Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14106 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
01/Har/e
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmadi Jaya Subekti
"Kota Bekasi merupakan kota penyangga Ibu kota DKI Jakarta, hal ini mempengaruhi pertumbuhan kota Bekasi yang semakin pesat seiring dengan pesatnya keadaan ekonomi Jakarta. Pesatnya pertambahan penduduk kota Bekasi, menuntut fasilitasi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi salah satunya adalah kebutuhan akan air minum. Kebutuhan akan Air minum yang memenuhi baku mutu diatur pemerintah dalam undang-undang No. 7 Tahun 2004 mengenai Sumber Daya Air. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Rawa Lumbu merupakan salah satu instalasi yang melayani kebutuhan air minum di Kota Bekasi. Saat ini PDAM Rawa Lumbu memiliki tiga buah instalasi air minum dengan kapasitas total 260 l/det. Salah satunya adalah instalasi pelat baja dengan kapasitas 2 _ 100 l/det yang telah dibangun pada tahun 2005. Sebagai salah satu penyedia air minum PDAM Rawa Lumbu dituntut untuk dapat menyediakan air minum yang memenuhi syarat baku mutu air minum pada PERMENKES no 907/MENKES/SK/VII/2002.
Maksud dan tujuan dari tugas akhir ini adalah mengevaluasi efisiensi Instalasi Pengolahan Air Minum Rawa Lumbu dalam mereduksi kadar polutan dalam air baku kalimalang serta melakukan evaluasi unit-unit pengolahan instalasi dengan kapasitas 100 l/det berdasarkan debit pengolahannya. Setelah dilakukan analisa diketahui unit pengolahan WTP Rawa Lumbu memiliki efisiensi yang cukup baik dalam mereduksi turbiditas dengan kisaran rata-rata 97 - 99% . Sedangkan dari analisa dimensi dengan menggunakan debit eksisting 68 l/det dan debit desain 100 l/det diketahui unit-unit pengolahan masih memiliki kinerja yang baik, namun kapasitas maksimum pengolahan berdasarkan bak sedimentasi hanya dapat mengolah debit sebesar 91 l/det. Sedangkan untuk reservoir yang ada saat ini hanya dapat menampung debit pengolahan sebesar 106,41 l/det.

The population of Bekasi is effected by the economics development of Jakarta. This increase in population demanded fulfillment of people's necessity, one of them is drinking water. The necessity of drinking water has been arranged in national constitution of Indonesian Republic number 7 year 2004 about Water Resources. Public Water company (PDAM) Rawa Lumbu is one of the water treatment plant which serve the necessity of drinking water in Bekasi. Today Rawa Lumbu Water treatment plant has three instalation with total capacity of 260 l/sec. One of them is steel plate installation with capacity of 200 l/sec, which was built on 2005. As one of drinking water provider PDAM Rawa Lumbu is demanded to be able to provided safe drinking water that fulfill nation water regulation PERMENKES 907/MENKES/SK/VII/2002.
The objective of this final report is to evaluate the efficiency of Rawa Lumbu water treatment plant installation in reducing water impurities and to evaluate water treatment unit process with capacity of 100 l/sec. Result of the evaluation analysis shows that Rawa Lumbu water treatment plant has a good efficiency about 97 - 99 % in reducing turbidity. After calculating with current flow rate of 68 l/sec and design flow rate of 100 l/sec, units in the treatment plant shows that it still has a good performance but it has a maximum flow rate of 91 l/sec. As for current reservoir has a maximum flow rate of 106,41 l/sec.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50474
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Viera Virdianthi
"ABSTRAK
Kota Bekasi yang ber arak sekitar 35 km dari Jakarta merupakan salah satu kotamadya di Propinsi Jawa Barat yang sangat pesat pertumbuhannya. Pertumbuhan penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan air bersih yang berpengaruh terhadap kemampuan instalasi PDAM Kotamadya Bekasi dalam mengelola dan memberikan pelayanan air bersih. Saat ini (tahun 1999) kapasitas yang ada 80 Itldet, untuk memenuhi kebutuhan air bersih akibat pertumbuhan penduduk diperlukan kapasitas sebesar 115 ltldet. Air baku yang dipakai dalam sistem pengolahan air bersih yang ada di PDAM Kotamadya Bekasi hingga saat ini berasal dari air sungai Kali Malang.
