Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126548 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lucky Jayadi
"ABSTRAK
Salah satu alternatif penyimpanan hidrogen adalah dengan metode adsorpsi menggunakan karbon aktif, karena karbon aktif memiliki kemampuan adsorpsi yang yang besar berkaitan dengan luas permukaan dan ukuran porinya. Untuk meningkatkan daya adsorpsi dari adsorben dapat dilakukan dengan menjadikan sebanyak mungkin porinya yang termasuk kategori micropori sehingga sesuai dengan ukuran molekul hidrogen sebagai adsorbate[28]. Cara yang dilakukan
untuk itu adalah dengan membuatnya menjadi partikel berukuran nano melalui proses ball-milling, selanjutnya dibentuk menjadi padatan melalui penekanan mekanis dengan penambahan likuida lignoselulosa sebagai pengikat dan dilakukan proses aktivasi kembali secara fisika. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa pencampuran antara likuida lignoselulosa dan serbuk patikel nano untuk membentuk padatan karbon aktif sangat cocok digunakan dalam perbandingan 3:4 atau 4:4.
Dengan mengubah bentuk karbon aktif granular menjadi padatan partikel nano karbon aktif dan proses aktivasi kembali secara fisika (reaktivasi) mampu meningkatkan kapasitas adsorpsinya terhadap gas hidrogen yakni 0.0014779 kg/kg untuk bentuk granular, 0.0016873 kg/kg untuk bentuk pelet dengan raktivasi 1 jam, 0.0027261 kg/kg untuk bentuk pelet dengan reaktivasi 3 jam, dan 0.0020384 kg/kg
untuk bentuk pelet dengan reatkivasi 6 jam untuk masing-masing kondisi pada tekanan ± 4000 kPa dan suhu -5oC.

ABSTRACT
One of the alternative for hydrogen storing is adsorption method using activated carbon because the activated carbon has big adsorption ability related by the surface area and the pore size. The way to increase the adsorption ability from adsorbent can be done by making as many as the pore which is micro pore category so it will
suitable with the size of hydrogen molecule as a adsorbate[28]. The way is by making it to be a nano particle through ball milling process then it is formed as a solid by using mechanical pressure then it is added by lignocelluloses liquid as a binder and then there is a activation process physically. The result from experiment
is the mixing between lignocelluloses liquid and powder of nano particle activated carbon to make solid of activated carbon very suitable at comparison 3:4 or 4:4. By changing the form of granular activated carbon to nano solid activated carbon and by giving activation process physically (reactivation) can increase the adsorption
capacity of hydrogen gases that is 0.0014779 kg/kg for granular form, 0.0016873 kg/kg for solid form activation in 1 hour, 0.0027261 kg/kg solid form activation in 3 hours, and 0.0020384 kg/kg solid form activation in 6 hours for each in pressure at ± 4000 kPa and temperature at -5oC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1426
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anyi Salim
"Pencemaran udara dalam ruang (indoor air polution) dapat memberikan dampak yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Polutan utama dalam indoor air polution adalah gas formaldehida. Adsorpsi dengan karbon aktif efektif dapat digunakan untuk mengurangi kadar formaldehida dalam ruangan. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan karbon aktif dengan menggunakan bambu petung Indonesia untuk dikarbonasi dan selanjutnya diaktivasi kimia dengan KOH. Hasil karbon aktif lalu ditempelkan dengan partikel nano Ag.
Dari hasil uji luas permukaan untuk karbon dengan aktivasi fisika (KAF) diperoleh 205 m2/g dan aktivasi kimia sebesar (KAK) 698,8 m2/g. Selanjutnya Penambahan partikel nano Ag pada karbon aktif juga meningkatkan luas permukaan sebesar 12,3% yaitu pada karbon aktif dengan aktivasi kimia yang telah ditambahkan partikel nano Ag (KAK-Ag) menjadi 784,5 m2/g.
Uji adsorpsi menunjukkan bahwa pada konsentrasi kesetimbangan sekitar 20 ppm, karbon aktif dengan aktivasi kimia dan penambahan partikel nano Ag (KAK-Ag) mengadsorpsi sebesar 0,0335 mg/g, karbon aktif dengan aktivasi fisika dan penambahan partikel nano Ag (KAF-Ag) mengadsorpsi sebesar 0,0254 mg/g dan karbon aktif dengan aktivasi fisika (KAF) mengadsorpsi sebesar 0,0181 mg/g sehingga adanya penambahan nano partikel Ag meningkatkan kapasitas adsorpsi sebesar 40%.

