Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190128 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puri Wulandari
"RS Haji Jakarta merupakan rumah sakit dengan klasifikasi tipe B+. Dengan berbagai pelayanan kesehatan yang ada serta jumlah kunjungan pasien rata-rata sebanyak 1267 orang/hari dan tingkat hunian (BOR) sebesar 68% tentunya menghasilkan limbah medis cukup banyak. Berdasarkan pengamatan, pengelolaan limbah medis pada rumah sakit ini belum dikelola dengan baik sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1999 dan Kepmenkes 1204 Tahun 2004.Pelaksanaan minimisasi limbah medis sudah dilakukan namun secara keseluruhan belum terorganisasi dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya minimisasi dan pengelolaan limbah medis. Metode penelitian ini dengan pendekatan kualitatif dilihat dari aspek karakteristik, upaya minimisasi dan pengelolaan limbah medis, Penelitian ini juga menggunakan dengan pendekatan kuantitatif yaitu menghitung timbulan limbah medis berdasarkan BOR dan jenis pelayanan yang diberikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa timbulan limbah medis sebanyak 0,9 kg/pasien.hari dengan tingkat hunian 64%. Upaya minimisasi limbah medis yang sudah dilakukan yaitu pemilahan, housekeeping, preventive maintenance, teknologi bersih, subsitusi bahan, dan manajemen sediaan kimia dan farmasi, sedangkan upaya pemanfaatan limbah hanya sebatas penggunaan kembali. Daur ulang dan perolehan kembali limbah medis belum dilakukan RS Haji Jakarta Berdasarkan Kepmenkes 1204 Tahun 2004 dan PP No 18 jo 85 Tahun 1999, pewadahan, pengangkutan, penyimpanan, dan pengelolaan abu belum memenuhi syarat.
Agar pelaksanaan minimisasi berjalan lebih baik, diperlukan SOP mengenai minimisasi limbah berupa reduksi limbah pada sumbernya dan pelatihan khusus mengenai teknik pemilahan limbah sesuai jenisnya. Sistem pewadahan, pengangkutan, dan penyimpanan disesuaikan dengan Kepmenkes 1204 Tahun 2004 dan PP No 18 jo 85 Tahun 1999, serta melakukan uji toksisitas terhadap abu insinerator agar diketahui pengelolaan yang tepat."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Supriadi
"Pelayanan rumah sakit menghasilkan limbah medis padat yang harusdikelola dengan baik dan komprehensif sejak limbah dihasilkan hingga dikelola ditempat pembuangan akhir. Berdasarkan pengamatan, masih ada petugaskebersihan di Rumah Sakit Haji Jakarta yang tertusuk jarum saat melakukanpengolahan limbah medis yang berarti pengelolaan limbah masih belum optimaldilakukan dan berpotensi menimbulkan dampak kesehatan bagi petugas danlingkungan sekitar.Penelitian ini bertujuan menganalisis sistem pengelolaan limbah medispadat sesuai dengan Keputusan Kemenkes 1204 tahun 2004. Metode penelitianmenggunakan pendekatan kualitatif dengan disain studi kasus. Pendekatankualitatif dilakukan untuk menganalisis sistem pengelolaan limbah medis diRumah Sakit Haji Jakarta yang terdiri dari input, proses, output dan rekomendasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada faktor input poduksi limbah medistergolong besar sebesar 128 kg/hari. Pada faktor proses mulai dari pewadahan,tercampur antara limbah medis dan non medis serta benda tajam jarum suntik ,pengangkutan belum menggunakan trolly khusus dan penyimpanan limbah medisbelum memenuhi syarat sesuai dengan Kepmenkes 1204 tahun 2014. Oleh karenaitu pemilahan pewadahan limbah medis yang dimulai dari sumbernya, perilakupetugas dan penyediaan sarana limbah medis menjadi faktor penentu didalampengelolaan limbah medis sehingga diharapkan dampak resiko kecelakaan kerjadan lingkungan sekitar dapat dikurangi dan bahkan dihindari zero accident.

