Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148076 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Eko Cahyono
"Pemerintah dalam hal ini adalah BKKBN berusaha untuk melakukan pengalihan kontrasepsi dari Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non-MKJP) yaitu pil, suntik, kondom beralih pada Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu IUD dan Implant. Hal ini dilakukan karena menurut POGI, IDI, IBI, BKKBN, dll alat kontrasepsi MKJP terutama IUD mempunyai keefektifan yang tinggi serta termasuk alat kontrasepsi non hormonal. Untuk itu peningkatan pemakaian IUD menjadi penting terutama menurunkan tingkat ketidaklangsungan pemakaian IUD yang berdasarkan data SDKI 2002/2003 sampai SDKI 2007 mengalami peningkatan.
Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari pola dan perbedaan ketidaklangsungan pemakaian IUD di Indonesia, pengaruh pengaruh faktor - faktor sosio-demografi, rumah tangga dan KB terhadap ketidaklangsungan pemakaian IUD di Indonesia, data yang digunakan dari data sekunder SDKI 2007, unit analisis dalam penelitian adalah data historis pemakaian IUD dalam kalender SDKI 2007, dengan durasi pemakaian IUD sebagai varibel terikat, faktor sosiodemografi (tempat tinggal, tingkat pendidikan pemakai IUD, status bekerja pemakai IUD), rumah tangga (intensitas diskusi dengan suami tentang KB setahun yang lalu, keputusan untuk ber KB), KB (sumber mendapatkan alkon terakhir kali, pernah memakai alat/ cara MKJP) sebagai variabel bebas, menggunakan metode analisis regresi Cox.
Hasil analisis adalah persentase ketidaklangsungan pemakaian IUD lebih tinggi pada perempuan usia 15 - 49 tahun yang tinggal di perdesaan, berpendidikan rendah, bekerja, tidak sering diskusi atau membicarakan tentang KB, sumber mendapatkan alkon dari lainnya (swasta dan lainnya), pengambilan keputusan untuk ber KB oleh suami dan lainnya, pernah memakai alat/ cara MKJP dan risiko berhenti atau putus pakai lebih tinggi pada perempuan usia 15 - 49 tahun yang tinggal di perdesaan, berpendidikan rendah, bekerja, tidak sering melakukan diskusi, sumber mendapatkan alkon dari lainnya (swasta dan lainnya), pengambilan keputusan untuk ber KB oleh suami dan lainnya, pernah memakai alat/ cara MKJP.

Government in this case is trying to do the transfer BKKBN contraception Contraception Methods of Non Long Term (Non-MKJP) ie pills, syringes, condoms switch on Long-Term Contraceptive Methods (MKJP) that IUDs and implants. This was done because according POGI, IDI, IBI, BKKBN, etc. MKJP especially IUD contraceptives have high effectiveness as well as including non-hormonal contraceptives. For that increased use of IUDs to be important, especially lowering the level of indirectness that IUD usage based on data from Demographic and Health Survey 2007 Demographic and Health Survey 2002/2003 to increase.
So this study aims to find and study the patterns and differences in the use of IUDs in Indonesia indirectness, the influence of the influence of factors - socio-demographic factors, household and family planning to the indirectness of IUD usage in Indonesia, the data used secondary data from Demographic and Health Survey 2007, the unit of analysis in the study were IUD use historical data in the calendar IDHS 2007, with duration of use of IUDs as a bound variable, sociodemographic factors (residence, education level of IUD users, users of IUDs work status), household (the intensity of family planning discussion with your husband about a year ago, the decision to air KB ), KB (source get Alkon last time, ever use a tool / way MKJP) as independent variables, using Cox regression analysis.
