Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57167 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Augustina Lidya Sukandi
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara penempatan produk Line dalam film Ada Apa Dengan Cinta 2 terhadap niat beli konsumen karena sangat sedikit penelitian tentang penempatan produk dan perilaku konsumen melalui penelitian kualitatif. Dengan melihat area penelitian ini akan menghasilkan informasi yang lebih mendalam terutama dengan pertumbuhan dari penempatan produk di film di Indonesia.
Diskusi kelompok secara kualitatif yang terdiri dari 10 mahasiswa (19-23 tahun) digunakan sebagai alat utama untuk tujuan pengumpulan data untuk mengeksplorasi pengaruh penempatan produk terhadap perilaku niat membeli, persepsi konsumen dan juga risiko yang terkait dengannya. Penelitian ini telah mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi niat membeli berbeda antara peserta laki-laki dan perempuan. Ditemukan juga bahwa penempatan yang menonjol tidak selalu berdampak negatif terhadap persepsi merek dan risiko penempatan produk tidak ditemukan dalam konteks film ini.
Berdasarkan temuan ini, ini menjelaskan perlunya penelitian lebih lanjut untuk dilakukan untuk melihat perbedaan antara jenis kelamin karena berkontribusi pada perbedaan jawaban yang signifikan tentang efek penempatan produk. Studi ini adalah salah satu makalah akademis pertama yang melihat pengaruh penempatan produk dalam kaitannya dengan kasus tertentu dengan menggunakan metode pengumpulan data kualitatif.

The core objective of this study is to look at the relationship between product placement of Line in the movie Ada Apa Dengan Cinta 2 on consumer purchase intention as there has been very little investigation on product placement and consumer behaviour through qualitative research. By looking at this research area, it will produce a greater depth of information especially with the active growth of product placement in Indonesia.
A qualitative focus group consisting of 10 university students (19-23 years old) was used as the primary tool for data collection purposes to explore the effect of product placement on purchase intention behaviour, consumers' perception and also risks associated with it. Findings reveal that factors influencing purchase intention depends between male and female participants. It was also found that prominent placement does not always impact negatively to brand perception and risk of product placement was not found in this movie context. 
Based on these findings, it shed light on the need for further research to be conducted to look at the difference between genders as it contributes to significant differences in answers on product placement effects. This study was one of the first academic papers to look at the effect of product placement in relation to a specific case using qualitative data collection methods.
"
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Andamari
"ABSTRAK
Setelah penghapusan iklan pada TVRI, salah satu alternatif pembiayaan produksi jatuh pada penerimaan bantuan yang berbentuk paket acara seperti sinetron yang disponsori oleh pihak penyandang dana. Sebagai konsekuensinya, sinetron tersebut harus memenuhi keinginan pihak penyandang dana, seperti menyampaikan pesan yang menjadi misi pihak penyandang dana. Namun disamping itu TV sebagai sarana hiburan masyarakat tetap harus mengikuti kehendak pemirsanya. Jadi pesan tersebut harus dikemas dengan baik, agar tidak ada kesan menggurui dan membosankan. Penelitian ini berusaha menggambarkan bagaimana pesan pesan itu dikemas, dengan cara menganalisis isi pesan. Peneliti menetapkan Sinetron Jendela Rumah Kita dan Sinetron Keluarga Rakhmat sebagai sampel, Selain itu pula, peneliti mengadakan penelitian survey terhadap 25 orang responden pemirsa kedua sinetron yang diambil secara acak, untuk menunjang hasil penelitian analisis isi ini. Unit pengukuran penelitian analisis isi ini adalah pesan-pesan sosial, sedangkan unit pengamatannya adalah keseluruhan adegan-adegan yang terdapat dalam kedua sinetron, yang berisi pesan-pesan sosial. Ternyata hasil analisis isi pesan-pesan sosial dari kedua sinetron menunjukkan bahwa pesan-pesan sosial itu di kemas dengan baik oleh pihak produksi, dengan indikator sebagai berikut; adegan-adegan yang berisi pesan-pesan sosial dalam kedua sinetron dirasakan tidak mengganggu menjenuhkan pemirsanya, walau mereka sadar ada pesan yang diselipkan. Jadi pemirsa merasa tetap terhibur dengan adegan yang ditampilkan, sekaligus menerima pesan-pesan sosialnya; waktu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam suatu adegan tidak panjang (sesuai kemampuan seseorang mendengar dengan baik), bentuk pesan yang banyak dipakai adalah pesan verbal, dan jenis pesan yang banyak disampaikan dalam kedua kelompok sinetron adalah jenis pesan tentang Penanganan Hasalah Sosial Anak. Selain itu, tokoh yang ditampilkan sebagai penyampai pesan adalah tokoh yang juga disukai oleh pemirsanya."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Roy Andy