Indoor air polution can give harmful effects to human health. The main pollutans in indoor air pollution is formaldehyde gas. Adsorption by activated carbon can be effectively used to reduce indoor formaldehyde levels. In this research, the manufacture of activated carbon using bamboo petung Indonesia to carbonation and then chemically activated with KOH. The results of the activated carbon then added with Ag nano particles.
From the test results the surface area for activated carbon by activation of physics (KAF) obtained 205 m2/g and chemical activation (KAK) of 698,8 m2/g. Further addition of Ag nano particles on activated carbon also increases the surface area 12,3% for activated carbon with chemical activation added Ag nano particles (KAK-Ag) to 784,5 m2/g.
Adsorption test showed that the equilibrium concentration of about 20 ppm, Activated Carbon with chemical activation and addition of nano Ag particle (KAK-Ag) adsorbs at 0,0335 mg/g, Activated Carbon with physical activation and addition of nano Ag particle (KAF-Ag) adsorbs at 0,0254 mg/g and Activated Carbon with Physical activation (KAF) adsorbs at 0,0181 mg/g, so with addition of nano Ag particle can increases adsorption capacity by 40%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurlatifah
"Karbon Aktif dikenal cukup luas penggunaannya baik untuk keperluan industri maupun rumah tangga. Di Indonesia sudah didirikan beberapa industri karbon aktif, namun untuk penggunaan penyerap merkuri, produk tersebut masih impor. Karbon Aktif untuk penyerap merkuri masih menggunakan bahan baku batu bara yang dikenakan proses impregnasi dengan sulfur. Untuk mengamati kemung- kinan pembuatan karbon aktif untuk penyerap merkuri dengan bahan baku selain batu bara, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan karbon aktif serbuk gergaji yang diimpregnasi dengan sulfur. Sulfur yang digunakan adalah 10 %, 20 %, 30 %, 40 % dan 50 % berat bahan baku. Produk di uji sifat fisik, kimia dan struktur permukaannya. Diperoleh hasil bahwa penambahan belerang 30 % menghasilkan luas permukaan tertinggi. Hasil uji daya scrap menurun dengan bertambahnya sulfur sedangkan perubahan permukaan di amati dengan scanning electron microscopy (SEM).

Active carbon has been commonly used for industries and household. The material of active carbon can be used for food and non-food industries as well. In Indonesia some variety of carbon active has been manufactured. Nonetheless for mercury removal substance it is still being imported up to date. Coat is the basic ingredien in the production of active carbon for mercury removal, and it is impregnated with sulfur. Element of sulfur as impregnating agent is used in the range of 10 %, 20 %, 30 %, 40 % to 50 % by weight respectively. Physical and chemical properties of the products were analyzed in this investigation. The result shows that the maximum surface area had been reached for sulfur impregnated with 30 % by weight. Adsorption rate will decrease if sulfur content is increase. The change of it's external surface were examined by scanning electron microscopy (SEM)."
1999
JIRM-1-3-Des1999-10
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlatifah
"Karbon aktip dikenal cukup luas penggunaannya baik untuk industri maupun rumah tangga. Dari sektor industri misalnya industri pangan dan non pangan. Di Indonesia sudah didirikan beberapa industri karbon aktif. Namun demikian untuk penggunaan penyerap merkuri, produk tersebut masih harus diimpor. Pada umumnya bahan baku untuk penyerap merkuri berasal dari batu bara yang sudah di impregnasi dengan belerang. Untuk mengamati kemungkinan dapat diproduksinya karbon aktip penyerap merkuri dengan bahan baku selain batu bara, maka dilakukan penelitian dengan bahan baku serbuk kayu dengan menambahkan belerang. Jumlah belerang yang ditambahkan pada karbon aktip dalam serbuk kayu adalah 10%, 20%, 30%, 40%, 50% berat bahan baku. Produk diuji sifat fisik, kimia dan strukturnya, sehingga diketahui dapat atau tidak bahan tersebut untuk penyerap merkuri. Dari penelitian diperoleh penambahan belerang 30 % berat memberikan nilai luas permukaan paling tinggi yaitu 964,0985 mg/gr dan menurun pada penambahan berikutnya, sedang uji kemampuan daya serap larutan lod dan larutan Biru Metilena menunjukkan semakin banyak belerang yang ditambahkan semakin rendah nilainya, demikian juga untuk kadar abu terrendah diperoleh nilai 2,5216 % berat untuk penambahan belerang 50 % berat. Adanya perubahan permukaan terdeteksi dari hasil uji struktur mikro menggunakan SEM dan perubahan unsur kimia setelah proses impregnasi diuji dengan EDAX.