Dalam Tugas Akhir ini penulis melakukan evaluasi pada Instalasi PDAM Rawa Lumbu dengan kapasitas produksi 80 literldetik terhadap kebutuhan air bersih daerah pelayanannya. Evaluasi dilakukan dengan mengadakan survey lapangan terhadap kapasitas pengolahan produksi dan kemampuan operasional serta perhi.tungan disain kapasitas dari setiap unit pengolahan yang ada pada Instalasi mulai dari unit Intake hingga Reservoir ; dan perhitungan kebutuhan air bersih pada daerah pelayanannya.
Dari hasil evaluasi dapat diketahui bahwa dengan kondisi kapasitas 80 ltldet scat ini (tahun 1999) PDAM Rawa Lumbu belum mampu melayam konsumennya secara maksk al. Penggantian media penyaring pada filter yang ada, penambahan kapasitas unit Reservoir serta memaksimalkan penggunaan unit Pra Sedimentasi dan Koagulasi ; diharapkan dapat mengoptimalkan kapasitas pengolahan produksi air bersih.

"
2000
S35607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Utari
"Kebutuhan air minum bagi masyarakat yang harus dipenuhi secara memadai dan berkesinambungan memerlukan pembangunan prasarana dan sarana air minum. PDAM Pondok Ungu yang merupakan cabang dari PDAM Bekasi ini melayani daerah di sekitar PDAM tersebut (kelurahan Pejuang) dan 2 unit lainnya (kelurahan Kaliabang Tengah dan Kecamatan Tarumajaya). Kehilangan air yang terjadi pada jaringan distribusi air minum PDAM Pondok Ungu sebesar hampir 40% menyebabkan perlunya dilakukan evaluasi pada jaringan distribusi ini. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi, lalu diberikan rekomendasi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pengembangan jaringan distribusi air minum dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air minum penduduk yang semakin bertambah setiap tahunnya, sehingga perlu adanya rekomendasi untuk pengembangan jaringan distribusi air minum sampai mencapai kapasitas maksimum 600 L/detik. Evaluasi dan pengembangan jaringan distribusi ini dilakukan menggunakan program EPANET dan WaterCAD. Kecepatan aliran dalam pipa yang kurang dari kriteria desain merupakan permasalahan yang terjadi, maka diperlukan penggatian pipa dengan diameter yang lebih kecil. Pengembangan dilakukan sampai kapasitas maksimum 600 L/detik yang dicapai pada tahun 2024, dan perlu penambahan 2 loop pada jaringan distribusi air minum PDAM Pondok Ungu.

Water supplies for communities must be met adequately and sustainable development requires infrastructure and drinking water facilities. PDAM Pondok Ungu which are of the branch of PDAM Bekasi serves the area around the PDAM Pondok Ungu (Pejuang Village) and two other units (Kaliabang Tengah Village, and Tarumajaya District). Water losses that occurs in PDAM Pondok Ungu water distribution system by almost 40%, causing the need of evaluation in this distribution system. The evaluation was done to identify problems that occurred, and provided recommendations to overcome these problems. Development of water distribution to meet drinking water needs of a growing population every year, so it needs a recommendation for the development of water supply distribution until it reaches the maximum capacity of 600 L/s. Evaluation and development of distribution system is performed using the program EPANET and WaterCAD. Flow velocity in the pipe that is less than the design criteria is a problem that occurs, then the necessary change the pipe into smaller diameter. Development is done until the maximum capacity 600 L/s that is reached in 2024, and need the addition of two loops in the water distribution system of PDAM Pondok Ungu, Bekasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50634
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Kusuma Dewi
"Kebutuhan penyediaan dan pelayanan air minum di Kelurahan Pejuang, Kelurahan Kaliabang Tengah, dan Kecamatan Tarumajaya dari waktu ke waktu semakin meningkat seiring bertambahnya penduduk. Peningkatan kebutuhan air ini harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas produksi dan peningkatan kinerja instalasi. Evaluasi instalasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) wilayah cabang Pondok Ungu yang melayani Kelurahan Pejuang, Kelurahan Kaliabang Tengah, dan Kecamatan Tarumajaya dilakukan untuk mengetahui apakah kinerja instalasi sudah maksimal dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pengembangan instalasi dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi instalasi sehingga semakin banyak penduduk yang terlayani air minum.
Hasil dari evaluasi adalah instalasi eksisting dengan debit 300 L/detik dapat mengolah air baku sehingga menghasilkan air minum yang memenuhi baku mutu air minum. Namun terdapat beberapa masalah pada beberapa unit pengolahan yang sebaiknya diperbaiki guna meningkatkan kinerja instalasi. Pengembangan dapat dilakukan melalui dua tahap hingga mencapai debit 600 L/detik pada tahun 2024 dengan menambah 2 paket instalasi yang masing - masing berkapasitas 150 L/detik.

