Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164115 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Yushfi Munif
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2003
S22129
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Kurniawan
"Tesis ini membahas upaya perlindungan hukum terhadap isteri yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suami. Penelitian ini bertujuan memperoleh pemahaman tentang perlindungan hukum terhadap isteri yang menjadi korban tindakan kekerasan suami. Faktor penyebab terjadinya kekerasan ini disebabkan karena faktor kepedulian keluarga dan lingkungan, faktor budaya, faktor penegakan hukum, faktor ekonomi, faktor kepribadian suami. Peranan petugas penegak hukum dalam melindungi hak-hak perempuan telah dimulai sejak ditemukannya kasus kekerasan ke petugas kepolisian hingga saat pemeriksaan di pengadilan. Diawali dari lembaga Kepolisian yang menerima pengaduan tentang adanya tindak kekerasan, untuk melindungi korban yang melaporkan kekerasan yang dialaminya. Setelah proses melapor, polisi membuat berkas perkara yang kemudian akan dilimpahkan ke kejaksaan. Kemudian kejaksaan akan membuat dakwaan dan tuntutan yang akhirnya akan diputus oleh hakim di Pengadilan. Kejaksaan memiliki peran yang sangat penting dalam proses penegakan hukum pidana, karena dapat tidaknya perkara pidana masuk ke pengadilan adalah tergantung sepenuhnya oleh Kejaksaan (Penuntut Umum). Peranan seorang hakim dalam melindungi hak hak perempuan adalah memberikan keadilan kepada korban maupun terdakwa dalam hal kasus tersebut telah diperiksa oleh pengadilan. Dalam memberikan keadilan bagi korban dan terdakwa, hakim juga melihat unsur penyesalan dari terdakwa, sehingga hakim tidak semata-mata berpatokan kepada tuntutan jaksa dan ancaman pidana tetapi dengan memperhatikan sikap, kelakuan terdakwa selama pemeriksaan, apakah terdakwa sudah berlaku baik atau tidak, apakah ada penyesalan atau tidak sehingga penjatuhan putusan tidak semata mata untuk menghukum tetapi memberi pelajaran agar tidak mengulangi lagi perbuatannya. Dalam upaya memberikan perlindungan hukum terhadap isteri yang menjadi korban tindakan kekerasan suami ditemukan beberapa kendala. Kendala tersebut diantaranya disebabkan oleh faktor hukumnya sendiri, faktor petugas penegak hukum, faktor sarana dan fasilitas, faktor masyarakat, faktor budaya.

This thesis discusses the legal safeguards against wives who are victims of domestic violence committed by husbands. This study aims to gain an understanding of legal protection for his wife who become victims of violent husbands. Factor contributing to the violence is due to family concerns and environmental factors, cultural factors, law enforcement factors, economic factors, personality factors husband. The role of law enforcement officers in protecting women's rights have been initiated since the discovery of cases of violence to the police officer until the time of examination in court. Starting from police agencies that receive complaints about abuses, to protect victims who report mistreatment. After the report, the police make a case file will then be handed over to prosecutors. Then the prosecutor will make the charges and demands that will eventually be decided by the judge in court. Attorney has a very important role in the process of criminal law enforcement, because whether or not a criminal case goes to trial is dependent entirely by the Attorney (prosecutor). The role of a judge in protecting women's rights is to give justice to the victim and the defendant in this case has been examined by the court. In delivering justice for victims and defendants, judges also look at elements of the defendant's remorse, so the judge does not merely adhere to the demands and threats of criminal prosecution, but noted the attitude, behavior of the defendant during the examination, whether the defendant had a good effect or not, are there any regrets or not so that the imposition of a decision not to punish but purely to give a lesson to not repeat his actions. In an effort to provide legal protection for his wife who become victims of violent husbands found several problems. The constraints caused by factors including its own law, law enforcement officials factors, factor means and facilities, community factors, cultural factors."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T31385