The results of the analysis is the percentage of indirectness IUD use is higher in women aged 15 - 49 years living in rural, less educated, working, not often discussion or talk about birth control, get Alkon from other sources (private and others), the decision to air KB by the husband and the other, they had used / how MKJP quit or drop out and risk life was higher in women aged 15 - 49 years living in rural, less educated, working, do not often have discussions, get Alkon from other sources (private and other ), the decision to her by her husband and other family planning, ever use a tool / way MKJP.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29674
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniati Bachrun
"Dampak demografis pemakaian kontrasepsi tidak hanya tergantung pada prevalensi kontrasepsi tetapi juga tergantung pads kelangsungan pemakaian kontrasepsi. Ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi yang tinggi mengindikasikan adanya ketidakpuasan terhadap suatu metode kontrasepsi atau pelayanan KB yang dipcroleh dari suatu sumber alat/cara KB. Oleh karena itu penting untuk mengetahui variasi ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi dari sumbcr alat/Cara KB yang berbeda pada wanita dengan karakteristik sosiodemografi yang berbeda.
Penelitian ini mempelajari pengaruh snmber alat/cara KB dan faktor sosiodemografi terhadap ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi di Indonesia, bcrdasarkan data historis pemakaian kontrasepsi dalam kalender SDKI 2007, dengan menggunakan metode analisis IW table dan rcgresi C5x.
Hasil analisis lgfe table tingkat ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi menunjukkan bahwa tingkat ketidaklangsungan lebih tinggi pada pemakaian kontrasepsi oleh wanita dengan karakteristik: memperoleh kontrasepsi dari surnber swasta, menggunakan pil KB, bertujuan menunda kelahiran, berusia lebih muda, dengan jumlah anak Iebih sedikit, mempunyai tingkat pendidikan dan status sosialekonomi tinggi dan tinggal di daerah perkotaan.
Hasil analisis multivariat menggunakan model regresi Cox menunjukkan bahwa pemakaian kontrasepsi yang berasal dari sumber Iainnya mempunyai risiko ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi lebih kecil daripada pemakaian kontrasepsi yang bersumber dari fasilitas swasta atau pemerintah. Pcmakaian metode kontrasepsi jangka panjang, jumlah anak masih hidup, dan motivasi yang kuat untuk membatasi kelahiran mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi. Sedangkan faktor sosiodemografi seperti umur, urnur kawin penmna dan tingkat pendidikan pasangan suami istri dan bertempat tinggal di perkotaan berpengaruh positif signifikan terhadap kctidaldangsungan pcmakaian kontrascpsi.

The effect of using contraception demographically not only depend on contraceptive prevalence but also on contraceptive continuation. Higher contraceptive discontinuation indicates dissatisfaction of using a contraceptive method. Hence, it is important to study the variation of contraceptive discontinuation of different contraceptive source on women with some socio demographic characteristics.
This research studies the effect of contraceptive source and socio demographic factors on contraceptive discontinuation in Indonesia, based on calendar data of 2007 Indonesian Demographic and Health Survey. Life table analysis and Cox regression are used to describe this effect.
Life table analysis results shows that higher contraceptive discontinuation is found on women with private contraceptive source, using pill, birth spacing as contraceptive intention, younger, viewer children, higher education, higher socio economic status and live in urban.
Cox regression model results that using contraceptive method from other source has lower contraceptive discontinuation risk than using contraceptive method from private or government Facilities. Long term method, number of living children and stronger motivation to limiting birth has significant and negative effect on contraceptive discontinuation. Socio demographic factors as age, age at first union, spouse education and live in urban has significant and positive effect on contraceptive discontinuation.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34246
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Novi Handayaning
"Latar belakang: Program Keluarga Berencana (KB) merupakan metode dalam menekan angka pertumbuhan penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar masih memiliki angka penggunaan kontrasepsi yang rendah. Pengetahuan mengenai kontrasepsi merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan penggunaan kontrasepsi.
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan kontrasepsi dan unmet need pada wanita usia subur di Indonesia.
Metode: Penelitian analitik komparatif tidak berpasangan dengan metode potong lintang dilakukan pada data sekunder yang didapatkan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 dan 2017. Subjek pada penelitian ini adalah semua wanita usia subur usia 15-49 tahun. Subjek dengan data tidak lengkap dieksklusi dari penelitian. Pengetahuan tentang kontrasepsi dinilai baik apabila subjek mengetahui minimal salah satu metode kontrasepsi modern. Unmet need didefinisikan sebagai wanita usia subur yang tidak menggunakan kontrasepsi tapi tidak menginginkan anak lagi atau ingin menjarangkan kehamilan. Dilakukan analisis chi-square pada data kategorik dan analisis Mann-Whitney U untuk data numerik. Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo dengan nomor surat lolos kaji etik KET-1252/UN2.F1/ETIK/PPM.00.02/2020.