Requirement of drinking water supplies and services in Pejuang Village, Kaliabang Tengah Village, and Tarumajaya District are increasing from time to time as the population increased. This increasing should be followed by develope production capacity and improvement of installation performance. Evaluation of Installation Pengolahan Daerah Air Minum (PDAM) Bekasi, Pondok Ungu Branch Area that serve Pejuang Village, Kaliabang Tengah Village, and Tarumajaya District are needed to determine whether the installation has reach the maximum performance and in accordance with the standards set. Meanwhile, the development is done to increase production capacity so that more residents can be served by drinking water.
The results is evaluation of existing plant with a discharge 300 L / s can process the raw water to produce drinking water that meets quality standards. But a few problems happened at several processing units that should be repaired to improve the performance of the installation. Development can be done in two steps to reach the discharge of 600 L/s in the year 2024 by adding two installations of each package with a capacity of 150 L/s."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50637
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afrike Wahyuni Saputri
"Air merupakan salah satu kebutuhan utama dalam menunjang kehidupan manusia. Kebutuhan terhadap air minum terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan aktifitasnya. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kota Tangerang secara umum, maka kebutuhan akan air minum juga akan terus meningkat. Dan usia instalasi yang sudah tua (28 tahun) serta belum pernah dilakukan evaluasi dan perbaikan. Untuk itu, diperlukan evaluasi dan optimalisasi kinerja dari instalasi. Kinerja instalasi pengolahan air diketahui melalui evaluasi dengan meninjau kualitas dan kuantitas air baku yang digunakan, kualitas air produksi yang dihasilkan, dan kapasitas pengolahan instalasi (IPA) Babakan. Dari hasil evaluasi dapat dilakukan optimalisasi kinerja instalasi untuk mengetahui efektifitas pengolahan dari instalasi. Metode penelitian yang akan dilakukan adalah observasi secara langsung ke IPA Babakan. Hasil dari evaluasi instalasi eksisting dengan debit 80 L/dtk adalah dapat mengolah air baku sehingga menghasilkan air minum yang memenuhi baku mutu. Namun terdapat beberapa masalah pada beberapa unit pengolahan yang sebaiknya diperbaiki guna meningkatkan kinerja instalasi.

Water is one of the major needs in supporting human life. The need for drinking water continues to increase along with the increasing of population and its activities. As the increasing number of population in Tangerang city in general, the demand for drinking water will also continue to increase. The installation was old (28 years) and has never been evaluated and repaired before. That is why, it needs an evaluation and performance optimization of the installation. The Performance of water treatment plant can be known through the evaluation by reviewing the quality and quantity of raw water used, quality of water production, and installation of processing capacity (IPA) Babakan. From the results of the evaluation we can do an optimizing the performance of the installation to determine the effectiveness of the installation process. The research method is done by direct observation on the IPA Babakan. The results of the evaluation of existing installations with the discharge 80 L / sec are able to treat raw water to produce drinking water that meets quality standards. But there are some problems in several processing units that should be improved to enhance the performance of the installation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S594
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Kebutuhan air minum untuk kota Depok seiring dengan perkembangan penduduk yang mencapai pertumbuhan 3,23% pertahun. Untuk dapat memenuhi perkembangan kebutuhan air minum diperlukan evaluasi dan optimalisasi kinerja dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Citayam yang mensuplai kebutuhan air minum wilayah pelayanan Cabang I, Kota Depok. Kinerja IPA dapat diketahui melalui evaluasi dengan meninjau kebutuhan air, kuantitas dan kualitas air baku, kapasitas pengolahan IPA dan kualitas air produksi yang dihasilkan IPA Citayam. Tahap awal berupa pengumpulan data primer dan sekunder, observasi lapangan, serta wawancara dan diskusi dengan pengelola IPA Citayam yang meliputi Instalasi Kedasih dan Degremont.Tahap evaluasi kinerja berupa menghitung proyeksi kebutuhan air penduduk serta dimensi unit bangunan dengan membandingkan dengan kriteria disain yang ada, dan tahap optimalisasi kerja dengan memberikan solusi pemecahan masalah. Dari hasil evaluasi, diketahui bahwa efektifitas pengolahan instalasi sekitar 40% dan diperlukan perbaikan teknis pada unit intake, koagulasi, flokulasi, filtrasi dan desinfeksi. Dari hasil optimalisasi kapasitas desain pengolahan (kapasitas produksi), instalasi Kedasih dapat ditingkatkan kapasitasnya sebesar 30% dari 100 lt/dt menjadi 130 lt/dt. Sedangkan instalasi Degremont dapat ditingkatkan sebesar 50% dari 10 lt/dt-paket menjadi 15 lt/dt-paket. Maka total peningkatan kapasitas IPA Citayam adalah 37,5% dari 160 lt/dt menjadi 220 lt/dt, sehingga masih dapat memenuhi kebutuhan air sampai tahun 2015.
