Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98084 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Chairunnisa
"Penelitian tentang potensi pencegahan kanker dari ekstrak kasar H. atra di Indonesia belum pernah dilakukan. Penelitian dilakukan untuk menguji ekstrak kasar Holothuria atra sebagai pencegah kanker melalui uji mikronukleus terhadap sumsum tulang Mus musculus jantan galur DDY. Potensi ekstrak kasar H. atra sebagai pencegah kanker diketahui dengan menentukan persentase jumlah mikronukleus (MN) pada 2000 sel eritrosit polikromatik (PCE).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi MN pada 4 kelompok perlakuan yang dicekok larutan ekstrak kasar H. atra dosis 0,33; 0,66; 0,99 dan 1,32 g/kg bb selama 7 hari berturut-turut dan diinjeksi kolkisin pada hari ke-7 (KP1, KP2, KP3, KP4) berbeda secara nyata (p < 0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol positif yang hanya dicekok akuades dan disuntik kolkisin pada hari ke-7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian larutan ekstrak kasar H. atra dengan dosis 0,33; 0,66; 0,99 dan 1,32 g/kg bb berpotensi mencegah kanker dengan parameter penurunan jumlah MN pada 2000 PCE mencit galur DDY.

Research about the cancer-prevention activity of crude extract from Holothuria atra Jaeger in Indonesia has never been done. Therefore, this study were performed to test the cancer-prevention potency of H. atra crude extract using the micronucleus test of male mice (Mus musculus L.) DDY bone marrow. The cancer-prevention potency was knew by counting micronucleus (MN) in 2000 polychromatic erythrocyte cells (PCE).
In this study, MN frequency in 4 treatment groups which given H. atra dose 0,33; 0,66; 0,99 and 1,32 g/kg body weight orally (KP1, KP2, KP3 and KP4) significantly decrease if compare to positive control group. Our data showed that treatment of H. atra crude extract's solution with dose 0,33; 0,6; 0,99 and 1,32 g/kg body weight can reduce the frequency of micronucleus in PCE from bone marrow smears induced by 1 mg/kg body weight colchicine intraperitoneally.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1321
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Januar Hakam
"Penelitian tentang potensi aktivitas antikanker ekstrak kasar Holothuria atra di Indonesia belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, telah dilakukan penelitian untuk menguji potensi antikanker ekstrak kasar H. atra menggunakan uji mikronukleus dari sumsum tulang Mus musculus jantan galur DDY yang sebelumnya telah diinduksi 0,66 mg/kg bb kolkisin secara intraperitoneal. Hasil pengujian aktivitas antikanker secara in vivo menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kasar H. atra dengan dosis 0,33; 0,66; 0,99; dan 1,32 g/kg bb selama 7 hari secara oral mampu menurunkan frekuensi sel eritrosit polikromatik (PCE) bermikronukleus secara nyata (p < 0,05) yang diamati melalui preparat apusan sumsum tulang paha mencit. Dosis 0,33; 0,66; 0,99; dan 1,32 g/kg bb secara berurutan mampu menurunkan frekuensi sel PCE bermikronukleus sebanyak 51,24%; 59,70%; 63,68%; dan 68,66%. Namun, dosis ekstrak kasar H. arta yang optimum belum ditemukan. Berdasarkan hasil pengujian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak kasar H. atra mempunyai potensi aktivitas antikanker.

