Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89979 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Crichton, Michael
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011
822 CRI pt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Ari Aviata
"Dengan perkembangan industri pariwisata di Indonesia, dirasakan perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kepada wisatawan luar maupun dalam negeri yang kemudian akan menentukan keberhasi Tan pariwisata secara keseluruhan, untuk itu PERUM ANGKASA PURA I(PAP I) perlu memperhatikan penerapan manajemen modern dalam bidang pengelolaan bandar udara dan pelayanannya, tidak hanya itu PAP I juga perlu memperhatikan perbaikan maupun pengembangan bandar udara yang sudah ada.
Sebagai pokok permasalahan adalah perluasan atau pengembangan dalam rangka antisipasi permintaan jasa pelayanan beberapa bandara yang dikelola oleh PAP I, PAP I mengadakan investasi dan memerlukan dana yang cukup besar, dan dana pengembalian tersebut baru akan diperoleh kembali setelah jangka waktu tertentu. dengan tuntutan peningkatan kinerja keuangan PAP I, melalui investasi pengembangan bandar udara.
Pengembangan fasilitas dan kapasitas merupakan suatu fungsi operasi dari manajemen produksi, dengan ditunjang oleh fungsi operasi dari manajemen keuangan berupa investasi modal, yang merupakan fungsi yang penting bagi perusahaan dalam rangka meme-nuhi kebutuhan akan permintaan. Dalam proses mencapai tujuan tertentu perusahaan mempunyai hambatan-hambatan, hambatan yang ada pada PAP I tidak berpengaruh besar terhadap pencapaian tujuan perusahaan, bahkan ada yang menjadi faktor pendorong perusahaan terutama untuk bagian keuangan.
Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi PAP I dalam opera-sinya antara lain perkembangan permintaan jasa ftelayanan bandar udara di Indonesia, pengelolaan sumber dan penggunaan dana dalam pengembangan bandar udara oleh pihak pengelola, pembiayaan inves-tasi dan jangka waktu pemulihannya, peningkatan kinerja keuangan pada PAP I, sesuai dengan SK MenKeu No. 740/KMK.00/1989 mengenai penyehatan BUMN.
Usaha dari pada PAP I dalam meningkatkan kinerja keuangan-nya, dengan membuat beberapa penyelesaian terutama dalam masalah keuangannya, seperti melakukan KSO, atau merger dengan beberapa perusahaan swasta, mengadakan pembentukan yayasan dana pensiun, mengadakan pelelangan atas barang-barang persediaan yang tidak dipergunakan lagi, mengadakan efisiensi biaya operasi dari selu-ruh kegiatan operasi perusahaan, meningkatkan penerimaan terutama untuk jasa non-aeronautika.
Tetapi tolok ukur kinerja keuangan yang diberikan oleh Menteri Keuangan RI., tidak dapat menjamin sepenuhnya akan keber-hasilan dari manajemen pengelolaan suatu BUMN dalam mengadakan penyehatan, sehingga harus ditinjau kembali pos perpos mengenai laporan keuangannya, terutama pos yang mengenai penyertaan lang-sung dari departemen teknis, karena pos ini akan berakibat sebagai aktiva dan equity bagi perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viadini S. Ross
"ABSTRAK
Setelah adanya Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949 di Den Haag, hasil yang dicapai ternyata merugikan bangsa Indonesia, seperti hutang Belanda menjadi tanggung jawab Indonesia serta masalah pengembalian Irian Barat yang diingkari. Perundingan dilakukan baik melalui PBB maupun jalur diplomasi tetapi hasilnya juga tetap gagal. Untuk menekan sikap pemerintah Belanda yang demikian, dalam bidang ekonomi pemerintah melakukan nasionalisasi perusahaan perusahaan Belanda yang ada di Indonesia. Salah satu nasionalisasi perusahaan Belanda adalah dinasionalisasikannya KLM (Koninklijke Luchtvaart Maatschaopij) oleh pemerintah Indonesia dalam hal ini Garuda Indonesia Airways. Semua saham milik KLM dinasionalisasi termasuk Pelabuhan Udara Kemayoran. dalam bentuk Perusahaan Negara. Pelabuhan udara Kemayoran adalah cikal bakal dari Perusahaan Negara Angkasa Pura. Selama masa Demokrasi Liberal, pelabuhan udara