Hasil: Sebanyak 45.607 WUS pada data SDKI 2012 dan 29.627 WUS pada data SDKI 2017 diikutsertakan dalam penelitian. pada data SDKI 2012, faktor yang menjadi risiko kurangnya pengetahuan mengenai kontrasepsi adalah daerah tempat tinggal pedesaan (p = 0,004), pendidikan rendah (p < 0,0001), pendidikan suami rendah (p < 0,0001), tidak adanya kepemilikan listrik (p < 0,0001), dan ketidakmauan diskusi pubertas dengan anak perempuan (p = 0,001). Pada data SDKI 2017, faktor yang menjadi risiko kurangnya pengetahuan mengenai kontrasepsi adalah usia muda (p < 0,0001), daerah tempat tinggal pedesaan (p = 0,011), pendidikan rendah (p < 0,0001), pendidikan suami rendah (p < 0,0001), tidak memiliki pekerjaan (p < 0,0001), dan tidak memiliki radio, televisi, internet, handphone (p < 0,0001), dan internet (p = 0,002). Pada data SDKI 2012, faktor yang berpengaruh terhadap unmet need adalah usia (p = 0,023) dan paritas (p < 0,0001). Pada data SDKI 2017, faktor yang berpengaruh terhadap unmet need adalah daerah tempat tinggal (p = 0,003), pendidikan (p = 0,008), pendidikan suami (p < 0,0001), status pekerjaan (p = 0,03), kepemilikan listrik (p = 0,001), dan kepemilikan televisi (p = 0,01)
Kesimpulan: Faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan mengenai kontrasepsi adalah usia, daerah tempat tinggal, pendidikan, pendidikan suami, dan kepemilikan berbagai fasilitas. Faktor yang berpengaruh terhadap unmet need adalah usia, paritas, daerah tempat tinggal, pendidikan, pendidikan suami, status pekerjaan, kepemilikan televisi, dan kepemilikan listrik.

ackground: The Family Planning Program is a method of controlling in population growth rates and also improving maternal and child health. Indonesia as one of the largest countries has abysmally low contraceptive coverage. Knowledge about contraception is an important factor in determining the use of contraception. This study aims to determine the factors that influence contraception and the unmet need of women of childbearing age in Indonesia.
Method: An unpaired comparative analytic study with a cross-sectional method was conducted on secondary data obtained from 2012 and 2017 Indonesian Demographic and Health Surveys (IDHS). The subjects in this study were all women of childbearing age (15-49 years). Subjects with incomplete data were excluded from the study. Knowledge of contraception was defined as knowing at least one method of modern contraception. Unmet need was defined as childbearing age woman who did not use contraception but did not want any more children or wanted to space pregnancies. Chi-square analysis was performed on categorical data and Mann-Whitney U analysis on numerical data.
Result: A total of 45,607 childbearing age women in the 2012 IDHS data and 29,627 childbearing age women in the 2017 IDHS data were included in the study. In the 2012 IDHS data, the risk factors for poor knowledge about contraception were rural areas (p = 0.004), low education (p <0.0001), low partner education (p <0.0001), lack of electricity ownership ( p <0.0001), and unwillingness to discuss puberty with daughter (p = 0.001). In the 2017 IDHS data, the risk factors for poor knowledge about contraception were young age (p <0.0001), rural areas (p = 0.011), low education (p <0.0001), low partner education (p < 0.0001) , did not have a job (p <0.0001), did not have radio, television, internet, mobile phones (p <0.0001), and internet (p = 0.002). In the 2012 IDHS data, factors influencing unmet needs were age (p = 0.023) and parity (p <0.0001). In the 2017 IDHS data, factors influencing unmet needs were the area of residence (p = 0.003), education (p = 0.008), partner education (p <0.0001), employment status (p = 0.03), electricity ownership (p = 0.001), and television ownership (p = 0.01)
Conclusion: Factors affecting knowledge about contraception were age, area of residence, education, partner education, and ownership of various facilities. Factors that influence unmet needs are age, parity, area of residence, education, partner education, employment status, ownership of television, and ownership of electricity
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meyrisca Fatmarani
"Meski tren penggunaan kontrasepsi terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, angka unmet need atau kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi masih tinggi. Total persentase unmet need pada wanita berstatus kawin umur 15-49 tahun di Indonesia adalah 11,4 persen, di mana 4,5 persen untuk menunda kelahiran, dan 6,9 persen untuk membatasi kelahiran. Meski demikian, pemilihan kontrasepsi mantap pada Wanita Usia Subur (WUS) yang bertujuan untuk membatasi kelahiran masih tetap rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan kontrasepsi mantap pada WUS di Indonesia tahun 2012. Penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder SDKI 2012. Sampel pada penelitian ini dibatasi pada WUS yang sedang menikah (currently in union), sedang menggunakan alat kontrasepsi modern (current use modern contraception) MOW/Tubektomi, IUD, suntikan, susuk KB, dan pil KB, dan datanya tersedia lengkap sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 16.385 responden. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square.
