Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140580 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S5602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S8093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritonga, Berliantine Chandrawati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S5546
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
KAJ 8:3 (2003)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suci Wulandari
"Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan pengembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya.
Namun kenyataannya, saat ini masih banyak masyarakat, termasuk kalangan pendidikan, yang memandang museum hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan dan memelihara benda-benda peninggalan sejarah serta menjadi monumen penghias kota. Akibatnya, banyak masyarakat yang tidak ingin untuk meluangkan waktu berkunjung ke museum dengan alasan kuno, tidak prestis, sepi dan bangunannya terkesan angker.
Rendahnya apresiasi masyarakat tersebut ditunjukkan oleh rendahnya tingkat kunjungan ke museum. Museum Sejarah Jakarta, misalnya, yang menempati gedung paling tua di Jakarta (1707) dan dilengkapi sekitar 25.000 buah koleksi, pengunjungnya hanya 3.000-4.000 orang/bulan. Museum Tekstil hanya dikunjungi sekitar 50 orang/bulan. Pengunjung Museum Bahari lebih rendah lagi, kurang dari 50 orang/bulan.
Melihat kenyataan tersebut penulis melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan berkunjung ke museum dan implikasinya terhadap strategi pemasaran museum. Penelitian ini didasarkan pada teori-teori mengenai sikap, pengambilan keputusan, dan constructivits museum.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survei. Populasi penelitian adalah pengunjung museum. Dalam penelitian ini dipilih 10 museum sebagai sampling frame penelitian yaitu museum olahraga, museum istiqla, museum purna bhakti pertiwi, museum telekomunikasi, museum fauna indonesia komodo dan taman reptilia, museum pusaka, museum serangga, museum transportasi, museum nasional dan museum satria mandala., dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Data digali menggunakan kuesioner disusun berdasarkan skala Likert. Uji statistik menggunakan Faktor Analisis dan Regresi.
Dari analisis statistik deskriptif data pengunjung dari kalangan umum terbesar berusia 20-30 tahun (52,7%), berpendidikan SMU (41,8%) dan memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta (42,3%), dari presentasi tersebut responden mengunjungi museum dalam setahun 1-2 kali (71,6%). Hal ini menunjukkan data segmentasi demografi pengunjung museum.
Hasil uji statistik melalui faktor analisis menunjukkan 11 variabel tereduksi menjadi 4 faktor yaitu kreativitas, promosi, koleksi museum dan program kegiatan yang ada di museum. Hal ini mencerminkan aspek segmentasi psikografis.
Pada uji kekuatan hubungan variabel dependen (keinginan berkunjung ke museum) dengan variabel independen didapatkan r Pearson's sebesar 0,710 dan r Square 0504 menunjukkan bahwa sekitar 50,4% keinginan berkunjung ke museum dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen tersebut, sedangkan 49,6% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak terdapat dalam model.
Dari hasil uji regresi tersebut menunjukkan yang mempengaruhi keinginan berkunjung ke museum (variabel dependen) adalah kreativitas, promosi, koleksi museum dan program kegiatan, sedangkan yang paling besar pengaruhnya diantara keempat variabel tersebut adalah koleksi museum (dilihat dari nilai baku (beta) yang paling tinggi nilainya).
Berdasarkan hasil analisa data tersebut di atas, maka strategi pemasaran yang akan dilaksanakan, sebaiknya melihat kondisi obyektif yang ada, artinya melihat dan memperhatikan: aspek pasar, pembuatan produk kegiatan, penetapan harga dan promosi dilakukan berdasarkan aspek-aspek segmentasi demografis dan psikografis yang sudah terbentuk.

Museum is a permanent and non-profit institution, which provides public services in obtaining, maintaining, connecting and exhibiting for study, educational and fun purposes, also verification of human being and it's environment.
However, society including educators, remain to regard that museum is just the place for keeping and maintaining archeological fossils and a monument of the city. As a result, many people do not want to spend their time to visit, because they still believe that museum is only an old-fashioned thing even some see it as a scary building.
This low level of appreciation of the society can be seen from the data of visitor?s attendance that shows a really low number. For instance, Jakarta's Archeological Museum, which is the oldest one in Jakarta (1707) that having more than 25.000 collections, only attracts about 3000 - 4000 visitors a month. Roughly 50 people a month only visit Textile Museum. Even worst, other museums are visited less then that number.
