Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106949 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S4729
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti Putri Kusuma Wardani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S27815
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Berdasarkan Profil Departemen Kesehatan RI, diketahui bahwa angka
kematian bayi di Indonesia masih sangat tinggi. Untuk mengurangi angka kematian
bayi tersebut, maka sejak tahun 2006 lalu Departemen Kesehatan RI bersama
UNICEF melatih tenaga kesehatan dan kader masyarakat tentang konseling
menyusui dengan tujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif. Namun,
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa FKM UI pada tahun 2006
terdapat beberapa faktor yang dapat digunakan untuk mengukur resiko dari lama
waktu ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Oleh karena itu, pada tugas akhir ini
akan dianalisis apa saja faktor tersebut. Kabupaten Tangerang dipilih sebagai lokasi
penelitian karena berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang daerah
tersebut sedang giat dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakatnya. Data
yang digunakan adalah data Survei Kinerja Berdasarkan Indikator Kabupaten
Tangerang Sehat 2010 dimana metode untuk yang digunakan untuk menganalisis
adalah metode regresi logistik ordinal. Berdasarkan hasil analisis dengan metode
tersebut diperoleh faktor-faktor yang digunakan untuk mengukur resiko dari lama
waktu pemberian ASI eksklusif oleh ibu."
Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Purnawan
"Peranan komunikasi dalam pembangunan telah mendapat
perhatian yang serius dari berbagai pihak yang terlibat di
dalam pembangunan sektor sekitar tahun 60-an. ยท Salah satu
strategi komunikasi pembangunan yang berke bang sejak tahun
70-an adalah strategi pemasaran sosial (social marketing).
Pemasaran sos ial merupakan s u_atu strategi yang
mempergunakan prinsip-p rinsip pemasaran yang d ikenal
sebagai 4P (product~ price~ place~ promotion), untuk
memperoleh manfaat sosial. Sebagaimana diketRhui, ilmu
pemasaran biasanya digunakan untuk memasarkan produk-produk
komersial. Namun kini, prinsip pemasaran juga dilirik untuk
memasarkan produk dan gagasan sosial"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S4051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helda
"Angka Kematian Bayi di Indonesia adalah 35/1000 kelahiran hidup berada di posisi keenam di negara Asean. Salah satu upaya yang efisien untuk menu-
runkan angka kematian tersebut adalah pemberian ASI eksklusif yang memperlihatkan tren yang menurun, pada tahun 1997, (40,2%), 2002 (39,5%) dan 2007
(32%). Artikel ini bertujuan mengkaji kebijakan pemerintah memenuhi hak anak terhadap ASI. Metode yang digunakan melakukan telaah berbagai studi ten-
tang kebijakan dan perundangan ASI di dunia dan di Indonesia,pada periode 2000-2007. Angka ASI eksklusif di dunia sangat bervariasi dan tidak berbanding
lurus dengan kemajuan suatu negara. Jepang dan Inggris adalah contoh negara maju dengan angka ASI eksklusif yang rendah. Susu formula, sosial budaya
dan wanita bekerja menjadi alasan pemakaian susu formula yang rendah. Di Indonesia, kasus balita gizi buruk pada tahun 1989, (75/10.000) dan pada tahun
2002 (70,3/ 10.000) memperlihatkan tren penurunan yang rendah. Meskipun manfaat ASI dirasakan oleh semua pihak, tetapi angka pemberian ASI masih
tergolong rendah, sementara pemasaran susu formula, sosial budaya, dan wanita bekerja tidak mendukung pemberian ASI. Di Indonesia hanya ada 2 kepu-
tusan menteri kesehatan (237/1997 dan 450/2004) yang mengatur pemberian ASI. Kebijakan yang ada belum mampu mengatasi angka pemberian ASI yang
rendah. Disarankan untuk meningkatkan status hukum kebijakan yang ada dan mengupayakan peningkatan komitmen.
Infant mortality rate in Indonesia (35/1000 life birth) is one of the poorest (ranked number six) among ASEAN countries. One known efficient measure for re-
ducing the infant mortality rate is exclusive breast feeding (EBF) which in fact showing a decreasing trend (40.2% in 1997, 39.5% in 2002 and 32.0% in 2007).