Hasil analisis menunjukkan umur (≥33 tahun; OR=17,827, 95% CI: 13,142-24,182), pendidikan (tinggi; OR=2,189, 95% CI: 1,295-3,699), status pekerjaan (bekerja; OR=1,256, 95% CI: 1,087-1,452), daerah tempat tinggal (perkotaan; OR=2,229, 95% CI: 1,933-2,570), status ekonomi (teratas; OR=4,452, 95% CI: 3,525-5,622; menengah atas; OR=2,408, 95% CI: 1,878-3,039; menengah; OR=2,048, 95% CI: 1,592-2,634; menengah bawah; OR=1,372, 95% CI: 1,052-1,790), paritas (>5 anak; OR=12,579, 95% CI: 9,944-15,912; 3-4 anak; OR=8,944, 95% CI: 7,324- 10,922), biaya pelayanan KB (mahal; OR=2,225, 95% CI: 1,928-2,566), sumber pelayanan KB (pemerintah; OR=4,380, 95% CI: 3,803-5,044), dan keputusan ber-KB (bersama; OR=1,859, 95% CI: 1,596-2,165) berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi mantap.

Although the trend of contraceptive use continued to increase over the years, the number of unmet need in Family Planning (FP) remain high. The total percentage of unmet need among married women aged 15-49 in Indonesia is 11.4 percent; 4.5 percent for delaying births and 6.9 percent for limiting births. However, the permanent contraceptive choice in Women of Reproductive Age (WRA) which is to limit births remains low. This study aims to determine factors associated with permanent contraceptive choice among WRA in Indonesia 2012. This study used a cross-sectional study design using secondary data IDHS 2012. The sample in this study is limited on currently married WRA, who are using modern contraception (female sterilization/tubectomy, IUD, injection, implant, and birth control pills), and have complete data according to the variables studied. The number of samples is 16.385 respondents. Bivariate analysis using Chi Square test.
The analysis showed that age (≥33 years; OR = 17.827, 95% CI: 13.142 to 24.182), education (higher; OR = 2.189, 95% CI: 1.295 to 3.699), employment status (employed; OR = 1.256, 95% CI: 1.087 to 1.452), area of residence (urban; OR = 2.229, 95% CI: 1.933 to 2.570), economic status (richest; OR = 4.452, 95% CI: 3.525 to 5.622; richer; OR = 2.408, 95% CI: 1.878 to 3.039; middle; OR = 2.048, 95% CI: 1.592 to 2.634; poorer; OR = 1.372, 95% CI: 1.052 to 1.790), parity (>5 children; OR = 12.579, 95% CI : 9.944 to 15.912; 3-4 children; OR = 8.944, 95% CI: 7.324 to 10.922), cost of FP services (expensive; OR = 2.225, 95% CI: 1.928 to 2.566), source of FP services (public; OR = 4.380, 95% CI: 3.803 to 5.044), and FP decisions (together; OR = 1.859, 95% CI: 1.596 to 2.165) are associated with the permanent contraceptive choice.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carissa Putri Moegandi
"Latar belakang: Layanan kontrasepsi dalam program keluarga berencana merupakan bentuk pelayanan kesehatan reproduksi yang memiliki objektif dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI). AKI yang masih tinggi serta pemakaian kontrasepsi yang rendah di provinsi Papua menandakan taraf kesehatan reproduksi yang masih belum optimal. Meskipun demikian, pemilihan penggunaan kontrasepsi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis mengenai hubungan faktor-faktor sosiodemografis serta penggunaan media massa dan internet dengan kejadian unmet need kontrasepsi di provinsi Papua.
