Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149860 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Dewi Silvialestari
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang
dilakukan oleh produk rumah tangga kategori pelicin pakaian merek Kispray
dalam upaya membangun ekuitas merek. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif. Pihak brand Kispray mewakili perusahaan dalam memberikan
informasi mengenai strategi komunikasi pemasaran yang digunakan Kispray.
Kesimpulan strategi komunikasi pemasaran yang digunakan Merek Kispray untuk
membangun ekuitas merek adalah advertising, sales promotion, event &
experience, dan public relations & publicity. Keempat strategi komunikasi
pemasaran yang digunakan masing-masing memiliki tujuan untuk membangun
ekuitas merek dari empat kategori pembentukan ekuitas merek menurut Kotler
(2009), yaitu brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand
loyalty. Pemasangan advertising bertujuan untuk pembentukan brand awareness
dan brand association. Sales promotion bertujuan untuk membangun lebih jauh
brand association. Pelaksanaan event & experience, dan public relations &
publicity bertujuan untuk membangun brand association, namun lebih banyak
pada tujuan perceived quality dan brand loyalty.

ABSTRACT
This research aims to find out the marketing communication strategy undertaken
by Kispray brand, aid ironing product, to build brand equity. Research method
used in this research is qualitative method. Kispray represents the company to
provide information of marketing communication strategies that used by the
brand. The conclusion of marketing communications strategy that used by
Kispray to build brand equity are advertising, sales promotion, event &
experience, and also public relations & publicity. These fourth marketing
communications strategy have a goal to build the brand equity of the four
categories of brand equity according to Kotler (2009), such as brand awareness,
brand association, perceived quality, and brand loyalty. Advertising placement
aims to build brand awareness and brand association. Meanwhile, sales promotion
aims to build more brand association. Furthermore, the aim of event &
experience and public relations & publicity also to build brand association, but the
focus is more on the purpose of perceived quality and brand loyalty, This research aims to find out the marketing communication strategy undertaken
by Kispray brand, aid ironing product, to build brand equity. Research method
used in this research is qualitative method. Kispray represents the company to
provide information of marketing communication strategies that used by the
brand. The conclusion of marketing communications strategy that used by
Kispray to build brand equity are advertising, sales promotion, event &
experience, and also public relations & publicity. These fourth marketing
communications strategy have a goal to build the brand equity of the four
categories of brand equity according to Kotler (2009), such as brand awareness,
brand association, perceived quality, and brand loyalty. Advertising placement
aims to build brand awareness and brand association. Meanwhile, sales promotion
aims to build more brand association. Furthermore, the aim of event &
experience and public relations & publicity also to build brand association, but the
focus is more on the purpose of perceived quality and brand loyalty]"
2015
T44178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hastri Dwi Kencana Putri Beno
"Dibandingkan dengan kompetitor langsung dan tidak langsung, Ayam Ulbid menawarkan ukuran saji yang lebih beragam (250 gr, 500 gr, 1 kg, bulk order). Dibandingkan dengan kompetitor langsung, Ayam Ulbid menawarkan varian rasa yang lebih beragam dan menjangkau berbagai selera (western, nusantara, dan oriental).
Dibandingkan dengan kompetitor langsung dan tidak langsung, Ayam Ulbid menerima pesanan jumlah besar (bulk order) melalui sistem pre-order.
Dibandingkan dengan kompetitor langsung dan tidak langsung, harga produk lebih murah dengan jumlah sajian yang lebih banyak. Weaknesses (Kelemahan)
Sumber daya manusia terbatas sehingga maksimum pesanan hanya 10 kilogram per hari (tidak termasuk pesanan pre-order) dan tidak memungkinkan untuk menerima pesanan dengan jumlah besar dalam waktu singkat
Belum memanfaatkan media digital dengan maksimal Masih mengandalkan word-of-mouth dari konsumen yang pernah membeli Belum terdaftar sebagai mitra/seller di berbagai platform pesan-antar makanan sehingga konsumen sulit menjangkau Ayam Ulbid jika dibandingkan dengan kompetitor yang sudah terdaftar di platform tersebut.