Kemayoran penguasaannya dipegang oleh Syah Bandar Udara, Kementrian Perhubungan. Kemudian ketika masa Demokrasi Terpimpin, pelabuhan udara Kemayoran penguasaannya dipegang oleh Menteri Perhubungan Udara Direktorat Penerbangan Sipil dalam bentuk didirikannya Perusahaan Negara Angkasa Pura Kemayoran pada tanggal 15 November 1952. Setelah perusahaan ini didirikan, banyak perkembangan yang dialaminya karena keberadaan perusahaan ini ada pada dua periode, yaitu masa Orde Lama dan masa Orde Baru. Pada masa Orde Lama ini pembentukan Perusahaan Negara Angkasa Pura dilaksanakan atas dasar PERPU (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang) No.19 Tahun 1960, yang menyebutkan bahwa Perusahaan Negara adalah semua perusahaan dalam bentuk apapun yang modal seluruhnya merupakan kekayaan negara, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan Undang-Undang. Jadi adapun inti sebenarnya didirikannya Perusahaan Negara pada masa orde lama adalah dari hasil nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda berdasarkan UU Nasionalisasi No.86 Tahun 1958. Tujuan daripada didirikannya perusahaan ini adalah untuk kehidupan perekonomian Indonesia. yang dengan nasionalisasi dapat diharapkan akan menjadi sumber pendapatan negara yang kemudian digunakan untuk pembangunan. Kemudian pada masa Orde Baru bentuk dari Perusahaan-perusahaan Negara disempurnakan dengan dikeluarkannya PERPU No.1 Tahun 1969, hal ini didasarkan karena banyak terdapat perusahaan-perusahaan Negara yang tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya disamping iklim pemerataan yang tidak membenarkan berlangsungnya secara tidak efisien dan bahwa Perusahaan Negara yang merupakan unit ekonomi yang tidak terpisahkan dari sistim ekonomim Indonesia, sehingga memerlukan tindakan penertiban terhadap Perusahaan Negara selain bahwa kebijaksanaan pemerintah menjurus kearah usaha De'etatisme, dibidang ekonomi dalam setiap kegiatan dengan memberi kesempatan yang sebesar-besarnya kepada usaha swasta disamping Perusahaan Negara, dengan kehidupan kompetisi yang bebas. Setelah dikeluarkannya Perpu No.1 Tahun 1959 tersebut maka proses pengalihan bentuk Perusahaan-perusahaan Negara kedalam 3 bentuk bentuk usaha yakni; Perusahaan Umum (PERUM), Perusahaan Jawatan (PERJAN), dan Perusahaan Perseroan (PERSERO) berjalan dengan melalui inventarisasi Perusahaan Negara yang berada di masing-masing Departemen dan diteliti kedalam bentuk yang sesuai dengan bentuk baru menurut fungsi dan peranannya serta keadaan yang nyata dari Perusahaan Negara itu. Berdasarkan ketentuan dari Perpu No.l Tabun 1959 ini, Perusahaan Negara Angkasa Pura yang didirikan tahun 1962 dengan bentuk Perusahaan Negara selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No.37 Tanggal 21 Oktober 1974 menetapkan perubahan bentuk usaha menjadi Perusahaan Umum (PERUM). Adapun alasannya adalah untuk mengimbangi peningkatan lalu lintas udara yang semakin pesat dan perluasan bandar udara sangat mendesak di Jakarta dan di daerah-daerah serta untuk meningkatkan pelayanan bagi penyelenggaraan angkutan udara yang mempunyai fungsi vital sebagai prasarana pembangunan ekonomi dan ketahanan nasional, maka diperlukan adanya prasarana bandar udara yang mampu memberikan pelayanan yang lebih memadai."
1996
S12554
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
N.J. Suhartono
Jakarta: Balai Pustaka, [date of publication not identified]
899.221 SUH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Salan
Jakarta : Departemen Kesehatan, 1983
362 RUD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Trihadi Sutono
"Tesis ini tentang Penanganan Kejahatan Kekerasan pada Perempatan Lampu Merah Coca Cola di Jakarta. Perhatian utama tesis ini adalah penanganan yang dilakukan oleh penyidik dan penyidik pembantu pada Satuan Reserse Mobile Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metropolitan Jakarta Raya dalam mengungkap dan menangani kejahatan kekerasan pada perempatan lampu merah Coca Cola di Jakarta.