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amini, Ibrahim
Bogor: Cahaya , 2004
306.8 IBR nt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Rita M.M.
"Ada kontradiksi antara Undang-undang Perkawinan dan ketentuan hukum agama, khususnya hukum agama Kristen dan Katholik, salah satunya ialah dalam hal perceraian. Undang-undang Perkawinan Pasal 39, 40, 41 mengatur dan membolehkan adanya perceraian. Ketentuan hukum Agama Kristen dan Katholik, bukan saja tidak mengatur dan tidak membolehkan, tetapi malah melarang terjadinya perceraian. Hukum agama Kristen dan Katholik tidak bisa menerima dan tidak bisa mengakui perceraian walaupun perceraian itu atas Keputusan Pengadilan. Jika Undang-undang Perkawinan memberikan peranan kepada agama dan/atau kepercayaan sesuai dengan falsafah Pancasila yang menjiwai Undang-undang tersebut. Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Perkawinan, menentukan bahwa perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya. Mengapa Undang-undang Perkawinan tidak menentukan bahwa perceraian adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan/atau kepercayaannya. Penelitian menggunakan bahan primer berupa perundang-undangan, dokumen-dokumen hukum dan putusan-putusan Pengadilan Negeri, yang berkaitan dengan perkawinan dan Perceraian menurut hukum negara dan agama Kristen. Bahan hukum sekunder berupa buku-buku dan wawancara dengan para pastor dan pendeta. Bahan-bahan hukum dianalisis secara kualitatif dengan proses berpikir deduktif. Metode penemuan hukum yang dipakai oleh hakim adalah metode argumentum a contrario, penafsiran sosiologis dan penafsiran grammatical. Tidak ada perceraian bagi pasangan suami isteri yang beragama Kristen Katolik bagi perkawinan yang ratum et consummatum, meskipun telah bercerai melalui Pengadilan Negeri, tidak dapat dilakukan perkawinan baru, walaupun dapat ditolong secara pastoral. Gereja-gereja Kristen Protestan memungkinkan adanya perceraian dan perkawinan baru.

There is Contradiction between the marriage law and religious law, especially Christian and catholic law, among others is about divorce. The marriage law article 39, 40, 41 regulate and even allow divorce to happen. The law of Christian and catholic, not only does not regulate such thing neither not allow, they even forbid such divorce. The Christian and catholic law can not accept and accept divorce even though such divorce is made by the court of law. If the marriage law give such role to a religion and/or belief in accordance to principals of Pancasila which is the guidance to the that law. Article 2 paragraph (1) of the marriage law, determine that when a marriage is legal when it is done in accordance with the person?s religious belief. Why does not the marriage law determine that the divorce is law when it is done in accordance with the person?s religious belief. The type of law study is descriptive critical doctrines. Even the law is primary law material, including regulations, documents, and public justices, related to marriage and divorce of Christians. The secondary law materials consist of books, interviews with priests, and pastoral councils. The law materials are analyzed qualitatively by descriptive thinking process.. The law method used by jugde is argumentum a contrario method, sociological and grammatical estimations. There is not disforce of Catholic-Christians spouses in ratum et consummatum marriage, even though the divorce has occurred in the public justice, the new marriage can not be carried out, even though it can do pastorally. The exception is that the cancel of marriage and engament for the sake of faith (privilegi paulinum). Protestant Christian churches enable the occurrence of divorce and permission of new marriage."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24616
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Rumonda
"Marital property and its inheritance aspect; some factors that may deter unification efforts of Indonesian family law"
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, 1992
346.042 NAS h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Luckyta Yustianawati
"Kehidupan manusia selalu akan mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi adalah wajar, namun perubahan tersebut tentunya tidak akan sama antara wanita dan pria. Bagi wanita perubahan yang mengarah kemunduran disebut dengan masa menopause. Menopause merupakan proses alamiah dimana seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi, artinya kemampuan reproduksinya tidak berfungsi lagi. Pada masa ini akan terjadi perubahan secara fisik, psikologis, dan gangguan seksual. Gejala fisik yang sering dialami isteri adalah tidak teraturnya siklus menstruasi, jantung berdebar-debar, sering pusing, dan lain-lainnya. Sedangkan gejala psikologis yang dirasakan adalah perubahan suasana hati (mood swing) seperti mudah marah, mudah tersinggung dan mengalami gangguan/sulit tidur. Selain itu gangguan yang dialami isteri selama masa menopause aadalah menurunnya gairah seksual yang dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikologis.