Metode: Desain penelitian ini berupa studi potong lintang menggunakan data sekunder dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Subjek penelitian ini adalah wanita usia subur dalam rentang 15-49 tahun yang berdomisili di Papua serta memiliki data kuesioner yang lengkap. Unmet Need kontrasepsi didefinisikan sebagai perempuan yang fertil dan aktif secara seksual dengan keinginan untuk menunda atau mencegah kehamilan, tetapi tidak menggunakan kontrasepsi. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square dikarenakan data bersifat kategorik serta dilanjutkan dengan analisis multivariat dengan regresi logistik.
Hasil: Terdapat 458 total subjek yang digunakan dalam penelitian ini. Faktor yang memiliki hubungan dengan kejadian unmet need kontrasepsi di papua adalah tingkat pendidikan suami (p < 0.001), frekuensi membaca surat kabar/majalah (p = 0.017), frekuensi mendengar radio (p = 0.027), kepemilikan televisi (p = 0.005; OR = 0.443), frekuensi menonton televisi (p = 0.005), dan kepemilikan telepon seluler (p < 0.001; OR = 0.356).
Kesimpulan: Faktor yang berpengaruh dengan kejadian unmet need kontrasepsi di Papua adalah tingkat pendidikan suami, frekuensi membaca surat kabar/majalah, frekuensi mendengar radio, kepemilikan televisi, frekuensi menonton televisi, dan kepemilikan telepon seluler.

Introduction: Contraception in family planning program is one of the health care services delivered to lower the number of Maternal Mortality Rate (MMR). High MMR in Papua, Indonesia, reflected the need to optimize reproductive health care in the region. Despite that, the use of contraception itself is affected by numerous factors. This research aims to analyze sociodemographical factors and also the use of mass media and internet in affecting unmet need for contraception in Papua.
Method: This cross-sectional study used the secondary data obtained from 2017 Indonesia DHS (IDHS). Subjects in this study included all women of childbearing age (15-49 years old) in Papua with complete data from the survey. Unmet need for contraception was defined as fertile and sexually active women of childbearing age with the intention to postpone or limit their pregnancy without using any contraception method. Since all data were categorical, analysis were performed using Chi-Square test and logistic regression.

Result: A total of 458 subjects were included in this study. The factors that were found to affect unmet needs in Papua are husband’s educational level, (p < 0.001), frequency of reading newspaper/magazine (p = 0.017), frequency of listening to radio (p = 0.027), television ownership (p = 0.005; OR = 0.443), frequency of watching television (p = 0.005), and mobile phone ownership (p < 0.001; OR = 0.356).
Conclusion: Factors which were found to affect unmet need for contraception in Papua are husband’s educational level, frequency of reading newspaper/magazine, frequency of listening to radio, television ownership, frequency of watching television, and mobile phone ownership.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shifa Nur Annisa Yasim
"KB merupakan program yang diandalkan pemerintah dalam mengatasi permasalahan laju penduduk sekaligus upaya untuk menekan AKI dan AKB. Meskipun pemerintah telah melaksanakan program KB yang berorientasi pada kesetaraan dan keadilan gender, namun partisipasi pria dalam pelaksanaan program KB dan kesehatan reproduksi masih sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi pria dalam menggunakan kontrasepsi di Indonesia Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan data SDKI 2017 dengan rancangan studi cross-sectional. Sampel penelitian ini yaitu pria kawin usia 15-54 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi berjumlah 9.139 pria. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Presentase pria yang berpartisipasi dalam menggunakan kontrasepsi sebesar 7,8%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, persepsi, akses media informasi, kepemilikan jaminan kesehatan, dan komunikasi dengan pasangan dengan partisipasi pria dalam menggunakan kontrasepsi.