Considering this fact, the author conducts this research to find out the factors influencing the people to go to museum, and the implication of these factors toward museum marketing strategy. This research basically based on the factors such as theories of attitude, decision-making, and museum constructivist.
The research was conducted by using quantitative approach and was carried out with survey method and considers the museum visitor as a population. In this research, 10 museums were selected as sampling frame research, namely: sport museum, Istiglal Museum, Puma Bhakti Pertiwi Museum, Telecommunication Museum, Indonesia's Komodo Fauna and Reptile Museum, Inheritance Museum, Insect Museum, Transportation Museum, National Museum, and Satria Mandala, by sample taking technique using accidental sampling. Data were collected using questionnaire on Likert scale using and Analysis Factors and Regression.
Descriptive statistical analysis shows that the largest number is a public visitor with the classification by age is from 20 - 30 years old (52,7%), by education is mostly high school (41,8%) and by job is private employees (42,3%). This analysis also shows that respondents visit a museum 1-2 times (71,6%) within one year We all know that those data are demographic segmentation of museum visitor.
By analysis factors 11 variables were reduced to 4 factors: creativity, promotion, museum collections, and activity programs in museum. This reflects psychographics segmentation aspect.
Strength lest on dependent variable link (purpose of visiting museum) by using independent variable was found that r Pearson's was 0,710 and r Square 0,504. This shows that about 50.4% of visiting purpose to museum can be explained by those independent variables, whereas 49.6% can be explained by other variables, which are not captured by the model.
The regression result shows that the influencing purposes for visiting museum (variable dependent) are creativity, promotion, museum collections, and activity program, whereas the most influencing one among the four variables is museum collections (the highest with beta).
Based on the result of the above data analysis, inters marketing strategy that will be carried out should consider the existing objective condition, which means that by seeing and considering: market aspect, activity product making, price regulation and promotion are carried out based on the established aspects of demography psychograph segmentation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elevita Yuliati
"Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen gedung bioskop untuk dapat terus menarik minat masyarakat mengunjungi bioskop adalah dengan mempertahankan dan meningkatkan kepuasan pengunjungnya. Selanjutnya kepuasan diharapkan akan menimbulkan Ioyalitas pelanggan yang diwujudkan antara lain dalam bentuk kunjungan berulang.
Penelilian ini bermaksud untuk meujawab pertanyaan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi kepuasan pengunjung bioskop di Jakarta dan pengaruh pensepsi kepuasan tersebut terhadap loyalitas pengunjung bioskop di Jakarta. Dalam model penelitian ini indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur persepsi kepuasan pengunjung bioskop adalah lokasi bioskop, kemudahan mendapatkan tiket, fasilitas lobby bioskop, fasilitas dalam teater dan kenyamanan menonton Selanjutnya persepsi kepuasan pengunjung ini dikaitkan dengan loyalitas pengunjung.
Unit analisis penelitian ini adalah mahasiswa dan siswa SMU. Pengambilan sampel dilakukan di Universitas Indonesia dan SMU Al-Azhar Pejaten. Responden diminta untuk mengisi kuesioner. Item pertanyaan kuesioner adalah indikator-indikator untuk mengukur konstruk-konstruk penelitian ini. Konstruk lokasi bioskop, kemudahan mendapatkan tiket, fasilitas lobby bioskop, fasilitas dalam teater, kenyamanan menonton, kepuasan pengunjung dan loyalitas pengunjung masing-masing diukur dengan menggunakan 4 indikator. Selumhnya terdapat 28 indikator dalam penelitian ini.
Metode analisis data yang digunakan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama pengolahan data dilakukan dengan menggnuakan analisis faktor pada setiap konstruk yang ada pada model penelitian. Hal ini dilakukan guna meIihat kelayakan indikator-indikator dalam membentuk masing-masing konstruknya. Setelah diperoleh hasil dari teknik analisis faktor, malta dilakukanlah teknik analisis tahap kedua yaitu dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Responden dalam penelitian ini berjumlah 140 orang.