Research on potential anticancer activity of Holothuria atra crude extracts in Indonesia has never been done. Therefore, we conducted a study to test the anticancer potential of H. atra crude extract using the micronucleus test of male Mus musculus strain DDY bone marrow who had previously been induced by 0.66 mg/kg bw colchicines intraperitoneally. Our data showed that treatment of H. atra crude extract at dose 0,33; 0,66; 0,99, and 1,32 g/kg bw for 7 days orally can reduce the frequency of micronucleus in polychromatic erythrocytes cells (PCE) from bone marrow smears. Dose of 0,33; 0,66; 0,99, and 1,32 g/kg bw in sequence can reduce the frequency of micronucleus in PCE as much as 51,24%; 59,70%; 63,68%; dan 68,66%. However, the optimum doses of H. atra crude extract has not been found. Based on these results we conclude that H. atra crude extract has potential anticancer activity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1341
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Monati Septarini
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui efek diuretik ekstrak rimpang temu mangga (Curcuma mangga Val. & Van Zijp.) dengan dosis 20 mg/kg bb, 40 mg/kg bb, dan 80 mg/kg bb, terhadap mencit (Mus musculus L.) galur DDY. Penelitian dilakukan di Laboratorium Metabolisme Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi FKH-IPB. Tiga puluh ekor mencit jantan galur DDY dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok eksperimental KE1, KE2, dan KE3 yang masing-masing diberi ekstrak rimpang temu mangga dengan dosis 20 mg/kg bb, 40 mg/kg bb, dan 80 mg/kg bb; kelompok kontrol negatif (KKN) yang diberi larutan salin 0,1% tween-80; kelompok kontrol positif 1 (KKP1) yang diberi urea dosis 500 mg/kg bb; dan kelompok kontrol positif 2 (KKP2) yang diberi furosemid dosis 3 mg/kg bb. Seluruh bahan uji diberikan secara oral. Aktivitas diuretik maksimum KE1, KE2 dan KE3 secara berurutan adalah 0,59; 1,18; dan 0,84. Berdasarkan skala Gujral (1955) ekstrak rimpang temu mangga dosis 40 mg/kg bb menghasilkan aktivitas diuretik menengah, dosis 80 mg/kg bb menghasilkan aktivitas diuretik lemah, dan dosis 20 mg/kg bb belum dapat menghasilkan aktivitas diuretik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuvinta Riandisty
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak metanol rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc.) dosis 20 mg/kg bb, 40 mg/kg bb, dan 80 mg/kg bb, terhadap aktivitas diuretik mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY. Penelitian dilakukan di Laboratorium Metabolisme, Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi FKH IPB, Bogor. Tiga puluh ekor mencit jantan galur DDY dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (KKN) (salin 0,10% tween-80), kelompok kontrol positif 1 (KKP1) (urea), kelompok kontrol positif 2 (KKP2) (furosemid), dan 3 kelompok eksperimen (KE) (ekstrak rimpang temu putih) yaitu KE1, KE2, dan KE3 dengan dosis masing-masing 20, 40, dan 80 mg/kg bb. Pengamatan volume urin kumulatif dilakukan setiap jam selama 5 jam setelah pencekokan. Analisis data secara deskriptif menunjukkan bahwa aktivitas diuretik tertinggi untuk KKP2, KE1, KE2, dan KE3 masing-masing sebesar 3,57; 0,54; 1,41; dan 0,85. Berdasarkan skala diuretik Gujral dkk. (1955), ekstrak rimpang temu putih dosis 40 mg/kg bb dan 80 mg/kg bb memiliki aktivitas diuretik, namun dosis 20 mg/kg bb tidak memiliki aktivitas diuretik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Hardian
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui potensi madu PS (Pollen Substitute) sebagai penurun kadar glukosa darah puasa dan post-prandial mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY. Dua puluh empat ekor mencit jantan dibagi ke dalam 4 kelompok hewan uji, yaitu kelompok kontrol normal (KK1) yang diberikan pakan standar dan akuades, kelompok kontrol perlakuan (KK2) yang diberikan aloksan dan akuades, dan 2 kelompok perlakuan (KP1 dan KP2) yang diberikan aloksan serta madu PS 10% dan 20%selama 14 hari berturut-turut. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada awal (t0) dan akhir penelitian (t14)dengan menggunakan glukometer. Hasil uji anava satu arah (P<0,05) menunjukkan adanya pengaruh nyata pemberian madu PS terhadap kadar glukosa darah semua hewan uji. Hasil uji LSD (P<0,05) menunjukkan bahwa kadar glukosa darah KP2 tidak berbeda nyata dengan KK1. Penurunan kadar glukosa darah puasa dan post-prandialKP2 secara berturut-turut mencapai 42,5% dan 39,75%.Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian madu PS 20% dapat menurunkan kadar glukosa darah mendekati normal (mengacu pada KK1).