Family planning is a program that The Government implements to manage population growth problem as well as an effort to suppress MMR and IMR. The Government has implemented family planning program with gender equality and justice-oriented yet men's participation in the implementation of family planning and reproductive health program is still low. This study aims to determine the factors associated with male participation in Indonesia to use contraceptive on 2017. This study uses the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey data with a cross-sectional study design. The sample of this study is 9,139 men, currently married and aged between 15-54 years old who met the inclusion and exclusion criteria of study. The data is analyzed in univariate and bivariate. The percentage of men who participated in using contraceptive is 7.8%. The results shows that there is a significant relationship between education, occupation, knowledge, perception, access to information, ownership of health insurance, communication with partners toward men's participation in using contraception."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riky Marizal
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh langsung dan tidak langsung faktor karakteristik wanita, faktor suami/pasangan dan faktor program terhadap pilihan metode kontrasepsi pil/suntik, melalui keinginan wanita punya anak lagi berdasarkan data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Hasil analisis jalur menunjukan terdapat pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung, melalui keinginan wanita punya anak lagi antara faktor karakteristik wanita, faktor suami/pasangan dan faktor program terhadap pilihan metode kontrasepsi pil/suntik. Pendidikan wanita tidak sekolah atau tidak tamat SD mempunyai pengaruh total tertinggi, diikuti oleh pengambilan keputusan untuk ber-KB dan umur wanita 25-34 tahun.

The objective of this research is to study direct and indirect effect of women characteristic factors, husband factors, and program factors to the preference on contraceptive injection or pill through women desire for more children based on Indonesia Demographic and Health Survey 2012 data. Pathway analysis show that women characteristic factors, husband and program factors have direct and indirect effect to the preference on contraceptive injection or pill. Women who have no education have the highest total effect, followed by women decide to family planning and women age between 25-34 years old."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Adhani Pasundani
"ABSTRAK
Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat akan mendatangkan
berbagai permasalahan dikemudian hari, selain itu angka kematian ibu (AKI) masih
tinggi yang diakibatkan salah satunya oleh terlalu dekat jarak kelahiran sehinga perlu
dilakukan pengendalian atau pengontrolan pertumbuhan penduduk melalui program
keluarga berencana..Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-fakor yang
berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi pada pengguna metode kontrasepsi jangka
panjang non permanen di Indonesia analisis SDKI tahun 2017. Desain yang digunakan
dalam peneltian ini adalah cross sectional dengan sampel penelitian sebesar 8.238,
sampel yang diambil berdasarkan total sampling data yang termasuk kriteria inklusi dan
eklusi penelitian. Analisis bivariate dan multivariate menggunakan regresi logistic.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 58,4% menggunakan implan, 41,6%
menggunakan IUD. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi
pada penggunaan MKJP non permanen adalah faktor umur, pendidikan,status ekonomi,
wilayah tempat tinggal, dan jumlah anak. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan
secara statistik adalah faktor status bekerja, diskusi KB dengan suami, kunjungan
petugas lapangan, dan informasi media masa.

ABSTRACT
The increasing number of Indonesias population will continue to cause various
problems in the future, besides that the maternal mortality rate (MMR) is still high due
to one of them being too close to birth spacing so that it is necessary to control or
control population growth through family planning programs. is to find out the factors
related to the selection of contraception among users of long-term non-permanent
contraception methods in Indonesia. The 2017 IDHS analysis. The design used in this
study was cross sectional with a research sample of 8,238, samples taken based on total
sampling data included study inclusion and exclusion criteria. Bivariate and
multivariate analysis using logistic regression. The results of this study showed that
58.4% used implants, 41.6% used IUDs. Factors related to the choice of contraception
in the use of long-term non-permanent contraception methods are age, education,
economic status, area of residence, and number of children. While factors that are not
statistically related are work status, family planning discussions with her husband, field
officer visits, and mass media information"
2019
T55325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Aprilliana Wulandari
"Studi ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan kebutuhan yang tidak terpenuhi untuk keluarga berencana di Indonesia menggunakan data SDKI 2002-2017. Penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kebutuhan keluarga berencana yang belum terpenuhi di Indonesia adalah usia wanita, status pekerjaan, tempat tinggal, jumlah anak yang masih hidup, pengetahuan keluarga berencana dan diskusi dengan suami tentang keluarga berencana. Faktor yang paling signifikan terkait dengan kebutuhan yang tidak terpenuhi untuk keluarga berencana di Indonesia pada tahun 2002 SDKI adalah usia perempuan, pada tahun 2007 SDKI adalah jumlah anak yang masih hidup, pada SDKI 2012 adalah diskusi dengan suami, sedangkan pada 2017 SDKI adalah jumlah anak masih hidup. Studi ini menunjukkan bahwa dalam mengimplementasikan program KIE dapat mengandalkan kader, meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan keluarga berencana dan menyebarkan informasi tentang keluarga berencana dan pentingnya berdiskusi dengan pasangan di media massa yang dibuat persuasif.

