Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11231 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Made Kartika
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, [date of publication not identified]
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Reynaldi Rachmat
"Pada penelitian ini mengevaluasi kinerja katalis berbasis MnOx dengan penyangga karbon aktif berbentuk granular atau pellet atau GAC dalam mendekomposisi keluaran sisa ozon yang tidak diinginkan dalam emisi gas buang dari industri-industri yang menggunakan ozon. Penelitian ini meggunakan reaktor unggun isian (packed bed reactor) dengan menggunakan Karbon Aktif berukuran 18-35 mesh, 35-60 mesh, dan 60-100 mesh yang belum diaktivasi dan sudah diaktivasi dengan variasi loading MnOx sebesar 0%-w, 1%-w, dan 2%-w. Preparasi untuk menggabungkan kedua katalis ini menggunakan metode impregnasi dan kalsinasi. Katalis dikarakterisasi dengan menggunakan SEM-EDX dan BET. Kadar ozon sebelum dan setelah dekomposisi oleh katalis dihitung dengan menggunakan iodometri. Pada penelitian ini dievaluasi bahwa GAC berukuran 35-60 mesh dan 60-100 mesh yang sudah diaktivasi dengan aktivasi kimia dan fisika dan memiliki loading MnOx memiliki nilai konversi ozon sampai 100% dan waktu konversi lebih dari 1440 menit atau 24 jam.

This research evaluate performance of MnOx based catalyst with activated carbon support in the form of granular or pellet (GAC) in decomposing unwanted residual ozone in the exhaust emissions from industries that use ozone. This research uses packed bed reactor which is filled by activated carbon with diameter of 18-35 mesh, 35-60 mesh, and 60-100 mesh which is yet to be activated and already activated with MnOx loading MnOx of 0%-w, 1%-w, and 2%-w. Preparation to combine both of the catalysts and the support is by using impregnation and calcination method. The catalyst will be characterized using SEM-EDX and BET. Ozone concentration before and after decomposition by the catalyst is calculated using iodometric method. This research evaluate that GAC which is already activated with diameter of 35-60 mesh and 60-100 mesh, and with MnOx loading has ozone conversion value up to 100% with conversion time over 1440 minutes or 24 hours."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Garrett, John Patrick
"Konsumsi energi di Indonesia sebagian besar masih didominasi oleh sumber energi tak terbarukan seperti diesel. Saat dibakar, bahan bakar diesel dapat mengeluarkan gas buang beracun ke udara, salah satunya adalah karbon monoksida (CO). Teknologi pemisahan membran merupakan metode efisien yang dapat digunakan untuk menangkap gas buang dari atmosfer secara selektif. Dibandingkan dengan metode konvensional lainnya, teknologi pemisahan membran memiliki beberapa keunggulan antara lain, efisiensi pemisahan yang tinggi karena rasio volume terhadap luas permukaan yang tinggi, serta konsumsi energi dan biaya pengoperasian yang relatif rendah. Penelitian ini akan fokus pada penyerapan gas karbon monoksida dari gas buang mesin diesel menggunakan alat kontaktor membran serat berongga polysulfone. Pada percobaannya, akan digunakan dua absorben untuk membantu proses penyerapan pada kontaktor membran, yaitu tembaga (II) klorida (CuCl2) dan trietilamina (TEA). Selain itu, absorben tersebut akan menjalani perawatan nanobubble untuk meningkatkan efisiensi penyerapan. Variabel bebas yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah laju alir gas umpan dan konsentrasi absorben nanobubble-treated [TEA][CuCl2]. Berdasarkan hasil penelitian, dengan laju alir gas umpan 100 mL/menit dan konsentrasi pelarut nanobubble-treated [TEA][CuCl2] 1 M, diperoleh efisiensi penyisihan gas CO dan fluks tertinggi berturut-turut 51,94% dan 1,203 x 10-8 mmol/cm2.s. CO loading tertinggi terdapat dengan laju alir gas umpan 100 mL/menit dan konsentrasi nanobubble-treated [TEA][CuCl2] 0,01 M; CO loading tertinggi yang dapat dicapai adalah 2,294 x 10-3 mmol CO/mol [TEA][CuCl2].s.