Hospital services produce solid medical waste that must be managed properly andcomprehensively since the waste is produced until it is managed in a landfill.Based on the observation, there is still a janitor at Haji Hospital Jakarta whopunctured needle while doing medical waste treatment which mean wastemanagement still not optimal done and have potential to cause health impact forofficer and environment.This research discusses solid waste medical management system based onregulation of Ministry of Health No. 1204 2004. The research method usedqualitative approach with case study design. A qualitative approach wasundertaken to analyze the medical waste management system at Haji JakartaHospital consisting of inputs, processes, outputs and recommendations.The resultsshowed that in the input factor of medical waste production is large amounted to128 kg day. In process factors starting from containers, mixed between medicaland non medical waste and sharp objects syringes , transportation has not beenusing special trolly and medical waste storage has not been eligible according toregulation of Ministry of Health No. 1204 2004. Therefore, the sorting ofmedical waste starting from the source, the behavior of the officer and theprovision of medical waste becomes the determining factor in the management ofmedical waste, so that it is expected that the impact of occupational accident riskand the surrounding environment can be reduced and avoided zero accident."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Febrina
"Rumah Sakit berpotensi untuk mencemari lingkungan dan kemungkinan menimbulkan kecelakaan serta penularan penyakit. Hal ini dapat dihindari dengan melakukan pengelolaan sampah rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah didapatkannya gambaran hasil dari pelaksanaan sistem pengelolaan sampah padat di Rumah Sakit X tahun 2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan analisis bersifat deskriptif observasional.
Hasil dari penelitian Rumah Sakit X memperoleh skor sebesar 60 %. Penilaian proses pengelolaan limbah dilakukan berdasarkan Penilaian Pemeriksaan Kesehatan Lingkungan (Inspeksi Sanitasi) Rumah Sakit dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004. Secara keseluruhan Rumah Sakit X belum memenuhi skor minimum sebesar 80% untuk pengelolaan limbah padat rumah sakit tipe B.

Hospital has potential to pollute the environment, cause injury and disease infection. This could be avoided by carrying out the waste management of the hospital. The objective of this study was to get description of the implementation of solid waste management system at hospital X on 2011. The method of this study was cross sectional design. The analysis method was observasional descriptive.
The result of this study's hospital X got score of 60%. Assessment of the process of the waste management was carried out was based on the Assessment of the environmental examination (the Sanitation Inspection) the Hospital from the Decision Health Minister of Republic of Indonesia the number 1204/Menkes/SK/X/2004. On the whole the X Hospital did not yet fill the minimal score of 80% for the solid waste management of the B type hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Wendi Yunianti
"Tugu Ibu Depok hospital is a type C hospital. As a health care provider, Tugu Ibu hospital has many activities and provides many services. With the Bed Occupancy Rate (BOR) of 50-70%, the hospital generates quite a lot both medical and non-medical solid waste. The hospital should organize and conduct waste minimization program to prevent pollution.
The objective of this research was to analyze the waste minimization efforts and management of medical and non-medical solid waste. This research used qualitative and quantitative approaches. Data collection was done using in-depth interviews, observation, and document review.
The results of this research showed that the Tugu Ibu Depok hospital has conducted a program of waste minimization through waste reduction by sorting it (segregation and housekeeping). The hospital has never been reused nor recycled the waste. The management of solid waste from sorting, collecting, transportion, storage and waste disposal are properly organized. Medical waste incineration has been done by third party.
To improve waste minimization efforts, specific standard operating pdures (SOP) to reduce and reuse waste is needed. It is also suggested to conduct training Latar Melanon waste minimization and reuse techniques. Strong commitme fro top-level management is needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S42827
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saraswanto Setyawan
"Tujuan pengelolaan Rekam Medis di rumah sakit adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya mencapai tujuan rumah sakit, yaitu peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit, oleh sebab itu dalam mengelola Rekam Medis, setiap rumah sakit harus selalu mengacu kepada pedoman/petunjuk teknis pengelolaan Rekam Medis yang dibuat oleh rumah sakit yang bersangkutan.
Pedoman/petunjuk teknis pengelolaan Rekam Medis pada suatu rumah sakit pada dasamya mengatur proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di tempat penerimaan pasien, pencatatan data medis pasien selama pasien tersebut mendapatkan pelayanan medis, sampai pada penanganan berkas Rekam Medis pasien yang meliputi kegiatan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani perrnintaan/peminjaman bila pasien berobat ulang atau keperluan lain.