This study discusses factors related to unmet needs for family planning in Indonesia using the 2002-2017 IDHS data. This research is quantitative with cross-sectional design. The results showed that factors related to unmet family planning needs in Indonesia were womens age, employment status, residence, number of children still alive, family planning knowledge and discussions with husbands about family planning. The most significant factor related to unmet needs for family planning in Indonesia in 2002 The SDKI was the age of women, in 2007 the IDHS was the number of children still alive, in the 2012 IDHS was discussions with husbands, while in 2017 the IDHS was the number of children still life. This study shows that in implementing the IEC program it can rely on cadres, improve the quality and quantity of family planning services and disseminate information about family planning and the importance of having discussions with partners in the persuasive mass media."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadi Ahmad Roswandi
"ABSTRAK
Selama periode 2000 2010 Indonesia mengalami peningkatan persentase
pengguna suntik KB Fenomena ini dapat berdampak pada pembiayaan alat
kontrasepsi dan penurunan tmgkat kelahiran di Indonesia pada waktu yang akan
datang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang
mempengaruhi pemakaian kontrasepsi suntik KB di Indonesia Data yang
digunakan adalah hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007 Analisi regresi logistik bmer digunakan dalam studi ini Variabel variabel
bebas yang dianalisis adalah umur jumlah anak masih hidup keinginan tambahan
anak pendidikan tempat tinggal status bekerja mdeks kekayaan pengetahuan
alat/cara KB pengetahuan efek samping tujuan berKB, persetujuan suami dan
ketersediaan sumber pelayanan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa probabilitas menggunakan suntik KB pada wanita kawin berumur muda, mempunyai anak masih hidup lebih dan 2
mgm tambahan anak tidak sekolah atau tamat SD tmggal di pedesaan tidak
bekeija indeks kekayaan rendah mengetahui alat/cara KB mengetahui efek
samping alat/cara KB bertujuan ikut KB untuk penjarangan dan dilayani di
sumber pelayanan swasta.

ABSTRACT
During the penod of 2000-2010 the percentage of women who used
injectable mcreased notably This phenomenon will have consequences m the
sustainability of the govemment of Indonesia to finance contraceptives and on
fertility decline m the future This research s aim is to analyze determinants of the
use of injectable contraceptives The data used is the 2007 Indonesia DHS,
employmg bmary logistic regression model The independent vanables are age
of respondents number of livmg children desire for more children highest
education level place of residence working status wealth mdex knowledge of
modem contraceptive methods knowledge of contraceptive side effects one s
goals of family plannmg husband s approval on family plannmg and the type of
Service provider
The results show that the factors that are statistically sigmficant affectmg
the probability of usmg injectable contraceptives are the age of respondent
number of livmg children desire for more children highest education level place
of residence working status wealth index knowledge of modem contraceptive
methods knowledge of side effects one s goals of family plannmg and the type
of Service provider The probability of usmg injectable contraceptives are higher
among currently marned women aged 15 49 years who are younger, have higher
number of livmg children desire more children have lowest level of education
livmg m rural areas are not working have low wealth mdex have knowledge of
modem family plannmg method have knowledge of side effect, with spacmg as
contraceptives goals and who attend pnvate family plannmg Services."
2011
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>