Compared to direct and indirect competitors, Ayam Ulbid offers wider variety of serving sizes Compared to direct and indirect competitors, Ayam Ulbid offers more variety of flavors that covers various taste (western, Indonesian, oriental) Ayam Ulbid receives bulk orders through pre-order system Ayam Ulbid’s product prices are cheaper Weaknesses
The number of human resources is limited. Unoptimized use of digital media as marketing channel Still rely on word-of-mouth from past costumers
Not yet registered as seller on e-hailing platformOpportunities There are many digital media features that can be used to promote products The increase of buying food daringhabit Changes in people’s lifesyles that prioritize cleanliness and hygiene Threats There are many competitors who provide similar producst and have more resources
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Awanda Erna
"Evaluasi program komunikasi pemasaran dalam repositioning produk RRI darl radio pemerintah {state apparatus body) menjadi radio publik (public service broadcasting} berarti menata ulang nilai-ni1ai dasar (core values), filosofi, budaya, reputasi, strategi dan personal di dalam organisasinya yang tenru berimplikasi pada produk (jasa siaran) dan brand image. Adapun tujuan penelilian untuk mengetahui hasii yang telah dicapai selama berlangsungnya proses pe!aksanaan program komunikasi pemasaran daiam rangka repositioning produk RRI sebagai lembaga penyiaran publik dan mengetahui persepsi khalayak pendengar terhadap produk RRI sebagai hasil program reposirfotting. Di dalam unit analisis RRl Jakarta peneliti menggunakan konsep repositioning Belch dan Belch (2004) dan konsep iklim komunikasi organisasi RRI umuk melakukan pemantauan, evaluasi, dan pengendalian program komunikasi pemasangan yaitu efektivitas program dibandingkan target yang dltctapkan, mengukur output (message transmission), outgrowth (message reception), dan outcome (message effect).

Marketing communication program evaluation in RRIs product repositioning from state radio (state apparatus body) into a public media (public service broadcasting) meant retransmitting its core values, philosophy, culture reputation and personnel inside its organization which indirectly implicated its products and brand image. The objective of this study to know the effect of the repositioning process and to gauge the perceptions of RR1 listeners after the repositioning process. To analyze these effects, the writer uses the Belch and Belch repositioning concepts (2004) and the RRI organization's communication climate concept in monitoring, evaluating, and controlling the communication program, which is the affectivity of the program compared to the purposed targets such as output (message transmission). outgrowth (message reception), and outcome (message effect). This study is using the qualitative approach with a positivist paradigm by analyzing data from interviews, focus group discussions, participative observation and documents. The result shows that RRI has done the integration process to create a harmonized implementation of communicating the marketing strategy for all RRl branches."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T32403
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rewoldt, Stewart H.
Jakarta: Bina Aksara, 1988
658.8 REW it
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Widirianto Hendro T.
"ABSTRAK
Satelindo telah berkembang menjadi penyedia pelayanan seluler terbesar di
Indonesia, melewati saingan terdekatnya PT. Telkomsel. Hal ini Lebih dikarenakan
kebijakan pemerintah yang memungkingkan PT. Satelindo untuk meraup pasar terbesar,
seperti area Jakarta dan sekelilingnya. Sedangkan PT. Telkomsel Lebih menitik beratkan
meratanya investasi di seiuruh Indonesia.
Namun pada perkembangannya pada akhir 1996 muncul pesaing baru, PT.
Excelcomindo Pratama yang juga meluncurkan pelayanan teknologi seluler yang secara
teknologì memberikan kapabilitas yang lebih baik.
Persaingan ketiga operator ini menjadi semakin ketat dengan munculnya krisis
ekonomi pada akhir 1996 yang mendorong konsumen untuk memotong cost yang mereka
miliki. Munculnya isu bad-debt pada sistem pascabayar menjadi salah satu hal yang
mendorong dipakainya satu sistem yang belum matang, bahkan untuk negara Eropa
sekalipun. Sistim tersebut dikenal dengan sistim prabayar (prepaid system).
Dengan sistim ini Satelindo sangat mengandalkan strategi diferensiasi harga
(pricing-differentiation) pada strategi pemasaran kedua produk tersebut. Pembedaan yang
hanya dilakukan pada atribut harga, jelas merupakan solusi temporer bagi pelanggan
yang sangat price-sensitive karena krisis, dan mencegah brand switching ke produk lain.