Dalam hal pengelolaan Rekam Medis, pencatatan data medis dalam berkas Rekam Medis pasien selama pasien tersebut mendapatkan pelayanan medis sampai pada pengembalian berkas Rekam Medik tersebut dari ruangan rawat inap, rawat jalan, maupun rawat darurat merupakan salah satu hal penting yang telah diatur di dalam pedoman pengelolaan Rekam Medik di Rumah Sakit Haji Jakarta.
Untuk rawat inap, pengembalian berkas Rekam Medis yang telah diisi dengan lengkap dan benar ke Sub Unit Rekam Medis adalah 2x24 jam setelah pasien keluar rumah sakit, sedangkan untuk rawat jalan dan rawat darurat, pengembalian berkas Rekam Medis setelah usai pelayanan atau shift tugas. Khusus untuk pengembalian berkas Rekam Medis rawat inap, hal ini perlu lebih diperhatikan, karena masalah yang akan dihadapi oleh rumah sakit akan lebih banyak dan lebih kompleks akibatnya, balk itu dari segi Mediko-Legal maupun tagihan dari pihak ketiga yang harus disertai resume medis.
Berdasarkan wawancara pra penelitian dengan Kepala Sub Unit Rekam Medis, seorang staf pada Sub Unit Rekam Medik, Kepala Unit Rawat inap dan beberapa perawat, serta pengamatan yang dilakukan di beberapa ruangan rawat imp Rumah Sakit Haji Jakarta selama bulan November tahun 2000, terdapat cukup banyak berkas Rekam Medik yang dikembalikan terlambat, akibatnya hal ini mengganggu kinerja petugas Sub Unit Rekam Medik, dan menghambat pelayanan pasien yang akan berobat kembali, karena harus menunggu petugas mencari keberadaan berkas Rekam Medis pasien tersebut. Hal ini tentu akan menimbulkan pertanyaan bagaimana dengan Sumber Daya Manusia yang merupakan tenaga pelaksana Rekam Medis melakukan pengisian maupun pemeriksaan kelengkapan berkas Rekam Medis di ruangan rawat inap, bagaimana dengan berkas Rekam Medis yang diisi dan diperiksa kelengkapannya tersebut, dan apakah dalam melakukan pengisian maupun pemeriksaan tersebut, Sumber Daya Manusia yang ada sudah mematuhi prosedur yang berlaku di Rumah Sakit Haji Jakarta.
Pada dasarnya pengembalian berkas Rekam Medis yang tepat waktu dari ruangan rawat inap terkait dengan pengisian berkas tersebut di ruangan rawat inap, untuk itu penulis melakukan penelitian dengan salah satu tujuan khusus mengetahui bagaimana Sumber Daya Manusia melakukan pengisian berkas Rekam Medis di ruangan rawat inap.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan rnenggunakan metoda kualitatif. Data-data dan informasi yang diperoleh peneliti selama penelitian adalah melalui wawancara mendalam, observasi, dan data-data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengisian berkas Rekam Medis rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta yang dilakukan oleh tenaga pelaksana belum dilaksanakan dengan baik, karena masih ada beberapa tenaga medik, maupun tenaga paramedis yang belum sempurna dalam melakukan pengisian karena kendala-kendala yang ada.
Untuk mengatasi hat tersebut, prosedur pengelolaan Rekam Medis yang sudah bagus terutama untuk rawat inap memang perlu setiap kali disosialisasikan khususnya kepada tenaga pelaksana Rekam Medis di Rumah Sakit Haji Jakarta.
Daftar Bacaan: 18 (198.5-1999)

In-patient Medical Record Management In Jakarta Pilgrim's HospitalThe aim of medical record management in hospital is in order to support achieved administration order in the framework of effort reached for the hospital purposes, that is improvement of health care quality in the hospital, therefore to manage medical record, every hospital has to always refers to guidelines of medical record management was made by that hospital.
The guidelines of medical record management in a certain hospital basically regulated the process of activities which was begun, when the patient was admitted to admission, recording the medical data during the patient had medical care, until handling the records of patient that comprises retention and removal records from the storage to serve requisition if the patient will be treated again or other necessity.
In medical record management, recording medical data to the patient records during the patient had medical care, until sending back the records from the in-patient, out-patient, and emergency care unit forms the one of the important thing which had been regulated in the guidelines of medical record management in Jakarta Pilgrim's Hospital.
