Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25230 dokumen yang sesuai dengan query
cover
D. Suziani D
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S6817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adil Fakhri Hanif
"Karya tulis ini memaparkan mengenai reaksi non formal masyarakat terhadap penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh anggota Polri. Pada dasarnya, karya tulis ini bergerak dari pendapat masyarakat yang melihat terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh anggota Polri. Bentuk pendapat ini dalam arti lain disebutkan sebagai persepsi masyarakat atau cara pandang masyarakat terhadap sebuah objek yaitu penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh anggota Polri. Karya tulis ini juga menggambarkan bagaimana reaksi non formal ini akan berperan dalam masyarakat sebagai sebuah kontrol sosial berdasarkan pada teori kontrol soosial Ivan F. Nye dalam meminimalisir terjadinya penyalahgunaan wewenang. Kontrol sosial yang dibangun dalam masyarakat seharusnya bisa berperan untuk pemangku kebijakan dalam mengambil kebijakan.
This article describe about the public non formal reaction have against the abuse of authority by Indonesian National Police. Basically this article start from the public idea that sees abuse of authority by Indonesian National Police. The thesis laid its foundation on a public opinion which sees the occurrence of deviance and abuse of authority conducted by Indonesia National Police 39 s personnel. This assumption can also be seen as public 39 s perception or point of view regarding an object , which is an abuse of authority by Indonesia National Police 39 s personnel. The author tries to describe how this non formal reaction acts as a social control in society, based on Social Control Theory by Albert J. Reiss and Ivan F. Nye in order to minimize the occurrence of authority abuse. The social control, which is developed inside the society should be adequate to act as stakeholder in the realm of policy making."
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"Penelitian ini menggambarkan tentang kegiatan buruh jahit pada wanita petani miskin (sebagai pekerjaan tambahan ) dan pengaruhnya terhadap kesejahteraan sosial keluraga...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nengyanti
"Penelitian ini, mengeksplorasi implemenlasi program P2W dengan
menggunakan metode kualitatif berperspektif feminis. Hasilnya, implementasi program TP-PZW yang Salah satunya melaksanakan P2W-KSS belum optimal. Pengelolaan kelembagaan, struktur organisasi TP-PZW yang berdasarkan jabatan pemerintahan menycbabkan personelnya kurang peduli akan kedudukannya dalam TP-PZW. Akibatnya, perencanazm dan pendanaan program wanita, khususnya P2W-KSS yang rujuannya menuju keluarga sehat sejahtera hanya menunggu dari atas. Tidak terjalin koordinasi padahal PZW-KSS merupakan program lintas sektoral. Kcgialan P2W-KSS dilaksanakan secara insran_ Dari segi sumber dnya manusia, pengetahuan pelaksana program sangat minim bahkan mereka tidak mengetahui kritcria lokasi binaan. Program terfokus untuk meningkatkan pendapatan keluarga sehingga laki-laid diperbolchkan ikut Serta. Parahnya, birokrat pelaksana TP-PZW dan P2W-KSS dijangkiti patologi birokrasi: paternal-isme, sikofancy, rokenisme, korupsi dan konspirasi- Al-rhimya, walaupun beberapa wanita mendapatkan pengctahuan mengenai kegiatan produktif dan pola hidup sehat, namun secara keseluruhan program belum berpihak pada wanita. Sebetulnya, baik struktur organisasi maupun kompetensi jajaran TP-P2W memiliki peluang untuk memajukan wanita di daerah_ Upaya penyadaran gender dan sosiaiisasi fungsi dan tugas lembaga TP-PQW mendesak untuk dilakukam kepada pegawai pemerintahan agar perspekctif gender dijadikan acuan pembuatan program pembangunan.