Active Carbon has been commonly used for industries and household, it can can be used for food as well as non food industries. In Indonesia the some active carbon has been manufactured, but mercury removal substance has been imported until! now. Coal is usually used in the production of active carbon for mercury removal. It is impregnated with sulfur. For this purpose we prepared saw dust active carbon as starting material for mercury removal. Elemental sulfur as impregnating agent used from 10 %, 20 % 30 %, 40 %, to 50 % by weight. Physical and chemical properties of the products were analysis. The result showed that maximum surface area is 964,0985 mgr/gr reached for sulfur 30 % by weight and after that decline. Adsorptive of lod and Methylene Blue decrease if sulfur increase as well as ash countent. The development of the external surface was examined by scanning electron microscopy and the change of the elements were analyzed by energy dispersive analysis X-ray.
"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Fathul Karamah
"Karbon aktif dari limbah tempurung kelapa dapat dimanfaatkan sebagai adsorben untuk meningkatkan mutu minyak goreng curah. Kualitas karbon aktif tergantung pada jenis aktivator yang dihasilkan dan waktu perendaman pada proses aktivasi. Pada penelitian ini digunakan MgC12 dan NaCl sebagai aktivator arang dengan memvariasikan waktu perendamannya. Kualitas karbon aktif yang dihasilkan diuji dengan menggunakan karbon aktif tersebut sebagai adsorben untuk meningkatkan mutu minyak goreng curah. Minyak goreng yang telah melalui proses adsorpsi tersebut dibandingkan dengan minyak goreng kemasan yang diolah dengan cara modern. Analisis terhadap minyak goreng yang dilakukan adalah pengujian nilai kekeruhan, pengujian bilangan peroksida, pengujian bilangan asam dan derajat asam, dan pengujian kadar asam lemak bebas.
Setelah dilakukan aktivasi secara kimia, luas permukaan, volume pori dan ukuran pori dari karbon meningkat, dari sebelumnya sebesar 9,39 m2/gram; 3,239x10-3 cc/gram dan 6,581 A menjadi 220,1 m2/gram; 1x10"i cc/gram dan 9,477 A untuk aktivator NaCl; dan 256,6 m2/gram; 1,225x10-' cc/gram dan 10,12 A untuk aktivator MgC12. Aktivator MgC12 memberi pengaruh yang lebih baik dibandingkan aktivator NaCl terhadap mutu karbon aktif yang dihasilkan dengan waktu perendaman terbaik 5-6 jam. Persentase kenaikan mutu minyak berdasarkan nilai kekeruhannya masing-masing adalah sebesar 87,5 %. Persentase kenaikan mutu minyak berdasarkan bilangan peroksidanya, untuk NaCl dan MgC12 masing-masing adalah 68,2 % dan 83,2 %. Persentase kenaikan mutu minyak ditinjau dari bilangan asam dan derajat asam masing-masing untuk NaCl adalah 30,4 % dan 91,6 % dan untuk MgC12 adalah 87,1 % dan 97,2 %. Persentase kenaikan mutu minyak ditinjau dari kadar asam lemak bebas yang mampu diadsorb yaitu 93,4 % untuk NaCl dan 96,6 % untuk MgC12."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Arnas
"Global warming yang disebabkan oleh meningkatnya kadar CO2 di dalam udara mengakibatkan suhu permukaan bumi memanas. Hal tersebut mempunyai dampak yang sangat berbahaya bagi kehidupan di bumi. Untuk itu perlu suatu cara agar gas CO2 yang akan dilepaskan ke udara dapat ditangkap/disaring, Adsorpsi adalah salah satu cara atau metode yang efektif untuk memisahkan CO2 yang dikeluarkan. Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi antara molekulmolekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan. Proses adsorpsi sangat dipengaruhi oleh pasangan adsorben dan adsorbatnya. Karakteristik adsorpsi merupakan salah satu parameter yang menentukan kemampuan adsorben menyerap adsorbat. Di dalam penelitian ini karbon aktif dari sumatera selatan digunakan sebagai adsorben dan gas CO2 menjadi adsorbatnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian kapasitas penyerapan karbon aktif yang berasal dari batubara Sumatera Selatan dengan alat uji adsorpsi kinetik untuk mengetahui karakteristik adsorpsi terhadap gas CO2. Alat uji adsorpsi kinetik dirancang dan dibuat dengan metode volumetrik dapat digunakan mengukur tekanan dan temperatur per detik. Perhitungan data unjuk kerja alat uji adsorpsi kinetik mengunakan persamaan gas ideal untuk menghitung kapasitas dan laju penyerapan Dari hasil uji dengan alat adsorpsi kinetik, karbon aktif dari Sumatera Selatan memiliki kapasitas penyerapan CO2 21,6 (mg/gadsorben) pada tekanan 1,8 bar dengan temperature 30°C dan 43,3 (mg/gadsorben) pada tekanan 2,3 bar dengan temperature 30°C.