To in-patient, sending back the medical record which had been recorded completely and correctly to the Department of Medical Record is 2x24 hours after the patient out of the hospital, whereas to out patient and emergency care, sending back the records after health care or shift of the duty. In particular of sending back the in-patient records, it was necessary more concerned, because the problem which will be faced by the hospital will be more and more complex in its consequences, both medico legal aspects and claim of the third party are had to he enclosed by discharge summary.
Based on pre-research interview with the head of Medical Record Department, the staff of Medical Record Department, the head of in-patient unit, and several nurses, and observation which had done in several in-patient rooms of Jakarta Pilgrim's Hospital during November 2000, there were many medical records enough which was not sent back on time, finally its disturbed performance of Medical Record Department staff and obstructed the patient health care which will be treated again, because they have to wait for the staff was looking for medical record of the patient. Certainly it will caused the question about how did the human resources who are forms medical record caretaker do recording and examining medical record completeness at in-patient room, how did the medical record which had been recorded and had been examined its completeness, and what did they do recording and examining, the human resources have obeyed the procedure that had been done in Jakarta Pilgrim's Hospital.
Basically, sending back the medical records on time from the in-patient room was connected by recording that records at in-patient room, there for the writers do the research with the one of special purposes to know how the human resources did recording the medical record at in-patient room.
Kind of this research forms cross sectional research by the qualitative method. Data and information which were acquired researcher during the research by in-depth interview, observation, and secondary data means.
The result of the research showed that recording the in-patient medical record process in Jakarta Pilgrim's Hospital who had been done by the caretaker were not to do well, because there were still several medics, and paramedics who were not complete yet to do recording because of many obstacles.
To overcome that, the medical record management procedure which had been good especially for in-patient, really need every time was socialized particularly to the medical record caretaker in Jakarta Pilgrim's Hospital.
Bibliography: 18 (1985-1999)"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Rachma
"Skripsi ini membahas pengaruh karakteristik individu dokter dan petugas pengembali berkas rekam medis (pos perawatan) terhadap mutu berkas rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaiman Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan studi cross sectional. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mutu berkas rekam medis kategori baik jumlahnya lebih rendah dibandingkan yang kategori mutunya tidak baik. Sementara itu diketahui bahwa tidak ada perbedaan proporsi yang signifikan antara karakteristik individu dokter dan petugas terhadap mutu berkas rekam medis. Disarankan untuk melakukan pengujian terhadap variabel non karakterisitik individu yakni variabel organisasi dan psikologis yang secara teori efeknya langsung mempengaruhi kinerja.

The focus of this study is about the influence of the individual characteristics of physician and the officer who responsible to return medical record (post care officer) against quality of inpatient medical record document at Rumah Sakit Haji Jakarta 2011. The purpose of this study is to know how individual characteristics of physician and officer give an effect to the quality of medical record which are managed by them. This research is descriptive quantitative using cross sectional study. Based on the result, medical record which good quality is less quantity than not good quality. In Addition, there is not different proportion that significant between individual characteristic physicians and return medical record officer (post care) against the quality of inpatient medical record. The researcher suggest that need to do the next research againts non-individual characteristics variable such as organizational and psychological variable which are based on theory, that variables are have direct effect to influence the quality of work."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novanto Edi Sakti
"Mutu effluent yang dihasilkan sejumlah rumah sakit masih di atas baku mutu effluent yang dipersyaratkan bagi rumah sakit, juga pada saat peneliti melakukan residensi II pada bulan Agustus - November 2002 ditemukan cemaran asap dari incinerator dan kadar Ammonium dari limbah cair yang melebihi baku mutu yang dipersyaratkan. Oleh karena itu penting untuk mengetahui bagaimana sistem pengelolaan limbah cair dan klinis Rumah Sakit Haji Jakarta sehingga dapat diterapkan Metode dan Teknologi serta Sumber Daya Manusia yang terlibat beserta proses monitoring atau pemantauan pengelolaan limbah cair dan klinis rumah sakit.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan upaya untuk menggali informasi sedalam-dalamnya tentang pengelolaan limbah cair dan Minis di Rumah Sakit Haji Pondok Gede Jakarta; juga dalam rangka untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman para petugas dalam proses pengelolaan limbah cair dan klinis rumah sakit. Responden diambil secara Non Probability Sampling, menggunakan metode Purposive Sampling yang dilengkapi dengan pedoman wawancara sebagai instrumen.