Namun kondisi ini secara teknis juga membuat Satelindo harus menerima revenue yang
lebih rendah karena margin keuntungan prabayar yang sangat tipis. Selain itu strategi ini
hanya menguntungkan di jangka pendek.
Bahkan karena strategi pemasaran diatas muncul bias di pasar dimana produksen
sendiri tidak dapat mendefinisikan secara jelas profil pasar masing-masing produk dan
bagaimana perceived-value konsumen pada masing-masing produk. Untuk itu pada karya
akhir ini penulis melakukan riset untuk membaca persepsi konsurnen pada produk selular
yang beredar di pasar, khususnya produk GSM.
Diketahul beberapa atribut yang dipersepsikan konsumen sebagai hal terpenting
dalam pemilihan produk. dua urutan teratas adalah kemampuan jelajah dan harga. Hal
tersebut rnenjeíaskan mengapa Telkomsel dapat menjadi market-leader walaupun secara
atribut tidak mempunyai perbedaan yang signifikan dengan produk Satelindo. Beberapa
hal yang harus diperhatikan didasarkan pada persepsi konsumen atas produk yang ada
akan sangat membantu menjelaskan kondisi pasar untuk kemudian menentukan strategi
pemasaran yang tebraik untuk PT Satelindo.
Sudah menjadi keharusan untuk Satelindo melakukan regenerasi strategi
pemasarannya dengan memperhatikan kompopsisi inti mereka. Dimana strategi ini
menjadikan perusahaan mernpunyai daya saing tinggi dan kepemimpinan global pada
industri teleokomunikasi selular.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T2617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arlika Yustiarini
"Berbagai operator selular bermunculan dan semakin memperkaya khasanah persaingan perebutan kue pasar pelanggan selular. Umumnya masing-masing perusahaan mempunyai tujuan yang akan dilaksanakan melalui suatu strategi komunikasi pemasaran tertentu. PT Telkomsel Indonesia, dinilai sebagai suatu perusahaan operator selular yang mengalami pertumbuhan pesat, dan telah memiliki jumlah pelanggan lebih dari 50% seluruh jumlah pelanggan selular. Untuk itu perlu bagi kita untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang dijalankan bagian komunikasi pemasaran PT Telkomsel selama tahun 2002, yang pada akhirnya dapat menanamkan awareness dan membentuk branding dalam benak khalayak. Suatu strategi komunikasi pemasaran dari setiap perusahaan adalah hal yang biasa, dan selalu dibuat pada pergantian tahun. Tetapi adalah hal yang luar biasa jika suatu strategi komunikasi pemasaran tertentu, yang dalam hal ini adalah strategi komunikasi pemasaran PT Telkomsel pada tahun 2002 yang pada akhirnya dapat membangun kesadaran merk (brand awareness) di benak pelanggan / khalayak dan lebih dalam lagi dapat membentuk suatu persepsi pelanggan tertentu mengenai kualitas produk Telkomsel. Hal tersebut diataslah yang menjadi tujuan utama dalam pelaksanaan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan konsep / metode analisa Simpler Pattern Matching , yaitu suatu pola yang digunakan untuk membandingkan, dimana peneliti memiliki pola dasar dan dibandingkan dengan pola yang digunakan, dimana pola tersebut memiliki variasi yang minim pada variabel dependen / independen. Cara penelitian / metodologi yang digunakan yaitu menggunakan jenis penelitian kualitatif dan dengan sifat penelitian deskripsi. Sementara, metode penelitiannya adalah studi kasus dan teknik pengumpulan data dengan menggunakan Multiple Source of Evidence. Hasil Brand Awareness adalah sangat baik, terbukti dari hasil riset bahwa baik Brand, produk maupun program pemasaran Telkomsel, cukup dikenal masyarakat luas. Perceived Quality PT Telkomsel diasosiasikan bahwa Telkomsel adalah Best Selular in Indonesia, dan dibuktikan juga dengan dimenangkannya berbagai penghargaan antara lain ICSA dan IBBA."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Susanto