Global warming caused by increase value of carbon dioxide in the air that contribute heat up temperature of earth. This situation have a dangerous impact to life in the earth. For that, we need some processes in order to carbon dioxide catch before release to the air, adsorption is effective way to divide carbon dioxide which released. Adsorption is phenomenal physics which happen between molecule-molecule gas or liquid to contact with a solid surface. Couple of adsorben and adsorbat to influence the adsorption processes. Characteristic of adsorption either parameter to determine capability adsorbent to adsorb the adsorbat. In this research the adsorben is active carbon south Sumatera and the adsorbate is carbon dioxide. That is why need to do some test adsorption capacity of active carbon from south Sumatera with adsorption kinetic tool, to get data about adsorption capacity concerning carbon dioxide. The designed and manufacturing test rig kinetic of adsorption is used by volumetric method, which can be used to measure pressure and temperature per second. The data processing is using thermodynamics equation of ideal gas (STP), that is calculating capacity and kinetic of adsorption. Result test from adsorption kinetic tool, active carbon south sumatera has adsorption capacity of CO2 21.6 (mg/gadsorben) at 1.8 bar pressure and 43.3 (mg/gadsorben) at 2.3 bar pressure with 30°C temperature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50727
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Bayu Perdana
"Gas alam adalah sumber energi alternatif sebagai bahan bakar gas pada kendaraan bermotor maupun industri. Dikarenakan rendahnya nilai kalor dari gas alam yang hanya bernilai 40 kJ/L, sedangkan nilai kalor bahan bakar minyak, yaitu 3.5x104 kJ/l. Maka, dibutuhkan teknologi penyimpanan yang mampu meningkatkan nilai berat jenis dari gas alam. Adsorbed Natural Gas (ANG) adalah teknologi yang mampu menyimpan gas alam dengan tekanan tabung vessel yang lebih rendah, yaitu sekitar 3.5 – 4 MPa, jika dibandingkan dengan teknologi konvensional yang sudah banyak digunakan, yaitu Compressed Natural Gas (CNG) dimana tekanan tabung vesselnya mencapai 20 MPa. Proses adsorpsi menggunakan karbon aktif sebagai bahan penyerap (adsorben) dan gas metana sebagai bahan yang diserap (adsorbat). Pasangan adsorben dan adsorbat ini akan diuji coba dengan proses adsorpsi maupun desorpsi dengan melihat nilai kapasitasnya (V/V), yaitu volume gas metana yang tersimpan didalam tabung dibanding dengan volume karbon aktif yang digunakan, serta akan dilihat karakteristik temperaturnya pada beberapa titik didalam tabung.