Hasil analisis data dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa:
1. Lokasi bioskop secara signifikan mempengaruhi persepsi kepuasan pengunjung bioskop.
2. Fasilitas lobby bioskop secara signifikan mempengaruhi persepsi kepuasan pengunjung bioskop.
3. Fasilitas dalam teater secara signifikan mempengaruhi persepsi kepuasan pengunjung bioskop.
4. Persepsi kepuasan pengunjung bioskop secara signifikan mempengaruhi loyalitas mereka.
Sedangkan kemudahan mendapatkan tiket dan kenyamanan menonton tidak signifikan mempengaruhi persepsi kepuasan pengunjung bioskop.
Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa model penelitian terbukti, yaitu dengan adanya hubungan antara persepsi kepuasan pengunjung bioskop dengan Ioyalitas mereka.

Customer satisfaction has become a vital key of competitive and customer retention strategies. Keeping customers satisfied is essential for long-term success of a certain business, including cinema or, in a more familiar present form, cineplex business. The management of a cineplex has to keep its patrons satisfied and if possible, giving them more satisfaction each time they visit the cineplex. Satisfacton will bring about customer loyalty which in its turn will manifest itself in the form of repeat buying.
This research is intended to answer the questions which factors influence perceived satisfaction of cineplex patrons in Jakarta and how the perceived satisfaction affecting their loyalty. In the research model, the writer used indicators below: The cineplex location, access to buy tickets, facilities in cineplex lobby, facilities in the theater, and the pleasure of watching film in the theater. In the next stage ofthe research, the writer tried to link the perceived satisfaction of cineplex patrons to their loyalty towards cineplex.
The analysis unit of this research is unhrersity and high school students. The research sample came from the University of Indonesia and Al-Azhar 2 Islamic High School. Respondents were asked to fill in questionnaires. The items in the questionnaire were the indicators to measure the constructs ofthe research. The writer used 4 indicators each to measure the constructs of cineplex location, access to buy tickets, facilities in cineplex lobby, facilities in the theaten the pleasure of jilrnwatching, customer satiqaction and customer loyalty, which bring about the total of 28 indicators used in this research.
The writer used a two-stage analysis method in this research. In the first stage the writer used factor analysis for each construct in the research model to assess the validity of each indicator. In the next stage, the writer used multiple regression analysis to assess the influence of independent variables to the dependent variables. Total respondents participated in this research is 140.
The results of data analvsis in this research are:
1. The location ofthe cineplex is significantly influencing the perceived satisfaction on the cineplex patrons.
2. The facilities in the cineplex lobby is significantly influencing the perceived satisfaction ofthe cineplex patrons.
3. The facilities in the theater is significantly influencing the perceived satisfaction of the cineplex patrons.
4. The perceived satisfaction of the cineplex patrons is significantly influencing their loyalty towards cineplex.
While access to buy tickets and the pleasure of film watching are not significantly
influencing the perceived satisfaction ofthe cineplex patrons.
The result of this particular research has proved that the perceived satisfaction of the cineplex patrons is significantly influencing their loyalty toward cineplex.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17773
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fery Syahrudin
"Internet Banking adalah salah satu hasil pengembangan teknologi di bidang perbankan. Dalam proses pengembangannya, internet banking sebagai produk yang berbasiskan teknologi tinggi mengalami dua tahap yaitu : proses difusi dimana internet banking di sebarkan dari penyedia produk ke konsumen akhir melalui media komunikasi tertentu dan proses adopsi yaitu proses dimana konsumen akan mengambil keputusan untuk menggunakan dalam memenuhi kebutuhannya atau menundanya pada masa akan datang atau tidak sama sekali. Berbagai faktor dapat mempengaruhi kedua proses tersebut di atas.
Sejauh pengamatan penulis, pengembangan internet banking di Indonesia masih difokuskan dalam pengembangan fitur produk/pelayanan yang ditawarkan. Namun pada kenyataannya, berdasarkan survei terdahulu diindikasikan bahwa fitur produk/pelayanan yang ditawarkan belum dapat meningkatkan preferensi konsumen untuk mengadopsi intemet banking. Oleh karena itu menjadi penting untuk dapat mengetahui faktor-faktor apa yang sebenarnya mempengaruhi preferensi konsumen dalam mengadopsi internet banking. Sehingga apa yang akan dilakukan perbankan dalam strategi pengembangan internet banking dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.