Studi mengenai menopause telah banyak dilakukan, akan tetapi belum ada yang melakukan penelitian mengenai menopause diamana subyeknya selain wanita yang mengalami menopause, misalnya suami; padahal dukungan sosial khususnya dari suami dapat membantu wanita dalam mengatasi gejala menopause yang dialami. Seringkali karena ketidaktahuan suami mengenai perubahan yang terjadi pada masa menopause dapat menyebabkan perselisihan dan akan membawa konsekuensi dimana isteri bertambah depresi, mudah tersinggung dan timbul pikiran yang bukan-bukan (cemburu berlebihan). Peranan suami amat penting dalam membantu mengatasi dampak menopause, selain rehabilitasi fisik dan stabilisasi emosional. Pengertian, toleransi dan kasih sayang (tender; loving and care) merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi pemulihan kondisi psikologisnya Dukungan suami merupakan salah satu bentuk dukungan sosial yang menguntungkan bagi penerima dukungan tersebut, seperti memberi rasa aman, kedekatan emosional, meningkatkan kualitas diri dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Bentuk dukungan yang diberikan dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu bentu dukungan emosi, bentuk dukungan penghargaan (esteem), bentuk dukungan instrumental, dan bentuk dukungan informasi.
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana dukungan suami terhadap keadaan isteri yang sedang berada pada masa menopause. Sebelumnya hanya dikatakan bahwa dukungan suami dalam keadaan menopause adalah penting, tetapi bagaimana cara dan bentuk dukungan suami yang diberikan pada isterinya belum ada dilakukan penelitiannya. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuesioner. Awalnya peneliti melakukan elisitasi yang bertujuan untk memperoleh gambaran konkrit tentang bentuk dukungan yang diberikan suami terhadap isteri yang berada pada masa menopause.
Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa ternyata secara umum suami cenderung memberikan keempat bentuk dukungan dengan nilai rata-rata (mean) sebagi berikut; bentuk dukungan emosi (mean = 4.012), dukungan penghargaan lesteem (mean = 4.03), bentuk dukungan instrumental (mean =4.02) dan bentuk dukungan informasi (mean = 3.223). Selain itu diperoleh hasil bahwa hampir semua gejala/perubahan yang dialami isteri selama masa menopause meliputi tiga aspek yaitu gejala/perubahan secara fisik, psikologis dan gangguan seksual yang dipengaruhi oleh faktor fisik dan pikologis isteri. gejala yang sering dialami isteri selama masa menopause adalah mudah lelah/pegal (56.25%; gejala fisik), mudah marah (53.13%;gejala psikologis) dan menurunnya gairah seksual (31.25%; gangguan seksual). Sedangkan gejala yang jarang dialami adalah rasa panas yang secara tiba-tiba pada bagian atas seperti dada, leher dan wajah (hot flashes) (12.5%).