Energy consumption in Indonesia is still largely dominated by non-renewable energy sources such as diesel fuel. When burned, diesel fuel will release toxic exhaust gasses into the air, one of which is Carbon Monoxide (CO). Membrane separation technology represents an efficient method that can be used to selectively capture exhaust gas from the atmosphere. Compared to other conventional methods, membrane separation technology has several advantages including high separation efficiency due to a high surface area to volume ratio, as well as relatively low energy consumption and low operating costs. This research will focus on the absorption of carbon monoxide gas from the exhaust of a diesel engine using a polysulfone hollow fiber membrane contactor. In this experiment, two absorbents will be used to assist the absorption process in the membrane contactor, namely copper (II) chloride (CuCl2) and triethylamine (TEA). In addition to that, these absorbents will undergo nanobubble treatment to potentially improve absorption efficiency. The independent variables that will be examined in this research are the feed gas flow rate and concentration of the nanobubble-treated [TEA][CuCl2] absorbent. The results showed that the highest CO removal efficiency (%R) and mass transfer flux (J) was achieved by utilizing a feed gas flow rate of 100 mL/minute and nanobubble-treated [TEA][CuCl2] concentration of 1 M, where the results obtained are 51.94% and 1.203 x 10-8 mmol/cm2.s, respectively. The highest CO loading was achieved by utilizing a feed gas flow rate of 100 mL/minute and nanobubble-treated [TEA][CuCl2] concentration of 0.01 M; CO loading was measured to be 2.294 x 10-3 mmol CO/mol [TEA][CuCl2].s."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Zikra
"ABSTRACT
Penelitian ini berfokus pada Analisa pengaruh pencampuran bensin pertamax turbo dengan nilai oktan 98 dengan variasi bioetanol terhadap unjuk kerja performance dan specific fuel consumption pada mesin Otto empat langkah satu silinder bervolume 150cc berstandar pabrikan tanpa modifikasi. Mesin terpasang pada suatu kesatuan Dynoengine Test. Penelitian ini dilakukan pada beban konstan dengan perbedaan putaran mesin pada range 1000 hingga 2500 rpm. Campuran bioetanol yang ditambahkan pada bahan bakar base bernilai oktan 98 bervariasi dari volume 5 persen hingga 20 persen E0, E5, E10, E15 dan E20 . Torsi torque , daya power dan specific fuel consumption diukur pada masing-masing percobaan. Nilai RON Reasearch Octane Number dan MON Motor Octane Number meningkat sebanding dengan persentase nilai bioetanol yang dicampurkan. Kemudian emisi gas buang hasil pembakaran mesin juga turut dianalisa HC, CO, NOx, CO2 dan O2 .

ABSTRACT
This thesis investigates the effect of using gasoline ethanol GE blends on performance and specific fuel consumption of a four stroke 150 cc single cylinder spark ignition SI engine, without any modifications. Experiments were conducted at constant load and different engine speeds ranging from 1000 to 2500 rpm. Bioethanol content was varied from 5 percentage to 20 percentage by volume and four different blends E0, E5, E10, E15 and E20 were tested. Torque, power, specific fuel consumption and exhaust emissions were measured during each experiment. Research Octane Number RON and Motor Octane Number MON increased with bioethanol percentage in the blend. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyana Dwi Astuti
"ABSTRAK
Studi dan kajian ini sangat penting dilakukan untuk mendesain ukuran suar header pipa dari lokasi lama ke lokasi yang baru untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh back pressure. Pembakaran gas sangat umum dilakukan dibanyak industri seperti refinery, petrochemical, dan oil and gas untuk melepaskan gas yang sudah tidak digunakan. Disetiap plant diwajibkan mempunyai sistem yang mampu membuang tekanan berlebih saat plant dimatikan, perbaikan tahunan, start up dan saat plant sedang mengalami emergency. Dengan adanya beberapa simulasi dan pengaplikasian desain suar diharapkan akan mendapatkan beberapa kajian yang mendalam karena suar gas asam ini didesain dengan memperhatikan resiko dampak dari kandungan asamnya. Metode yang digunakan menggunakan thermo hydraulic model. Untuk simulasi akan menggunakan AspenTechs Flarenet software. Simulasi akan menggunakan beberapa skenario dengan menggunakan feed dari existing dan penambahan dari feed baru. Dari beberapa simulasi yang dilakukan didapatkan beberapa rekomendasi untuk external fire plant 7 tail pipe 7-PSV-036A/B harus dinaikkan dari 3" menjadi 4", CV fail 079-PSV-001A/B mengganti type PSV dari balance ke pilot, untuk pemilihan worst case dari power failure dipilih desain pipa gabungan setelah menerima feed dari existing dan feed baru dengan ukuran 20".