"Besarnya pasar bisnis SMS Premium melalui media ponsel di Indonesia memang membuat pertumbuhan layanan ini cukup berkembang dengan pesat Selain disebabkan oleh besarnya pasar penduduk Indonesia. karakteristik masyarakat Indonesia sangat mendukung pesatnya pertumbuhan bisnis layanan SMS premium ini. Dalam penyelenggaraannya, SMS Premium melibatkan beberapa pihak yaitu Operator sebagai penyedia jaringan telekomunikasi selular atau infrastruktur dan billing dan para rekanan dari operator yang sering disebut dengan Content Provider atau CP. Para CP inilah yang secara aktif mempromosikan dan menawarkan layanan-layanan dengan memanfaatkan jaringan fisik yang dimiliki oleh operator seluler. Untuk proses transaksi dari pada SMS Premium sendiri. operator seluler biasanya menyediakan sebuah nomer khusus (biasanya terdiri dari empat digit) yang sering disebut dengan istilah Short Code. Dari masing-masing short code inilah biasanya para CP mulai membangun image dan brand dari perusahaannya. Saat ini jumlah CP yang terdaftar di beberapa operator tak lagi puluhan saat ini, tetapi sudah mencapai ratursan. Hal ini disebabkan oleh belum jelasnya peraturan dan persyaratan yang diterapkan olen sebuah operator kepada perusahaan yang ingin menjadi Content Provider. Di awal perkembangannya dengan sedikit perkecualian siapa saja yang memiliki massa bisa menjadi CP dan memiliki short code. Mulai dari perusahaan teknologi informasi, bank bahkan hingga perusahaan angkutan umum."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23217
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Ayu Dita Suci Pramesti
"Chavvoskin adalah sebuah brand lokal dengan produk perawatan kulit wajah berupa masker wajah bubuk yang hadir dalam dua varian, yaitu Acne Care Mask dan Bright Me Mask. Chavvoskin hadir pertama kali di Samarinda pada akhir 2020, lalu melakukan perubahan formula yang awalnya merupakan masker organik, kini produknya mengandung bahan-bahan aktif juga. Adanya perubahan formula dan tampilan Chavvoskin cukup membuat awareness dari Chavvoskin menurun bahkan hampir tidak ada penjualan dan interaksi di media sosial yang sangat minim. Padahal, sebelum melakukan perubahan besar, Chavvoskin punya basis konsumen setia yang cukup setia di Samarinda. Namun begitu, perkembangan industri kecantikan yang cukup pesat dapat menjadi peluang baik bagi Chavvoskin untuk tetap mengembangkan produknya. Tingginya pertumbuhan industri ini dibarengi dengan ketatnya pasar masker wajah bubuk di Indonesia. Masalah yang dihadapi Chaavosikin adalah kurangnya interaksi yang dilakukan Chavvoskin kepada khalayaknya sehingga individu yang seharusnya menjadi khalayak mereka tidak menyadari kehadiran Chavvoskin sebagai brand yang menyediakan masker wajah bubuk. Tujuan dari program ini ada dua yaitu, tujuan komunikasi yang memberi validasi bagi khalayak sasaran untuk menggunakan Chavvoskin dan tujuan bisnis yang meningkatkan jumlah pengikut dan engagement rate Chavvoskin di kanal media sosial Instagram. Khalayak sasaran Chavvoskin ditentukan berdasar demografis dari kelas menengah ke bawah; siswa SMP sampai dengan mahasiswa; mereka yang berada di kelas ini tetapi perlu untuk tampil cantik dan sehat setiap hari, seperti pramuniaga, kasir, dan sejenisnya. Berdasarkan psikografis adalah mereka yang terbuka untuk mempelajari atau mencoba hal baru, memiliki kesenangan atau kegemaran dalam bidang kecantikan dan perawatan kulit, menggunakan produk perawatan kulit sebagai suatu bentuk kebiasaan yang menyenangkan, menikmati proses atau tahapan dalam setiap aktivitas yang dilakukan, suka mengikuti hal-hal yang sedang tren di media sosial, mudah merasa dekat dengan influencer yang diikuti di media sosial. Serta perilakunya menggunakan produk perawatan kulit wajah secara rutin setiap hari, termasuk menggunakan masker wajah secara berkala, senang melakukan eksperimen dengan mencoba varian baru dari produk-produk perawatan kulit, terbuka untuk mencoba brand baru demi pengalaman, serta aktif melakukan pencarian dan penyebaran konten di internet atau media sosial. Dan menyasar wilayah geografis Samarinda, Malang, dan kota-kota di sekitarnya. Pesan kunci yang akan dibawa adalah Chavvoskin sebagai brand lokal dengan produksi masker wajah bubuk yang dapat menjadi teman baik yang menyenangkan di segala situasi dan kondisi kulitmu. Aktivitas yang akan dilakukan adalah optimalisasi media sosial dengan content marketing salah satunya dengan melakukan tantangan digital, pemasangan iklan di media sosial, serta implementasi influencer marketing. Kegiatan ini akan berlangsung dari bulan Juli hingga Desember 2022 dengan rancangan anggaran sebesar Rp75.990.000 untuk enam bulan. Sebagai evaluasi, inputnya adalah memastikan setiap program yang telah dirancang dapat terlaksana sesuai dengan perencanaan dan linimasa., outputnya adalah membuat evaluasi terhadap setiap pelaksanaan kegiatan, dan outcomenya adalah melakukan pengukuran dampak dan evaluasi dari pelaksanaan kegiatan