Dalam proses pengembangan internet banking di Indonesia, faktor keamanan diduga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi proses adopsi internet banking mengingat selain karakteristik sosial masyarakat itu sendiri dengan tingkat kepercayaan yang rendah juga telah terjadi distorsi informasi tentang keamanan internet banking melalui informasi yang cenderung memberikan nilai negatif terhadap keamanan internet banking di persepsi konsumen. Oleh karena itu penting kiranya untuk dapat mengetahui apa sebenamya persepsi konsumen terhadap keamanan internet banking dan siapakah sebenarnya yang dapat mempengaruhi persepsi keamanan internet banking tersebut. Sehingga baik dalam hal perbankan sistem dan teknologi yang digunakan dalam mendukung keamanan internet banking juga komunikasi yang disampaikan dapat lebih mengarah kepada kebutuhan keamanan yang diinginkan konsumen.
Penelitian ini didasari pada teori-teori yang dapat mendasari tujuan penelitian yaitu : teori-teori mengenai proses difusi dan adopsi sebuah inovasi, kualitas pelayanan internet, ekuitas sebuah web site (web equity) dan teori tentang persepsi konsumen terhadap keamanan internet. Dari teori-teori tersebut didapatkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses adopsi inetemet banking yaitu : pengetahuan (awareness) produk/pelayanan yang ditawarkan, persepsi keamanan, kecepatan akses/transaksi, kemudahan penggunaan, dan fitur produk/pelayanan yang ditawarkan. Juga didapatkan bahwa terdapat 14 dimensi yang membentuk persepsi konsumen terhadap keamanan internet banking. Adapun pihak-pihak yang diduga dapat mempengaruhi persepsi kansumen terhadap keamanan internet banking adalah : teman terdekat, keluarga terdekat, bank/staf bank, pemerintah, dan pakar teknologi infomasi.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi proses adopsi intemet banking yaitu : pengetahuan (awareness) produk/pelayanan yang ditawarkan, kemudahan penggunaan, dan persepsi keamanan internet banking. Adapun penelitian tentang persepsi konsumen terhadap keamanan intemet banking menyimpulkan terdapat dua persepsi keamanan yaitu Pertama, kehandalan sistem dan teknologi yang digunakan yang meliputi adanya mekanisme/prosedur yang baik dan teknologi yang handal untuk mendukung dan menjamin bahwa internet banking itu aman. Kedua, keamanan transaksi yang meliputi tidak adanya pihak ketiga yang tidak berhak dapat melakukan transaksi, keamanan data pribadi dan password saat melakukan transaksi, informasi status transaksi yang jelas, dan adanya bukti transaksi hitam diatas putih. Adapun pihak yang paling berpengaruh terhadap persepsi keamanan internet banking adalah pakar teknologi informasi. Disimpulkan pula bahwa pengetahuan konsumen terhadap sistem dan teknologi yang dipakai perbankan untuk mengamankan transaksi intemet banking masih cukup rendah.
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan perbankan Indonesia dapat melakukan langkah-langkah yang efektif dan efisien dalam mengembangkan internet banking. Adapun langkah-langkah pengembangan internet banking yang disarankan adalah memperbaiki sistem dan teknologi yang dapat mendukung keamanan internet banking, merancang desain intemet banking sehingga memudahkan konsumen dalam menggunakannya, serta mengkomunikasikan produk/pelayanan yang ditawarkan, kemudahan penggunaan, dan keamanan internet banking sesuai apa yang dipersepsikan konsumen."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T20022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliyanti
"Faktor-faktor yang mempengaruhi iklan pada World Wide Web menjadi menarik untuk diamati dimana World Wide Web merupakan media iklan yang tergolong masih baru, tetapi memiliki potensi yang besar untuk perkembangannya dimasa datang. Dengan media ini terjadi pembaharuan dalam cara-cara berkomunikasi dan melakukan kegiatan bisnis dengan konsumen. Media ini menampakan kesempatan bare yang bagus bagi advertiser dan pemasar untuk berkomunikasi dengan pasar yang baru dan ada dalam cars yang baik.