ABSTRACT
This study examines the important issue to determine flare header size extension from original location to new location of flare acid to prevent damage caused by back pressure. Gas flaring is a common practice used in many industrial processes such as refinery, petrochemical, and oil-gas industry to release flue gas. It is a must-have safety requirement which is installed to reduce excess pressure when the plant is shut down for annual repair, start up or emergency circumstance. With case study and design flare packages system will get additional information because acid flare system has been designed based on the largest single risk with consideration of acid content. Methods flare design studies will be using thermo-hydraulic model. The modelling will be simulated using AspenTechs flarenet software with some scenario from existing flare acid flare system design basis for non-simultaneous relieving load and then new flare acid will receive additional load from new unit. From the result of simulation, for external fire for plant 7tail pipe 7-PSV-036A/B shall be increase from 3" become 4", CV fail scenario of 079-PSV-001A/B PSV type shall be changed from balance to pilot type, new header size determined based general power failure header selected is 20".
"
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Arifianto Sasono
"Sejalan dengan Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dari pemerintah Indonesia, buruknya pengelolaan sampah dan air limbah di Universitas Indonesia UI dan peran universitas sebagai agen perubahan, maka buruknya sektor pengelolaan sampah dan air limbah di UI membutuhkan perhatian lebih dari pihak pengelola universitas. Dengan timbulan sampah UI pada pertengahan tahun 2018 mencapai angka 17,25 ton/hari dimana 13 ton sampah tersebut tidak diolah dan langsung diangkut menuju ke TPA. Debit air limbah di UI juga mencapai 7.260 m3/hari dimana pengelolaannya didominasi dengan tangki septik dan pembuangan langsung ke danau.
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi tingkat emisi GRK dan Non-GRK dari pengelolaan eksisting dan melakukan pengembangan skenario guna menurunkan emisi yang ada. Estimasi emisi GRK dan Non-GRK akan menggunakan metode dari IPCC, NPI, EPA dan faktor emisi dari penelitian-penelitian sebelumnya. Berdasarkan hasil estimasi skenario eksisting, sektor pengelolaan sampah mengemisikan 5,5 juta kgCO2eq/tahun dan 3.859 kgVOCs/tahun serta pengelolaan air limbah mengemisikan 411 ribu kgCO2eq/tahun.
Dari hasil analisis dan pengembangan skenario, pada pengelolaan sampah direkomendasikan perubahan alur penanganan sampah dimana tingkat recycling ditingkatkan, open dumping dan open burning dihilangkan, komposting ditingkatkan, pengiriman sampah ke kawasan industri sehingga sampah menuju landfill berkurang. Ini dapat membuat emisi GRK berkurang sebesar 38 dan VOCs berkurang >60 menjadi 3,4 juta kg CO2eq/tahun dan1.560 kgVOCs/tahun.
Rekomendasi pengelolaan air limbah di semua gedung adalah dengan menggunaka sewage treatment plant dan untuk kantin menggunakan wetlands jenis vertical sub surface flow. Hasilnya pengurangan emisi sebesar 17 dapat dicapai menjadi 341 ribu kgCO2eq/tahun. Sehingga secara keseluruhan, di sektor pengelolaan limbah emisi dapat berkurang sebesar 37.