Chavvoskin is a local brand with facial skin care products in the form of a powder face mask that comes in two variants, namely Acne Care Mask and Bright Me Mask. Chavvoskin was first present in Samarinda at the end of 2020, then changed the formula, which was originally an organic mask, now the product contains active ingredients as well. The change in Chavvoskin's formula and appearance is enough to make Chavvoskin's awareness decrease and there are almost no sales and very minimal interaction on social media. In fact, before making major changes, Chavvoskin had a loyal customer base that was quite loyal in Samarinda. However, the rapid development of the beauty industry can be a good opportunity for Chavvoskin to continue developing its products. The high growth of this industry is accompanied by a tight powder face mask market in Indonesia. The problem faced by Chaavosikin is the lack of interaction that Chavvoskin does with its audience so that individuals who should be their audience are not aware of Chavvoskin's presence as a brand that provides powdered face masks. The purpose of this program is twofold, namely, communication goals that provide validation for the target audience to use Chavvoskin and business goals that increase the number of followers and engagement rates of Chavvoskin on Instagram social media channels. Chavvoskin's target audience is determined based on the demographics of the lower middle class; junior high school students up to university students; those who are in this class but need to look beautiful and healthy every day, such as sales clerks, cashiers, and the like. Based on psychographics, they are those who are open to learning or trying new things, have fun or hobbies in the field of beauty and skin care, use skin care products as a form of fun habit, enjoy the process or stages in every activity they do, like to follow things. trending on social media, it's easy to feel close to the influencers you follow on social media. As well as his behavior in using facial skin care products regularly every day, including using face masks regularly, likes to experiment by trying new variants of skin care products, is open to trying new brands for experience, and actively searches and disseminates content on the internet. or social media. And targeting the geographical area of ​​Samarinda, Malang, and the surrounding cities. The key message that will be brought is Chavvoskin as a local brand with the production of powder face masks that can be a good friend who is fun in all situations and conditions of your skin. Activities that will be carried out are optimizing social media with content marketing, one of which is by doing digital challenges, placing advertisements on social media, and implementing influencer marketing. This activity will take place from July to December 2022 with a draft budget of IDR 75,990,000 for six months. As an evaluation, the input is to ensure that every program that has been designed can be implemented according to the plan and timeline. The output is to evaluate each activity implementation, and the outcome is to measure the impact and evaluate the implementation of the activity. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Adhitama, Author
"ABSTRAK
Iklan televisi sebagai salah satu sarana komunikasi pemasaran sampai saat ini masih merupakan sarana yang cukup efektif dalam membangun imej suatu produk ( Brand Image ). Imej produk tersebut dapat terbangun baik dari elemen produk itu sendiri yang dikemukakan dalam iklan maupun dari materi / cerita suatu iklan yang diharapkan dapat mempengaruhi persepsi konsumen. Brand Image yang terbangun pada diri konsumen, lambat laun akan memperkuat dan memperkaya Brand Equity suatu Produk. Salah satu unsur Brand fmage yang dibangun oleh suatu ik-lan, adalah Brand Personality yang timbul sebagai representasi persepsi suatu produk oleh konsuinen terhadap iklan yang dilihatnya, dikaitkan dengan sifat manusia. Brand personality juga dapat ditimbulkan oleh iklan melalui persepsi konsumen terhadap elemen produk pada yang diperkuat oleh tayangan iklan, atau juga melalui persepsi terhadap elemen iklan yang memperkuat representasi komunikasi pemasaran suatu produk. Seperti pada penulisan makalah ini, penulis mencoba untuk menggali rumusan brand personality merek Fruit Tea yang dikaitkan oleh pengaruh iklan televisi.