Penelitian ini mencoba untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi ikian pada World Wide Web terhadap nilai iklan dan sikap konsumen terhadap ikian pada World Wide Web. Responden adalah mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang mana merupakan mahasiswa dalam bidang ilmu komputer.
Tujuan penelitian ini meliputi :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penentu yang mempengaruhi nilai iklan pada World Wide Web.
2. Untuk mengetahui bagaimana nilai iklan mempengaruhi sikap konsumen terhadap ikian pada World Wide Web.
3. Untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor penentu mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan pada World Wide Web.
Indikator-indikator untuk masing-masing variabel yang diteliti diambil berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ducoffe (1996) dan Bracket dan Carr,JR (2001). Pada penelitian ini pengolahan data menggunakan factor analysis dan regressi linier dengan bantuan SPSS 10. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor penentu Entertainment, Informativeness dan Credibility mempunyai pengaruh terhadap nilai ikian pada World Wide Web sedangkan Irritation tidak berpengaruh. Ini tentunya berbeda dengan penelitian Bracket dan Carr, JR (2001) dimana Entertainment, Informativeness, Irritation dan Credibility memiliki pengaruh terhadap iklan pada World Wide Web.
Dari penelitian ini juga terlihat adanya pengaruh antara Advertising value (niiai iklan) terhadap Attitude toward advertising (sikap konsumen) pada iklan di World Wide Web. Hasil ini sejalan dengan penelitian Bracket dan Carr,JR (2001). Pada pertanyaan yang diajukan ke responden temyata iklan pada World Wide Web merupakan ikian yang paling efisien."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzikran Kurniawan
"Berdasarkan fatwa DSN-MUI, transaksi saham di bursa efek menerapkan prinsip kehati-hatian. Keterbukaan informasi merupakan faktor fundamental dalam menciptakan pasar modal yang efisien. Pengungkapan dalam laporan tahunan merupakan salah satu instrumen yang digunakan oleh regulator bidang pasar modal untuk meningkatkan transparansi dan fairness dalam transaksi di pasar modal.
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis tingkat pengungkapan pada emiten saham yang termasuk dalam daftar efek syariah sebagaimana ditetapkan BAPEPAM-LK. Pengujian dilakukan terhadap pengaruh faktor ukuran perusahaan, proporsi kepemilikan saham publik, reputasi auditor dan tingkat leverage terhadap luas pengungkapan dalam laporan tahunan, serta dampak peningkatan luas pengungkapan terhadap tingkat pengembalian saham dan earnings response coefficient. Penelitian dilakukan terhadap 72 sampel laporan tahunan 2009 untuk emiten saham syariah. Pengukuran luas pengungkapan mencakup 52 item yang terdiri dari pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap luas pengungkapan, sedangkan variabel kepemilikan saham publik, reputasi auditor dan tingkat leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap luas pengungkapan. Pengungkapan aspek sosial dilakukan lebih luas oleh perusahaan dalam industri high-profile dibandingkan perusahaan low-profile. Peningkatan luas pengungkapan memiliki dampak positif terhadap tingkat pengembalian saham. Penelitian tidak berhasil membuktikan hipotesis mengenai adanya hubungan antara luas pengungkapan dengan earnings response coefficient.

According to the fatwa issued by National Sharia Board (DSN-MUI), stock exchange?s transactions should apply the prudent principle. Disclosure of the material information is a fundamental factor in creating an efficient capital market. Disclosures in annual reports is one of the instruments used by capital market regulators to improve transparency and fairness in transactions in the capital market.
This study conducted to analyze the disclosure in the annual reports of the company issued shares that included in the Sharia Securities List. The tested the impact of the firm size, proportion of public ownership, auditor reputation and the leverage to disclosure in annual reports, as well as the impact of disclosure to stock returns and earnings response coefficients. Research conducted on 72 samples of the 2009 annual reports. Disclosure level in annual report measured with 52 items consisting of mandatory and voluntary disclosure.
The results showed that the firm size had a significant positive effect on disclosure level, while the portion of public ownership, auditor reputation and leverage had no significant effect on disclosure level. High-profile companies disclose more information about social themes than low-profile industries. This study proved the hypothesis that the disclosure level has a positive impact on stock returns. The results also showed that there is no significant correlation between level of disclosure and earnings response coefficient.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30185
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>