In line with the National Action Plan for Greenhouse Gas Emission Reduction from the Indonesian government, bad solid waste and waste management at the University of Indonesia UI and the role of universities as agents of change, the bad solid waste and wastewater management sector in UI requires more attention from the university management. With the generation of waste UI in the middle of 2018 reached the number 17.25 tons day where 13 tons of waste is not processed and directly transported to the landfill. The waste water discharge in UI also reaches 7,260 m3 day where its management is dominated by septic tank and disposal directly to the lake.
This study aims to estimate GHG emission levels and non GHG emissions from existing management and develop scenarios to reduce emissions. GHG and Non GHG emissions estimates will use methods from IPCC, NPI, EPA and emission factors from previous studies. Based on the estimation of the existing scenario, the waste management sector emits 5.5 million kgCO2eq year and 3,859 kgVOCs year and also wastewater management emits 411 thousand kgCO2eq year.
From the analysis and scenario development, solid waste management is recommended to change the flow of waste management where the level of recycling is improved, open dumping and open burning are eliminated, the composting is improved, the garbage delivery to the industrial area so that the waste into the landfill is reduced. This can make GHG emissions decrease by 38 and VOCs decrease 60 to 3.4 million kg CO2eq year and 1,560 kgVOCs year.
Recommendation of wastewater management in all buildings is by using sewage treatment plant and for cafetaria using wetlands type of vertical sub surface flow. The result of emissions reductions of 17 can be achieved to 341 thousand kgCO2eq year . So overall, in the emissions management sector emissions could be reduced by 37.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditta Fadhilah Rahmawati
"Pelabuhan Perikanan Nizam Zachman merupakan Kawasan Industri Perikanan yang didalamnya terdapat komponen pengelolaan limbah padat dan limbah cair yang berpotensi mengemisikan gas rumah kaca (GRK). Pada studi ini dilakukan perhitungan emisi GRK pada pengelolaan limbah padat dan limbah cair menggunakan metode IPCC Tier 1. Pengelolaan limbah padat yang terdapat di kawasan ini meliputi open dumping, recycling, dan pengangkutan sampah (transportasi).
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh emisi GRK dari open dumping sebesar 14.340,183 ton CO2eq/tahun dengan total timbulan 5411,39 ton/tahun, dari transportasi sebesar 22,272 ton CO2eq/tahun dengan kredit emisi dari kegiatan recycling yaitu 143,080 ton CO2eq/tahun. Kegiatan yang ditinjau pada pengelolaan limbah cair meliputi pengolahan air limbah industri di IPAL, pembuangan langsung ke badan air melalui drainase, dan tanki septik. Emisi GRK yang berasal dari IPAL sebesar 2.829,96 ton CO2eq/tahun, drainase 108,707 ton CO2eq/tahun dan tangki septik sebesar 3,228 ton CO2eq/tahun.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperkirakan kegitan pengelolaan limbah padat menyumbang emisi GRK sebesar 82,86 % sedangkan kontribusi kegiatan pengelolaan limbah cair terhadap total emisi GRK adalah sebesar 17,14 %. Strategi reduksi emisi GRK pada kawasan ini dapat dilakukan dengan penambahan kegiatan pengelolaan limbah padat berupa composting dan meningkatkan kegiatan recycling. Selain itu, penangkapan gas metana yang kemudian diubah menjadi CO2 dapat dilakukan pada pengelolaan limbah cair.

Nizam Zachman Fisheries Port is a Fisheries Industry Area which is part of the management of solid and liquid waste, which is needed to emit greenhouse gases (GHG). In this study the calculation of GHG emissions in the management of solid and liquid waste using the IPCC Tier 1. The scope of solid waste management are open dumping, recycling, and transportation of waste.
Results obtained by GHG calculation from open dumping amounted 14,340,183 tons CO2eq/year with a total generation of 5411.39 tons/year, from transportation amounting to 22,272 tons CO2eq/year and emissions from reduction recycling activities amounting to 143,080 tons CO2eq/year. The scope of wastewater management include industrial wastewater treatment in WWTP, direct handling of water bodies through drainage, and septic tanks. GHG emissions from WWTPs are 2,829.96 tons CO2eq/year, drainage 108,707 tons CO2eq/year and septic tanks of 3,228 tons CO2eq/year.