Dengan keterbatasan dari pendekatan kuantitatif dengan kuesioner antara lain pilihan jawaban yang dapat membatasi jawaban dari subyek sehingga hasil yang diperoleh kurang mendalam. Oleh karena itu disarankan bahwa hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk dapat lebih memahami bentuk dukungan yang diberikan suami terhadap isteri yang berada pada masa menopause. Dengan demikain diharapkan untuk melakukan penelitian lanjutan agar dapat diperoleh data-data yang lebih akurat perihal topik ini. Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan gambaran bentuk dukungan yang lebih mendalam mengenai variabel-variabel bentuk dukungan yang diberikan suami terhadap isteri yang berada pada masa menopause (+ usia 45-55 tahun)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resi Kesowo
"Kekerasan merupakan bagian kenyataan masyarakat yang perlu
untuk dipahami dan dicarikan penanggulangannya. Kekerasan yang terjadi
di dalam keluarga, terutama terhadap perempuan, merupakan masalah yang
baru disadari keberadaannya setelah sekian lama dianggap sebagai bagian
dari kehidupan rumah tangga.
Stordeur dan Stille (1989) rnembagi karakteristik suami yang
melainkan kekerasan kepada istrinya menjadi 6 bagian. Keenam
karakteristik suami tersebut antara lain: kurangnya ketrampilan sosial,
digunakannya bentuk mekanisme pertahanan diri seperti denial dan
proyeksi untuk melepaskan diri dari tanggungjawab, karateristik
kepribadian yang rendah diri, karakteristik lingkungan yang mendukung
terjadinya serangan kepada istri, sejarah pengalaman kekerasan pada masa
kecil, serta sikap suami yang menyetujui kekerasan kepada istri. Bila suami
percaya bahwa penggunaan kekerasan terhadap istri dapat diterima, maka
ia akan cenderung mengurangi kontrolnya terhadap perilaku kekerasan
Sementara itu, kekerasan terhadap istri yang terjadi di Indonesia
juga mulai mendapatkan perhatian, namun baru sedikit yang memfokuskan
diri pada suami sebagai pelaku kekerasan. Dari sini peneliti berusaha
memahami suami sebagai orang yang berpotensi melakukan kekerasan
terhadap istri, dengan melihat pengalaman kekerasan di dalam keluarga
ketika kecil, pola kekerasan di dalam keluarga, dan hubungannya dengan
sikap terhadap kekerasan yang dilakukan suami terhadap istri. Peneliti
berharap hasil penelitian dapat berguna sebagai bahan pertinmbangan untuk
intervensi terhadap pelaku kekerasan terhadap istri.
Penelitian menggunakan kuesioner pengalaman masa kecil sebagai
alat untuk mengukur kekerasan yang pemah dilakukan kedua orang lua
terhadap subyek maupun dilihat subyek terjadi idantara kedua orang, tuanya
ketika subyek berusia antara 3-15 tahun.
Skala sikap mengenai kekerasan suami terhadap istri disusun
menggunakan 7 skala dari skala likert. Subskala terdiri dari subskala verbal
langsung, subskala fisik aktif, dan subskala fisik pasif. Dasar teori yang digunakan dalam menyusun skala ini adalah bentuk-bentuk agresi dari
Buss (1961). Alpha dari skala ini adalah 0,83.
Pengolahan data untuk hubungan antara pengalaman masa kecil
dengan sikap dilakukan dengan korelasi Pearson Product Moment, untuk
melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara kelompok dengan
sikap positif dan kelompok dengan sikap negatif dalam hal pengalaman
kekerasan masa kecil tertentu.
Hasil penelitian menunjukkan kenyataan bahwa sebagian besar
subyek pernah mengalami kekerasan masa kecil oleh orangtuanya. ayah
cenderung melakukan kekerasan yang lebih berat bila dibandingkan ibu.
Hubungan antara sikap mengenai kekerasan suami terhadap istri dengan
pengalaman masa kecil tidak menunjukkan hasil yang signifikan.
Saran yang diajukan peneliti adalah memperbaiki alat penelitian,
melakukan penelitian yang lebih mendalam dan dilakukan kampanye anti
kekerasan."
2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soewardi Idris
Bukit Tinggu: Nusantara, 1963
899.232 SOE i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>