"
540 LTR 4:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Khoirul Abidin
"Laju pertumbuhan yang tinggi di Kecamatan Teluk Jambe Timur sebesar 5,43 % perlu diikuti dengan peningkatan kualitas dan kuantitas layanan air minum untuk memenuhi tingginya kebutuhan air minum masyarakat. Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Karawang Kabupaten Karawang berencana untuk melakukan peningkatan kapasitas eksisting dengan evaluasi dan optimalisasi. Kapasitas eksisting dari IPAM Karawang adalah 320 L/detik yang berasal dari WTP 1 100 L/detik dan WTP 2 220 L/detik. Langkah yang dilakukan untuk evaluasi adalah evaluasi kualitas air baku dan air produksi, proyeksi jumlah penduduk dan kebutuhan air, serta evaluasi WTP 2. Tingginya parameter fisika dan kimia pada air baku dapat diturunkan dengan unit yang ada di IPAM Karawang sehingga kualitas air produksi sudah sesuai dengan PERMENKES 492/2010. Evaluasi dilakukan untuk WTP 2 karena memiliki potensi peningkatan kapasitas produksi.
Evaluasi dilakukan pada unit tandon prasedimentasi, intake, WTP 2 (flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi), dan reservoir berdasarkan kriteria desain. Hasil evaluasi menghasilkan kapasitas maksimum WTP 2 sebesar 340 L/detik. Dari evaluasi dan optimalisasi kapasitas produksi IPAM Karawang meningkat dari semula 320 L/detik menjadi 440 L/detik. Jika dikaitkan dengan proyeksi jumlah penduduk dan kebutuhan air, kapasitas eksisting 320 L/detik dapat memenuhi kebutuhan air sampai tahun 2013. Sedangkan kapasitas hasil evaluasi dan optimalisasi 440 L/detik mampu memenuhi kebutuhan air daerah layanan sampai tahun 2015.

The population rate of Teluk Jambe Timur district is 5,43 %. It needs the increase of the quality and quantity of public water treatment to fulfill the society’s need of potable water. Water treatment plant (WTP) Karawang plans to do improvement to the existing capacity by evaluating and optimizing. The existing planed are evaluating the raw water quality and the effluent, projection of chemical parameters of raw water can be reduced using the existing WTP Karawang units as PERMENKES 492/2010. This final project is to evaluate the WTP 2 because it is potentially able to increase the production capacity.
Evaluation is done to pre sedimentation, intake, WTP 2 (flocculation, sedimentation, and filtration), and reservoir based on the design criteria. Base on the evaluation result, the capacity of WTP 2 can be increase to be 340 L/s in maximum. Based on the evaluation and production capacity optimalization of WTP Karawang increase from 320 L/s to 440 L/s. Related with population projection and the need of water, the existing capacity 320 L/s can fulfill the need of water until 2013. Meanwhile, the capacity based on evaluation and optimizing 440 L/s can fulfill the need of water until 2015.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ilham Azhari
"Kebutuhan terhadap air minum terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan aktifitasnya. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kecamatan Benda, Kota Tangerang, kebutuhan akan air minum juga akan terus meningkat. Instalasi Pengolahan Air Benda dibangun tahun 2010 di kawasan Perumahan Duta Garden, Kota Tangerang. Namun, hingga saat ini belum pernah dilakukan evaluasi kinerja unit pengolahan dari IPA Benda. Kinerja instalasi pengolahan air diketahui melalui evaluasi dengan meninjau kualitas dan kuantitas air baku yang digunakan, kualitas air produksi yang dihasilkan, dan kapasitas pengolahan instalasi Benda. Dari hasil evaluasi dapat dilakukan optimalisasi kinerja instalasi untuk mengetahui efektifitas unit pengolahan dari instalasi.