The study has been conducted to know the hypoglycemic effect of PS (Pollen Susbtitute) honey administration on fasting and post-prandial blood glucose level of male-DDY mice (Mus musculus L.). Twenty four male mice were divided to four groups consisting of normal control group (KK1) which was administered with neither alloxan or PS honey; treatment control group (KK2) which was administered with alloxan; and two treatment groups (KP1 and KP2) which was administered with alloxan and PS honey 10% and 20%, respectively, within 14 consecutive days. Fasting (16 hours) and post-prandial (2 hours after eating) blood glucose level were measured using glucometer. One-way anova test (P<0,05) showed that fasting and post-prandial blood glucose level decreased significantly. Least significant difference (LSD) (P<0,05) test showed that only the administration of 20% PS honey (KP2) cause the significant decrease in both fasting and post-prandial blood glucose level. According to normal control group (KK1), the blood glucose level of KP2 has been reduced to its normal range. It is concluded that administration of 20% PS honey significantly lowered blood glucose level (fasting and post-prandial).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisha Ika Shanty
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui potensi
antihiperglikemik simplisia Alphitobius sp. pada mencit (Mus musculus L.) yang diinduksi aloksan monohidrat (250 mg/kg bb). Dua puluh lima ekor mencit jantan, dibagi ke dalam 5 kelompok, terdiri atas kelompok kontrol normal yang diberi akuades (KK1), kelompok kontrol perlakuan yang diinduksi aloksan dan diberi akuades (KK2), kelompok perlakuan yang diinduksi aloksan dan diberi simplisia
dosis 0,5; 1,05; dan 1,6 mg/kg bb (KP1; KP2; KP3). Pemberian simplisia
dilakukan selama 14 hari beruturut-turut. Hasil uji ANAVA (P < 0,05)
menunjukkan adanya pengaruh pemberian simplisia terhadap kadar glukosa darah puasa dan post prandial mencit. Hasil uji LSD (P < 0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antara KK1 dengan KP2 dan KP3, tetapi ada perbedaan nyata antara KK2 dengan KK1,KP2 dan KP3. Pemberian simplisia dosis 1,05 dan 1,6 mg/kg bb mampu menurunkan kadar glukosa darah puasa sebanyak 29,91% dan 37,04%, dan post prandial sebanyak 49,51%, dan 52,32% ke keadaan normal (KK1 sebagai acuan).

The study has been conducted to know antihyperglycemic effect of simplicia Alphitobius sp. on alloxan (250 mg/kg bb) induced male DDY mice (Mus musculus L.). Twenty five mice were divided into 5 groups consisting, normal control group which was administered with aquades (KK1), treatment control group which was induced by alloxan and given aquades (KK2), treatment groups which were induced by alloxan and given 0,5; 1,05; 1,6 mg/kg bb (KP1; KP2; KP3) dose of simplicia. Simplicia were given consecutively for 14 days. One-way anova test result (P < 0,05) showed that there was difference in fasting and post
prandial glucose level among those groups. Least Signficant Difference (LSD) test (P < 0,05) showed that there was no difference between KK1 - KP2 and KP3. But, there was difference between KK2 - KK1, KP2, and KP3. Result showed that simplicia’s dose 1,05 and 1,6 mg/kg bb were able to lower fasting blood glucose level up to 29,91% and 37,04%, also post prandial glucose level up to 49,51% and 52,32% to normal control (KK1) state.
"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marleisje
"ABSTRAK
Lengkuas (Alpinia galanga L.) banyak digunakan sebagai penyedap masakan, minuman, dan obat tradisional. Salah satu komponen kimia lengkuas yaitu sesquiterpene, bahkan telah terbukti sebagai antitumor dan antikanker. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pencekokan ekstrak lengkuas pada mencit (Mus musculus L.) dengan dosis 6,25; 12,5; 25; 50; 100 mg/kg bb selama 7 hari berturut-turut terhadap kerusakan sitogenetik yang diinduksi oleh mitomisin C melalui uji mikronukleus. Penghitungan mikronukleus dilakukan pada 1.000 eritrosit polikromatik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ekstrak lengkuas memiliki aktivitas antimutagenik, terbukti pada dosis 6,25; 12,5; 25; 50; clan 100 mg/kg bb ekstrak lengkuas dapat menghambat kerusakan sitogenetik yang diinduksi oleh mitomisin C pada enitrosit polikromatik sumsum tulang mencit. Walaupun demikian, pencekokan ekstrak lengkuas dengan dosis yang semakin meningkat tidak menyebabkan penurunan jumlah mikronukleus. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui komponenkomponen kimia pada lengkuas yang memiliki aktivitas antimutagenik dan mekanisme antimutageniknya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>