Metode penelitian dalam tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa pengamatan, pengamatan terlibat, wawancara dengan pedoman, serta kajian dokumen untuk memahami dan mendalami penanganan kejahatan kekerasan pada perempatan lampu merah Coca Cola tersebut.
Tesis ini menunjukan bahwa penanganan kejahatan kekerasan pada perempatan lampu merah Coca Cola di Jakarta yang dilakukan oleh Satuan Reserse Mobile Direktorat Reserse Kriminal Umum belum dilaksanakan secara optimal sehingga masyarakat merasa tidak aman dan nyaman.
Penanganan kejahatan kekerasan yang dilakukan oleh Satuan Reserse Mobile meliputi tindakan kepolisian yang bersifat represif yustisial dan tindakan kepolisian yang bersifat represif non yustisial. Tindakan kepolisian yang bersifat represif yustisial dilakukan dengan menggunakan asas legalitas, yaitu dimulai dari ditemukannya tindak pidana kejahatan kekerasan yang diikuti dengan kegiatan penyidikan tindak pidana yang berupa : 1) penyelidikan, 2) penindakan (pemanggilan, penangkapan, penahanan, penyitaan dan penggeledahan), 3) pemeriksaan saksi dan tersangka, 4) penyelesaian dan penyerahan berkas perkara kepada penuntut umum. Kegiatan penyidikan tindak pidana tersebut juga dilakukan dengan adanya dukungan teknis penyidikan serta administrasi penyidikan.
Tindakan kepolisian yang bersifat represif non yustisial dilakukan dengan menggunakan asas preventif dan asas kewajiban umum yang berkaitan dengan diskresi kepolisian. Diskresi kepolisian yang dilakukan oleh petugas Satuan Reserse Mobile Direktorat Reserse Kriminal Umum antara lain yaitu dalam penggunaan tindakan kekerasan dan senjata api serta dalam pelepasan penangkapan.
Kajian dalam tesis ini didukung dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa lokasi perempatan lampu merah Coca Cola di Jakarta cukup rawan terhadap terjadinya kejahatan kekerasan, karena di samping lokasi tersebut merupakan daerah perbatasan antara tiga wilayah hukum Polres Metropolitan di Jakarta, yang mana hal tersebut dapat menimbulkan permasalahan tersendiri dalam penanganan kasus oleh polres atau polsek setempat berkaitan dengan kepastian locus delicti, pada sisi lain, di sekitar lokasi tersebut juga terdapat sebuah pemukiman masyarakat miskin dan kumuh yang diyakini merupakan sumber timbulnya pelaku-pelaku kejahatan kekerasan.
Implikasi dari tesis ini adalah perlunya perbaikan dalam penanganan kejahatan kekerasan di perempatan lampu merah Coca Cola yang dilakukan oleh Satuan Resmob. Perbaikan tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan dengan masyarakat dan petugas-petugas dari instansi terkait lainnya di sekitar lokasi, penataan kembali penugasan anggota Satuan Resmob di lapangan, pengkoordinasian petugas-petugas reserse kewilayahan, penanganan secara terpadu dengan fungsi intelijen dan Babinkamtibmas, serta pengarsipan terhadap file-file yang berkaitan dengan kejahatan kekerasan."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Marchiavanny Pietersz
"Dalam bertutur, setiap penutur memiliki tujuan dan maksud tertentu. Tuturan tersebut seringkali berupa ekspresi pikiran dan perasaan penutur yang disebut dengan tindak tutur ilokusi ekspresif. Dalam tindak tutur ilokusi ekspresif ada kemungkinan mengandung tindak tutur ilokusi lainnya, yaitu asertif, direktif, komisif, atau deklaratif. Penelitian ini selain membahas tindak tutur ilokusi ekspresif juga membahas tindak tutur lain yang terdapat di dalamnya. Data tindak tutur ilokusi ekspresif diperoleh dari novel kanak-kanak (笑猫日记:从外星球来的孩子) Buku Harian Xiao Mao: Anak yang Berasal dari Luar Angkasa karya Yang Hongying. Selanjutnya, dari tindak tutur ilokusi ekspresif yang ditemukan akan dikaji ulang untuk mengetahui apakah ada tindak tutur ilokusi lainnya. Pada tindak tutur ilokusi lainnya yang ditemukan akan ditentukan fungsi-fungsi apa saja yang terdapat di