Hasil penelitian berupa wawancara mendalam, pengamatan dan analisis dokumen. Untuk pengelolaan limbah Minis menggunakan metode Incinerasi, sedangkan untuk limbah cair adalah Biological Treatment; metode yang dianjurkan dalam sanitasi rumah sakit. Sedangkan teknologinya digunakan Incinerator dan STP - WWTP. Personil yang terlibat sudah mempunyai latar belakang pendidikan tentang kesehatan lingkungan. Dari aspek monitoring mengacu kepada standar atau parameter yaitu uji emisi untuk incinerator dan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No. 582/1995 untuk limbah cair.
Kesimpulan penelitian bahwa pengelolaan limbah cair dan klinis sudah mengacu kepada peraturan atau ketentuan yang berlaku seperti Permenkes No.986/MENKES/PER/XI/I992, maupun Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia. Saran untuk standar atau parameter limbah cair yang digunakan sebaiknya menggunakan Kep-58/MENLH/I2/1995, sedangkan cemaran asap yang timbul akibat incinerator dapat ditinggikan cerobongnya, bila pemindahan lokasi tidak dapat dilakukan.

The quality of effluent which producted from several hospital still exceed effluent's standard of hospital; also when researcher was undergoing residence II on August - November 2002, it found incinerator's smoke contamination and Ammonium level of liquid waste exceed effluent's standard. Considering the following facts, it's important to understand the method, technology and Human Resources who incharged, along with monitoring process of hospital's liquid waste and clinic treatment.
The approach of research is qualitatif, to get information deeply about treatment analysis of liquid waste and clinic in Haji Hospital Jakarta; also in framework to understand how deep comprehensive of officer in liquid waste and clinic treatment. Sample is being taken as Non Probability Sampling, utilizing Purposive Sampling Method and fully equipped with interview directive.
The result shaped in-depth interview, observation and content analysis. For clinic waste utilizing incinerate method, whereas for liquid waste using Biological Treatment; method that recommended in hospital sanitation. The technology making use of Incinerator and STP - WWTP. The officers who incharged have have sanitation's educational background. The monitoring process is referring to standard which is emission exam for incinerator and Decision of KDKI Jakarta's Governor No. 582/1995 for liquid waste.
The conclusion is liquid waste and clinic treatment have been following to regulation and legislation as well, like Permenkes No. 986/MENKES/PER/XI/1992, as well as Hospital's Sanitation Standard in Indonesia. Suggestion to recommend is standard for liquid waste preferable referring to Kep-58/MenLH/12/1995, whereas smoke contamination that emerged as impact of incinerator may heighten of chimney, if location moving is impossible.
Bibliography : 36 ( 1992-2002 )
"
Depok: Universitas Indonesia,
T12975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Fauzia Putri
"Skripsi ini dilatarbelakangi pentingnya peran pemasaran dalam organisasi modern termasuk organisasi rumah sakit. Fungsi pemasaran modern tidak hanya memasarkan produk dan layanan RS, tetapi juga melakukan fungsi manajemen meliputi analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian pemasaran. Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka diperlukan informasi pemasaran, salah satunya informasi internal rumah sakit berupa informasi rekam medis.
Penelitian ini bertujuan menilai pemanfaatan informasi produk sistem rekam medis dalam kegiatan pemasaran Rumah Sakit Haji Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dokumen dan wawancara dengan informan yaitu kepala rekam medis, pelaksana rekam medis, dan koordinator pemasaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian pemasaran belum optimal memanfaatkan informasi rekam medis dalam kegiatan pemasaran. Informasi rekam medis hanya dimanfaatkan untuk melakukan identifikasi penyebab terjadinya penurunan pendapatan rumah sakit secara drastis. Peneliti menyarankan agar bagian pemasaran mengoptimalkan penggunaan informasi internal rekam medis yang dimiliki rumah sakit seperti informasi karakteristik pasien dalam merencanakan segmentasi pasar dan penentuan pasar sasaran.

This study conducted due to the important role of marketing in modern organizations, including the hospital organization. The function of modern marketing not only sell product and services, but also perform management function includes analysis, planning, implementation, and control of marketing. To run these functions then needed marketing information in the form of medical record information as hospital internal information.
This research aimed to assess the utilization of medical record information in Marketing Department of Haji Hospital in Jakarta. This research was qualitative descriptive study. Data collection method used documents observation and interviews with informers that consists of Head of Medical Record Unit, Staff of Medical Record Unit, and Marketing Coordinator.