"Perkembangan media film telah mengalami banyak perubahan dari sejak pertama kali film dibuat. Film bukan saja menjadi salah satu bentuk jasa hiburan alternatif bagi masyarakat di kota, tapi telah bertumbuh menjadi industri hiburan raksasa. Di Indonesia, perkembangan industri film telah dimulai sejak tahun 1940-an sampai sekarang. Akan tetapi, perkembangan industri film di Indonesia belum mengalami kemajuan seperti halnya di negara barat. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya sistem pemasaran yang ada dan rendahnya kualitas dari film Indonesia itu sendiri. Miles Productions sebagai salah satu rumah produksi film di Indonesia telah memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan industri film di Indonesia dengan menghasilkan karya-karya yang cukup fenomenal yang berhasil menjaring jumlah penonton yang sangat banyak untuk datang ke bioskop; di antaranya adalah film "Petualangan Sherina" dan "Ada Apa dengan Cinta?". Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa Miles Productions berada di tempat teratas dalam benak responden (top of mind) dalam keberadaannya sebagai rumah produksi film Indonesia di antara rumah produksi film lainnya. Sementara itu, film-film produksi Miles Productions juga merupakan film yang paling banyak ditonton oleh responden; yaitu film "Ada Apa dengan Cinta?" diikuti oleh "Petualangan Sherina". Untuk dapat mengetahui lebih dalam mengenai persepsi responden terhadap kualitas film produksi Miles Productions, maka dilakukan analisis penilaian responden terhadap kualitas dari setiap atribut yang ada pada sebuah film dan daya tarik dari bauran promosi di benak responden terlebilt dahulu. Kemudian setelah itu dilakukan analisis peranan dari bauran promosi dalam membentuk persepsi responden terhadap kualitas film produksi Miles Productions (- Petualangan Sherina" dan "Ada Apa dengan CintaT.). Dalam penelitian ini, terdapat empat atribut yang dipakai sebagai kriteria penilaian responden terhadap kualitas film "Petualangan Sherina" dan "Ada Apa dengan Chita?", yaitu atribut tema cerita, akting dari aktor/aktris, sinematografi dan soundtrack. Berdasarkan hasil analisis persepsi responden terhadap perbandingan kualitas di antara kedua film tersebut, diketahui bahwa film yang memiliki kualitas yang lebih baik adalah film "Ada Apa dengan Cinta?". Hal ini terutama disebabkan oleh kualitas dari atribut soundtrack yang sangat menonjol pada film "Ada Apa dengan Cinta?" yang memberikan kepuasan tersendiri kepada responden dalam menikmati film tersebut. Untuk inengetahui persepsi responden mengenai daya tank bauran promosi, dilakukan pemilihan alat bauran promosi yang dianggap signifikan dari sekian atribut bauran promosi yang ada. Atribut bauran promosi yang dipilih adalah iklan televisi, iklan surat kabar, iklan majalah, iklan poster, merchandise soundtrack, resensi, wawancara dan word-of-mouth. Hasil analisis persepsi responden terhadap daya tank bauran promosi pada film "Petualangan Sherina" dan "Ada Apa dengan Cinta?" menunjukkan bahwa alat dalam bauran promosi yang memiliki daya tank terbesar di benak responden adalah word-pf-mouth; yaitu inisiatif Miles Productions untuk menimbulkan perbincangan dan kehebohan di masyarakat dalam menyambut peredaran film-filmnva. Berdasarkan analisis juga didapat hasil bahwa bauran alat promosi yang digunakan pada film "Ada Apa dengan Cinta?" lebih menonjol dalam menarik perhatian responden terhadap film tersebut dibandingkan dengan bauran alat promosi pada film "Petualangan Sherina". Bauran alat promosi yang sangat menarik perhatian responden terhadap film "Ada Apa dengan Chita?" adalah iklan televisi, wawancara dengan pemain film/sutradara, merchandise soundtrack, dan woni-pf-mouth. Dari hasil analisis juga diketahui bahwa alat promosi resensi dari kedua film dalam persepsi responden memiliki tingkat daya tarik yang sama tingginya. Setelah mengetahui persepsi responden terhadap atribut pada kedua film dan daya tank dari bauran promosi yang digunakan pada kedua film, maka dilakukan analisis peranan bauran promosi dalam pembentukan persepsi responden terhadap kualitas film "Petualangan Sherina" dan "Ada Apa dengan Cinta?" berdasarkan atribut yang ada pada kedua film tersebut. Analisis ini menggunakan metode korelasi dengan bantuan tabulasi silang. Hasil analisis menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap kualitas film produksi Miles Productions (film "Petualangan Sherina" dan "Ada Apa dengan Cinta?") dipengaruhi oleh daya tank dari bauran promosi yang ada. Alat-alat dalam bauran promosi yang memiliki peranan terbesar dalam membentuk persepsi responden terhadap kualitas film Miles Productions adalah : iklan televisi, iklan surat kabar, soundtrack, resensi, dan word-of-mouth. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, terdapat lima hal yang perlu diperhatikan oleh rumah produksi film Indonesia; dalam hal ini khususnya oleh Miles Productions (Miles), yaitu agar sebaiknya lebih kreatif dalam melakukan promosi terhadap produksi berikutnya lewat bauran alat-alat promosi yang lebih menarik. Miles juga sebaiknya lebih memperhatikan unsur-unsur lainnya dalam pemasaran dalam membangun citra dari produknya sendiri, seperti produk, harga, dan distribusi . Miles juga sebaiknya lebih menargetkan pangsa pasarnya di kalangan remaja dan pasca remaja raja; dan Miles sebaiknya lebih memperhatikan kualitas dari atribut film lainnya, seperti tema cerita, akting dan sinematografi yang kurang menonjol kualitasnya dibandingkan atribut soundtrack yang sudah teruji kualitasnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Rahayu Larasati
"[ ABSTRAK
Mobile Instant Messaging (MIM) merupakan layanan instant messaging yang dapat diakses melalui telepon genggam. MIM di Indonesia mulai menggunakan viral marketing dalam memasarkan produknya. Iklan Line Find Alumni Mini Drama AADC memperkenalkan format baru dalam menjalankan viral marketing yaitu dengan short film advertising. Short film advertisng menfokuskan pada alur cerita dan kadang-kadang produk tersebut bahkan tidak disebutkan. (Binia, 2012).
Makalah ini digunakan untuk mengetahui pemahaman terhadap mekanisme fitur telusur yang terdapat dalam katagori produk Mobile Instant Mesaging melalui short film advertising LINE Find Alumni Mini Drama AADC dalam Viral marketing. Metode yang digunakan adalah wawancara dengan dua informan. Dalam makalah ini ditemukan bahwa Pemahaman yang didapat oleh khalayak dalam short film advertising tidak selalu sesuai dengan pemahaman yang mereka bagikan dalam sosial media dalam menunjang kegiatan viral marketing.

ABSTRACT
Mobile Instant Messaging (MIM) is an instant messaging service that can be accessed through mobile phones. MIM in Indonesia began to use viral marketing in marketing their products. Line Ads Find Alumni Mini Drama AADC introducing new format of viral marketing which is short film advertising. Short films advertising focus on storyline and sometimes the product is not even mentioned. (Binia, 2012).
This paper is used to determine the comprehension of the mechanism of search feature that contained in the Mobile Instant Messaging product category through short film advertising LINE Find Alumni Mini Drama AADC in viral marketing. The method used is an interview with two informants. This paper found that the audience comprehension in a short advertising films do not necessarily correspond with the comprehension that they share in social media supporting the activities of viral marketing.;Mobile Instant Messaging (MIM) is an instant messaging service that can be accessed through mobile phones. MIM in Indonesia began to use viral marketing in marketing their products. Line Ads Find Alumni Mini Drama AADC introducing new format of viral marketing which is short film advertising. Short films advertising focus on storyline and sometimes the product is not even mentioned. (Binia, 2012).
This paper is used to determine the comprehension of the mechanism of search feature that contained in the Mobile Instant Messaging product category through short film advertising LINE Find Alumni Mini Drama AADC in viral marketing. The method used is an interview with two informants. This paper found that the audience comprehension in a short advertising films do not necessarily correspond with the comprehension that they share in social media supporting the activities of viral marketing., Mobile Instant Messaging (MIM) is an instant messaging service that can be accessed through mobile phones. MIM in Indonesia began to use viral marketing in marketing their products. Line Ads Find Alumni Mini Drama AADC introducing new format of viral marketing which is short film advertising. Short films advertising focus on storyline and sometimes the product is not even mentioned. (Binia, 2012).