Hasil analisis data kependudukan menunjukan laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Benda mengikuti pola pertumbuhan aritmatik dengan rata-rata pertambahan penduduk sebesar 2564 jiwa setiap tahunnya. Hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air menunjukan bahwa terdapat kenaikan kapasitas kebutuhan air menjadi 100 L/detik hingga tahun 2018 dan 150 L/detik hingga tahun 2026. Hasil dari evaluasi instalasi eksisting dengan debit 50 L/detik adalah dapat mengolah air baku sehingga menghasilkan air produksi yang memenuhi standar kulitas air minum. Namun terdapat beberapa masalah pada beberapa unit pengolahan yang sebaiknya diperbaiki guna meningkatkan kinerja instalasi.

The need for drinking water continues to increase along with the increasing of population and its activities. As the increasing number of population in Kecamatan Benda, Kota Tangerang, the need for drinking water will also continue to increase. Benda Water Treatment Plant was built in 2010. Until now, there has been no evaluation of the performance of processing units from WTP Benda. The performance of the water treatment plant is known through evaluation by reviewing the quality and quantity of the raw water used, the quality of the produced water, and the processing capacity of the plant.
The analysis of population data indicate the rate of population growth in Kecamatan Benda follow the arithmetic growth pattern with average population increase of 2564 people each year. The result of water demand projection shows that there is an increase of water demand capacity to 100 L sec until 2018 and 150 L sec until 2026. The result of the existing installation evaluation with the discharge of 50 L sec is able to process raw water to produce production water that meet drinking water quality standard. However, there are some problems in several processing units that should be improved to enhance the performance of the installation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindyolaras Cahyo Pramusinto
"Instalasi pengolahan air minum dalam prosesnya akan menghasilkan limbah yang berupa lumpur. Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum pasal 9 ayat 3 bahwa limbah akhir dari proses pengolahan air baku menjadi air minum wajib diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sumber air baku dan daerah terbuka. Instalasi Pengolahan Air Minum Cibinong merupakan salah satu instalasi yang belum melakukan pengolahan limbah dari proses pengolahan air karena limbah yang dihasilkan langsung dibuang ke sungai Ciliwung. Jumlah timbulan debit lumpur dengan aliran kontinyu IPAM Cibinong I sebesar 394,35 m3/hari dan IPAM Cibinong II sebesar 187,44 m3/hari.
Tujuan dari penelitian ini untuk merencanakan instalasi pengolahan lumpur guna mentaati peraturan yang berlaku. Berdasarkan neraca massa dapat diketahui unit penghasil lumpur yang signifikan adalah unit sedimentasi, dikarenakan massa lumpur yang dihasilkan cukup besar. Akan direncanakan unit pengolahan lumpur yang terdiri dari proses thickening, chemical conditioning, dan dewatering. Pemilihan unit tahap dewatering pengolahan tersebut berdasarkan analisa SWOT dan metode decision matrix, kemudian diperoleh mechanical dewatering dengan menggunakan centrifuge.
Berdasarkan luas lahan, timbulan cake lumpur, dan kebutuhan polimer dipilih instalasi pengolahan lumpur yang terdiri dari 2 buah bak ekualisasi. Dimana 1 bak ekualisasi mengumpulkan lumpur dari unit flokulasi dan air pencucian filter, selanjutnya menuju chemical conditioner, recovery basin¸ dan gravity thickener. Sedangkan bak ekualisasi lainnya mengumpulkan lumpur dari unit sedimentasi menuju gravity thickener kemudian menuju centrifuge.

Water treatment plant produced sludge in a large quantity. Based on Government Regulation No. 16, 2005 in which under item 3 of the article 9, it is stipulated that the waste produced from any processing must be treated before it is discharged into water sources and open areas. The sludge generated from WTP Cibinong I and II is directly discharge into stream Ciliwung. The sludge generation of WTP Cibinong I in continuous flow is 394,35 m3/day and WTP Cibinong II is 187,44 m3/day.
The aim of this study is to plan for sludge treatment plant in order to comply with applicable regulations. Based on the mass balance, sedimentation is a unit which significantly produced sludge in large quantity. Sludge treatment plant will be planned consists of thickening process, chemical conditioning, and dewatering. The selection of dewatering processing unit is based on SWOT analysis and decision matrix method, with this tools it can be concluded that centrifuge will be used.
Based on land area, sludge generation, and need of polymer, will be selected sludge treatment plant which has 2 equalization basins. One equalization basin will collect the sludge from flocculation unit and backwash water and towards to chemical conditioner, recovery basin, and will be mixed in gravity thickener with outflow from other equalization basin which collects sludge from sedimentation. After that, it will toward to mechanical dewatering centrifuge.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>