Abstract
This research, which aims to explore women`s perspective on
implementation enhancement of role of women (PZW) program, applies the feminism perspective based qualitative methods. The results, implementation of enhancement of the role of women management teams (TP-P2W) and enhancement of the role of women to aim healthy and welfare family (PZW-KSS) program aren?t optimally yet. From the institutional management, structure organization of TP-P2W, which based on status at government, make the personnel don?t care about their status at the team. Because of that, planning and budgeting for women?s program, especially P2W-KSS program activities wait for central department- Then, the involved institutions don?t have coordination among them. Because of that, program activities are always implemented instantly, just for competition ot` project village of P2W-KSS. Evaluating and reporting is based
on the activities at the competition. From human resources, they don?t know how
to implement the progam and what?s criteria are used to appointing the village becoming the project location. T hey have worse gender awareness. Almost all of the program which they had make, are generating income activities, so the program isn?t priority to women. They are influenced by bureaucrat?s pathology: patemalism, sycophancy, tokenism, corrupts and conspiracy. Finally, on the impact analysis of program implementation to women, indicate that although few of women get knowledge about income generating activities and healthy life pattem, but totally the program isn?t implemented with women?s perspective yet. In fact, not only the structure organization but also the competency of TP-P2W, has widest opportunity to advancement women?s role at province and municipality or district. Therefore, the efforts to gender awareness and socialization the TP-P2W function and task must be done to public servants at province and municipality or district goverment immediately, so gender mainstreaming policy become patron to make or decide their program."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T4939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Budi Utami
"ABSTRAK
Dalam masyarakat Cina tradisional terdapat kelompok-kelompok kekerabatan yang disebut Zu. Anggota-anggota Zu terdiri dari keluarga-keluarga yang berdasarkan garis keturunan laki-laki yang masih dapat ditelusuri nenek moyangnya dan menetap bersama-sama dalam satu daerah. Zu-zu ini dapat berfungsi sebagai alat kontrol sosial dalam kehidupan masyarakat Cina tradisional. Kontrol sosial merupakan suatu proses yang direncanakan maupun tidak direncanakan dengan tujuan untuk mengajak, mendidik bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi norma-norma dan nilai- nilai yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Keberhasilan suatu Zu dalam menjalankan fungsinya sebagai alat kontrol sosial dapat lebih membantu pemerintah kekai_saran dalam mengontrol rakyatnya. Dengan demikian Zu men-jadi kelompok panting pada masa pemerintahan kekaisaran.

"
1990
S12996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Profil dan Biografi Indonesia, 1999
R 920.72 Pro
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Etty Kustiaty
"ABSTRAK
Benedict mengatakan bahwa kebudayaan Barat menekankan "dose", sedangkan kebudayaan Jepang adalah kebudayaan yang menekankan "malu". "Halu" (dalam bahasa Jepang disebut "haji"), adalah reaksi atas kritik atau pandangan orang lain, dalam masyarakat Jepang menjadi suatu pertimbangan penting dalam menata pola kelakuan { Benedict, 1948:104-106).
Sakuta yang mengkritik pandangan Benedict tentang "haji no bunka" atau kebudayaan "malu" Jepang mengatakan bahwa sebenarnya malu bagi orang Jepang atau "haji" tidak hanya disebabkan oleh adanya kritik orang lain saja, melainkan berasal dari adanya perhatian yang khusus dari orang lain, tidak peduli apakah berupa kritikan ataupun pujian. Apabila orang Jepang dalam posisi diperhatikan maka akan "hajiru" atau merasa malu. (Sakuta Koichi, 1972, 200-207). Dikatakannya bahwa Benedict hanya melihat malu orang Jepang dari satu sisi saja, yaitu malu karena adanya tekanan atau kritik dari "kokai" atau umum yang disebut "kochi" atau malu umum. Adapun terhadap argumentasi Benedict yang menyimpulkan bahwa Kebudayaan Jepang adalah kebudayaan malu, Sakuta kurang puas, karena nenurutnya Benedict masih perlu menyusun suatu konsep malu yang lebih tepat untuk dapat mencakup bentuk gejala malu sebagai reaksi atas pujian. Hal ini disebabkan karena orang Jepang akan merasa malu bukan hanya ketika mandapat kritikan dari orang lain melainkan "wareware wo hajisaseru no wa isshuu tokubetsu no tsushi de aru" , yang berarti bahwa, "yang menimbulkan rasa malu itu adalah adanya perhatian khusus". Demikian menurut Sakuta, sehingga apa yang dikemukakan Benedict dianggap belum tentu dapat menjawab atau menerangkan berbagai bentuk gejala malu yang ditampilkan orang Jepang. Selanjutnya Sakuta mengatakan bahwa ada 2 kriteria "haji" yaitu "kochi" atau "main publik" yang timbul karena kehadiran orang lain dan "shuchi" atau "malu pribadi" muncul dari diri sendiri, yang disebabkan karena keadaan lingkungannya, atau .dalam kedudukannya bila dibandingkan dengan orang lain, walaupun sebenarnya belum tentu hal tersebut dianggap "haji" oleh orang lain (shikono kui chigai). (Sakuta Koichi, 1972; 296). "
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>