Natural gas is an alternative energy source as a fuel gas for motor vehicles nor industrial use. To use natural gas, a storage vessel technology that could increase natural gas density is needed, it is because the low of calorific value of natural gas which is around 40 kJ/l, while petroleum oil calorific value is around 3.5x104 kJ/l. Adsorbed Natural Gas (ANG) is a technology which could store natural gas at low pressure which is around 3.5 – 4 MPa compared with Compressed Natural Gas (CNG) that reach 20 MPa of pressure. Adsorption process use activated carbon as adsorbent and methane gas as adsorbate. This pair of adsorbent and adsorbate will be experimented with adsorption and desorption process to get the capacity value (V/V) which is the volume of methane gas that stored in the vessel divided by the volume of activated carbon being used, also temperature characteristic inside the vessel on some point will be analyzed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S44002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denni Mulia Noventianus
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pengaruh putaran autoclave pada proses pembuatan
karbon aktif dari ampas kopi Indonesia, yaitu dari kopi Lampung jenis Robusta.
Karbon aktif adalah senyawa karbon yang telah ditingkatkan daya adsorpsinya
dengan melakukan proses karbonisasi dan aktifasi. Pembuatan karbon aktif
dilakukan dengan proses karbonisasi pada temperatur 700 oC dan proses aktifasi
secara fisika pada temperatur 800 oC dengan laju aliran N2 dan CO2 100 ml/mnt
konstan untuk setiap putaran autoclave. Variasi putaran autoclave yang dilakukan
adalah 9 rpm, 12 rpm dan 20 rpm.
Pada penelitian ini, kita dapat mengetahui hasil burn off dan iodine number dari
variasi putaran autoclave pada proses karbonisasi dan aktifasi fisika. Dan hasilnya
didapat nilai burn off tertinggi 79,78 % pada putaran motor 9 rpm dan nilai iodine
number tertinggi 83,50 mg/g pada putaran 9 rpm.

ABSTRACT
This final project studied about the effect of autoclave speed in making activated
carbon from Indonesian coffee grounds, which location from Lampung. Activated
carbon is a carbon compound that has been increased its adsorption capability by
doing carbonization and activation process. The making of activated carbon was
done by doing carbonization process at temperature of 700 oC and physical
activation process at temperature of 800 oC with N2 and CO2 flow of 100 ml/mnt
constant for each autoclave speed. Variation of autoclave speed are 9 rpm, 12 rpm
and 20 rpm.
In this research, we can find out the burn off point and iodine number with the
variation of autoclave speed on carbonization and physical activation process. The
result is the highest 79.78 % of burn off point at 9 rpm and the highest value 83.50
mg/g of iodine number at 9 rpm."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42166
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Helmawan
"Karbon berukumn antara 0,063 mm dan 0,125 mm terbuat dari tempurung kelapa, diaktifkarn dengan Iarutan aktivator MgCl2 dan NaCl dengan variasi waktu 1,2,3,4,5,6,9, 12,24 dan 43 jam, dan diperoleh waktu perendaman terbaik selama 5-6 jam.
Karbon aktif dengan aktivator MgCl2 merupakan adsorben terbaik untuk memucatkan dan meningkatkan kualitas minyak goreng curah (Crude Palm Oil-CPO, tradisional).
Hasil-hasil yang diperoleh adalah:
1. Kejernihan minyak sebesar 3 NTU (sebelumnya 10 NTU), dengan pembanding minyak Delima (DEPKES No : 231309026037) sebesar 2 NTU menjadikan minyak lebih jernih.
2. Kandungan asam Iemak bebas adalah 0,17 % (sebelumnya 0,474 %), pembanding 0,125 %. Batas rnaksimum untuk kandungan asam lemak bebas menurut Badan Standarisasi Nasional (BSN) adalah 5 %.
3. Berkurangnya kandungan asam lemak bebas dalam minyak menyebabkan berkurangnya gejala batuk, dan tidak terdapatnya lapisan tipis pada lidah sewaktu dikonsumsi.
4. Bilangan Peroksida yang menurun, dari sebesar 2,41 % menjadi 0,97 %, pembanding 0,68% dengan batas maksimal yang keluarkan oleh BSN sebesar 6 %, menyebabkan minyak tidak mudah rusak walaupun mengalami kontak Iangsung dengan oksigen di udara.
5. Bilangan asam dan derajat asam yang semula sebesar 0,223 dan 0,398 berkurang menjadi 0,05 dan 0,09, dengan besar pembanding yaitu 0,045 dan 0,079.
6. Perbandingan luas permukaan, volume, pori dan ukuran pori karbon sebelum/karbon sesudah aktivasi adalah 9.39/256.6 m2/gram, 0.003239/0.1225 cc/gram dan 6.581/10.12 A."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>