The objective of this article is to evaluate government policy regarding the fulfillment of child?s rights to get adequate breastfeeding. The method used is by
literature review of studies about breast feeding policy and regulations in the world and in Indonesia, during the period of 2000-2007. The EBF rates in the
word are varied and not related to the developmental level of the country. Japan and England are examples of developed countries with low EBF rate. Formula
milk, sosio-cultural, and working women are the most reasons of the low rate of EBF. In Indonesia, the cases of malnutrition among children under five years
in 1989 (75/10.000) and in 2002 (70, 3/ 10.000 showed a decreasing trend. Although the benefit of the breastfeeding is known by almost all people, but the
EBF rate is still low. Meanwhile, formula milk marketing, sosio-cultural aspects, and the phenomenon of increasing number of working women do not support
EBF. In Indonesia, there are only two ministry regulations (237/1997 and 450/2004) that regulated EBF. The existing policies are not strong enough to solve
the problem of low EBF rate. It is suggested to improve the legal aspects including policy and regulations as well as improvement in government commitment
to support EBF."
2009
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sharmila Yuniarti
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5284
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Handayani
"Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan bayi dengan standar emas. Walaupun ASI memiliki manfaat yang banyak, akan tetapi presentasi ibu yang menyusui ASI eksklusif terus mengalami penurunan. Berdasarkan Riskesdas tahun 2010, angka ibu yang memberikan ASI eksklusif untuk bayi 6 bulan turun menjadi 15,3 persen dari yang semula 39 persen pada tahun 2007. Ada beberapa hal yang menyebabkan penurunan angka cakupan pemberian ASI eksklusif ini, diantaranya adalah ibu menyusui yang bekerja. Data stastistik menunjukan bahwa wanita bekerja yang berperan ganda saat ini meningkat tajam dari tahun ke tahun, terutama mereka yang hidup di kota-kota besar.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003 menunjukan pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007 orang dimana 64,6% pekerja laki-laki dan 35,4 % pekerja wanita. Masalah yang terjadi di Kementerian PP-PA adalah belum optimalnya pemanfaatan ruang ASI oleh ibu menyusui yang bekerja walaupun sudah didukung oleh fasilitas dan kebijakan nasional yang ada di lingkup Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak.
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis kendala yang berhubungan dengan praktik pemberian ASI eksklusif di lingkup Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak. Desain penelitian menggunakan studi kualitatif dengan metode Rapid Assessment Prosedure. Sumber informasi berasal dari ibu menyusui dengan ASI eksklusif sebanyak empat orang, ibu menyusui dengan tidak ASI eksklusif sebanyak empat orang, informan kunci sebanyak 3 orang terdiri dari dua atasan dan satu tenaga kesehatan.
Hasil penelitian untuk ketersediaan ruang ASI dan fasilitas pendukung, hampir semua informan ibu menyusui (7 dari 8) dan semua informan pejabat serta tenaga kesehatan mengatakan bahwa fasilitas pendukung ruang ASI harus diperbaiki, untuk peranan kebijakan atasan didapatkan hasil sebagian besar dari informan ibu menyusui (5 dari 8) mengatakan ada kendala dalam hal penerapan kebijakan atasan ketika ibu mau melaksanakan proses pemberian ASI eksklusif di kantor, selain itu juga faktor hambatan yang dirasakan ibu menyusui adalah sebagian besar ibu menyusui mengatakan bahwa kendalanya adalah beban kerja yang banyak.
Breastfeeding is baby food with the gold standard. Although breastfeeding has many benefits, but the percentage of mothers who breastfeed exclusively, continue to decline. Based on Riskesdas in 2010, a figure shows that mothers who breastfeed infants exclusively for six months fell to 15.3 % of the original 39 % in 2007. There are several things that cause reductions in the scope of this exclusive breastfeeding, such as mothers who work. Statistic data showed that the dual role of working women is currently increasing sharply from year to year, especially those living in big cities.
Data from the Central Statistics Agency (BPS) in 2003 showed workers in Indonesia reaches 100.316.007 of which 64.6% of male workers and 35.4% female workers. Problems that occur in the Ministry of Women Empowerment and Child Protection is the non optimal space utilization by lactating working mothers who breastfed, despite being supported by the facility and the existing policy on the scope of the Ministry of Women and Child Protection.
The purpose of this study is to analyze the obstacles related to the practice of exclusive breastfeeding in the scope of the Ministry of Women and Child Protection. The design of this study is using qualitative studies by the method of Rapid Assessment Procedure. Sources of information derived from exclusive breastfeeding lactating mothers with as many as four people, breastfeeding mothers who are not exclusively breastfed with as many as four people, as well as a key informant as much as three persons consisting of two superiors and one health worker.
The results for the availability of space and facilities to support breastfeeding is that nearly all informants lactating mothers (7 of 8) and all informants and health officials say that the breastfeeding room facilities should be improved. The informant of lactating mothers (5 of 8) says there are constraints in terms of policy implementation from the superior when the mother would carry out the process of exclusive breastfeeding in the office. The other factors that perceived barriers for lactating mothers is mostly the heavy workloads.