This paper is used to determine the comprehension of the mechanism of search feature that contained in the Mobile Instant Messaging product category through short film advertising LINE Find Alumni Mini Drama AADC in viral marketing. The method used is an interview with two informants. This paper found that the audience comprehension in a short advertising films do not necessarily correspond with the comprehension that they share in social media supporting the activities of viral marketing.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Rustam Hidayah
"ABSTRAK
Unsur-unsur intrinsik film memiliki pengaruh terhadap pariwisata di suatu wilayah yang menjadi latar belakang dalam film tersebut. Hal ini yang kemudian disebut sebagai film-induced tourism. Bentuk wisata yang terjadi dapat bermacam-macam, termasuk wisata kuliner. Film Ada Apa Dengan Cinta 2 yang sebagian besar ceritanya mengambil latar belakang tempat di Yogyakarta-pun menarik para wisatawan untuk mengunjungi tempat-tempat yang tergambar dalam film tersebut. Terdapat tiga tempat di Yogyakarta dalam film yang berkaitan dengan wisata kuliner, yaitu; Klinik Kopi, Sellie Coffee dan Sate Klathak Pak Bari. Terjadi peningkatan tingkat kunjungan dan volume penjualan pada lokasi wisata kuliner. Kunjungan wisatawan menyebabkan pengaruh terhadap pola ruang pada loakasi wisata. Dari kunjungan wisatawan menghasilkan pola pemilihan tempat duduk. Volume penjualan dapat meningkatkan harga penjualan pada suatu produk yang disajikan dalam penggalan film Ada Apa Dengan Cinta 2. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk melihat keterkaitan unsur intrinsik terhadap perubahan tingkat kunjungan, pola ruang wisatawan, volume penjualan dan harga penjualan.

ABSTRACT
The intrinsic elements of the film have an impact on tourism in a region that became the background in the film. This would later be called as film induced tourism. The forms of tourism that occur can be varied, including culinary tourism. Ada Apa Dengan Cinta 2 movie that mostly takes place in Yogyakarta attracts tourists to visit places that are shown in the film. There are three places in Yogyakarta that were shown on the film that are related to culinary tourism, namely Klinik Kopi, Sellie Coffee and Sate Klathak Pak Bari. An increase in visitors and the volume of sales is shown on these sites of culinary tourism. Tourists visits give impacts on the spatial pattern at tourist sites. The visits create a pattern in choosing seats. The volume of sales may increase the price of products that were presented in Ada Apa Dengan Cinta 2 movie. Thus, this research is conducted to look at the interconnectedness of the intrinsic elements to changes in number of visitors, spatial patterns of the visitors, volume of sales, and sales prices."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isfarial Reihan Raisuli
"ABSTRAK
Berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini telah memudahkan kehidupan manusia dalam berkomunikasi satu dan lainnya. Tentunya perkembangan teknologi yang tengah terjadi juga membuka kesempatan baru bagi para pemasar untuk dapat menjangkau target market potensialnya, dengan cara yang lebih modern dan dapat berinteraksi secara langsung ke dalam percakapan yang terjadi antara sebuah brand dan konsumen. Hal ini dapat dicapai dengan mengimplementasikan strategi pemasaran digital didukung dengan bantuan media sosial sebagai tools utama dalam menjalankan sebuah strategi digital. Kelebihan yang dimiliki oleh pemasaran digital inilah yang dijadikan peluang oleh Miles Film untuk memasarkan film Ada Apa Dengan Cinta 2. Optimalisasi akun media sosial sebagai kanal utama dalam menyebarkan awareness secara digital dan buzz marketing yang dilakukan oleh pihak Miles Films dengan bantuan para buzzer untuk menciptakan word-of-mouth pada target market telah terbukti menghasilkan berbagai user generated content yang secara tidak langsung turut mempromosikan film AADC 2. Faktor-faktor tersebut pada akhirnya menjadikan AADC 2 sebagai salah satu film Indonesia tersukses pada tahun 2016 dengan perolehan 3,6 juta penonton.