Fruit Tea, selama tahun 2004-2005 telah cukup banyak mengeluarkan strategi komunikasi pemasaran baik dalam mempertahankan brand awareness konsumennya maupun sebagai sarana memperkenalkan produk barunya. Termasuk diantaranya adalah iklan televisi yang cukup banyak mengundang perhatian target audience dan target market-nya yang mayoritas adalah kaum remaja dan kaum muda.
Dari hasil analisa melalui riset deskriptif dan eksploratif yang didasarkan oleh persepsi konsumen terhadap elemen merek/produk atau juga elemen iklan merek Fruit Tea, maka didapatkan rumusan Brand Personality Fruit Tea sebagai berikut:
- FUN
adalah sesuatu yang dianggap dapat membuat suasana menjadi menyenangkan. Fruit Tea dianggap sebagai merek yang memiliki karakteritik sifat Fun yang sesuai dengan sifat I sesuatu yang diinginkan oleh remaja atau kawula muda sebagai mayoritas konsumen Fruit Tea.
- "COOL"
Brand Personality "Cool" ternyata juga mendapatkan penilaian / respon yang cukup tinggi dari para responden. Khusus untt.i.k sifat yang satu ini, penulis masih meletakkannya sebagai tanda tanya besar yang akan kembali dievaluasi terutama menyangkut definisi yang ada di benak konsumennya atau dalam hal ini responden mengenai kata Cool itu sendiri. Defmisi "Cool' temyata mengalami perkembangan terutama pada komunitas anak-anak muda. Sifat ini belum dapat teridentifikasi dengan jelas, namun dari penuturan beberapa responden temyata beberapa nara sumber termasuk responden mendefinisikan Cool sebagai sifat yang memiliki karakeristik seperti : keren, hebat, fantastis, bombastis atau menawarkan sesuatu yang berbeda. Tidak hanya Visually Cool, tetapi lebih kearah Experiental Cool yang dilihat secara holistic view tehadap sesuatu hal. Dengan kata lain bahwa untuk menyimpulkan bahwa sesuatu atau seseorang memiliki sifat Cool hams diidentifikasi karakteristik / unsur pembentuk. Tidak hanya secara visual, namun dapat dilihat dari behavior, knowledge atau juga
attitude seseorang.
- CERIA
Ceria adalah salah satu Brand Personality yang terepresentasi pada merek Fruit Tea dimana Fruit Tea dianggap sebagai produk yang tidak mewakili unsur yang mengandung kesedihan, tetapi lebih mengarah pada produk yang mewakili kesukacitaan, kesenangan dan kebahagiaan.
- LUCU
Lucu adalah sifat dimana mencerminkan sesuatu yang dapat membuat orang lain tertawa atau bahagia.
- SEMANGAT
Semangat atau bersemangat adalah Brand Personality merek Fruit Tea yang mencerminkan sesuatu yang menggebu-gebu dan bermotivasi tinggi. Sifat ini juga dianggap cerminan atau mewakili sifat yang dimiliki para konsumen mudanya
Dari hasil perumusan Brand Personality diatas, penulis juga memberikan rekomendasi strategi komunikasi pemasaran Fruit Tea, terutama menyangkut Integrated Marketing Communication (IMC), baik Above the line melalui televisi, radio, maupun print ad di media cetak; atau juga Below the line yang juga menjadi sarana public relation Fruit Tea melalui acara- acara spesial yang melibatkan target market Fruit Tea Tema yang direkomendasikan penulis adalah "FRUIT TEA IS ME' mengingat temyata hasil rumusan Brand Personality Fruit Tea benar - benar mencerminkan personality kaum remaja dan kaum muda yang memang menjadi target pasar Fruit Tea .
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>