"
Depok: Unversitas Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Afriana
"Prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia cenderung menurun dari tahun ke tahun. Data SDKI tahun 1986 terdapat 86%, tahun 1991 menjadi 53,8% tahun 1997 tinggal 52% dan tahun 2002 hanya 39,5%. Keadaan ini sangat memprihatinkan dan semakin kompleks karena angkatan kerja wanita yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Keadaan ini tidak dapat dihindari karena kesempatan dibidang pendidikan yang diperoleh kaum wanita semakin terbuka.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola menyusui di kalangan ibu-ibu yang bekerja di Instansi Pemerintah di DKI Jakarta tahun 2004 yang mempunyai anak umur 4 bulan s/d 2 tahun dan faktor-faktor apa yang berhubungan.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, pengumpulan data dilakukan dari data primer di 7 departemen terpilih melalui random sampling. Yaitu Departemen Agama, Departemen Luar Negeri, Departemen Perhubungan, Departemen Kehakiman dan HAM, Departemen Pertanian, Departemen Sosial dan Departemen Kehutanan. Dengan jumlah sampel 218 responden, dilaksanakan pada bulan Juni 2004. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur meliputi variabel umur, pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan atasan, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, sarana di tempat kerja, keterpaparan informasi, keterpaparan terhadap susu formula dan peraturan di tempat kerja. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat, analisis bivariat menggunakan Chi Square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil penelitian ini menyimpulkan proporsi ibu yang memberikan ASI eksklusif pada ibu bekerja hanya 28 %. Presentase ini sangat jauh dari angka target nasional yaitu 80%. Hasil uji bivariat menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan secara bermakna dengan pola menyusui pada ibu bekerja adalah pendidikan, pengetahuan, sikap. dukungan keluarga, dan keterpaparan terhadap informasi tentang ASI.
Dari hasil uji analisis multivariat terdapat tiga variabel yang berhubungan bermakna dengan pola menyusui pada ibu bekerja yaitu pengetahuan (OR = 2,478), keterpaparan terhadap informasi tentang ASI (OR = 3,737) dan dukungan keluarga (OR= 2,986). Dari ketiga variabel tersebut dapat disimpulkan variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan pola menyusui pada ibu bekerja adalah faktor keterpaparan terhadap informasi mengenai ASI.
Mengingat sangat rendahnya proporsi menyusui eksklusif di kalangan ibu bekerja disarankan agar perlu adanya dukungan dari tempat kerja agar pemberian ASI eksklusif dapat terlaksana di kalangan ibu bekerja misalnya peraturan TPA harus dirubah, yang tadinya hanya menerima bayi usia 8 bulan ke atas sekarang dipertimbangkan untuk dapat menerima bayi usia 3 bulan ke atas. Selain hal tersebut perlu dikaji ulang sistem cuti yang berlaku saat ini, peran petugas kesehatan dalam memberikan informasi mengenai ASI eksklusif agar ditingkatkan, perlu dukungan dan tindakan yang nyata dari pemerintah khusus Departemen Kesehatan mengenai kebijakan tentang promosi susu formula dan susu lanjutan di fasilitas pelayanan kesehatan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemberian ASI secara eksklusif memiliki banyak manfaat bagi bayi dan ibu,
namun ada beberapa kendala yang terjadi dalam pemberian ASI Eksklusif
salah satunya adalah persepsi ibu yang merasa bahwa produksi ASI nya tidak mencukupi kebutuhan bayi. Oleh karena itu, motivasi yang kuat serta
usaha yang dilakukan terus menerus oleh ibu untuk dapat memberikan ASI kepada bayinya sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif.
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui kontribusi persepsi dan motivasi Ibu dalam peningkatan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di wilayah pedesaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional, dengan sampel sebanyak 62 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada masyarakat pedesaan ibu memiliki persepsi yang baik (59,6%) mengenai pemberian ASI kepada bayinya berjumlah hampir sama dengan ibu yang memiliki persepsi tidak baik (40,4) untuk memberikan ASI kepada bayinya. Sebagian besar ibu memiliki motivasi yang kuat (87,1%) untuk memberikan ASI kepada bayinya. Status pemberian ASI secara eksklusif hampir sama antara responden yang memberikan ASI secara eksklusif (55,8%) dan tidak eksklusif (54,2) di wilayah pedesaan. "
613 JKKI 10:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Kharisma
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S8225
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>