Based on the results, solid waste management emit 82.86% of the total GHG emissions and the rest 17.14% from wastewater management. The strategy for reducing GHG emissions in this region can be done by increasing solid waste management activities which consist of composting and increasing recycling activities. In addition, the capture of CH4 that converted into CO2 can be an option in the management of wastewater.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadapdap, Huala
"Emisi gas buang kendaraan bermotor khususnya yang berbahan bakar bensin berpotensi meningkatkan kandungan CO di perparkiran bawah tanah dua kali lebih besar dalam empat bulan. Korelasi konsentrasi CO, HC dan Opasitas dari emisi gas buang dengan perparkiran sangat erat dengan nilai r untuk rata-rata kandungan CO mencapai 0.9845. Kandungan CO dan HC dapat terakumulasi di perparkiran tertutup dengan terbatasnya ventilasi, sirkulasi udara dan exhaust. Perancangan sistem perparkiran yang memadai dan memenuhi kaidah Kesehatan dan Keselamatan Kerja menentukan seberapa besar akumulasi CO.
Kandungan CO dalam darah dan Phenol dalam air kemih merupakan indikasi paparan CO emisi gas buang kendaraan dengan udara ruang parlor P2 BEJ. Kandungan CO berdampak negatif langsung terhadap kesehatan manusia. CO dengan cepat dapat menggeser 02 dari dalam darah karena CO dengan Hb membentuk COHb dengan cepat 200 - 300 kali lebih kuat dari oksigen dalam mengikat Hb darah. Dampak CO terhadap pekerja parkir tergantung lamanya pemajanan dan konsentrasi CO nya. Perokok lebih berisiko terhadap pajanan CO di P2. Kondisi pekerja yang terpajan CO di P2 sudah relatif terganggu, potensi hipoksia sudah megganggu sistem kardiovaskuler terlihat dari keluhan-keluhan pekerja seperti nyeri kepala, pusing, mual dan vertigo.
Pengendalian dampak emisi gas buang dapat dilakukan oleh pekerja secara proaktif. Tindakan preventif dengan menekan emisi gas buang melalui penyuluhan pemeliharaan mesin secara teratur, pemiiihan jenis dan tahun produksi kendaraan. Pengelola gedung sebaiknya melakukan tindakan perbaikan yang terpadu mencakup perencanaan system perparkiran, ventilasi, sirkulasi udara dan sistem pengaturan kerja.

Within four month periods the gas emissions from burning gasoline vehicles has the potential to doubling increase of the carbon monoxide (CO) concentration in the underground parking area. The correlation of HC, CO and Opacity of gas emission is very close to the parking indoor air quality, it shows by the r-value of CO about 0.9845. CO and HC content can be accumulated in the indoor parking area due to the poor ventilation, air circulation, number and capacity of exhaust fans. The adequate parking system designs that meet with Health and Safety requirement will effect the CO content accumulation.
The CO content in the blood and phenol in the urine are indicating the employee exposure to CO vehicles gas emission and P2 BET parking indoor air quality. The CO concentration at P2 has direct impact to the parking employee health. Carbon monoxide quickly reduce the oxygen intake from blood stream and by binding carbon monoxide with hemoglobin (Hb) to become a carboxyhemoglobin (COHb) compounds that toxic to human. CO bound Hb rapidly 200 - 300 times stronger than oxygen in the blood. The effect of carbon monoxide to the employee depends on the duration of exposure and CO concentration. Moreover smokers have a higher risk to the CO exposure in the P2. The condition of employee who expose to the CO at P2 has relatively been affected of the gas emission and will suffering from hypoxia with aggravated cardiovascular problem such as head pain, headache, fatigue and vertigo.
