel plate by SEM EDS.
The success of corrosion inhibitors to protect carbon steel look of a percent efficiency inhibitor that is 94.89% at a concentration of 600 ppm temperature 30°C in a HCl corrosive agent solution of 0.5 M. FH corrosion inhibitor adsorption isotherm is followed Langmuir adsorption isotherm. FH corrosion inhibitor application with concentration 600 ppm at temperature 60°C with a contact time of 36 hours gave % inhibitor efficiency above 90% in the brine solution synthesis.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randha A. Leoraianta
"Korosi berpotensi menjadi sebuah masalah yang besar pada aplikasi yang menggunakan logam, contohnya dibidang industri minyak dan gas. Proses korosi akan mengakibatkan kerugian baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerugian langsung seperti biaya penggantian material, biaya perawatan, overdesign, dll. Kerugian tidak langsung seperti plant shutdown, lost production, kontaminasi produk, dll. Salah satu cara untuk menangani masalah korosi ini adalah dengan menggunakan inhibitor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teh hijau sebagai inhibitor organik ramah lingkungan pada lingkungan air laut dan mengetahui efisiensi ekstrak teh hijau terhadap waktu pengujian. Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, maka diadakan suatu pengujian dalam skala laboratorium dengan menggunakan baja SPCC dalam lingkungan air laut, dengan menggunakan inhibitor dari ekstrak teh hijau yang mengandung zat anti oksidan polifenol dan turunannya serta zat kafein yang diasumsikan keduanya dapat menekan laju korosi. Pengujian laju korosi menggunakan metode kehilangan berat dimana sampel baja SPCC direndam dalam air laut selama 3, 5, dan 7 hari.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan ekstrak teh bekerja baik dilingkungan air laut karena terjadi penurunan laju korosi antara perendaman dengan inhibitor dan perendaman tanpa inhibitor terhadap lamanya waktu pengujian. Penurunan laju korosi terbesar pada hari ke-3, yaitu sebesar 32%.

Corrosion potential to become a major problem in applications that use the metal, for example in the field of oil and gas industry. Corrosion process will result in loss either directly or indirectly. Direct losses such as material replacement costs, maintenance costs, over-design, etc.. Indirect losses such as plant shutdown, lost production, product contamination, etc.. One way to handle this problem is to use a corrosion inhibitor.
This study aims to determine the effect of green tea as an environmentally friendly organic inhibitors on the environment know the efficiency of sea water and green tea extract against time pengujian. Untuk achieve the objectives of this study, then conducted a test in a laboratory scale using SPCC steel in sea water environment, by using inhibitors from green tea extract containing anti-oxidant polyphenol and caffeine derivatives and substances which are assumed that they can suppress the corrosion rate. Tests for the corrosion rate using weight loss method in which SPCC steel samples immersed in sea water for 3, 5, and 7 days.
In this research suggested tea extracts worked well in the environment of sea water due to a decline in the rate of corrosion between immersion with inhibitor and without inhibitor immersion of the test duration. The biggest decrease in corrosion rate on day 3, ie by 32%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S1411
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Bintang H.
"Korosi merupakan salah satu permasalahan penting yang harus dihadapi oleh berbagai macam sektor industri di Indonesia. Korosi memberikan efek dari segi ekonomi maupun dari segi keselamatan kerja. Salah satu cara pencegahan dan pengendalian korosi adalah dengan penambahan inhibitor.
Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan elektron bebas. Namun demikian, pada kenyataannya bahwa bahan kimia sintesis ini merupakan bahan kimia yang berbahaya, harganya lumayan mahal, dan tidak ramah lingkungan. Untuk itu penggunaan inhibitor yang aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan sangatlah diperlukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beras ketan hitam sebagai inhibitor organik pada lingkungan NaCl 3,5% dan mengetahui efisiensi beras ketan hitam terhadap waktu pengujian. Pengujian laju korosi menggunakan metode kehilangan berat dimana sampel baja SPCC direndam dalam air tanah selama 3, 5, dan 7 hari.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan beras ketan hitam bekerja baik dilingkungan air tanah karena terjadi penurunan laju korosi antara perendaman dengan inhibitor dan perendaman tanpa inhibitor terhadap lamanya waktu pengujian. Penurunan laju korosi terbesar pada hari ke-7, yaitu sebesar 34,4587%.

Corrosion is one important problem that must be faced by a variety of industrial sectors in Indonesia. Corrosion effect from the economic and safety terms. One way of prevention and control is by adding corrosion inhibitors. Corrosion inhibitors are generally derived from compounds containing organic and inorganic cluster-cluster which has a lone pair of electrons. However, the fact that these synthetic chemicals are hazardous chemicals, the price is quite expensive and not environmentally friendly. Therefore the use of inhibitors that are safe, easily available, biodegradable, low cost, and environmentally friendly is essential.
This study aimed to investigate the influence of black glutinous rice as the organic inhibitors in 3.5% NaCl environment and knowing the efficiency of black glutinous rice with respect to time of testing. Tests for the corrosion rate using weight loss method in which SPCC steel samples immersed in ground water for 3, 5, and 7 days.
In this study we can conclude the black sticky rice works well within the ground water due to the decrease in corrosion rate between immersion with inhibitor and without inhibitor to the duration of immersion test of time. Largest decrease in corrosion rate on day 7th, that is equal to 34.4587%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S42692
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Rustandi
"Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengkaji besaran laju korosi baja karbon yang digunakan sebagai pipa penyalur bagian hulu mapun hilir pada produksi gas alam yang mengandung CO2. Beberapa parameter yang mewakili kondisi aktual di dalam praktek seperti tekanan parsial CO2 beserta komposisi larutan, khususnya kadar NaCl ditunjukkan pengaruhnya. Pengujian dilakukan dengan metoda polarisasi dan simulasi dengan menggunakan perangkat lunak PREDICTTM. Hasil penelitian menggambarkan laju korosi baja karbon yang biasa digunakan sebagai pipa penyalur gas alam yaitu jenis API 5L X-52 sebagai pengaruh dari gas CO2 yang terlarut. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh besaran laju korosi baja di dalam lingkungan yang mengandung CO2 tersebut berkisar antara 15-28 mils per tahun (mpy). Laju korosi baja yang diperoleh ini merupakan nilai yang relatif tinggi sehingga dapat menimbulkan kerusakan yang signifikan terhadap pipa penyalur gas pada bagian hulu maupun hilir. Hasil penelitian merupakan langkah awal terhadap upaya pencegahan terjadinya kebocoran pada pipa penyalur akibat korosi oleh gas CO2 agar umur pakai yang telah dirancang dapat dicapai.

The purpose of this research is to investigate the corrosion rate of carbon steel as flowline and pipeline in natural gas production with CO2 content. The influence of variety of conditions that represent the actual conditions in practice such as CO2 partial pressure and solution composition, particularly NaCl percentage were performed. Research conducted by polarization test and simulation methods using PREDICT TMsoftware. The result of this research is used to illustrate the level of corrosion rate of typical carbon steel i.e. API 5L X-52 occurred in natural gas pipelines due to the effect of dissolved CO2 . From the experiments obtained that corrosion rate of steel in environments containing CO2 ranged between 15-28 mpy. This high corrosion rate observed could severely damage natural gas transmission flowline and pipeline. The result of this research is the first step, as an input for prevention efforts, to prevent leakage of flowline and pipeline due to corrosion of CO2 which appropriate with the lifetime that has been designed."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>