dalamnya. Penentuan fungsi dalam tindak tutur yang ditemukan tersebut didasarkan pada daftar verba performatif Vanderveken dan Macqueen. Dalam penelitian ini, penulis menyampaikan hasil analisis secara deskriptif. Dari penelitian ini ditemukan 96 tindak tutur ekspresif yang diperoleh dalam data. Dari 96 tindak tutur ekspresif diperoleh 83 tindak tutur ilokusi asertif, 27 tindak ilokusi direktif, 14 tindak tutur komisif. Tindak tutur deklarasi tidak ditemukan dalam data. Memberi pujian adalah fungsi dalam tindak tutur yang terbanyak ditemukan dalam penelitian ini. Banyaknya fungsi memberi pujian yang ditemukan dalam data menunjukkan upaya Yang Hongying memberi contoh kepada pembaca, khususnya anak-anak, untuk menghargai orang lain melalui tuturan yang berisi pujian.

Every speaker has a certain purpose and meaning when they uttering. Those utterances are speakers` expressions about their thoughts or feelings which is called expressive illocutionary acts. There`s a possibility that expressive illocutionary acts contain other illocutionary acts such as assertives, directives, commissives, or declaratives. Besides analyzing about expressive illocutionary acts, this study also examines other illocutionary acts. Expressive illocutionary acts data was obtained from a children novel called (笑猫日记:从外星球来的孩子)Diary of a Smiling Cat: The Child from Another Planet by Yang Hongying. Afterward, the writer reexamined those expressive illocutionary acts to ascertain if there are other illocutionary acts. The writer also determined the functions of all illocutionary acts. The writer analyzed those functions based on the list of performative verbs by Vanderveken and Macqueen. In this study, the writer delivers the analysis results descriptively. From this study, there are 96 data of expressive illocutionary acts. Also, there are 83 assertive illocutionary acts, 27 directive illocutionary acts, and 14 commisive illocutionary acts from 96 data of expressive illocutionary acts. Declarative illocutionary acts are not found in the data. `Praise` is the most found function. This function indicates Yang Hongying`s effort to give an example for readers, especially children, how to respect other people by giving them praise or compliments."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
1979
RB 01 T 43
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Tjitradjaja
"Skripsi ini pad dasarnya mencoba mengetengahkan masalah strategi adaptasi sebagai pokok pembahansannya. Dalam skripsim ini bahwa pilihan atas dagang toko oleh sebagian besar orang Cina Citeureup sebagai strategi yang dianggap paling cocok dan menguntungkan untuk menghadapi lingkungan mereka yang sudah berubah sehingga dapat mencapai keadaan hidup mapan tidak hanaya didasarkan pada pertimbangan ekonomi saja, politik, agama dan kepercayaan, serta latar belakang pendidikan mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S12776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Keanekaeragaman sukubangsa dan bahasa di Indonesia sering me-rupakan cumber kebanggaan orang karena dua alasan yang sedi-kit-banyak berlawanan satu dengan yang lain. Pada satu pihak keaneka-ragaman itu sendiri menunjukkan betapa kayanya warisan kebudayaan kita; pada lain pihak perbedaan yang tersimpul di dalam keaneka-ragaman itu menunjukkan betapa kita berhasil mengataainya sehingga persatuan tetap terpelihara.l Pada hake_katnya keaneka-ragaman itu bare merupakan masalah untuk diata_ai jikalau terdapat komunikasi antara sukubangsa yang berbeda itu. Jikalau tidak, maka keaneka-ragaman itu hanyalah suatu tahap dari proses diferensiasi yang makin mendalam sebagaimana nyata terlihat di dalam perkembangan hietoria bahasa-bahasa di dunia Jai."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Program Studi, 1976
D1826
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>