The results showed the Marketing department has not been optimal in utilizing medical record information for marketing activities. Medical record information is only used to identify the cause of the decline in hospital revenues drastically. Researcher recommended the Marketing Department to optimize the use of medical records information as one of internal information of hospital such as patient characteristics to determine the market segmentation and the target market.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Khansa
"Fasyankes, salah satunya umah sakit menghasilkan limbah baik limbah medis dan non-medis. Data WHO menyatakan sebanyak 15% limbah yang dihasilkan fasyankes adalah limbah medis yang bersifat infeksius, toksik, dan radioaktif. Jika limbah medis tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan risiko penyebaran penyakit dan pencemaran lingkungan. Di Indonesia, masih banyak rumah sakit yang tidak melakukan pengelolaan limbah medis sesuai dengan standar. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengelolaan limbah medis padat yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah di wilayah Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus, untuk mengetahui gambaran komprehensif dari rumah sakit dalam kegiatan pengelolaan limbah medis padat. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara langsung. Hasil penelitin menunjukkan secara umum, limbah medis yang dihasilkan di empat RSUD di wilayah Kabupaten Bogor, berupa limbah infeksius, patologis, farmasi, kimia, dan sitotoksik yang berasal dari instalasi pelayanan kesehatan rumah sakit dengan total timbulan yang dihasilkan perbulan sekitar 4000-12000 Kg di empat rumah sakit tersebut. Selain itu, rumah sakit dalam penelitian ini telah melakukan pengelolaan limbah medis padat sesuai Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P56 Tahun 2015 dengan persentase, yaitu RSUD Cileungsi sebesar 75%, RSUD Ciawi sebesar 83,78%, RSUD Leuwiliang sebesar 80,55%, dan RSUD Cibinong sebesar 86,84%. Namun, masih terdapat beberapa kegiatan yang belum memenuhi peraturan tersebut, yaitu terdapat rumah sakit yang tidak memiliki label dan simbol pada wadah limbah dan alat angkut, tidak melakukan reuse dan recycle, pengangkutan limbah medis dan non-medis tidak terpisah, tidak membersihkan alat angkut dan TPS B3 setiap hari, fasilitas di TPS B3 belum memenuhi syarat, waktu penyimpanan limbah infeksius lebih dari dua hari, dan terdapat petugas limbah yang belum mendapatkan pelatihan pengelolaan limbah medis. Untuk itu, perlu dilakukan perbaikan kegiatan pengelolaan limbah medis yang dilakukan rumah sakit dan menyediakan sarana dan prasarana yang lebih baik dan memadai.

Healthcare facilities such as hospitals produce waste, both medical waste and non-medical waste. WHO data states that 15% of the waste generated from health service facilities is medical waste which is infectious, toxic and radioactive. If medical waste is not managed correctly, it can result in the risk of spreading diseases and environment pollution. In Indonesia, there are still many hospitals that do not manage medical waste according to the standard. For this reason, this study aims to evaluate solid medical waste management in the Regional Public Hospital in Bogor Regency. This study uses a case study design, to find out comprehensive description of the hospital in solid medical waste management activities. Data collection was carried out through direct observation and interviews. The results showed that in general, medical waste generated in four regional public hospitals in the Bogor Regency are 2 infectious, pathological, pharmaceutical, chemical and cytotoxic waste that derived from various health service installations with a total amount of waste generation in that four hospitals around 4000-12000 Kg. In addition, the hospital in this study has carried out solid medical waste management in accordance with Ministry of Environment and Forestry Regulation No. P56 of 2015 with the proportion of Cileungsi Hospital is 75%, Ciawi Hospital is 83.78%, Leuwiliang Hospital is 80.55%, and Cibinong Hospital is 86.84%. However, there are still several activities that do not meet the regulatory standard, namely there are hospitals that do not have labels and symbols on medical waste containers and transportation equipment, do not apply reuse and recycle activities, transport medical and non-medical waste is not carried out separately, the transportation equipment and the hazardous waste temporary storage are not cleaned every day, the facilities at the hazardous waste temporary storage do not meet the requirements, the storage time for infectious waste is more than two days, and there are waste officers who have not received medical waste management training. For this reason, it is necessary for the hospitals to improves medical waste management activities and provide better and more adequate facilities and infrastructure."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Yuniarti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26556
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>