ABSTRACT
The current development of technology and communication has facilitated human life in communicating with one another. The current technological development is also opening such new opportunities for marketers to be able to reach their potential target markets, with a more modern way and the way that they will be able to directly communicate in a conversation between a brand and a consumer. This can be achieved by implementing the digital marketing strategies and also supported by the social media as the primary tool in implementing a digital strategy. The advantages of digital marketing are used as an opportunity for Miles Film in promoting the movie of Ada Apa Dengan Cinta 2. The optimization of social media accounts as its main channel in spreading the digital awareness and buzz marketing which conducted by Miles Films with the help of buzzer to create word of mouth on the target market, has been shown to successfully produce a variety of user generated content that indirectly contributes to promoting the movie of AADC 2. These factors are ultimately turned AADC 2 as one of Indonesia 39 s most successful films in 2016 with the result of 3.6 million viewers"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tikka Aprilomanda
"Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetaui pengaruh iklan dan publisitas di media massa terhadap word of mouth film "Ada Apa dengan Cinta ?" Penelitian dilakukan di satu sekolah menengah umum, yaitu SMUN 6 Jakarta. Pertimbangannya adalah SMUN ini merupakan salah satu SMU yang terkenal dan siswanya banyak berasal dari kalangan menengah ke atas, yaitu kalangan yang mampu untuk menonton di bioskop sehingga diharapkan akan lebih mudah mendapatkan siswa yang pernah menonton film "Ada Apa dengan Cinta ?" di bioskop. Penelitian dilakukan dengan memakai pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survei. Populasi penelitian adalah siswa SMUN 6 kelas 1, 2, dan 3. Karena populasi terdiri atas lapisan atau beberapa stratum, agar sampel mencerminkan lapisan-lapisan pada populasi sehingga representatif, maka penarikan sampel yang digunakan adalah pengambilan sampel secara acak berlapis (stratified random sampling). Data digali menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan skala Likert. Kemudian data dianalisis dengan regresi linier berganda. Berdasarkan analisis regresi didapat R square sebesar .552, yang mengindikasikan bahwa ketiga variabel independen dapat menjelaskan 55,2% dart variansi variabel word of mouth. Dari uji F, menunjukkan adanya pengaruh atau hubungan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap word of mouth (signifikansi uji F = 0,000 < signifikansi alpha = 0,05). Sedangkan uji t, diketahui signifikansi iklan di media massa 0,008 signifikansi alpha 0,05, maka Ho ditolak, artinya iklan di media massa mempunyai pengaruh terhadap word of mouth. Signifikansi publisitas di media massa adalah 0,0229 < signifikansi alpha = 0,05, maka HO ditolak, artinya publisitas di media massa mempunyai pengaruh terhadap word of mouth. Signifikansi kecepatan penyebaran informasi di media massa adalah 0,001 < alpha 0,05, maka Ho ditolak, artinya kecepatan penyebaran informasi di media massa mempunyai pengaruh terhadap word of mouth. Persamaan yang diperoleh dari analisis regresi dan menggambarkan hubungan antar variabel dalam penelitian ini adalah: Word of mouth = 0,722 + 0,243 Iklan + 0,165 Publisitas + 0,355 Kecepatan Penyebaran Informasi di Media Massa. Hal ini juga menunjukkan, bahwa terdapat satu atau lebih variabel independen lain yang tidak diidentifikasi dalam penelitian ini terlihat memiliki koefisien pengaruh yang cukup besar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Adindawati
"ABSTRAK
Terdapat banyak cara untuk mempromosikan produk atau jasa salah satunya adalah melalui product placement dalam film. Product placement merupakan salah satu cara terbaik untuk mengiklankan produk komersial tanpa terlihat komersial. Product placement yang baik adalah yang bisa menampilkan produk tanpa terlihat beriklan. Oleh sebab itu, diperlukan penempatan product placement yang kreatif agar produk atau jasa yang ditampilkan tidak terlihat sedang diiklankan. Produk atau jasa yang ditampilkan akan dianggap berkualitas jika memiliki asosiasi dengan karakter yang ada dalam film. Hal tersebut juga akan berpengaruh kepada brand image dari produk atau jasa tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kaitan antara product placement dengan brand image dari produk atau jasa yang ditampilkan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa product placement dalam film Ada Apa Dengan Cinta 2 sudah baik dan sesuai dengan brand image setiap produk atau jasa yang ditampilkan.

ABSTRACT
There are many ways to promote products and services, one of the wys is through product placement in films. Product placement is one of the best way to advertise commercial product without being perceived as a commercial. A good product placement is the one that able to showcase a product without being perceived as an advertisement. Therefore, a creative product placement is required to make the display of product and services not considered as being advertised. Product and service that is being showcased will be considered to have a high quality if they are being associated with the characters in the film. It will also influence the brand image of the product or service that is being showcased. This research aims tp find out interconnection between product placement and brand image od a product or service that is being showcased. The result of this research shows that the product placement in Ada Apa Dengan Cinta 2 film is already appropriate and in accordance with the brand image of the product and service that is being displayed."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>