The employee can proactively participate in controlling of vehicles gas emission. Preventive action by minimizes the gas emission through awareness program, regular engine maintenance, choosing type of vehicles and year of product are parts of better control_ The building management should concern a continuous improvement through corrective action such as redesign the parking system, ticketing system, ventilation system, and shift work system of the employee.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The aim of this study is to recognize the process of flue gas treatment from the coal burning in a steam power plant system. The coal burning will produce flue gas that containts SOx and NOx that can cause acid rain which is not safe for envieronment..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anifah
"ABSTRAK
Tingginya emisi gas buang dan ancaman kelangkaan pangan akibat pertambahan penduduk dunia menjadi masalah serius pada dekade terakhir. Mikroalga Spirulina sp. berpotensi mengatasi kedua masalah tersebut karena kemampuan fiksasi dan ketahanan terhadap kondisi stress CO2 yang cukup baik disamping kandungan nutrisinya yang berpotensi sebagai sumber pangan non-konvensional. Namun, resistansi mikroalga terhadap kadar CO2 yang tinggi masih menjadi tantangan dalam penggunaan mikroalga sebagai agen fiksasi CO2. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan untuk menginvestigasi bagaimana pengaruh peningkatan pengaliran konsentrasi karbon dioksida terhadap laju pertumbuhan, kemampuan fiksasi dan kandungan essensial dari Spirulina sp. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi CO2 masukan sebesar 10%, 20%, 30%, 35% dan 40%vol udara secara kontinu selama 164 jam masa kultivasi pada fotobioreaktor plat datar dan intensitas cahaya tetap sebesar 2450 lux di dalam medium zarrouck. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi CO2 sampai pada konsentrasi 30%vol udara meningkatkan laju pertumbuhan dan kemampuan fiksasi CO2 dari Spirulina sp. Pengaliran konsentrasi CO2 yang lebih pekat dari 30%vol udara menurunkan laju pertumbuhan dan kemampuan fiksasi CO2. Laju pertumbuhan terbaik terjadi pada konsentrasi CO2 masukan sebesar 30%vol udara. Produksi biomassa tertinggi sebesar 6,931 g/L terjadi pada pengaliran konsentrasi CO2 30%vol udara. Fraksi fiksasi CO2 terbesar mencapai 81,52% dengan fraksi fiksasi rata-rata sebesar 33,5% terjadi pada pemberian konsentrasi CO2 10%vol udara. Sementara itu, yield kandungan essensial semuanya meningkat dan lebih besar dari kontrol sampai pada pengaliran CO2 konsentrasi 40%vol udara pada yield protein, 30%vol udara pada yield klorofil dan 35%vol udara pada yield lipid. Yield lipid dan protein tertinggi berturut-turut sebesar 0,159 g/g dan 0,1237 g/g dan terjadi pada pengaliran konsentrasi CO2 masukan sebesar 30% dan 20%vol udara

ABSTRACT
High carbon-dioxide emission and threat of food scarcity is become seious problem in last decade. Spirulina sp. microalgae is potential to deal with both of those problems because of its good adaptation in high carbon dioxide concentration while its good essential contents. Unfortunately, the resistance of microalga in high carbon dioxide concentration still being the threat of using microalgae as CO2 fixation agent. By that reason, this research is purposed to investigate the effect of CO2 concentration enhancement to growth rate, CO2 fixation ability and essential contents of Spirulina.sp. This research was done by flowing some variations input CO2 concentration (10%, 20%, 30%, 35% and 40%vol air) during 164 hours cultivation time to the flat plate photobioreactor with 2450 lux continue light intensity in Zarrouck medium. The result of this research showed that CO2 concentration enhancement until 30%vol air increased the growth rate and CO2 fixation ability of Spirulina sp. Meanwhile CO2 concentration enhancement bigger than 30%vol air decreased the growth rate and CO2 fixation ability. The highest biomass production is 6,931 g/L that was occurred in 30%vol air of CO2 concentration. The highest CO2 fixation fraction reached 81,52% with 33,5% average CO2 fixation fraction was occurred in 10%vol air of CO2 concentration. Meanwhile, all of essential contents (lipid, protein and chlorophyll) yield was increased and bigger than control (without flowing CO2 concentration) until on flowing 40%vol air of CO2 concentration on protein yield, 35%vol air of CO2 concentration on lipid yield and 30%vol air of CO2 concentration on chlorophyll yield. The highest lipid yield is 0,159 g/g that occurred on flowing 30%vol air of CO2 concentration. The highest protein yield is 0,1237 g/g that occurred on flowing 20%vol air of CO2 concentration.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>